Sinopsis Jodha Akbar episode 104 by Meysha Lestari. Jalal datang menemui Ruqaiya dan menyuruh para pelayan meninggalkan mereka. Jalal berdiri depan Ruq dan berkata, “katakan padaku, Ruqaiya. Kenapa kau marah?” Ruqaiya langsung meluapkan emosinya, “aku tidak mengerti, apa kau berbohong padaku atau pada ratu Jodha?” Jalal menjawab, “aku tidak bisa berbohong padamu, Ruqaiya, kau tahu itu. Sejauh yang Jodha tahu, aku tidak mengerti apa yang kau khawatirkan.” Ruqaiya menatap Jalal dengan tajam dan bertanya, “kalau begitu, katakan padaku apa yang kau lakukan bersama Jodha malam itu?” Jalal menepuk pundak Ruq dan tertawa, “aku pikir kau mengenal aku, dan kau malah bertanya itu padaku. Aku hanya bercanda, Ruqaiya.” Ruqaiya tertegun tak percaya mendegar kata-kata Jalal. Dia teringat bagaimana dia mengejek Jodha waktu itu ~”kenapa kau tidak mengatakan padaku apa yang Jalal lakukan padamu? ~ Jodha menjawab, “dia sangat menghormati janjinya dan keinginanku. Dia tidak melakukan apapun seperti apa yang kau pikirkan”~ Menginggat itu, Ruq jadi sangat marah pada Jalal yang berdiri depannya, “maksudmu Jodha mengatakan yang sebenarnya?” Jalal menjawab, “ya.Ruqaiya, kau itu temanku, aku berhak untuk menggodamu.” Dengan marah Ruq membalas, “kau itu temanku. Aku tidak kenal yang lainnya selain kita berdua. Aku tidak akan membiarkan itu.” Hoshiyar datang untuk memberitahu Ruq kalau persiapan mandinya sudah selesai. Ruq menatap Jalal dengan kesal yang amat sangat, Jalal balas menatapnya tapi sambil tersenyum simpul. Dengan kesal Ruq meniggalkan Jalal. ~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~
Jodha sedang tidur kekap. Dia memimpikan ulang tahun terakhirnya di Amer. ~pagi itu, Jodha masih lelap, Sukanya gelitik telapak tangan Jodha dengan kuntum bunga mawar, lalu naik ke kulit lengannya. Jodha tidak juga terbangun. Dadisa, masa, Shivany serta para bibi yang hadir tertawa. Lalu shivani mengambil kuntum bunga mawar dari tangan Sukanya dan mengelitik telinga Jodha. Jodha terbangun. Dia kaget melihat begitu banyak orang di kamarnya. Semua mengucapkan ulang tahun dan memberinya banyak hadiah. Shivani memberinya kalung bunga, Sukanya kain yang di warnainya sendiri dan masih banyak lagi. Shivani bertanya apakah Jodha suka dengan hadiah mereka? Jodha menjawab kalau semua hadiahnya sangat begus. Tapi Jodha tidak menyukai hari ini karena hadiah-hadia itu, tapi karena pada hari ini apapun yang akan di lakukannya, ibunya tidak akan melarang. Menawati tertawa dan memberitahu Jodha kalau dia masih tidak di perbolehkan keluar istana. Di hari ulang tahun Jodha di Amer, akan ada pesta meriah dan pembagian sedekah. Begitu selalu setiap tahunnya.~
Lalu Jodha terbangun dari tidurnya. Saat membuka mata, yang dilihat pertama kali olehnya adalah Moti. Jodha hendak mulet (merenggangkan tubuh) tapi tidak jadi saat melihat hamida yang tersenyum padanya, lalu Salima, Jiji angga, gulbadan dan Bakshi Banu. Jodha kaget karena mereka semua berkumpul di kamarnya. Jodha dengan heran bertanya, “apa yang kalian lakukan di sini?” Hamida duduk di samping Jodha dan mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Jiji angga mengatakan, “semoga kau terlalu tersenyum.” Jodha tersenyum senang, “tapi siapa yang memberitahu kalian tentang ini?” Jodha langsung terpikir pada Moti. Dia melirik Moti dan berkata, “aku tahu, Moti. Kau pasti yang memberitahu mereka.” Moti tidak terima di tuduh begitu, “lihat, aku tahu kau pasti menyalahkan aku dalam hal ini. Aku bersumpah demi ambe ma, aku tidak memberitahukan kepada semua orang.” Salima menengahi mereka dengan mengatakan, “moti benar, dia tidak memberitahukan apa-apa.”
