Sinopsis Jodha Akbar episode 220 bag 1 by Meysha Lestari. Jalal telah di obati oleh tabib menggunakan ramuan dari Jodha. Tabib memberitahu pengawal agar membiarkan jalal istirahat dulu malam ini, besok dia akan pulih. Lalu tabib berpamitan. Jodha masih mengintip Jalal dari luar, setelah yakin Jalal aman, dia kembali kepondoknya.
Jodha dalam perjalanan dari pondok Jalal ketika seorang wanita menegurnya. Dia bertanya, ‘kau dari mana? ~Shehnaz melihat Jodha dan menguping pembicaraanya~ “bagian sana adalah untuk pria.” Jodha terlihat gugup. “aku… ~wanita itu menunggu jawaban Jodha dengan rasa ingin tahu, Jodha menarik nafas panjang~ aku… pria yang selamatkan kami terluka parah. Aku pergi untuk berikan obat untuk dia. Kalau dia gunakan obat itu, dia akan cepat sembuh.” Wanita itu berkata kalau itu bagus, “kenapa kau tidak beritahu kami lebih awal? kalau kau juga tahu tentang pengobatan? Dia pria pemberani. Aku sudah dengar semuanya. Dia jelaskan betapa pentingnya cinta itu bagi seseorang. Memberitahu semua orang kalau wanita harus di hormati. Dia sepertinya pria yang baik. Istrinya pasti sangat beruntung. Dia sangat menghormati wanita. Aku yakin wanita di keluarganya pasti aman dan bahagia.” Jodha tersenyum mendengar ulasan wanita itu tapi dalam hati dia berkata, “aku tak tahu sebesar apa dia mencintaiku, aku tak pernah merasakan cinta nya terhadapku.”
Seorang juru masak lewat didepan mereka, wanita itu menyapanya dan bertanya apakah dia sudah masak untuk para tamu? “Pria pemberani itu dan rombongannya akan menginap selama 4-5 hari. Jadi masaklah sesuatu yang sesuai denga selera mereka.” Jodha punya ide, dia berkata, “kalau kau tidak keberatan, boleh aku membantu menyiapkan makanannya?” Wanita itu tertawa senang, “kenapa tidak? Tentu saja.” Lalu dia menyuruh juru masak mengajak Jodha. Entah mengapa Shehnaz menarik nafas lega.
Di dapur umum, para wanita sedaang sibuk memasak. Jodha mendekati salah satu wanita yang membuat roti dan membantunya. Jodha teringat saat melakukan perjalanan ke sikri dengan Jalal, saat dia membuatkan roti yang sama untuknya. Jodha tersenyum. Tapi kemudian senyumnya lenyap ketika dia teringat bagaimana Jalal telah membebaskan dirinya dari pernikahan mereka dan mengusirnya dari Agra. Jodha melihat seorang jurumasak menambahkan cabe ke dalam masakan. Timbul niat iseng di benak jodha, dia mendekati juru masak itu dan memintanya agar menambahkan cabe lebih banyak lagi, karena orang-orang itu suka masakan pedas. Juru masak bertanya dari mana dia tahu? Untuk sesaat Jodha tak bisa menjawab, tapi kemudian dengan lancar dia berkata kalau dia mendengar bahwa pria pemberani itu suka makanan pedas. Dan akhirnya juru masak pun menambahkan cabe lebih ke dalam masakan yang akan di berikan pada Jalal dan rombongannya. Jodha kembali membantu membuat roti tapi pikirannya menerawang kemana-mana. Dalam hati dia berkata, “kehadiran kaisar membuat ketetapan hatiku melemah. Aku tak bisa tetap di sini selama dia ada di sini. Dia menginap di asilum sekarang. Besok ritual holi akan di rayakan di kuil krisna. Aku akan pergi dari sini setelahnya.” Jodha kembali mengintip jalal di kamarnya. Jalal sedang berbaring dengan mata nanar. Jodha menangis melihatnya. Dia ingat bagaimana Jalal telah menolong mereka hingga pelipisnya berdarah dan darah itu mewarnai kening Jodha seperti sindor. Jodha juga teringat saat mereka bertarung pedang ketika pertama kali dia berlatih pedang di agra. Lalu terbayang kembali bagaimana jalal mengusirnya, lalu saat mereka berdua melakukan pheras saat menikah dulu. Kenangan manis dan pahit berputar di benak Jodha. Dia terus menatap Jalal yang terbaring. Lalu menyeka air mata yang menetes di pipinya. Andai saja jalal punya kekuatan untuk melihat keluar, dia pasti akan menemukan Jodha berdiri mengawasinya (ngarep).
