Sinopsis Jodha Akbar episode 353 by Sally Diandra . Pada saat upacara pemakaman Hussain yang terakhir, Jalal menggendong Hussain, dia memeluknya dengan erat dan menguburkannya. Malam harinya, saat itu hujan deras, Jalal sedang menikmati turunnya hujan, badannya basah kuyup oleh hujan, Jodha melihatnya dan mencoba untuk mendekatinya, tubuhnya juga basah terkena siraman hujan, lalu dia memanggil suaminya : “Shehenshah … kenapa kamu menghukum dirimu sendiri ? kamu bisa jatuh sakit, ayoo masuk ke dalam”. Jalal langsung menjawab : “Saat ini diriku dingin seperti hujan, semuanya sudah berakhir, impianku telah hancur !” lalu dia memegang tangan Jodha sambil menatapnya dan berujar : “Aku sudah bilang sama kamu malam itu, kamu seharusnya bersama Hussain, tapi kamu keras kepala ingin selalu bersamaku, diammu itu menandakan kecerobohanmu” Jalal terlihat sangat marah sekali sama Jodha. Jodha terkejut lalu Jalal menghempaskan tangan Jodha dan berlalu meninggalkan tempat itu, Jodha kaget nggak percaya kemudian dia mengikuti langkah Jalal dari belakang sambil terus menatapnya, tak berapa lama kemudian Jalan menoleh ke arah Jodha, menatapnya dengan tatapan yang sadis lalu menyibakkan tirai kamarnya yang memisahkan dirinya dan Jodha, Jalal tidak peduli pada Jodha, amarahnya telah memuncak. Rukayah sedang menangis didalam kamarnya, dia sedang memeluk pakaian Hussain, lalu bibinya masuk ke kamarnya dan menyuruhnya untuk mengontrol dirinya, tapi Rukayah terus menangis dan berkata : “Tolooong ,,, bawa kembali Hussainku, dia telah pergi …” lalu bibinya menyuruhnya untuk duduk ditempat tidur dan Rukayah berkata lagi sambil tersedu sedu : “Aku nggak ada artinya apa apa tanpa dia, tolooong bawa dia kembali, mereka telah merenggut anakku dari aku” Rukayah menangis terus, tak lama kemudian Hamida dan Salimpun datang, lalu Rukayah bilang : “Aku tidak butuh belas kasihan dari seseorang yang harus bertanggung jawab atas kematian Hussain, kamu berdua menyuruh aku untuk menyerahkan Hussain ke Jodha, tapi apa ???? aku nggak mau lihat wajahmu lagi ! Jodha mungkin bisa menjadi kekasih yang hebat tapi dia nggak bisa menjadi seorang ibu, waktunya hanya untuk mencintai suaminya saja”. Lalu Hamida berkata : “Kita semua sedih tapi jangan menyalahkan JOdha, dia juga telah kehilangan anak anaknya” , “Kenapa kalian semua mengkhawatirkan Jodha ?” Tanya Rukayah, lalu Salima menjawab : “Kami juga khawatir sama kamu, kamu telah memilih Zeenat untuk menjadi pengasuh Hussain, kalo mau memberikan tanggung jawab itu Ke Jodha, semua ini nggak akan terjadi Rukayah” Rukayah semakin menangis tersedu sedu ….
Jiwa Jodha berbicara : “Jalal benar, aku telah mengabaikan tugasku
Jiwa Jalal berbicara : “Mulai malam itu, cinta yang bersemi diantara kami menjadi sebuah racun yang menyakitkan, dan kegelapan dimalam itu menjadi kegelapan kami pada malam malam berikutnya”
Sampai suatu hari ketika Jodha sedang merenung di taman, tiba tiba dilihatnya Jalal melintas didepannya, Jodha ingin berbicara tapi Jalal tidak mempedulikannya dan itu terjadi berulang ulang …
Jiwa Jodha berbicara : “Kalo dulu kami sering saling berbagi satu sama lain, saling mencintai satu sama lain, kali ini kami menjadi orang asing yang hidup dalam satu atap tapi memiliki dunia sendiri sendiri, Jalal menjadi seorang raja yang kejam, kemarahannya ditunjukkan melalui matanya ketika dia hendak membunuh orang”
Suatu hari ketika Jodha sedang duduk ditaman, dia merenung , “Sekarang Jalal telah mengubah Akbar menjadi Jalal lagi yang dulu, kemarahannya terlihat pada raut mukanya” Jalal yang saat itu sedang berlatih pedang dengan pengawalnya, sampai pengawalnya babak belur dihajar Jalal, dalam hati Jalal berucap : “Aku tahu kalo saat ini Jodha sudah mulai membenciku karena kemarahanku tapi cinta dan perhatian dihatinya dan dihatiku telah hancur berkeping keeping. Lalu Jalal meletakkan pedangnya di leher seseorang yang dibawa oleh Todar Mal (orang kepercayaan Jalal) dan melihatnya dengan marah, dalam hati dia berujar : “Lihat aku, Jodha … lihatlah orang ini” dari kejauhan Jodha melihat perbuatan Jalal yang keji terhadap orang itu dan dia hanya bisa menutup matanya. Suatu sore Hamida ngobrol sama Jodha, Hamida bilang : “Jodha, Jalal sekarang sudah berubah 180 derajat, dia menunjukkan kemarahannya pada dunia, kita tidak bisa berbuat apa apa, karena dia benar benar telah berubah, tidak ada kelembutan hati pada dirinya”
Narator : Dari waktu ke waktu, Jalal benar benar telah mengubah dirinya, tidak ada kelembutan dalam hatinya untuk semua orang, dalam sidang Jalal malah berteriak bahwa dia menyatakan perang pada Rajvanshies (ras keturunan keluarga Jodha), “Aku nyatakan perang pada Rajvanshies, aku akan memberi mereka pelajaran !” teriak Jalal dengan garangnya … hiii seeereeeem … dan semua yang mendengarkan terkejut.