Sinopsis Jodha Akbar episode 104. Jodha dengan penasaran bertanya, “kalau begitu, siapa yang memberitahu kalian?” Hamida tertawa dan menyahut, “Jalal yang memberitahu kami.” Jodha tambah heran lagi, “Yang mulia? Tapi darimana dia tahu?” Gulbadan menyahut, “dia itu kaisar, tidak penting darimana dia mendapatkan informasi itu..” Jiji angga menimpali, “yang terpenting adalah kita tahu di saat yang tepat. Karena jika terlambat, kita tidak akan bisa melakukan ini dan tidak bisa memerikanmu selamat.” Semua tertawa senang. Hamid amemberitahu Jodha kalau mereka akan merayakan ulang tahun Jodha secara besar-besaran seperti yang biasa dilakukan di Amer. Mereka akan berusaha sebaik mungkin untuk memberikan Jodha kebahagiaan dan cinta serta kasih sayang yang seharusnya dia dapatkan dari keluarga Amer. Jodha terharu mendengarnya. Jodha berkata kalau dia sudah merasakan itu semua. Dengan rasa segan dia berkata kalau tidak perlu repot-repot memberikan hadiah seperti ini. Bakshi banu berkata, kalau hari ini ulang tahun Jodha dan di aseharusnya meminta hadiah yang lebih lagi hari ini.kami sudah membuatnya dan akan memberikannya padamu. tapi jangan lupa memeritahu kami, apa yang Jalal berikan padamu. Aku tahu dia akan memberikanmu hadiah yang paling spesial.” Semua tertawa. Hamida meyuruh Jodha bersiap-siap karena mereka akan segera merayakan ulang tahunnya. Jodha mengucapkan terima kasih pada Hamida dan berdoa. “semoga orang lain juga akan menjadi ibu mertua sepertimu.” Hamida tertawa dan mengelus kepala Jodha penuh cinta.
Jalal sedang berdandan di kamarnya di bantu para pelayan pria. Jodha datang dan tanpa pemberitahuan langsung masuk kekamar Jalal. Jalal melihatnya dan menyuruh para pelayan pergi. Jalal mentapa Jodha dan mengucapkan “selamat ulang tahun, ratu Jodha.” Jodha berusaha menunjukan tatapan sengit bertanya, “darimana kau tahu?” Jalal tertawa sambil geleng-geleng kepala, “ya Allah, kau tidak bisa berhenti bertanya.Ratu JOdha, ini hari ulang tahunmu tapi kau selalu kelihatan khawatir.” Jodha meminta Jalal untuk menjawab pertanyaanya, “kau memata-mataiku, iyakan?” Jalal menjawab, “tidak sama sekali, ratu Jodha. Aku tidak boleh membuat kesalan itu.” Jodha mengejek, “Benarkah? Lalu siapa yang datang ke kamarku dan mendengarkan percakapanku lalau mengatakannya padamu?” Jalal berkata, “kau boleh menghukum dia kalau kau mau.” Jodha menyahut cepat, “aku yang akan memutuskan itu. Katakan padaku, siapa mata-mata itu?”
