Sinopsis Jodha Akbar episode 356 by Sally Diandra. Jalal sangat marah ketika melihat seorang anak yang sedang menangis ditengah tengah mayat para prajurit yang bergelimpangan, sesaat kemudia dia sudah bersiap hendak mengayunkan pedangnya, tiba tiba seorang laki laki datang dan berteriak : “Jangan sentuh anak itu !!!” tanpa banyak bicara Jalal langsung membunuh orang itu adan melihat lagi ke arah anak tersebut dengan tatapan sadis … dia teringat pada kedua anak kembarnya yang sudah meninggal.
Tak lama kemudian ibu dari anak itu datang dan berusaha melindungi si anak dari Jalal. “Sekarang kamu seharusnya sudah puas membunuh banyak orang, kamu adalah seorang Raja, kamu seharusnya bertarung dengan para prajurit, kenapa kamu sekarang mau membunuh rakyat biasa, lakukanlah … bunuh saya, bunuh anak saya seperti kamu membunuh suami saya tadi, sekarang lakukanlah !” ujar si ibu sambil terus menunduk dan memegangi anaknya. “Aku akan membunuhmu ! ini adalah kehidupan nyata yang sangat kamu cintai ….” Sebelum Jalal menyelesaikan kalimatnya, si ibu langsung menyahut lagi : “Kamu telah membunuh orang orang yang tidak bersalah” , “Heii … ketika Tuhanmu mengambil nyawa seseorang, itu bukanlah suatu masalah akan tetapi ketika seorang Raja membunuh seseorang maka itu adalah perbuatan yang salah ???” ujar Jalal garang, “Ya ! sebab Tuhanlah yang member kita kehidupan maka Dia bisa mengambilnya, kamu bukan Tuhan, kamu telah membunuh orang orang yang tidak bersalah” kata ibu itu lagi …
Lalu kata Jalal : “Anak anakku juga tidak bersalah, tapi kenapa Tuhanmu membunuhnya ??” kemudian ibu tadi menyuruh Jalal untuk membalas dendamnya pada mereka, dia meminta Jalal untuk membunuhnya dan anaknya. Jalalpun sudah bersiap hendak mengayunkan pedangnya untuk membunuh mereka berdua tapi tiba tiba Jalal mendengar suara tangisan bayi dari arah belakang, ketika dia menoleh dilihatnya Jodha dan kedua anak mereka Hasan dan Hussain yang sedang digendong dalam pelukan Jodha. Jalal terpana melihatnya, bibirnya kelu dan dijatuhkannya kedua pedangnya.
Sinopsis Jodha Akbar episode 356. Perempuan tadi bersama anaknya pergi menghampiri mayat suaminya yang dibunuh Jalal dan menangis. Ketika dicarinya bayangan Jodha, bayangan tersebut telah menghilang … Jalal terpaku melihat pembantaian yang telah dilakukannya, dia melihat mayat mayat yang bergelimpangan yang tak terhitung jumlahnya tergeletak di tanah, Jalal sangat terkejut. lalu dia menatap langit dengan pandangan yang nanar dan berkata ke Tuhan : “Yaaa Tuhan … apa yang telah Kamu lakukan ??? kenapa Kamu mengambil kedamaianku ??? kenapa Kamu merenggut nyawa Hasan dan Hussain ??? aku selalu berdoa kepadaMu, aku selalu menunduk dihadapanMu, aku selalu bersedekah dan membayar zakat tapi kenapa Kamu melakukan ini semua padaku ??? kenapa ?? kenapa ??? Kamu telah membuatku menjadi setan yang jahat, aku adalah seorang hewan buas sekarang. Pernahkah Kau berfikir bahwa tidak hanya Kamu saja yang bisa mengambil nyawa seseorang ??? Lihatlah … aku telah membunuh ribuan nyawa orang orang ini, hari ini kehidupan mereka ada ditanganku, aku telah merenggut nyawa mereka ,,, perempuan tadi bilang bahwa aku hanya dapat mengambil nyawa orang orang tapi aku tidak bisa memberi mereka kehidupan, tapi aku ingin mengatakannya pada Mu bahwa akan ada banyak ribuan orang yang tidak akan percaya pada Mu lagi mulai dari sekarang, sekarang aku telah menang dan aku telah mengalahkanMu Tuhan ! Kamu telah membunuh anak anakku dan tertawa bahagia, hari ini aku juga bahagia !” ujar Jalal sambil menyengir menatap langit.