Mendengar hal ini, Moti segera memberitahu Jodha yang sedang berada di kamarnya, Jodha bertanya : “Apa ???? Aku harus menghentikan Jalal, Moti … walau apapun yang akan terjadi” tapi Moti bilang : “Jangan, jangan pergi Jodha, dia pasti tidak akan suka” tapi Jodha bersikeras : “Suka atau tidak suka, aku harus menghentikannya !” Jodha pun berlalu
Jalal sedang bersiap siap untuk berperang, dia mengambil pedangnya, saat itu Jodha datang ingin menemui Jalal tapi Maan Shing (ponakan Jodha) menghentikannya dan bilang : “Yang Mulia sedang bersiap siap untuk berangkat berperang, bibi” , “Katakan pada Yang Mulia aku ingin bertemu” kata Jodha, lalu Maan bilang lagi : “Maaf, bibi tapi aku tidak akan membiarkanmu menemuinya dan ini adalah tugasku untuk mengikuti semua perintahnya” tapi Jodha langsung menjawabnya : “Tugasmu adalah untuk mengikuti semua perintahnya yang baik bukan … “ . Mendengar suara Jodha didepan kamarnya, Jalal langsung keluar dan berteriak pada para ajudannya : “Kalian pergi semua dari sini !” , Jodha bilang : “Aku ingin berbicara denganmu Jalal” , “Aku akan pergi berperang, aku nggak punya waktu untuk ngobrol !” ujar Jalal.
“Tapi dengan membunuh orang orang yang tidak bersalah diperang, itu tidak baik” kata Jodha, “Tidak bersalah ??? Anak anakku juga tidak bersalah !” ujar Jalal . JOdha amenyahut, “Tapi dengan membunuh orang orang Rajvanshies, kemarahanmu tidak akan berkurang” tapi Jalal tidak menggubrisnya malah dia meminta Jodha untuk memberikan ‘tilak’ (restu) pada pedangnya sebelum berperang. Jodha berkata : “Aku tidak bisa melakukan ini karena kamu akan membunuh orang orang Rajvanshies” saat itu Rukayah, Hamidah, Gulbadan dan Moti datang menghampiri Jodha dan Jalal. Mendengar permintaan Jalal lalu Rukayah menawarkan diri untuk melakukan ritual tersebut : “Jalal, biar aku saja yang melakukan ritualnya” , “Tidaaaakkkkk !!!” teriak Jalal garaaang, “Orang yang akan melakukan ritual ini hanya Jodha seorang !” alu Jalal mengarahkan pedangnya ke arah Jodha. Mengetahui hal ini, Hamida langsung menyuruh Moti untuk mengambil piring pemujaan dan Hamida bilang ke Jodha : “Jodha, aku tahu kamu tidak setuju dengan apa yang akan dilakukan oleh Jalal tapi pemujaan ini untuk keselamatan Jalal dan jika kamu tidak melakukan ritual ini, nyawa Jalal bisa terancam, Jodha” , Lalu dengan berat hati Jodha melakukan ritual pemujaan untuk suaminya yang akan berperang. Kemudian disayatnya tangannya sendiri dengan pedang Jalal, dan ditorehkannya tilak dipedang Jalal menggunakan darahnya,
lalu Jodha bilang ke Jalal : “Hari ini darahku membekas di pedangmu dan hari ini pula orang Rajvanshies yang pertama yang kehilangan darahnya karena pedangmu adalah aku Jodha istrimu” … Jalal menatap Jodha dengan marah dan tatapan yang sadis kemudian berlalu dari hadapan mereka.