Sinopsis Jodha Akbar episode 165. Upacara pernikahan Jalal dan Benazir akan segera di gelar. Jodha berdoa di hadapan Krisna. Dia memohon kahna menyelamatkan Jalal, karena keselamatan suaminya kini hanya ada di tangan Krisna. Jalal juga sembahyang di kamarnya dan berdoa semoga tuhan selalu memberkatinya. Mahan angga datang menjemput Benazir yang sudah siap dengan gaun pengantinya. Mahan bertanya, “apakah sudah siap?” Benazir menggangguk. Keduanya lalu menuju ke aula di mana pernikahan Jalal dan Benazir akan di gelar. Semua orang berkumpul untuk menyaksikan upacara pernikahan itu. Benazir mengenakan gaun merah yang cerah sehingga menambah daya tarik dirinya. Jodha berbicara dalam hati, dia berkata bahwa Benazir sebelumnya tidak dapat melakukan apa-apa, hari ini juga begitu, karena dia tidak akan membiarkan sesuatu terjadi.
Ruqaiya memuji benazir dengan mengatakan kalau dia terlihat cantik. Benazir mengucapkan terima kasih. Benazir bertanya pada Zakira dimana Jalal. Jalal datang dengan pakaian pengantin lelaki. Semua orang berdiri menyambutnya. Dia menatap Jodha. Jodha terlihat tegang dan gelisah. Jalal tersenyum melihatnya. Adham memberikan nampan pada Jalal, jalal menyentuhnya. Adham khan terbayang kembali kata-katanya saat menyusun rencana untuk membunuh Jalal. Dia telah bilang pada anak buahnya bahwa begitu jalal mati, mereka harus segera membunuh Athgah khan. Maham berpikir, setelah pernikahan ini, Jodha akan tersingkir. Adham berpikir bahwa besok dia akan jadi raja menggantikan Jalal.
Rahib memgumumkan bahwa sudah saatnya upacara mengungkapkan wajah (face reveal ceremony). Benazir datang dan berdiri disamping baskom berisi air, begitu pula Jalal. Jalal melihat kebaskom, yang terlihat bukan hanya wajah benazir, tapi juga wajah Jodha yang berdiri di belakangnya. Jalal tertegun, dia ingat saat upacara ganghaur puja, dia melihat wajah Jodha di air kolam. Benazir berkata dalam hati bahwa beberapa saat lagi permainan akan berakhir. Rahib mengatakan acara selanjutnya adalah menyantap hidangan manis (sivayan). Seorang pelayan membawa sebuah cawan diatas nampan yang berisi sivayan. Maham mencicipi terlebih dulu hidangan itu. Baru memberikannya pada Jalal. Jalal lalu memberikannya pada Benazir. Benazir tersenyum dan meminum sivayan, mengaduknya, lalu memberikannya pada Jalal. Rahib mengatakan bahwa kini saatnya Jalal meminum sivayan. Jodha tersentak, dia ingat saat dia melihat Benazir menjilati ular beracun dan kata-kata Sharifudin yang mengatakan bahwa Benazir tidak membutuhkan racun untuk membunuh seseorang, karena dia sendiri sudah beracun. Jodha langsung menduga kalau sivayan itu sudah teracuni. Melihat itu Jodha segera mencegahnya.
Jalal sangat marah dan membentak Jodha, bahwa dia tidak akan memaafkan Jodha atas perbuatannya. Jodha menjawab, “saya tidak butuh maaf. Ada racun dalam sivayan ini.” Jalal membentak Jodha agar menghentikan kata-katanya. Tapi Jodha tidak perduli. Dia berkata, “Anda tidak akan mempercayai saya, yang mulia. Tapi hari ini saya akan membuktikannya.” Jodha mengambil mangkon sivayan itu dan berkata lagi, “anda tidak akan melihat wajah saya lagi. Bahkan jika saya mati tidak apa-apa, tapi saya tidak bisa melihat suami saya sekarat di depan saya. Saya akan pergi dari anda. Setelah ini mataku akan terpejam selamanya..”
Jodha terbayang saat pernikahannya dengan Jalal di Amer. Dalam hati dia berkata, “anda adalah identitas saya. Saya terikat pada anda selama 7 kehidupan dan saya adalah istrimu.” Jodha menatap orang-orang di sekelilingnya. Semua hanya diam melihat, tidak ada yang mencegahnya. Hanya Salima yang mnggeleng kan kepala dengan kuatir. Lalu tanpa ragu jodha meneguk sivayan itu. Untuk sesaat tidak terjadi apa-apa. Tapi kemudian Jodha terlihat sempoyongan. Dengan cepat Jalal meraih tubuhnya agar Jodha tidak terjatuh ke tanah. Suasana menjadi kacau. Atgah dan anak buahnya segera mengurung Benazir dengan pedang terhunus. Zakira terlihat panik. Semua orang panik dan terkejut. Bahkan Maham angga pun tersentak kaget. Ruqaiya segera berlari mendekati benazir. Jalal memeluk Jodha yang setengah sadar. Matanya sudah hampir terpejam, tapi dia tetap berusaha menatap Jalal. Jodha ingat saat Jalal meletakan sindoor dan mangalsutra di lehernya. Bagaimana Jalal membuka cadarnya setelah adu pedang, dan saat keduanya sama-sama berusaha menyelamatkan diya agar tidak padam. Jodha berkata dengan nafas tersengal-sengal, “Saya tidak menyesal, saya telah menjalankan kewajiban saya. ..” lalu matanya terpejam rapat. Jalal berteriak memanggil tabib (hakim saiba) agar menolong Jodha. Beberapa wanita datang dan mengotong tubuh Jodha ke kamar. Membaringkannya di tempat tidur. Tabib sibuk memeriksanya dan memberi obat penawar.