Sinopsis Jodha Akbar episode 356. Dari arah belakang, prajurit prajurit Jalal datang dan mengelu elukan nama Jalal : “Hidup Raja Jallaludin Muhammad ! Hidup Raja Jallaludin Muhammad ! Hidup Raja Jallaludin Muhammad ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar !” mereka semua bergembira atas kemenangan mereka. Tapi tiba tiba Jalal berkata pada Todar Mal : “Aku ingin sekali bahagia setelah melakukan semua pembantaian ini tapi kamu tau, aku tidak bisa merasakan kebahagiaan itu” ujarnya sambil berlalu dari medan pertempuran, Todar Mal hanya bisa termangu menatap kepergian Jalal.
Didalam tenda, Jalal melihat senja telah datang … lalu dia mengangkat tangannya hendak berdoa tapi kemudian dia melihat kedua tangannya dan menurunkannya kembali. “Aku telah memenangkan peperangan terbesar dalam hidupku tapi mengapa aku tidak bahagia ???” ujarnya dalam hati. Lalu tiba tiba seorang prajurit masuk kedalam tendanya dan berkata : “Yang Mulia, Syeh Salim Chisti ingin bertemu dengan anda” , “Katakan padanya bahwa aku sudah tidak percaya lagi pada Tuhan” ujar Jalal, “Tapi beliau telah mencoba untuk menemui anda selama 4 bulan ini, beliau meminta untuk bertemu dengan anda sekali ini saja, Yang Mulia” kata prajurit…
Dikamar Jodha, Rukayah masuk ke kamar Jodha dan berkata : “Ratu Jodha, aku punya kabar gembira buat kamu, Jalal telah memenangkan perang, dia telah berhasil menduduki Mewar” , “Yang Mulia telah membunuh orang orang yang tidak bersalah” kata Jodha. “Yaaa … kurang lebih begitu tapi dia telah membunuh banyak musuhnya, Jalal yang dulu telah kembali, kemarahannya telah kembali pada pedangnya” ujar Rukayah sambil nyengir kuda eeuuu …. Lalu Rukayah meminta Jodha untuk bersiap siap untuk merayakan berita baik untuk Kerajaan Mughal itu dan diapun berlalu dari kamar Jodha. Seketika itu juga Jodha menangis dan berkata : “Bagaimana bisa aku merayakan kemenangan pertumpahan darah ini” , “Aku dengar bahwa Yang Mulia tidak menyisakan sedikitpun, Jodha … Yang Mulia telah membunuh semua orang, anak anak dan wanita, semuanya dibantai” kata Moti. Seketika itu juga Jodha melihat dengan ketus ke arah patung Khrisna yang sudah tertutup rapat dengan tirai .
Narator : Jalal akhirnya pergi juga ke tempat Syeh Salim Chisti walaupun sebenarnya dia tidak ingin pergi kesana, dia hanya ingin tahu kenapa dia tidak mendapat kedamaian dalam hatinya setelah memenangkan perang terbesarnya.
