Sinopsis Jodha Akbar episode 176 by Meysha Lestari. Bakshi sedang muntah-muntah ketika terdengar pemberitahuan kalau Jodha datang berkunjung. Bakshi segera menyuruh pelayan menyembunyikan bekas muntahannya. Bakshi banu memberi salam, Jodha membalasnya. Jodha menanyakan kabar bakshi, “aku ingin mengunjungi sudah lama aku ingin datang melihatmu. Moti mengatakan saat aku melawan kematian setelah minum racun, kau berdoa untukku.” Bakshi berkata, “kau adalah saudari iparku, aku ingin kau baik-baik saja. Ayo silahkan duduk.”
Jodha duduk di depan bakshi banu. Bakshi bertanya, “apa kau sudah memaafkan aku atas apa yang pernah aku lakukan kepadamu? Saudaraku masih belum mau memaafkan aku. Tapi kau sangat perduli denganku. Aku tidak pernah bertemu orang sebaik dirimu,” dengan cemas Bakshi menatap Jodha, “meskipun begitu, tidak seharusnya kau kemari, Jalal masih belum memaafkan aku. Dia tidak akan terima jika kau kemari untuk bertemu aku. Aku bersalah di mata hukum.” Bakshi memberi salam pada Jodha sebagai isyarat kalau dia tidak keberatan kalau jodha pergi meninggalakannya. Jodha menahan tangan bakshi banu, “tidak, Bakshi bano.Seperti yang aku tahu, kau hanya melakukan itu karena kau sangat mencintai suamimu. Bagiku, kau selalu menjadi bagian dalam keluargaku dan akan selalu begitu.” Bakshi tersenum senang dan berkata kalau Jodha sangat baik. Jodha memberitahu Bakshi saat pergi ke sikri, salim baba memberikan benang suci padanya sebagai berkat, “biar aku ikatkan ke tanganmu.” Bakshi mengulurkan tanganya dan Jodha segera mengikatkan benang itu.
Tiba-tiba Bakshi banu merasa mual dan ingin muntah. Jodha dengan cemas membantunya dan bertanya, “ada apa Bakshi Bano? Kau ingin aku panggilkan dokter?” Bakshi melarangnya, bakshi mengatakan kalau dirinya baik-baik saja, “ini cukup normal, tidak ada gunanya memanggil penyembuh.” Jodha tersenyum lega. Tapi kemudian matanya ternampak buah mangga muda dan buah asam di keranjang buah bakshi banu. Jodha memikirkan sesuatu lalu bertanya pada bakshi banu, “Bakshi Bano, apakah kau yakin kau tidak menyembunyikan sesuatu dariku? Katakan padaku, ada apa?” Bakshi bano menanggis, Jodha jadi tegang, dia memaksa bakshi mengatakan padanya ada apa? Bakshi di sela-sela tangisnya berkata, “aku hamil.” Jodha sangat gembira, “Bakshi bano, itu berita bagus. Kau seharusnya berbahagia. Kenapa kau menangis? Aku akan katakan ini kepada semunya.” Jodha hendak beranjak pergi, tapi maksi banu menahannya, “tidak, kakak ipar. Tolong jangan ceritakan ini kepada orang-orang. Saat kakaku mendengar ini, dia akan mengamuk. Sharifudin telah melanggarnya..” Bakshi bano meminta Jodha berjanji tidak akan mengatakan perihal kehamilannya pada siapapun. Jodha menggenggam tangan bakshi bano dan berkata kalau dia akan melakukan apa saja yang bisa membuat bakshi banu bahagia. Bakshi memeluk Jodha, setelah itu sambil menangis dia berkata, “bagaimana aku bisa senang karena ini? Aku akan mempunyai anak dari seseorang yang di tuduh bekhianat. Dia adalah pemberontak dan ada di dalam penjara.” Jodha menenangkan Bakshi danberkata, “Bakshi bano, aku janji padamu. Aku akan melakukan apapun yang aku bisa untuk membebaskan suamimu.’ Bakshi mengadu kalau Jalal pasti tidak akan pernah memgampuni dirinya. Bakshi terduduk dengan sedih. Jodha jadi tegang dan ikut-ikutan sedih.