Sinopsis Jodha Akbar episode 165. Jalal membentak benazir sebagai wanita tak berkarakter (entah apa maksudnya ). Benazir meraih Ruqaiya dan berkata, “kalau kalian menangkapku, aku akan membunuhnya.” Jalal mencegah semua orang mendekati benazir. Benazir berkata, “kau pikir aku akan menjadi pelayanmu? Kau mempunyai andil dalam menjatuhkan Jodha. Jodha berhasil mengetahui identitasku sesungguhnya, kalau aku adalah wanita beracun. Aku punya banyak kesempatan untuk membunuh mu, tapi Jodha selalu menghalangi jalanku. Hari ini Jodha akan mati. DIa bodoh karena menyelamatkan suami yang tidak menghargainya, tidak pernah menghormatinya. Ruq dan maham bodoh karena telah memberi saya jalan untu mendekatimu…”
Tabib coba menyelamatkan Jodha. Dia mengecek denyut nadinya. Kelopak matanya dan mulutnya. Wajah Jodha sudah mulai membiru. Matanya terpejam rapat. Tabib memasukan pil kemulutnya lalu memberinya minum air. Jodha masih diam tak bergerak. Salima dan moti terlihat menangis, Hameeda pun terlihat sangat sedih dan shock. Sementara di aula, keributan masih berlangsung. Benazir menyandera ruqaiya membuat Jalal tidak bisa berbuat apa-apa. Dia berkata pada Benazir, “aku ingin meyelamatkan Jodha, lepaskan Ruq, aku akan membiarkan mu pergi.” Benazir menjawab, ” aku tidak tertarik pada kesepakatan. Aku tidak mengerti kenapa Jodha tidak pernah bosan mencoba menyelamatkanmu. Hari ini dia akan mati, dan semua itu karena dirimu.” Benazir menuntut Jalal agar memberinya ruang untuk melarikan diri atau kalau tidak dia akan membunuh ruqaiya. Benazir keluar sambil menyeret Ruqaiya, dia memanggil Zakira agar mengikutinya. Zakira berlari mengejar Benazir, tapi maham angga menangkapnya. maham memcengkeram leher zakira dan dengan marah menuduh zakira telah menipunya. Atgah berkata pada Jalal agar menemui Jodha, dia yang akan mengejar benazir dan menyelamartkan Ruqaiya. Adham berpikir bahwa dia harus segera mencari benazir dan membunuhnya, sebab kalau kebenarannya sampai terbongkar, akan sangat berbahaya. Jalal teringat pada Jodha dan segera bergegas pergi menemuinya. Maham angga menyerahkan zakira pada pengawal dan bergegas mengikuti Jalal.
Hamida dan Salima menunggui Jodha. Maham angga pun terilhat kuatir. Jalal bertanya kenapa jodha belum sadar juga? Tabil wanita berkata bahwa racunnya sangat ganas. Jika saja dia sadar dia bisa memuntahkannya. Jalal duduk di sisi Jodha, mengelus kepalanya dan berkata bahwa ini semua karena Mali dan dia berjanji akan memengal kepalanya.
Benazir kabur dengan menunggai seekor kuda sambil membopong ruqaiya. Atgah dan tentara mughal mengejarnya. Jalal menyuruh pengawal membawa Mali kehadapannya. Tapi ternyata mali telah berhasil meloloskan diri. Jalal sangat murka. Dia berteriak histeris dan bertanya kenapa mali bisa kabur? dan memarahi pengawalnya karena tidak bekus bekerja. Mali telah mengirim wanita beracun, jodha berjuang dengan hidupnya dan Ruqaiya dalam bahaya…. dan dia kabur? Jalal terlihat sangat marah dan frustasi. Dia memerintahkan pengawal yang bertugas menjaga mali agar di hukum.
Benazir menjatuhkan ruq dari kudanya. Benazir mengatakan kalau dia tidak bisa membawa ruqaiya lagi. Karena dirinya akan menjadi beban. Dia akan membunuh Ruqaiya saja. Tiba-tiba terlihat pasukan mughal di kejauhan. Benazir menyeret Ruq ke semak-semak untuk menyembunyikan diri. Ruq berusaha berontak untuk melepaskan diri, tapi cengkeraman Benazir terlalu kuat. Ruqaiya melihat ada batu, dengan tanganya dia meraih batu itu lalu memukul kepala benazir. Benazir melepaskan Ruqaiya dan berteriak kesakitan. Ruqaiya berteriak, para tentara mughal segera mendekatinya. Atgah menyuruh pengawal menangkap Benazir. Benazir di tangkap dan di bawah keatas sumur.
Jalal bertanya pada tabib, kapan Jodha akan sadar? Tabib menjawab bahwa 8 jam jodha masih akan berada dalam masa kritis. Jalal menatap Jodha dengan bayangan rasa bersalah di matanya… Sinopsis Jodha Akbar episode 166