Sinopsis Jodha Akbar episode 220 bag 1. Di Agra, Adham memanggil komplotanya. Dia memberitahu mereka kalau Jalal tidak di agra. Dia sedang pergi tak tentu arah untuk mencari istrinya. Ini kesempatan untuk membunuh atgah dan orang-orang yang setia pda Jalal. Sabbudin menyuruh Adham menuruti saran maham mengenai hal ini. Dia menyuruh adham menjauh dari atgah, karena dia tidak akan mendapatkan apapun. Adham tidak terima. Sabbudin mengatakan kalau perasaanya tujuan Adham adalah merebut tahta Agra dan membunuh pelayan biasa bukanlah tujuannya, “mereka yang ingin berburu macan, tidak boleh teralihkan oleh kelinci. Kalau tidak macannya akan kabur. ” dan lagi menurut sabbudin Atgah hanya pelayan, kalau Adham menjadi kaisar, dia juga akan melayaninya. Adham setuju. Dia akan berusaha bagaimanapun caranya agar Jalal tidak akan kembali ke Agra hidup-hidup.
Di tempat lain, Abul mali juga memiliki rasa galau yang sama. hasratnya untuk membunuh Jalal belum kesampaian karena sampai saat ini dia dan anak buahnya belum bisa menemukan Jalal. Tempat di mana mereka hendak menghadang Jalal da membunuhnya, ternyata jalal tidak lewat di situ. Anak buah mali mengatakan kalau terakhir amereka mendengar kabar kalau Jalal ada di Mathura. Tapi mereka tidak bisa menemukannya. Mereka rasa Jalal pasti sedang menyamar. Mali senang mendengarnya. Karena akan lebih mudah membunuh Jalal kalau dia sedang menyamar karena pengawalannya tidak ketat. Mali bertekat akan menemukan Jalal dan membunuhnya atau menguburnya hidup-hidup.
Di Agra, Maham memberitahu Hamida kalau Farhad Khan mengirim surat. Dalam surat itu di katakan kalau Jodha tidak ada di Amer. Jadi Jalal dan para pengawal akan mencari dan menemukannya dan tidak akan kembali ke Agra sampai mereka menemukan Jodha. Ruq protes, apakah Jalal akan terus mencari seumur hidupnya kalau tidak bertemu Jodha, “kalau dia meninggalkan agra tapi tidak kembali ke Amer, lalu dia pergi kemana? Aku hanya mencemaskan Jalal. Dia dalam perjalanan panjang. Aku ingin tahu keadaan dia. Ya Allah, ampunilah dia.” Hamida yang merasa terganggu dengan kata-kata Ruq menyahut cepat, “kenapa dia harus di ampuni? Jalal berdosa karena meragukan Jodha. Dia harus menerima hukumannya. Jalal harus membawa Jodha kembali.” Maham yang pandai membaca situasi mendukung Hamida, “Yang mulia ratu benar. Tapi boleh aku mengatakan sesuatu? Maaf karena aku mengatakan ini. Tapi aku takut musuh kita akan memanfaatkan kesempatan dalam situasi seperti ini. Kaisar bisa jadi berada di luar wilayah mughal. Ada banyak masalah yang harus segera di perhatikan kaisar.” Ruq berkata, “betul. Aku sependapat dengan maham. Sampai kapan kaisar akan buang-buang waktu untuk mencari Jodha? Jodha pergi dengan sendirinya, kenapa kaisar harus mencari dia?” Salima membantah Ruqaiya, “tidak Ruqaiya. Yang mulia yang menyuruh Jodha meninggalkan Agra. Itu alasannya Jodha meninggalkan Agra.” Ruq masih tidak terima, “kalau begitu kenapa dia tidak berada di Amer? Dia pergi kemana? Tidak ada Rajput yang mau menampung dia. Bagaimana kalau dia tak bisa menahan rasa malu lalu bunuh diri?” hamida sangat marah mendengar kata-kata Ruq, “Cukup, Ruqaiya! kau adalah wanita Mughal. Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu? bagaimana kau bisa berpikir begitu tentang Jodha? ~Ruq tertunduk~ Jodha bukanlah wanita lemah atau pengecut. Dia tidak akan bertindak sejauh itu! Aku yakin dia ada di suatu tempat di mana tak ada yang bisa menemukan dia. Tapi aku yakin kalau Jalal akan temukan dia tak peduli dimana dia berada.” Ruq merasa kesal karena hamida membela Jodha tapi tidak menunjukannya, karena itu dia berkata,”aku permisi dulu. Sudah waktunya aku tidur. Selamat malam.” Maham juga minta diri kalau Hamida tidak keberatan. Hamida mengangguk. Maham menyerahkan surat Farhad pada hamida dan mengucapkan selamat malam. Salima menenangkan Hamida dengan berkata, “jangan hilang harapan, ibu. Aku yakin kaisar akan menemukan Jodha. kau hanya perlu terus berharap. Saat tergelap adalah sebelum petang. Dan pagi hari selalu muncul setelah malam. Insya allah, yang mulia dan Jodha akan kembali dengan selamat. jangan hilang harapan.” Hamida mengamini kata-kata Salima.