Sinopsis Jodha Akbar episode 176. Atgah dan jalals edang berjalan di sekitar istana. Atgah melaporkanpada Jalal. Katanya, “Yang mulia, kondisi sekarang sedang tenang. Maskipun begitu, sudah lama kita menghadapi masalah. Aku punya perasaan buruk dari mewad. Para rajput menjalin persetuan dan siap untuk menyerang.” Mendengar itu Jalal memerintahkan Atgah khan untuk mencari seseroang yang kompeten untuk memimpin pasukan di mewat. Jalal juga komplain kalau dirinya tidak senang dengan keamanan di dalam kota. Kaburnya Abul mali dari dalam penjara adalah bukti bahwa keamanan di dalam kota patut di pertanyakan. Jalal juga menyuruh Atgah memindahkan Sharifudin ke penjarah di Benteng Rohtaj. Atgah menambahkan bahwa selain dalam penjara, mereka juga mempunyai keamanan yang lemah di beberapa area lain. Sepertinya ada masalah dalam hal keuangan. Atgah memberitahu Jalal kalau keuangan di Diwan e BAityut dan Mir Manzil tidak jelas. Atta Begi, penyembuh dari Fursana memberitahu Atgah kalau dana pemnelian kuda-kuda telah di rekayasa. Mereka telah memesan 100 gerobak penuh berisi besi dari penempaan. Tapi tidak ada keuangaan untuk 20 gerobak besi. Jalal terlihat sedikit marah dan menyuruh Atgah khan menyelidiki hal ini dengan seksama. Jalal juga membebankan tanggung jawab atas logistik, inventori pembelian dan penjualan Atgah, “aku ingin kau secara pribadi melihat ke dalam semua masalah keuangan yang ada. Jika kau menemukan sesuatu yang aneh, beritahu aku. Jika ada orang yang bermain-main dengan uang negara, maka orang itu dianggap pengkhianat dan layak untuk mendapatkan hukuman.” Atgah setuju. Atgah juga menanyakan putusan Jalal terkait kasus Baaj Banadur. Jalal hendak menjawab pertanyaana Atgah, ketika tiba-tiba dia mendengar Jodha menyanyikan Bhajan untuk Krishna, ‘hay man mohan’.
Jalal langsung terpaku seperti terhipnotis. Atgah tidak mengganggunya karena sudah hapal dengan tabiat baru Jalal tersebut. Dans eperti tanpa sadar, dia berjalan menuju ke kamar Jodha, di mana di sana Jodh asedang duduk di depan mandirnya. Jalalmelepas sandalnya lalau didik di sofa sambil menatap Jodha dengan penuh kekaguman.
Jodha selesai berdoa dan memanggil Moti. Moti datang. Jodha menyerahkan prasad padanya dan menyuruhnya membagikan pad asemua orang. Jalal menyapanya danberkata, “ratu Jodha bolehkan aku minta prasad itu juga?” Jodha kaget mendengar suara Jalal, dia langsung menoleh dan berdiri menyambutnya, “yang mulia, kau di sini? ~lalu pada moti~ Moti kenapa kau tak bilang yang mulia ada di sini?” Jalal menjawab kalau moti juga tidak tahu dia datang kesini. Jodha tersenyum dan bertanya, “katakan, yang mulia. Ada apa kau kesini?” Jalal amemberitahu Jodha kalau dia tadi sedang ngobrol dengan Atgah saat mendengar nyanyian Jodha, “aku tidak bisa tahan tidak kemari. Tapi jika kau tak mau aku disini, aku bisa pergi.” Jalal membalikan badan hendak pergi, tapi Jodha memegang tanganya, “tunggu yang mulia!” Jalal tertegun merasakan tanganya dia pegang Jodha. Jalal menatap tangan Jodha. Jodha menyadarinya dan segera melepas pegangan tanganya sambil berkata, “maafkan aku karena telah memegang tanganmu.” Jalal tersenyum, “aku tidak masalah kau memegang tanganku, aku terkejut karena kau melepaskannya.” Jodha tertunduk jengah dan mempersilahkan Jalal duduk. Keduany aduduk berhadapan. Jalal berkata kalau dia sangat menikmati perjalanan ke sikri. Jodha pun mengakui hal yang sama. Jalal mengodanya, “mana yang lebih kau nikmati, perjalanannya ataukah karena bersama aku?” Jodha tersipu dan berkata, “pertanyaan macam apa itu? Kita berjalan bersama.” Jalal