Sinopsis Jodha Akbar episode 220 bag 2 by Meysha Lestari. Jodha mengajak Shehnaz untuk kembali ke asilum karena waktu bermain sudah usai. Shehnaz tidak mau, dia masih ingin menikmati suasana di sini. Jodha berkata kalau shehnaz tidak mau pergi tidak apa, dia akan pergi sendiri. Shehnaz menahannya, “jangan. Aku tidak mau di tinggal sendirian disini. Aku ingin bersamamu.” Jodha berkata, dia mengerti karena itu dia mengajaknya pergi. Shehnaz setuju.
Jodha dan Shehnaz akan kembali ke asilum (suaka/pertapaan) ketika dia mendengar para wanita membicarakan tentang pria malang yang menolong janda. Jodha menguping pembicaraan mereka. Salah satu dari wanita itu mengatakan, “iya, kudengar dia meninggal. Lukanya terlalu parah.” Jodha terkejut dan mendekati mereka. Sekelompok laki-laki yang berkumpul juga mengatakan hal yang sama. Jodha mendekati mereka dan bertanya untuk memastikan, “permisi, siapa yang sedang kalian bicarakan?” Mereka mengatakan kalau sedang membicarakan tentang pria yang telah menolong seorang janda dan 2 wanita lainnya dari lemparan batu semalam, pria itu sudah meninggal. Jodha benar-benar terperanjat, tubuhnya terasa lemas. Shehnaz juga terkejut, dia menutup mulutnya tak percaya. Shehnaz mendekati Jodha dan menyentuh tanganya. Jodha menyuruh Shehnaz menunggu, dia akan segera kembali. Jodha bergegas pergi, sambil berjalan bibirnya tak henti-henti mengatakan, “ini tidak mungkin. Ini tidak mungkin!” Jodha menghampiri kerumunan orang di mana di tengahnya tergeletak sesosok tubuh yang tertutup kain putih. Jodha mendekatinya dan berdiri menatap tubuh itu dengan perasaan campur aduk. Todar Mal melihat Jodha dan menatapnya dengan lega. Tapi perhatian Jodha terpusat pada sosok yang terbujur di depannya. Dengan air mata membasahi pipi, Jodha menatap sosok tubuh itu. Karena tidak melihat wajahnya, Jodha masih menyimpan harapan bahwa itu bukan Jalal. Tapi kemudian angin bertiup menyingkap kain putih yang menutupi wajah jalal. Jodha langsung down. Nyawanya seperti melayang. Tatapannya menjadi nanar, dia memanggil, “yang mulia…” Jalal yang terbaring mendengar panggilan Jodha, dalam hati Jalal berkata, “dia langsung kesini begitu mendengar berita kematianku. Aku tahu kau akan datang. kau sangat mencintaiku, bukan?” Jodha hampir jatuh pingsan, Jalal menangkap tubuhnya. Keduanya terduduk di tanah. Jodha perlahan mengangkat wajahnya menatap pria yang telah menyanggah tubuhnya. Dia terkejut dan lega saat melihat jalal ada didepannya. Tapi juga marah. Keduanya saling menatap. Jalal berkata, “aku tahu kau akan datang. Maafkan aku, ratu Jodha. Aku terpaksa pura-pura agar kau mau datang.” Jodha menepis tangan Jalal, dengan cepat dia berdiri, menatap Jalal dengan marah lalu berlari pergi. Jalal mengejarnya sambil memanggil, “ratu Jodha!” Pengawal Jalal bermaksud akan membantunya mengejar Jodha tapi Todar Mal menahannya. Todar meminta agar mereka tidak ikut campur dan membiarkan Jalal – Jodha mengatasi masalahnya sendiri.