Sinopsis Jodha Akbar episode 220 bag 1. Keesokan harinya di Asilum, jalal sudah terlihat baikan. Meski memar-memar di tubuhnya masih kelihatan. Todar mal menemui jalal mengucapkan salam dan memberikan air minum yang di bawanya pada Jalal. Jalal menerima gelas itu dan meminum isinya. Todar Mal berkata, “Kau sudah siap untuk pergi. Meski kurasa kau masih harus istirahat. Kau butuh istirahat.” Jalal berkata kalau sekarang yang lebih penting adalah menemukan Jodha, “aku tak bisa tenang sampai kutemukan dia.” Todar Mal memberitahu jalal kalau hari ini ada perayaan holi di halaman kuil krisna, semua pengikut krisna di mathura pasti akan kesana, “aku yakin istrimu akan menghadiri perayaan itu.” Mendengar itu, jalal terlihat antusias, “kalau begitu, kita jangan buang waktu dan cepat kesana. Terima kasih Todar Mal. kau sangat membantuku.” Todar mal dengan rendah hati mengatakan kalau dirinya hanya perantara. Sebenarnya dewa yang menolong semua orang. Dan mereka yang memahami pentingnya cinta sejati, akan langsung memahami kesedihan jalal. Todar Mal mengajak Jalal segera pergi ke kuil krisna.
Di Asilum, pendeta menemui Todar mal dan mengucapkan terima kasih karena Todar telah memberi kesempatan pada mereka semua untuk bermain holi dengan megah. Todar mal berkata kalau dirinya hanyalah perantara, mereka semua yang tinggal di pertapaan inilah pemiliknya dan menjadikan asilum layak huni. Todar Mal mendoakan semoga perayaan Holi menjadi semarak untuk pendeta dan yang merayakannya. Pendeta tertawa. Todar mal juga berpesan agar jangan menganggap tempat ini sebagai pertapaan, tapi sebagai sebuah keluarga besar, “rayakan Holi dengan suka cita sehingga semua orang akan mengingatnya. oh ya, jangan lupa untuk berkumpul di kuil krisna, tidak semua orang bisa merayakan holi di sana.”
Shehnaz berteriak-teriak mengajak orang-orang bermain Holi tapi tak ada yang mau bermain dengannya. Setiap kelompok orang yang sedang bermain holi didekati Shehnaz, mereka pasti akan melarikan diri. Akhirnya dengan kesal dia mewarnai dirinya sendiri. Beberapa wanita yang melihat Shehnaz mewarnai dirinya sendiri datang mendekat. Seorang wanita memujinya , ” bagus, shehnaz. Sekarang kau terlihat cantik. ~ Shehnaz sangat senang. tapi teman si wanita nyeletuk, “ya persis seperti monyet.” Shehnaz marah, mereka semua lari meninggalkannya.