tertawa, “itu bukan pertanyaan yang sulit di jawab, Ratu Jodha. jadi tolong jawablah!” Jodha tak tahu harus menjawab apa. Dia menunduk dan terlihat kaki jalal yang lecet. Jodha segera memanggil moti. jalal berkata, “akankah dia yang akan menjawab pertanyaanku?” Jodah meminta Jalal agar duduk dengan tenang. Pada moti Jodha menyuruhnya agar membawakan air hangat. Moti segera pergi. Jalal terheran-heran, “apa yang sedang kau lakukan?” Jodha mengatakan kalau Jalal bersumpah demi kesehatannya dan melakukan perjalanan ke sikri demi dirinya. Moti datang membawa baskom berisi air panas. Jodha membantunya meletakan di lantai dan dia pun bersimpuh di depan Jalal sambil berkata, “jika kau bisa melakukan itu demi aku, setidaknya yang bisa kulakukan adalah mengobati kakimu.” Jodha mengangkat kaki kiri Jalal dan merendamny adalam air. jalal protes, “ini aneh. Seorang suami tidak diizinkan untuk menyentuh kaki istrinya, tapi seorang istri di izinkan untuk menyentuh kaki suaminya, apakah itu adil?” Jodha tidak menjawabnya. Dia memijat kakai Jalal, Jalal menrik kakiny akarena geli. Jodha memegang kaki agar diam. jalal berkata, “maafkan aku, ratu Jodha. tapi kau membuat kakiku geli.” Jodha tertawa.
Sinopsis Jodha Akbar episode 176. Sambil memijat kaki jalal di air hangat, Jodha berkata, “yang mulia, apakah kau tahu? Aku punya seorang kawan. Dia di paksa hidup jauh dari suaminya.” Jalal menatap Jodha dengan tatapan menyelidik dan berkata, “apa yang sebenarnya ingin kau katakan padaku, ratu Jodha? Bicaralah sejujurnya.” Jodha balik bertanya, “kenapa kau bilang begitu?” Jalal mengatakan kalau dirinya mulai memahami Jodha sekarang, “wajahmu adalah bukti bahwa kau ingin bicara sesuatu denganku, sesuatu telah membuatmu sangat senang dan juga sedikit khawatir. jangan ragu, katakan paaku.” Jodha berkata tanpa berani memandang Jalal, “kau benar. Yang mulia, apakah kau akan marah padaku bila aku bertanya sesuatu padamu?” Jalal menjawab cepat, “tentu saja tidak. Ada apa?” Jodha menyahut, “aku berpikir setelah kau mendengar apa yang aku akatakan, kau pasti marah padaku.” Jalal tertawa, “sampai kau mengatakannya padaku darimana kau tahu akau akan marah? Katkan apa itu?” Jodah dengan ragu-ragu mengatakan kalau dirinya menemui Bakshi bano. Jalal lansung marah dan mengangkat kakinya dari dalam baskom air hangat. Dia bahkan membuang muka dan berkata, “ratu Jodha, kau tahu dengan jelas bahwa dia adalah pengkhianat kerajaan mughal.” Jodha berkata kalau dia menemui bakshi bano hanya untuk memberikan benang suci dari salim chisti, “dia berdoa untukku saat akau sedang tidak sehat.” Tapi Jalal mengatakan kalau dengan menemui Bakshi bano, Jodha telah melakukan pelangaran. Jodha memberitahu Jalal kalau Bakshi Bano sedang hamil.
Jalal terkejut dan terlihat senang, “apakah itu artinya aku akan jadi paman?” Jodha tersenyum dan mengangguk. Tapi kemudian Jalal menyadari sesuatu dan kembali memasang wajah sedih dan terluka. Jalal dengan cepat berdiri dan hendak melangkah pergi. Tapi sekali lagi, Jodha memegang tanganya. Jodha berkata, “tolong maafkan bakshi bano dan Sharifudin. Berilah mereka kesempatan satu kali lagi.” Jalal dengan kasar menepis tangan Jodha, “ratu Jodha, mereka telah melakukan kejahatan yang tak layak di maafkan.” Jodha berkata, “tapi bakshi bano adalah saudarimu.” Jalal berkata kalau dia tidak mau bicara tentang hal ini lebih jauh dan segera melangkah pergi. Jodha menatap kepergian Jalal dengan sedih dan berkata, “pada suatu saat dia penuh cinta dan kasih sayang, dan di saat lain, dia menjadi keras seperti batu. Kenapa yang mulia seperti ini?”