Sinopsis Jodha Akbar episode 220 bag 2. Jalal mengejar Jodha sambil memanggil namanya. Jodha terus saja berlari. Berkali-kali bayangan Jalal yang marah dan mengusirnya dari agra terlintas lagi di benaknya. Jodha mengusap air matanya sambil. Di tepi sungai Yamuna, Jalal berhasil menangkap Jodha. Dia meraih tangan Jodha dan memintanya agar jangan lari lagi darinya. Jodha menatap Jalal dengan marah. Dia mendorong Jalal hingga terjatuh lalu berlari ke dalam sungai. Jalal melihat itu segera berdiri, dia teringat kata-katanya sendiri saat mengusir Jodha. Sementara itu, Jodha berjalan ketengah sungai, semakin lama semakin dalam. Jalal seperti bisa menduga apa yang akan di lakukan Jodha. Dia segera menceburkan diri ke sungai dan mendekati Jodha yang hampir sampai ketengah. Jalal berhasil meraih tangan. Jalal berkata, “ratu Jodha, apa yang kau lakukan? Kau tidak memikirkan siapapun sebelum melakukan ini? Kau tidak memikirkan orang tuamu, ibuku, Rahim, diriku. Ikutlah denganku!” Jalal menarik tangan Jodha agar mengikutinya ke tepi. Jodha melawan dan berusaha menepis tangan Jalal. Tapi apalah arti kekuatannya di bandingkan tenaga Jalal. Betapapun berusahanya dia memberontak, jalal tetap bisa menyeretnya keluar dari air.
Sampai di tepi sungai, Jalal menyentakkan tubuh Jodha hingga jatuh dalam pelukannya. Jalal berkata, “sadarlah!” Jodha menepis tangan Jalal. Jalal menatap Jodha dengan rasa sesal yang amat sangat. Dia berkata, “apa kau sangat marah padaku? Kau tak pernah sangat marah padaku meski saat kau membenciku. Kau masih akan hadapi aku. Hari ini kau ingin pergi menjauh dariku. Aku akui kalau aku melakukan kesalahan. Aku berbuat dosa karena salah paham. Tapi aku menyadari kesalahanku. Dan seperti kau bilang, kalau seseorang menyadari kesalahannya, dia harus di berikan kesempatan lagi. Aku hanya ingin satu kesempatan lagi. Aku sudah mencarimu selama berhari-hari. Aku hanya ingin minta maaf padamu. Aku hanya ingin membawamu kembali ke Agra. Kalau kau mau kau boleh membunuhku, ratu Jodha! Tapi kumohon jangan tinggalkan aku seorang diri, agar aku menderita sumur hidupku. Janganlah pergi dariku. Aku tak bisa hidup tanpamu meski hanya sebentar. Aku tahu kau peduli padaku. AKu tahu kalau kau mencintaiku. Itu alasannya kau bawakan obat itu untukku. Kau langsung menghampiriku begitu kau mendengar kematianku. Aku benarkan? Aku mohon, jawab aku, ratu Jodha! Jawab aku!”
Jodha menatap mata Jalal dengan marah dan terluka, katanya, “kau bertanya padaku lagi? ~sesekali Jodha mendorong dada Jalal~ Benar! Aku peduli padamu! Benar! Aku merasa bersalah saat melihatmu sedih! Benar! Aku akan mematahkan gelang-gelangku dan tidak akan bisa menahan rasa sakit atas kematianmu! Dan mungkin aku akan bunuh diri karena kehilangan dirimu! Selama aku masih hidup, aku akan menjadi istrimu. Aku akan lakukan kewajibanku sebagai istrimu!” Jalal memegang tangan Jodha, “aku tahu, ratu Jodha! ~Jodha mengibaskan tangan Jalal dengan kasar~ Aku tahu aku berbuat salah. Tapi aku menyesali semua yang telah aku lakukan! Kau tidak tahu kalau di hari kau pergi, aku juga sangat tidak tenang. ~jalal menyembah Jodha~ Aku mohon pengampunanmu! Kembalilah bersamaku.”
