Sinopsis Jodha Akbar episode 102 by Jonathan Bay. Paginya, Ruqaiya meendam diri di bak mandi. Dia teringat Jalal dan Jodha yang berbicara begitu akrab. Ruq sangat kesal. Hoshiyar berkata kalau Jalal telah berbuat salah pad Ruq, dia seharusnya datang untuk meminta maaf. Ruq marah dan membentak Hoshiyar karena menabur garam dilukanya. Dia melempar tekok pada Hoshiyar dan menyuruhnya pergi. Hoshiyar dengan kesakitan meninggalkan kamar mandi.
Jalal datang, mengambil tekok yang tergeletak di lantai dan menyuruh semua pelayan pergi. Lalu Jalal mengambil air dan menyiram tubuh Ruq. Ruq menoleh dan berkata, “kau tidak harus melakukan ini.” Jalal menjawab, “harus! karena aku tidak tahan melihat kemarahanmu, makanya kusirami tubuhmu dengan air dingin.” Jalal menanyakan alasan di balik kemarahan Ruq, karena dia tidak menghabiskan malam dengan siapa-siapa, tidak dengan Jodha ataupun dirinya. Ruq berkata dia keberatan Jalal menghabiskan malam di tempat lain, tapi malam tadi adalah gilirannya dan seseroang menyambar Jalal darinya. Jalal mengoda Ruq, “jadi kau cemburu karen aJodha menyambarku darimu?” Ruq dengan ketus menjawab kalau Jodha tidak mempunyai kemampuan itu. Jala bertanya, “kalau begitu kenapa marah?” Ruq menjawab sesuka dia. Ruq lalu bertanya pada Jalal kenapa dia menghabisakan waktu ngobrol dengan Jodha. Jalal membalas, “suka-suka aku.” Lalu Jalal pergi meninggalkan Ruq. Ruq berkata dalam hati kalau Jalal tidak bisa menyembunyikan apapaun darinya.
Sinopsis Jodha Akbar episode 102. Gulbadan sedang menulis biografi Humayun, Jiji anga menceritakan kisah humayun, hubungannya dengan suaminya dan kerajaan mughal ketika Javeda datang dan mengatakan kalau dia juga sedang menulis kisah tentang Maham angga. Gulbadan dan jiji angga tertawa mendengarnya. Mereka mengatakan kalau Maham mempunyai banyak jasa dan budi baik pada keluarga kerajaan. Dia telah megurus Jalal dengan baik, jadi sebuah buku dapat di tulis atas namanya. Javeda mengatakan kalau dirinya tahu banyak hal yang seru-seru dan tersembunyi dari maham angga. Dirinya dan maham angga tidak terpisahakan. Gul badan dan Jiji angga mensuppport Javeda yang senang mendengarnya. Javeda kemudian pamitan. Gul badan dan Jiji angga kembali melanjutkan perkerjaannya.
Moti sedang merapikan rambut Jodha yang kusut, moti terlalu keras menariknya. Jodha protes. Moti mengatakan kalau rambut Jodha sangat kusut. Jodha berkata kalau dirinya berada di luar sepanjang malam karena itu rambutnya jadi seperti itu. Moto menggoda Jodha dengan berkata, “kalian berdua terlibat dalam pembicaraan atau mamainkan rambut?” Jodha berkata kalau moti hari ini banyak bicara. Moti berkata, “kalian bersama cukup lama,kalian pasti membicarakan sesuatu yang penting.” Jodha berkata, “tidak ada yang penting, kami sibuk bicara sampai lupa waktu.” Jodha menyuruh moti menyisir rambutnya. Moti menggoda Jodha lagi, “karena kalia berbicara sangat lama, pasti kau menikmati perbincangan itu, Jodha. Ada apa? Temanku sedang menikmati hidup. Dia menikmati memasak, menikmati menyajikan makanan dan juga mengobrol.” Jodha segera bangkit dengan kesal dan menatap moti. Jodha menjelaskan mengapa sikapnya berubah pada Jalal adalah karena kebaikannya. Pertama karena Jalal telah membuat Sukanya menikah, kemudian jalal juga memenuhi janjinya dan tidak memaksakan kehendaknya pada Jodha. Itu artinya ada kebaikan di dalam dirinya, “jika seseroang berbuat baik padaku, maka aku pun akan baik padanya.”