Jalal mendatangi Syeh Salim Chisti yang sedang berzikir, Syeh Salim menyambutnya dengan senang, lalu Jalal berkata : “Aku adalah Raja Jalalludin Muhammad Akbar, sekarang dunia tidak perlu tunduk dihadapan Yang Maha Kuasa, sekarang mereka akan tunduk dihadapanku !” … ujar Jalal sombong. Syeh Salim langsung bangun dan meletakan tangannya didada Jalal sambil berkata : “Aku bisa memahami penderitaanmu, kamu telah kehilangan Mahamanga dan anak anakmu, aku tahu kamu sedang menderita dan semua ini pasti akan berlalu” , “Seluruh dunia harus menanggung rasa sakit ini !” ujar Jalal , “Jika seorang rakyat biasa berfikir seperti itu, mungkin akan baik baik saja tapi kamu adalah seorang Raja, kamu tidak boleh berfikiran seperti itu, kamu saat ini sedang menderita” ujar Syeh Salim lagi. “Aku bahagia … “ kata Jalal. “Dengan memberikan penderitaan pada orang lain, kamu tidak akan bahagia, Yang Mulia … terlihat jelas di wajahmu, wajahmu tidak memancarkan kebahagiaan, kalo kamu menginginkan kebahagiaan, kamu akan mendapatkannya ketika kamu menolong orang lain yang juga sedang menderita. Aku pikir setelah kematian anak anakmu, kamu tidak akan membiarkan seorangpun terluka dan menderita karena cintanya akan tetapi kamu telah salah mengartikan kematian mereka. Raja adalah seseorang yang memikirkan penderitaan rakyatnya, kamu adalah seorang Raja yang agung tapi sangat rapuh jiwamu, kamu telah kembali pada Jalal yang dulu, jangan menjadi seorang iblis, kamu lihat kamu tidak akan mendapatkan kedamaian dengan membunuh ribuan orang, kamu akan mendapat kedamaian ketika kamu melayani seseorang, berdoalah … jadilah Akbar jangan jadi Jalal lagi … Jalal hanya bisa merenungi kata kata Syeh Salim.
Pada malam harinya, ketika Jalal memasuki sebuah kamar (masih ditempat Syeh Salim Chisti) … tiba tiba dilihatnya Jodha sedang duduk di bale bale bambu, Jalal dan Jodha saling terkejut kaget, lalu Jalal menundukkan kepalanya, sementara Jodha merasa kikuk bertemu Jalal, mereka tidak mengira kalo mereka bisa bertemu di tempat Syeh Salim Chisti. “Beberapa hari ini aku gelisah, perasaanku tidak menentu …. Lalu Syeh Salim mengundangku untuk kesini ketempatnya tapi apa yang kamu lakukan disini, Yang Mulia ?” ujar Jodha sambil tertunduk. “Aku kesini juga ingin mendapatkan kedamaian, aku telah memenangkan perang terbesar, aku telah membunuh ribuan orang tapi aku tidak mendapatkan kedamaian, aku tidak bisa bahagia, Ratu jodha … aku pikir semua ini bisa menyelesaikan penderitaanku tapi ternyata tidak “ kata Jalal
“Apa yang Syeh Salim katakan, Yang Mulia ?” tanya Jodha. “Aku tidak tahu apa yang dia katakan, aku tidak tahu apa maksudnya, katanya setelah aku melakukan ini semua, aku akan mendapatkan kedamaian, tapi apakah penderitaanku ini akan menjadi kebahagiaan ????” jawab Jalal lalu dia berjalan ke arah tikar yang terhampar di lantai dan duduk disana. “Kamu telah mencoba memberitahuku tapi aku tidak mendengarkannya, Ratu Jodha … dengan kemarahanku, aku telah memberikan penderitaan pada semua orang, tapi apa yang aku dapat ??? tidak ada …. yang ada hanyalah penderitaan yang panjang, kesepian yang panjang … aku telah melakukan kesalahan terbesar, aku telah melakukan dosa terbesar, Ratu Jodha …” ujar Jalal sambil berlinangan air mata … so sad euuu. Perlahan Jodha menghampiri Jalal yang sedang duduk dilantai, hatinya juga gelisah akan semua peristiwa yang terjadi diantara dirinya dan suami yang amat dicintainya itu lalu kata Jodha : “Yang Mulia, aku minta maaf … maafkan aku yang telah memberikanmu penderitaan itu”. Jalal menatap Jodha sambil berlinangan air mata, Jodha juga menatap Jalal dengan tatapan yang sama … huhuhuhuhuhu … nangis bareng yuuuk … Sinopsis Jodha Akbar episode 357