Sinopsis Jodha Akbar episode 220 bag 2. Jodha menatap Jalal dan bertanya, “kenapa? Aku tak ingin kembali ke Agra, mengapa kau ingin membawaku bersamamu? Kau pikir kau bisa marah dan senang semaumu? Kau bisa mengusir dan menerimaku kembali sesukamu? Kau bahkan tidak peduli dengan harga diriku. Dan kau di sini untuk minta maaf?! Siapa aku? Apa pentingnya aku? Apakah aku tidak punya kehormatan dan harga diri? Apakah aku tidak punya perasaan? Apa aku tidak bisa sakit hati? Aku adalah Rajvanshi. Kami selalu memuja suami kami, memikirkan pria lain saja sudah dianggap dosa. Tapi kau menuduhku dan meragukan moralku. Aku lebih baik bunuh diri daripada seseorang menuduhku melakukan tindak asusila. Aku lebih baik bunuh diri sebelum pria lain menyentuhku, tapi kau..kau telah menyakiti harga diri dan kehormatanku, yang mulia. Kata-katamu masih terdengar di telingaku, tuduhanmu yang keji itu. Aku masih tidak percaya, pria yang melakukan sumpah pernikahan denganku bisa sekejam itu padaku. ~Jalal tertunduk~ Aku tidak percaya, kau janji akan selalu mendampingiku selamanya, mengapa bisa meninggalkan aku begitu saja? Apa kejahatanku? Kejahatanku adalah memikirkan untuk menyelamatkan nyawamu! Aku tidak memberitahumu soal Sujamal karena aku sudah berjanji padanya. Saudara mempunyai ikatan yang suci. Kau juga tidak menghormati itu. Mengapa ini selalu terjadi? Mengapa wanita selalu mendapat hukuman? Mengapa dia selalu berkorban? Mengapa dia selalu menanggung semua perbuatan yang pria lakukan? Mengapa dia selalu memaafkan semua kesalahan pria? Kami wanita meningglkan seluruh keluarga kami, ibu, ayah dan saudara kami. Kami lakukan ini dengan ikhlas meski bertentangan dengan keinginan kami. Seorang wanita mengorbankan keinginannya demi ayahnya. Dia mengorbankan mimpinya demi suaminya. Dia meninggalkan tempat di mana dia tumbuh atas dasar kepercayaan dan pergi bersama suaminya. Dia meninggalkan keluarganya dan menerima keluarga suaminya bagaikan keluarganya sendiri. Tapi seorang suami bisa memutus hubungan denganya kapan saja, dia menolaknya. Seorang wanita bisa mengorbankan apapun. Tapi dia takkan mengorbankan harga dirinya. Wanita bisa mengemban berbagai penderitaan, tapi dia takkan biarkan seseorang meragukan moral dan harga dirinya. Wanita menjaga kehormatan selamanya, dan pria di ijinkan untuk menginjak kehormatannya kapanpun.”
Jalal menyahut, “aku tahu kau marah, ratu Jodha. Itulah sebabnya aku katakan kau boleh menghukumku, tapi setelah itu, maafkanlah aku. Kumohon kembalilah ke Agra bersamaku setelah itu.” Jodha menggeleng dan berkata, ‘tidak, yang mulia. Hukuman tidak akan cukup untuk kejahatan tertentu. Dan penebusan dosa tidak akan cukup bagi dosa tertentu. Aku tak ingin kembali ke Agra bersamamu. Maafkan aku. ~jodha meletakkan tanganya di depan dada, memohon pada Jalal~ AKu tidak akan ikut denganmu. Aku senang, aku telah menyelamatkan kehormatan dan harga diriku. Dan jika kau peduli dengan kebahagiaanku, kau takkan mengikutiku. Butuh kekuatan bagiku untuk meninggalkan semuanya, kumohon jangan ikuti aku. Kumohon jangan membuat perjalananku semakin sulit.” Jodha tak tahu harus berkata apa lagi. Dengan berderai airmata dia meninggalkan Jalal yang menatapnya dengan rasa sesal dan kesedihan yang mendalam. Jalal melangkah mengikuti Jodha, tidak lagi mengejarnya.
