Sinopsis Jodha Akbar episode 166. Atgah dan pasukannya berhasil menangkap Benazir. Ruqaiya sangat marah sekali padanya, dia berencana memasukan Benazir kedalam sumur. Ruq berkata, “Jalal adalah segalanya bagiku dan kau mencoba membunuhnya? Aku akan menghukummu sekarang. Kau jatuh kedalam sumur dan 12 orang tewas, sekarang mereka akan mendapatkan ketenangan.” Atgah kan menyuruh orang membuka sumur. Ruqaiya memerintahkan prajurit untuk mengikat mulut, tangan dan kaki benazir. Lalu dengan paksa mereka mencemplungkan Benazir kedalam sumur. Ruqaiya menyuruh Atgah khan memasang papan pemberitahuan bahwa sumur ini beracun, dan meminta dia membuat sumur baru.
Di istana, jalal tidak beranjak dari sisi Jodha. Semua ratu juga berkumpul di sana dengan wajah tegang campur sedih. Termasuk maham angga. Tabib terlihat pasrah dan mengatakan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Salima tak dapat menahan airmatanya. Sedangkan maham angga terlihat shock. Jalal menyentuh tangan Jodha dan mengatakan demamnya sangat tinggi sama seperti yang dirasakannya saat dia di serang oleh harimau, racunnya masuk kesaraf tapi dia bisa sembuh. Tabib mengatakan tapi ini racun ular. Jalal menyuruh tabib berupaya sebisanya, dan melakukan apapun untuk kesembuhan Jodha. Dia seperti ini karena dirinya. Jalal sangat menyesal karena tidak mendengarkan apa kata Jodha. Yang teringat zakira pernah mengalami hal yang sama tetapi tidak sampai menderita. Jalal jadi penasaran bagaimana Zakira bisa tidak keracunan. Jalal segera pergi kepenjara menemui zakira. Jalal memaksa zakira untuk mengatakan yang sebenarnya. Zakira memohon agar dia tidak diapa-apakan. Jalal bertanya bagaimana dia bisa selamat hari itu? Zakira mengatakan tentang obat anti racun yang berbentuk seperti muntiara. Jalal teringat beberapa waktu lalu atgah khan membawa benda serupa seperti yang disebutkan zakira dari kamar benazir. Zakira mengajak jalal cepat-cepat karena waktunya sangat terbatas. Jalal segera menarik tangan Zakira.
Jalal kembali kekamar tempat Jodha terbaring bersama zakira. Jalal memberikan kotak obat anti racun pada tabib. Tabib berkata, inikan mutiara? Jalal mengatakan iya, bentuknya saja. Tapi itu obat anti racun, jika di campur air akan larut. Tabib bilang bisa saja itu betul tapi dia tidak dapat berkata banyak. Jalal mengatakan dia tidak mau ambil resiko, dan menyuruh zakira meminumnya terlebih dahulu. Setelah melihat tidak terjadi apa pada zakira, tabib segera meminumkan obat yang sama pada Jodha. Jalal bertanya berapa lama kira-kira obat seperti itu bereaksi. Tabib mengatakan kurang lebih 8 jam. Jika obat ini effektif dalam waktu 8 jam, jodha pasti akan sadar. Jalal berkata, “cepatlah bangun Jodha, jangan tinggalkan aku dalam rasa bersalah.”