Jalal berdiri di depan kisi-kisi jendela. Pengawal memberitahu kalau Atgah ingin bertemu. Jalal menyuruhnya masuk. Atgah dan Jalal terlibat pembicaraan penting seputar strategi politik. Atgah memberitahu Jalal kalau banyak ulama yang kini menentangnya gara-gara insiden mandir di Amer. Tapi perhatian Jalal tidak fokus pada Atgah, karena dari jendela itu dia melihat Jodha di taman. Jalal meminta Atgah untuk mengundang ulama-ulama ke sidang khusus. Lalu Atgah berpamitan. Jalal tersenyum melihat Jodha, dan bergegas pergi untuk menemuinya.
Sinopsis Jodha Akbar episode 102. Jodha sedang memetik bunga di kebun bersama moti dan pelayannya. Dia melihat Rahim yang duduk di teras taman. Jodha segera mendekatinya dan menyapa Rahim. Rahim mengatakan kalau dia marah pada Jodha karena semalam dia berjanji akan bercerita kisah tapi ketika rahim kekamarnya, Jodha tidak ada. Jodha minta maaf karena tidak bercerita padanya semalam. Rahim tersenyum. Jalal mendekati mereka. Jalal berkata pada Rahim, tidak semua kesalahan bisa di maafkan. Dia telah mengajari Jodha belajar agamanya, maka seharusnya meninggalkan pekerjaanya dan mbercerita padamu. Rahim setuju. Jodha berkata ya, dan dia berjanji akan bercerita pada Rahim malam ini. Jodha menyuruh Rahim pergi menemui Salima yang sudah menunggu. Rahim lalu pergi meninggalkan Jalal dan Jodha. Jodha dan Jalal saling menatap. Jodha berkata kalau dia harus pergi. Jodha berdiri dan melangkah pergi. Jalal melihat gelang kaki Jodha jatuh. Jalal segera mengambilnya. Setelah beberapa berjalan, Jodha menyadari gelang kakinya lepas. Jodha melihat ke kakinya dan bertanya pada moti, apakah dia melihat gelang kakinya. Jodha dan moti serentak menoleh, mereka melihat Jalal sedang berjongkok memunggut gelang kaki Jodha. Jalal menatap gelang itu dan tersenyum. Dia teringat saat pertama kali menemukan gelang kaki Jodha di acara ganghaur puja di amer.
Jalal menatap Jodha sambil tersenyum dan menunjukan gelang kaki di tanganya. Jalal berdiri. Jodha mendekati jalal dan mengulurkan tangan untuk meminta gelangnya. Jalal tidak mau memberikan, dia berkata kalau dia ingin memasangkan gelang itu di kaki Jodha. Jalal berkata dia akan memasangnya dengan hati-hati jadi nggak perlu takut tergores. Jodha tertegun. Jalal memaksa. Jalal segera berjongkok di depan Jodha. Jodha mengulurkan kakinya, tapi ketika akan di sentuh Jalal, jodha menarik kakinya lagi dan berkata kalau suami tidak boleh menyentuh kaki istri. Jalal mengatakan kalau dia ingin melihat gelang kaki ini pakah sama dengan yang di temukan olehnya di ganghaur puja dulu itu. Jalal berkata kalau Jodha punya kebiasaan terlepas gelang kaki. Jodha balas berkata kalau Jalal punya kebiasaan mencuri gelang kaki. Moti yang berdiri memunggungi mereka tersenyum sendiri mendengar jalal dan Jodha saling mengolok-olok. Jalal tersenyum dan menyerahkan gelang kaki yang sekarang lepas pada moti dan menyuruh moti memakaikan di kaki Jodha. Sebelum pergi Jalal berkata kalau sampai saat ini dia masih menyimpan gelang itu (ganghaur Puja), kalau Jodha menginginkannya, bilang saja, karena gelang itu aman bersamanya. Jodha terpana tak percaya. Jalal pergi meninggalkan Jodha dengan tersenyum puas. Jodha menoleh kearah moti. Moti mengacungkan gelang kaki di tangannya sambil mengoda Jodha dengan kedipan mata. Jodha berkata dalam hati, jadi yang mulia yang mencuri gelangku. Moti memasangkan gelang ke kaki Jodha.