Sharifudin mondar mandir dengan pisau di tangan. Dia menancapkan pisau itu di meja dan berkata dalam hati , “kenapa semua terjadi padaku? Yang mulia memiliki semua yang kuinginkan. Memiliki tahta Agra dan ratu Jodha. Kurasa Jodha bukan milik yang mulia dan bukan juga milikku. Dia dalah putri yang manja, aku tidak menyangka dia bisa bertahan selama ini. AKu yakin dia pasti sekarang sudah mati. Ya tuhan, kenapa engkau biarkan wanita cantik mati begitu cepat. Dia seharusnya bersamaku. Tapi aku berterima kasih padamu Ratu Jodha, kau membantuku meski dengan kematianmu. Yang Mulia hampir gila karena kehilanganmu. Ini kesempatan untuk merebut tahta. Sudah waktunya aku menaklukan Agra atau Delhi. Tapi aku akan merindukanmu ratu Jodha. Aku akan melupakanmu setelah aku menjadi Raja. Kau mungkin tak bisa jadi milikku, tapi aku akan menguasai kerajaan, Ratu Jodha!” Membayangkan itu Sharifudin tertawa terbahak-bahak.
Sinopsis Jodha Akbar episode 220 bag 2. Baz Bahadur menghasut Pratap Singh agar menyerang Jalal sekarang, karena ini kesempatan yang langka. Jalal sedang dalam posisi sangat lemah karena kehilangan istrinya. Tapi pratap menolak, karena itu bukan karakter rajvanshi menyerang musuhnya dengan diam-diam. Jika mau mereka bisa berhadapan dengannya di medan perang. Pratap mengatakan tidak ada alasan untuk menyerang jalal, dia sangat baik pada rakyatnya dan juga pada negara tetangga. Tapi pratap memang menentang rencana penyatuan India di bawah satu penguasa. Dan punya rencana sendiri untuk menghancurkan mughal. Dia yang akan menentukan kapan akan menentang jalal dan meminta Baz bahadur untuk tenang saja karena dia berada dalam perlindungannya.
Di Asilum, Jodha memasuki pondok, menutup pintunya rapat-rapat dan bersandar di sana sambil menangis. Jodha teringat perkataan Jalal tadi siang, ketika dia meminta maaf dan mengajaknya kembali ke Agra. Jodha berpikir, “aku sudah tidak bisa tinggal di sini.” Jodha mendekati patung krishna dan mengeluh dihadapannya, “engkaulah yang bertanggung jawab atas semuanya. Sebelumnya yang mulia menuduhku dan mengusirku dari Agra. Sekarang dia di sini untuk menerimaku kembali. Mengapa? Mengapa dia selalu dekat dan pergi dariku? mengapa? Mengapa aku sering mengalami cobaan yang berat, mengapa? Mengapa aku harus malu? Apakah aku belum cukup di permalukan? Bukankah aku selalu berdoa dengan tulus? Mengapa aku alami penderitaan ini? Mengapa kau selalu menempatkan aku pada situasi yang aneh? Mengapa? Mengapa? Mengapa engkau melakukan ini?” Jodha menangis di kaki kahna. Lalu dia terpikir, “aku harus pergi dari sini. Aku akan pergi dari sini.” Baru saja jodha akan berdiri, terdengar ketukkan di pintu. Jodha menjadi panik. Dia menyangka itu jalal. Jodha mencari jalan untuk keluar, tapi pondoknya tertutup rapat, bahkan jendelanya pun tidak dapat di buka. Jodha hanya bisa merapatkan tubuhnya di dinding. Lalu pintu terbuka dengan paksa. Di tengah pintu berdiri Raja Bharmal yang terlihat lega saat melihat Jodha. Jodha terlihat kaget saat melihat Bharmal tapi tidak dapat menyembunyikan kebahagiaanya. Jodha segera berlari memeluk Bharmal. Bharmal mendekap putri kesayangannya dengan erat dan mengelus kepalanya, “Jodha..anakku!” Jodha menangis di dada Bharmal. Melihat itu Bharmal menarik tubuh Jodha menjauhinya, memegang kedua bahunya dan menatap wajahnya sambil berkata, ‘kau gadis pemberani, kau tak boleh menangis, ~Jalal berdiri di luar pintu menatap pertemuan ayah dan anak itu dengan perasaan lega dan haru~ lihatlah, aku datang menjemputmu. Ayahmu ada di sini. Semuanya akan baik-baik saja.” Jalal sekali lagi hanya bisa menatap haru….Sinopsis Jodha Akbar episode 221
Sebelumnya: Sinopsis Jodha Akbar episode 220 bag 1