Dalam penjara, Sharifudin marah-marah. Dia berkata, “aku tidak menyangka wanita rajput seperti ratu Jodha. Di alupa tentang hal yang sudah aku lakukan. Dia adalah harapan trakhirku, dan dia…” Seorang pengawal datang menhampiri Sharif. Sharif bertanya, “kau kemana beberapa hari ini? Informasi apa yang kau miliki?” Pengawal meminta maaf, karena sejak kaburnya abul mali, penjagaan di penjara di perketan, karena itu dia kesulitan untuk datang. Pengawal mengatakan akau dia punya berita buruk. Sharif bertanya, “berita buruk apa?” Pengawal mengatakan kalau bersama beberapa tawanan lain, Sharifudin akan di pindahkan ke benteng Rohtaj, hal ini di lakukan untuk mencegah insiden seperti kaburnya abul mali. Sharifudin jadi cemas, karena dia tahu begitu di adi pindah ke Rohtaj, maka akan mustahil baginya untuk bisa keluar dari sana. Sharifudin merasa geram pad aJOdha, “ratu Jodha tidak adil padaku!” Pengawal juga mengatakan kalau dia punya kabar baik, dan dia yakin Sharifudin akan senang mendengarnya. Sharifudin memarahi pengawal karena tidak mengatakan kabar baik itu lebih dulu. Pengawal bengong sebentar, baru setelah Sharifu bertanya kabar baik apa, dia mengatakan kalau istrinya Bakshi Bano sedang hamil. Sharifudin kaget, tapi kemudian di atertawa terbahak-bahak. Pengawal bingung danbertanya, ada apa? Aharifudin mengatakan saat seorang wanita mencintai seorang oria, keberuntungan sedang menyertainya, bahkan jika dia orang paling tidak beruntung di dunia. Pengawal mengatakan kalau dia tidak mengerti. Sharifudin berkata kalau dia tak perlu mengerti karena sebentar lagi dirinya akan bebas. Pengawal bertanya, “bagaimana bisa bebas?” Sharif memberitahu pengawal kalau di dunia ini banyak orang bodoh yang berpikir menggunakan hati. Sharif mengatakn begitu di abebas dia akan memberinya hadiah sesuatu yang telah di janjikan. Pengawal senang. Sharifudin tak berhenti tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada bakshi bano.
Hamida sudah bersiap berangkat tidur, ketika pelayan memberi tahu kalau Jodha ingin bertemu. Hamida meras heran, karena Jodha ingin betermu di jam selarut ini. Tapi tetap saja dia menyuruh nya masuk. Jodha memberi salam pada hamida dan terlihat kaget melihat hamida sudah berada di tempat tidur. Jodha monta maaf dan berkata akan kembali lagi nanti. Tapi Hamida menahannya, “tidak Jodha, aku yakin kau kemari pada jam seperti ini karena sesuatu hal yang penting. Ayo duduklah!”
Sinopsis Jodha Akbar episode 176. Jodha menatap Hamida dengansedikit salah tingkah dan berkata, “Ami jaan (ibu), aku tidak tahu herus mengatakan apa.” Hamida menyuruh Jodha bicara apa saja, seperti seorang putri kepada ibunya. Jodh amengatakan kalau ini tentang putrinya, “aku datang untuk bicara soal Bakshi Bano.” raut muka Hamida langsung berubah kesal, “apalagi yang dia lakukan? Apakah dia telah melanggar hukum lagi?” Jodha cepat menajwab, “tidak ibu. Saat aku bertemu denganya, aku tahu dia sedang hamil.” Tanggapan hamid asama dengan Jalal, pertama terlihat gembira tapi kemudian sedih. Hamida teringat bagaimana dia memarahi baksi bano karena telah menfitnah Jodha dengan kehamilan palsu. Hamida mengatakan,”Jodha, aku tidak tahu harus bereaksi apa atas berita ini. Apakah harus senang karena akan ada jiwa baru yang lahir, atau harus marah karena dia adalah anak seorang pengkhianat. Jodha, kau seharusnya tidak menemuinya. Adala melanggar hukum mughal jika bertemu seorang pengkhianat. bagaimana bila Jalal tahu?” Jodha menjawab kalau Jalal sudah tahu, “ibu, aku sudah memberutahunya, dan aku bilang kepadanya bahwa sharifudin perlu bersama bakzhi saat dalam kondisi seperti ini. Aku mencoba membujuknya, tapi dia tidak mau juga. Ibu, hany akau yang bisa. Tolong bujuk yang mulia untuk mengampuni Bakshi Bano.” Hamida menolak, sebab dia tahu Jalal pasti tidak menyetujuinya, “aku akui bahwa senang mengetahui bakshi bano hamil, tapi Jalal tidak akan mengubah keputusannya setelah menyebarkan pengumuman. Sharifudin adalah seorang pengkhianat dan Jalal tidak bisa mentolerir hal semacam itu.”