Sinopsis Jodha Akbar episode 104. Rahim dengan berlari masuk ke kamar Jalal. Jalal yang melihatnya berkata, “lihat, itu mata-matamu.” Rahim berdiri di depan Jodha. Jodha jongkok di depan Rahim dan berkata, “Rahim, apa kau yang datang ke kamarku dan menguping percakapanku?” Rahim menjawab, “tidak. Kau yang berbicara di luar kamarmu, saat itu aku sedang main di sana.” Jodha terpana dan berkata, “baiklah, tapi kenapa kau memberitahu tentang ini pada yang mulia?” Rahim memanadang Jalal lalu berkata, “dia yang bertanya padaku, jadi aku memberitahunya.” Jodha dan Jalal tersenyum. Rahim berkata, “Jangan marah, lihat apa yang aku bawa untukmu.” Rahim mengeluarkan segulung kertas dari balik punggungnya danmenyerahkan pada Jodha. Jodha membuka gulungan kertas itu dan bertanya apa ini? Rahim berkata kalau dia sedang belajar menulis urdu dan menuliskan selamat ulang tahun untuknya.Jodha tertawa bahagia dan memberi Rahim sebuah kecupan di pipi. Jalal menatapnya dengan iri (). Jodha berkata akalau hadiah rahim sangat indah dan yang paling baik yang di terimanya. Rahim berkata kalau dia mau pergi berkuda lalu mengucapkan selamat tinggal.
Jodha berdiri dan melihat kertas di tanganya sekali lagi. Jalal mendekatinya dan berkata, “Sekarang kau pasti bahagia. Aku harap kau tidak marah padaku. Aku juga berharap kau tidak akan mendapatkan masalah untuk memenuhi permintaan ibu. Ratu JOdha, kita akan merayakan ulang tahunmu sama seperti saat kau di Amer. Kit akan merayakannya malam ini.” Jodha menatap tak percaya dan berkata, “tapi aku tidak menginginkan itu. Jalal berkata kalau kadang-kadang jodha harus melakukan sesuatu untuk menyenangkan orang lain. Kau bukan hanya istriku, tapi juga kesayangan ibu mertuamu. Bahkan aku juga tidak bisa menolak dia. Sampai jumpa malam ini, selamat tingal.” Jalal meninggalkan Jodha yang masih tercenung tak percaya.
Di Amer, menawati menangis. Dadisa, Bharmal dan beberapa anggota keluarga menghampirinya. Dadisa mengelus kepala menawati dan berkata, “aku juga merindukan Jodha, aku yakin dia juga sedang merindukan kita. Jika aku menangis, Jodha tidak akan bahagia di sana.” Bahrma turun berkata, “ya menawati. Saat Jodha tidak ada di sini, kita masih tetap akan memberikan sedekah, sama seperti saat dia ada di sini.” dadisa bertanya pada Bharmal, “mereka pasti akan merayakan pesta ulang tahunnya Jodha kan?” Bharmal mengiyakan. Menawati berkata, “itulah kenapa aku tidak terlalu sedih, bu. Selama ibu kaisar ada di sana, mereka tidak akan membiarkan Jodha rindu pada ibunya. Dia pasti akan menjaga Jodha. Dan aku tidak sedih, bu. Hanya saja, aku sangat rindu pada Jodha, jadi aku meneteskan air mata. Aku bahkan tidak bisa memberikan hadiah padanya hari ini. Aku tidak melkukan apa-apa.” Khangar singh berkata, “ibu apa menurutmu Jodha tidak mendapat hadiahnya? Kita mungkin tidak bersamanya, tapi hadiah dan cinta kita tentu akan sampai padanya.” Mereka semua terhibur mendengar kata-kata khangar.
Sinopsis Jodha Akbar episode 104. Di Agra, Moti bertanya pada Jodha yang terlihat sedih, “apa kau rindu dengan Amer.” Jodha menjawab, Ya moti, keluargaku sangat mencintaiku. Aku sangat merindukan mereka. Bahkan saat aku tidak ada di Amer, ibu, ayah dan semuanya pasti akan merayakan ulang tahunku.” Moti menimpali, “ya, setidaknya mereka akan membuat acara pemberian sedekah. Mereka akan memberikan hadiah atas namamu.”