Sinopsis Jodha Akbar episode 166. Ruqaiya tiba di istana dan langsung pergi ke kamar di mana Jodha terbaring. Jalal yang mendengar kabar kalau Ruqaiya datang segera berlari menyambutnya. Keduanya berpelukan. Jalal mengucap syukur karena Ruqaiya selamat. Jalal bertanya, kemana manusa tak berkarakter itu? Ruq mengatakan dia sudah pergi. Lalu Ruqaiya menceritakan apa yang terjadi padanya, dan bagaimana dia berhasil melepaskan diri dari Benazir dan membuang benazir ke dalam sumur. Jalal memeluknya lagi. Jalal juga menghampiri atgah, memeluknya dan mengucapkan terima kasih padanya. Ruq menanyakan Jodha. Jalal berkata bahwa Jodha masih belum sadar juga. Mereka telah memberinya anti racuan dan berharap yang terbaik. Jalal membawa Ruqaiya melihat jodha. Ruq terkejut melihat kondisi Jodha dia menangis sedih. Jalal duduk di sisi pembaringan, membelai kepala Jodha sambil berdoa…meminta agar Jodha di sadarkan. Jalal bertanya pada tabib tentang kesehatan Jodha, tabib menjawab kalau dia tidak bisa mengatakannya sekarang. Bakshi bano berlari masuk sambil memanggil-manggil Jodha. Dia menangis terisak-isak melihat kondisi Jodha yang mengenaskan. Bakshi berkata pada Jalal kalau sebenarnya dia tahu dia tidak diizinkan datang keisni, tapi dia tidak bisa menahan diri mendengar Jodhanya menderita. Jalal mengatakan, “saya bersyukur kau datang dan mendoakan Jodha. Semoga doa-doa mu di kabulkan…. dan jodha kita dapat segera sadar.” Tiba-tiba Jodha tersedak dan darah meleleh keluar dari mulutnya. Jalal berteriak histerik. Dia menyuruh tabib melakukan sesuatu, karena dia yang tahu begaimana menyelamatkan orang. “dia sekarat, dan aku duduk di sini,” ucap Jalal seraya beranjak pergi dengan frustasi. Hamida menyuruh atgah mengikuti Jalal dan menjaganya. Ruq berkata pada tabil agar melakukan upaya apaun untuk menyelamatkan Jodha, karena dia telah mempertaruhkan hidupnya untuk Jalal. Apapun yang tabib butuhkan, berapapun biayanya, Ruqaiya akan berikan. Sedang si tabib sendiri terlihat tegang.
Jalal menenangkan diri di taman dengan diawasi oleh Atgah dan anak buahnya. Jalal teringat kata-kata Jodha yang mengatakan bahwa dia tidak membenci Jalal lagi karena kepercayaan Jalal padanya. Dan Jalal juga terbayang jodha memegang tangannya saat Jalal mabuk dan pergi kekamarnya, atau ketika dia membantunya turun saat mendapat berkat dari baba. Semua bayang-bayang itu menganggu jala dan membuatnya semakin menderita. Jalal terus berjalan, atgah cs terus membuntutinya dari jarak jauh. Langkah Jalal sampai di depan darbah. Jalal mengikatkan kain di kepalanya dan memasuki darbah untuk berdoa. Jalal terbayang kembali kenanganya bersama Jodha sat pergi ke Ajmer sharif. Ketika untuk pertama kalinya Jodha berdoa dengan mengangkat tangan seperti Jalal. Jalal menjadi emosional dan tidak bisa lagi mengontrol tangisnya. Di luar darbah atgah juga berdoa memohon agar malam yang gelap ini segera berakhir, jodha mendapatkan kembali hidupnya dan Jalal di beri ketabahan.
Tabib berkata pada Hamida bahwa untuk menyelamatkan Jodha, sangat sulit sekarang. Mereka harus membawanya ke klinik khusus. Hamida bertanya apakah mungkin membawanya dalam kondisi seperti ini. Ruq menenangkan Hamida agar kuat dan berdoa agar sesuatu yang buruk tidak terjadi padanya.
Jalal berdoa pada tuhan, “Engkau telah memberi saya lebih dari yang saya inginkan. Engkau memberi saya segalanya, menjadika saya raja, tetapi saya mohon jangan ambil apa yang aku tidak bisa hidup tanpanya. Engkau maha besar, saya menundukan kepala di hadapanmu, memohon…untuk mengampuni nyawa Jodha. Ini adalah salah saya yang tidak mau mendengarkannya. Hukumlah saya.. tapi selamatkan dia. Berkatilah dia… karena saya tidak dapat hidup tanpanya….” Jalal bangkit dan mengikatkan benang di dinding darbah dan terbayang bagaimana dulu dia mengikat nya bersama Jodha. Jalal kembali menangis tersedu….Sinopsis Jodha Akbar episode 167