Jodha mengatakan kalau Sharifudin hanya Jahat kepadanya, dia telah memaafkan, “bakshi bano adalah saudari kaisar, dan dia sedang hamil. Ini adalah waktu dimana dia butuh cinta dan perhatian dari keluarganya.” Hamid amenjelaskan apapun itu, pengkhiantan adalah hal yang tidak akan pernah di terima jalal. Apalagi kalau yang berkhianat itu keluarganya sendiri. Walaupun Bakshi melakukannya demi cintanya kepada suaminya, apa yang dia lakukan kepadamu tidak bisa di terima. Dia telah mencoba untuk menuduhmu, dengan memberimu ramuan itu. Kini dia sedang hamil, kenapa kau justru perhatian padanya? Sahrifudin dan Bakshi telah mencoba untuk memperhinamu. Mereka telah memainkan perasaanmu. Mereka telah mencoba memperburuk dirimu di hadapan Jalal. Setelah semua yang mereka perbuat, Jalal tidak akan pernah memaafkan mereka.” Jodha menimpali, “apa yang bakshi bano lakukan sangatlah jahat. Dan apa yang kau katakan adalah benar. Tapi ini adalah saat di mana keluarga kita seharusnya bersatu lagi. Ibu, aku sudah anggap bakshi bano sebagai adikku sendiri, ” Jodha meneteskan air mata sedih, “maafkan aku ibu, Jalal dan kau mungkin tidak suka denganya, tapi aku tak bisa meninggalkan dia sendirian dalam keadaan seperti ini. Seorang pelanggar tidak meras menderita saat di hukum, tapi karena pertaubatannya. Dan aku sudah melihat bakshi bano menyadari kesalahannya. Aku tidak bisa biarkan dia dalam penderitaan ini, aku akan melakukan pelanggaran demi dia, ibu. Kau selalu bicara soal kemurahan hati yang mulia. Jadi kau bisa bayangkan kesepiannya Bakshi bano. Tidak ada seorangpun bersamanya. Ibu, aku tidak akan mendengarkanmu kecuali kau bertindak. Tolong bujuk kaisar untuk menghapus hukuman bakshi bano.” Hamida dengan terharu memeluk Jodha dan mengucap syukur, “tuhan, kau telah menjawab doaku dan memberikan aku Jodha. ” Hamida melepas pelukannya dan berkata, “Jodha, kau adalah seorang yang sangat kasih sayang dan sangat baik. Aku berharap semua orang sama sepertimu.”
Hamida memanggil semua para wanita, ada salima, Jodha, Ruqaiya, Jiji Anga, Gulbadan bahkan Maham anga. Jalal pun di pangil. jalal merasa heran dan bertanya, “ada apa ibu? Kenapa semua orang ada di sini? Apakah aku melakukan kesalahan? Ibu, katakan saja apa yang kau mau, aku akan melakukannya.” Hamida mengatakan kalau Jalal selalu memberi mereka lebih dari apa yang kami mau. Hari ini aku kemari untuk meminta ampunan bagi bakshi bano.” Mendengar kata-kata Hamida, jalal langsung berdiri, hendak pergi, tapi dia mengurungkannya. Dia membalikan badan menghadap Hamida dan berkata, “ibu, aku selalu taat permintaanmu. Tapi jangan harap aku memaafkan bakshi bano. Aku tidak bisa lemah kepada seorang pengkhianat. Terutama seseroang yang berusaha memperdaya ratuku.” Semu ayang hadir saling berpandangan lalu menatap Jalal tanpa tahu harus berkata apa….Sinopsis Jodha Akbar episode 177