Beberapa pelayan masuk sambil mambawa namapan dan mengatakan kalau mereka membawa hadiah dan pesan dari keluarganya di Amer. Moti mengambil surat dari Amer dan membacanya. Isiny aantara lain adalah ucapan selamat ulang tahun, semoga panjang umur. Iniulang tahun pertama Jodha jauh dari keluarga, tapi kasih sayang mereka tidak akan pernah berkurang untuk Jodha. Dan Shivani mengirimkan kalung bunga seperti biasa. Jodha meminta surat itu dan mendekapnya di dada dengan haru.
Lalu datang lagi pelayan yang membawa nampan hadiah dan pesan dari Sukanya. Moti segera membuka surat itu dan membacanya. Dalam suratnya, Sukanya berkata kalau dia tidak akan membiarkan Jodha merayakan ulang tahun sedirian hanya dengan hadiah dari Shivani. Suknaya meminta Jodha untuk melihat haidah kecilnya. Jodha menangis haru. Moti mengajak Jodha memloihat hadiah dari Sukanya. Jodha membuka kotak itu, isiny aadalah gelang.Jodha segera melepas gelang yang di pakainya dan memakaikan gelang sukanya ketangannya.
Upaca Tuladaan akan segera di mulai. Jodha dengan diiringi para pelayan berjalan menuju area upacara di mana terdapat timbangan besar. hamida membatu Jodha duduk di anak timbangan. Sedangkan anak timbangan satu lagi di isi dengan harta yang akan di sumbangkan yang jumlany ananti akan seberat tubuh Jodha. Semua kerabat memberikan hadiah berupa emas dan sejenisnya untuk di letakan di neraca. Semua terlihat gembira, kecuali sharifudin yang melihat acara itu dari kejauhan. Moti berbisik pada pelayan di sampingnya, “kalau Jodha berada di Amer, raja Bharmal pasti akan megadakan pesta seperi ini. Sudah banyak harta di letakandi neraca, tapi posisi neraca belum seimbang juga, hamida menggoda Jodha dengan berkata, “aku rasa Jodha terlalu bahagia hingga beratny abertambah.” Jodha tersenyum malu. Jalal berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri neraca. Dia menatap Jodha lalu melihat kearah anak timbangan di sebelahnya. Jalal kemudian melepas cincin besar di tangannya, memuta-mutarkan diatas kepala Jodha beberapa kali, lalu meletakkan di atas anak timbangan. Seketika itu juga timbangan tuladaan mnejadi balance, bahkan lebih berat. Semua orang tetawa senang dan mengucapkan “subhanallah..” Jalal memerintahkan menterinya agar membagikan sedekah ini pada seluruh rakyat.
Sinopsis Jodha Akbar episode 104. Hamida dan moti membantu Jodha turun dari neraca. Saat hanya berdua, moti menganggoda Jodha, “Apa yang akan kau katakan sekarang, Jodha? Apa menurutmu ini adalah konspirasi kaisar untuk melawanmu? ~Jodha melirik Jalal yang duduk kembali di kursinya dan sedang berbicara dengan salah satu menteri.~ Aku tidak mengerti, seluruh keluarga telah memberimu hadiah, tapi yang mulia belum memberikan hadiah apapun. Apa yang akan kita lakukan? Mungkin dia tidak tahu apa yang kau suka.” Jodha melirik Jalal ~yang saat itu juga sedang memandangnya~ dan berkata pada moti, “tapi aku tahu batas pemikirannya, dia tidak akan bisa memikirkan yang lainnya selain kekayaan. Aku tidak berharap dia memberikan sesuatu padaku. Emas, perak, perunggu atau hadiah yang berharga lainnya.”