Jodha sedang berjalan seorang diri di halaman istana ketika dia berpapasan dengan Sharifudin darai arah berlawanan. Sharif berhenti di depan Jodha dan memberi salam. Jodha menyambutnya. Sharif bertanya pada Jodha mengapa Jalal begitu bermurah hati padanya, pertama menikahkan adiknya, lalu memberi dia benteng dan sekarang membiarkan Jodha tetap memeluk agamanya. Jodha berkata kalau sharifudin sudah lama mengenal Jalal jadi seharusnya dia tahu Jalala lebih baik. Jodha juga mengatakan kalau dia tahu semua rencana Sharifudin dan Adham khan tentang benteng ratanpur dan kospirasi mereka. Sharifudin terlihat cemas. Jodha menyuruhnya menyingkir karena dia akan lewat.
Sinopsis Jodha Akbar episode 102. Jalal mengadakan sidang khusus, para ulama, anggota dewan serta istri dan para wanita hadir di sana. Pengawal mengumumkan kalau Jalal datang. Semu aberdiri menyambutnya dan memberi salam. Jalal berkata pada dua ulama yang sedang di sidangnya masalah apa yang mereka miliki? Ulama berkata kalau jalal cenderung membela agama lain. Mereka bilang, kepentingan Jalal yang pertama adalh muslim, baru raja. Jalal harus menjalankan perintah agamanya dulu, yang mana di mata mereka Jalal telah gagal. Jalal bertanya pada para ulama apakah menghina raja di belakangnya dia benarkan? Para ulama menjawab kalau itu pengkhianat dan harus di beri hukuman. Moti berbisisk pada Jodha mengatakan kalau Jalal cerdas. Jodha mengiayakan, “dia tahu apa yang harus di katakan di waktu yang tepat.”
Jalal menghampiri ulama dan bertanya, “hukuman apa yang harus aku berikan pada kalian? Kalian menyebarkan berita ini pada rakyat bahwa aku tidak menjalankan agama islam dan tidak berhak duduk di tahta ini. Tapi aku adalah muslim sejati dan aku tidak perlu membuktikannya. AKu bicara pada imam mufti dan mereka mengatakan kalau aku tidak bersalah, namun meski begitu kalian tidak perduli pada raja.” Ulama menjawab kalau mereka melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang lain. Jalal berkata kalau tugas mereka adalah memberi masukan dan usulan, yang tidak mereka lakukan, tapi malah bermain politik. Seorang ulama setuju dengan Jalal mereka tidak boleh mencampur urusan politik dan urusan agama. Jalal berkata yang mereka yang mencampur urusan politik dan agama telah menlakukan kejahatan besar. Ulama meminta maaf.Jalal memgatakan berbuat seperti itu artinya menghina agama. Ulama masih mencoba membela diri dengan mengatakan kalau Jalal membela Jodha, tidak memaksanya pindah agama. Jalal berkata kalau dirinya akan terlihat rendah di mata tuhan kalau melakukan itu, karena islam tidak bisa di paksakan. Jalal mengumumkan ulama yang tertuduh tersebut sebagai pengkhianat dan memerintahkan mereka keluar dari india sebagai hukumannya. Jalala megatakan dia telah berbuat baik pada mereka dengan tidak memasukannya ke penjara atau memenggal kepala mereka. Karena bermain politik atas nama agama adalah dosa.
Jalal juga mengumumkan kalau adalah tugasnya sebagai raja untuk mengambil semua keputusan baik secara religius ataupun administratif dan mulai sekarang dia akan memutuskan semuanya sendiri tanpa konsultasi dengan para ulama. Jodha memuji jalal danberkata, “dia terpelajar, tapi kalau bicara suka berbelit-belit.” Sinopsis Jodha Akbar episode 102