Jodha sedang berjalan seorang diri. Beberapa orang menawari untuk mewarnainya, tapi Jodha menolak. Jodha melihat shehnaz sedang duduk sambil mewarnai diri sendiri. Dia mendekat dan bertanya, “kau sedang apa?” Shehnaz sangat senang melihat Jodha. Dia berdiri di depan Jodha dan berkata, “aku mengoleskan holi ketubuhku sendiri.” Jodha dengan heran bertanya, “kenapa?” Dengan simple Shehnaz menjawab, “aku tidak mau orang lain mengoleskan warna di diriku. Aku mau oleskan warna di hidupku sendiri. tapi kenapa dengan dirimu? Siapa yang menghilangkan semua warna dalam hidupmu? kenapa kau tidak bermain holi?” Jodha tidak menyahut. Shehnaz mengambil segenggam holi mengoleskannya di pipi Jodha sambil mengucapkan selamat Holi. Jodha kaget, tapi tidak mengatakan apa-apa. Dia biarkan Shehnaz mewarnai wajahnya. Shehnaz mengajaknya bermain holi. Jodha menyentuh pipinya, melihat warna di tangannya, untuk sejenak dia tersenyum dan balik mengoleskan warna ke wajah Shehnaz sambil mengucapkan selamat merayakan holi. Keduanya lalu berpelukan. Shehnaz mengajak jodha pergi ke kuil krisna untuk bermain holi. Jodha tidak menyahut. Shehnaz merayunya. Akhirnya Jodha setuju. shehnaz dengan senang hati berkata, “aku yakin kau takkan merindukan keluargamu disana dan juga suamimu.” Mendengar kata suami, mata Jodha langsung berkaca-kaca. Shehnaz meminta Jodha agar jangan menangis, “lihat, aku sudah mengoleskan warna yang indah di tubuhmu. ini bisa cepat di cuci. jangan menangis.” Jodha tersenyum mendengarnya. Para wanita penting Asilum melihat Jodha dan shehnaz bersama-sama terlihat senang. Salah satu wanita berkata, “lakshmi selalu sedih, tapi shehnaz menemaninya. Mereka berdua sangat senang bersama-sama.”
Sinopsis Jodha Akbar episode 220 bag 1. Jodha dan Shehnaz pergi ke kuil Krisna. Disana sangat ramai orang. Tua-muda semua bermain Holi. Jodha dan Shehnaz memasang tilak di patung rada-krisna. jalal dan rombongan muncul. jalal menyuruh rombongannya menyebar agar lebih mudah menemukan Jodha. Shehnaz berlari kesana kemari, Jodha memanggilnya, tapi shehnaz tidak mendengarkan. Jodha mengejar shehnaz. Tapi shehnaz sudah hilang dalam keramaian. Jodha mencarinya. Jalal berada tak jauh dari Jodha, dengan mata menatap sekeliling, tapi tidak melihat kearah Jodha. Mereka begitu amat dekat, tapi tidak juga saling melihat.
Jodha letih mencari Shehnaz. Dia berhenti sebentar. Tiba-tiba shehnaz muncul dan mengagetkan Jodha. Shehnaz tertawa, “kenapa? Semua orang bermain holi. Kenapa kau takut?” Shehnaz mengoleskan holi ke pipi Jodha lagi. Jodha segera mengambil tepung holi dan mengejar shehnaz. Tapi shehnaz berlari menghindar terus sambil memohon agar Jodha tidak mewarnainya. Jodha tetap mengejarnya. Sambil berlari shehnaz berlata, ‘jangan! Tunggu! jangan taburi warna ke diriku. Tunggu, tunggu! Aku tak mau terlihat seperti monyet!” Jodha tertawa mengejeknya, “oh ho..sekarang giliranmu yang bikin alasan. Ini tidak adil.” Jodha melemparkan warna kearah shehnaz, tapi shehnaz menghindar. Dan warna itu mengenai wajah jalal yang saat itu sedang berjalan di belakang Shehnaz. Melihat itu Jodha meminta maaf, “maafkan aku. Aku tidak sengaja melempar sari warna kearahmu. Aku ingin melempar dia.” jalal sepertinya mengenali suara Jodha, dalam hati dia berkata, “ratu Jodha, kau..” Jalal segera mengucek-ngucek matanya yang terkena sari warna. Tapi begitu dia membuka mata, Jodha sudah tidak ada. Jalal tertegun. Dia yakin tadi itu suara Jodha, “dia di sini. Aku bisa mengenali suaranya. Dimana dia?” Jalal segera berkeliling dengan lebih intens lagi untuk mencari Jodha. Tapi Jodha seperti lenyap di telan bumi. Jalal berpapasan dengan Todar Mal. Todar Mal yang melihat jalal begitu gelisah bertanya, “kenapa yang mulia?” Jalal berkata kalau dia mendengar suara Jodha, “kau benar. Dia ada di sini, diperayaan ini. Tapi kemana dia pergi? kau benar kalau aku akan temukan ratu Jodha hari ini. Terima kasih.” Jalal meminta Todar mal mencarinya di sebelah sana, sedangkan dia akan mencari di sisi yang lain. Jalal terus melakukan pencarian. Dalam hati dia berkata, “aku tahu kau ada di sini, Jodha. Aku bisa mengenali suaramu, meski di tengah keramaian. ~ jalal terus berputar-putar mencari~ jodha, dimana kau? kau ada di sini. Kau pergi kemana?”