Ruq memasuki kamar Jalal dengan terburu-buru sambil memanggil namanya. Tapi tidak ada jawaban. Ruq hendak keluar ketika Jalal datang dan menarik tubuh Ruq. Jalal bertanya, “ada apa Ruqaiya? Aku tidak pernah melihatmu bersemangat seperti ini. Aku tidak ada di kamarku hanya sebentar, tapi kau sudah kghawatir seperti ini. Aku menunggumu saat kau sibuk dengan tugasmu mengurus Harem.” Ruq menyahut cepat, “itu pekerjaanku, Jalal. Itu tugasku. Aku membuatmu menunggu karena aku harus melaksanakan tugasku sebagai istri utama. Tapi kau…” Jalal memotong kalimat Ruq, “ada apa, Ruqaiya?” Ruqaiya dengan kesal mengatakan kalau Jalal sudah mengabaikan dirinya hari ini, “Kau sudah membuktikannya dengan membuat pesta itu untuk Jodha. Dan kau tak ada bersamamu.” Jalal menggoda Ruq dengan berkata kalau ini untuk kedua kalinya dia merasa kalau Ruq cemburu pada Jodha. Ruqaiya menatap Jalal dengan marah dan berkata, “aku sudah bilang padamu jika aku tidak cemburu kepada siapapun. Dan aku tidak takut kehoilanganmu.” Ruq mmbalikan tubuhnya dengan marah membelakangi Jalal, tapi Jalal menariknya kembali menghadap ke dia. Jalal menatap Ruq penuh selidik dan berkata, “kalau begitu, kenapa kau cemas dan takut seperti itu, Ruqaiya?” Ruq mengatakan karena setelah hari ini orang-orang di harem dan istana ini akan mempunyai pikiran berbeda kalau Jodha akan mengambil posisinya. Jalal memastikan kalau itu tidak akan pernah terjadi. Tidak akan ada yang bisa mengantikan posisi Ruqaiya. Kau bukan menjadi istri utama karena kau itu temanku, ~Jalal merangkulkan tangan Ruq ke pundaknya~ tapi karena tidak ada orang yang sebanding denganmu, bahkan ratu Jodha sekalipun. Tidak akan ada orang yang akan mengambil posisimu dan hak mu. Tidak ratu jodha sekalipun. Dan aku sudah pernah mengatakan itu padanya.” Ruq masih dengan kesal bertanya, “kalau begitu kenapa kau merayakan ulang tahunnya?” Jalal menjawab karena Hamida ingin dia merayakannya. ~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~
Jalal mendudukan Ruqaiya di sofa dan berkata, “Ruqaiya, hubungan kita tidak akan pernah berubah, dan aku tidak akan berubah di masa depan. Kau akan di utamakan lebih dahulu. an akau akan selalu begitu sampai nanti. Saat kau marah, aku akan selalu ada untuk menenangkanmu. Dan aku akan selalu melayanimu.” Lalu Jalal bangkit, menuangkan air bunga mawar digelas dan menyuruh Ruq meminumnya. Setelah Ruq meminumnya, Jalal bertanya, “sekarang, katakan padaku, apa kau butuh yang lainnya?” Ruq tertawa danberkata, “kau itu tahu bagaimana caranya menenangkan aku. Dan sebagai seorang kaisar, jika ibu membuat pesta seperti itu, lalu apa hadiahmu untuk Jodha? katakan padaku!” Jalal terlihat bingung, “hadiah?” Ruq mengeluh, “jangan katakan padaku jika kau bahkan tidakmemikirkan tentang hadiahnya? Atau apa aku harus mengatasi itu juga?” Ruq memanggil pelayan dan menyuruhnya membawa kalung kerajaan miliknya. Ruq berkat apada Jalal, “Jodha akan merasa jika kaisar yang telah memberikan hadiah ini.” Jalal memuji Ruq, “inilah yang aku suka darimu. Kau tahu bagaimana menjadi istri utama” Pelayan datang membawa kotak cantik. Ruq membuka kotak itu dan menunjukan isinya pada Jalal. Sebuah kalung yang sangat indah. Jalal menatap kalung itu dengan kagum, tapi tidak mengatakan apa-apa. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu….Sinopsis Jodha Akbar episode 105