Jalal sangat gelisah. Dia hilir mudik tanpa arah. Todar mal yang melihat itu segera mendekatinya dan menyuruh jalal mengendalikan diri, “tenanglah. lukamu belum pulih.” Jalal menyahut, “Aku tak bisa menunggu, Todar Mal. Kalau aku tak temukan dia hari ini, aku akan kehilangan dia selamanya. kalau aku gagal temukan dia hari ini, aku tidak akan pernah bisa bertemu dia selamanya. Tolong tinggalkan aku sendiri.” Todar Mal mencoba menenangkan Jalal dengan berkata, “kau tak boleh menyerah, yang mulia. Dewa telah berikan kau kesempatan. Setidaknya kau melihat dia di sini. Dia akan bertemu kau. Itu sebabnya dia muncul di depanmu.” Jalal berhasil di tenangkan. Dia duduk di kursi yang ada di dekatnya. Todar Mal berdiri mengawasinya. Jalal berkata, “tapi apa alasan dia kabur dariku lagi? Akan kukatakan alasannya. Aku telah sangat melukai perasaannya sampai dia tidak mau bertemu aku lagi. Aku orang yang sangat jahat, Todar Mal. Dia selalu benar.” Todar Mal jongkok didepan jalal dan berkata, “kau sungguh mencintai dia. Kau pasti akan menemukan dia. Dan kalau dia terluka karena perkataanmu padanya, artinya dia juga mencintaimu.”
Pendeta Asilum datang menghampiri Todar Mal dan memberi salam. Todar mal membalas salamnya. Pendeta berkata, “sesuai keinginanmu, kami sudah berkumpul di kuil. Kami juga sudah berikan persembahan untuk para pendeta.” Todar mal mengangguk senang. Tiba-tiba pendeta ternampak jalal yang duduk didepannya, dia menyapa, “bukankah kau pria yang datang ke pertapaan kami beberpa hari lalu untuk mencari seorang wanita? Kau sudah temukan dia?” Jalal menggeleng dan berkata, “aku belum beruntung.” Pendeta bertanya bagaimana Jalal bisa terluka? Todar Mal memberitahu pendeta kalau semalam beberapa orang berusaha membunuh seorang janda dan Jalal menyelamatkan janda itu. Pendeta dengan rasa tak percaya berkata, “aneh sekali. Semua sifat wanita yang kauceritakan pada kami, mirip dengan sifat lakshmi yang tinggal di pertapaan kami. Dia juga membawa patung dewa krisna,” Jalal yang semula tidak tertarik menatap pendeta dan menunggu dia melanjutkan kata-katanya, “lalu aku diberitahu kalau saat kau menemui dia di pondoknya, dia tidak ada di sana, yang ada hanya shehnaz. ~Jalal semakin penasaran~ Aneh sekali, karena kau juga telah menyelamatkan Lakshmi dan shehnaz semalam bersama janda itu. Dia bahkan mengirim obat untukmu.” Jalal teringat kembali peristiwa semalam ketika dia menolong tiga wanita yang di lempar batu. Pada akhirnya yang dua pergi dan hanya tinggal satu. Pendeta melanjutkan kata-katanya dengan mengatakan kalau lakshmi adalah wanita yang hebat. Jalal berdiri menghampiri pendeta itu dan bertanya, “apa lakshmi yang mengirim obat itu?” Pendeta menjawab benar. jalal berkata kalau dirinya punya firasat yang kuat kalau Jodha yang mengirimkan obat itu untuknya. Todar Mal berkata, “kalau begitu, kau harus segera temui dia.” Jalal menolak, “tidak, Todar Mal. Dia tahu kalau aku disini, tapi dia tidak menampakan dirinya. Artinya dia tidak mau bertemu aku. Kalau aku salah langkah, aku bisa kehilangan dia selamanya. Aku butuh bantuan kalian.” Todar Mal dan pendeta setuju membantu dan meminta jalal mengatakan rencananya….Sinopsis Jodha Akbar episode 220 bag 2