Sinopsis Jodha Akbar episode 362 by Sally Diandra. Salim sedang memberikan air pada luka ditubuh merpati dan mengatakan “Aku akan mengobati kamu” , tak berapa lama kemudian muncul anak anak lainnya ( yang dipanggil dengan nama Murad dan temannya) datang …
“Heiii …. Kembalikan ! itu adalah merpatiku ! aku yang memburunya tadi !” ujar Murad, “Kamu seharusnya tidak melakukan hal seperti itu, itu salah … lihat betapa lucunya dia” kata Salim ,
“Sudah ! bawa kesini merpatinya !” kata Murad lagi, “Tidak ! aku yang menyelematkannya, aku tidak akan memberikannya ke kamu !” ujar Salim lantang, akhirnya mereka berdua Salim dan Murad terlibat perkelahian yang cukup sengit, mereka berdua saling memukul satu sama lain sampai akhirnya beberapa parajurit datang dan memisahkan mereka, lalu kata Murad : “Baiklah ! sekarang kita pergi ke ayah ! dia yang akan memutuskan hal ini !”
Saat itu ….. Jalal sedang berlatih pedang dengan seseorang, keduanya berkelahi dengan menggunakan dua pedang, lawan main Jalal berhasil menyudutkan Jalal, “Bagus Khanekhana (mungkin panggilan utk Rahim dewasa) ! aku senang mendapatkan pelajaran dari kamu !” ujar Jalal …
Lalu mereka menghentikan pertarungan dan beristirahat sebentar …
“Rahim …. jangan berfikir menggunakan hati ketika kamu sedang berada dalam peperangan !” ujar Jalal lagi, Rahim mencoba mendengarkan dengan seksama ilmu yang diajarkan oleh ayah angkatnya ini.
Tak berapa lama kemudian Salim dan Murad beserta anak anak yang lain datang menemui mereka …. saat itu Salim membawa merpati yang terluka tadi
“Ayah ! Murad telah memburu merpati ini dan aku telah menyelamatkannya jadi merpati ini adalah milikku, bukan begitu kan ayah ?” kata Salim …
Melihat anak anaknya menghadap meminta keadilan padanya, Jalal lalu mengajak mereka untuk berkumpul disebuah tenda dan Jalal mencoba mendengarkan keluhan mereka …
“Kata ibu … kita tidak boleh memukul hewan, iya kan Ayah ?” ujar Salim lagi,
“Tapi ayah juga suka berburu, iya kan ???” bela Murad … persis saat itu Jodha dan para pelayannya datang menemui mereka sambil membawa nampan parsad …
“Oooo … aku tau permasalahannya, Murad telah memburu merpati ini dan Salim telah menyelamatkannya, betul begitu ? nah …. bagaimanapun juga seorang penyelamat itu lebih baik daripada seorang pemburu, jadi …. merpati itu milik Salim” kata Jalal tapi begitu mendengar jawaban Jalal, Murad dan Adam langsung cemberut …
kemudian Jodha ikut menimpali “Kalian berdua ini saudara jadi kalian berdua tidak boleh saling berkelahi, seharusnya kalian berdua saling mencintai satu sama lain” kata Jodha sambil memberikan ‘parsad’ (persembahan) ke mereka semua satu per satu dan mereka langsung memakannya, kemudian Jodha juga memberikan ‘parsad’ ke Jalal dan Jalalpun memakannya, lalu anak anak pamit dari hadapan Jalal, waktu Salim mau beranjak pergi …
“Salim … kenapa kamu bermain lumpur ???” tanya Jodha … “Biarkan … dia kan anak anak lagipula hari ini kan ulang tahun kakek Humayun, aku ingin memberikan sedekah untuk fakir miskin, nanti kita akan mengadakan perayaan “ ujarnya sambil berlalu dari sana, dan Jodha langsung menoleh ke anaknya “Salim … kamu harus mandi sekarang !” kata Jodha, “Yaa ibuuu … sekarang ??” tanya Salim, “Iyaaa … sekarang ! ayo !” ujar Jodha sambil menggandeng tangan Salim
Saat itu Murad menemui Salima (Murad adalah anak angkat Salima) … “Ibuuu … kenapa ayah selalu selalu menolong Salim ? aku benci sama Salim !” kata Murad, “Heiii … kamu itu yang salah, ayah benar, seorang penyelamat lebih baik dari pada seorang pemburu, Salim adalah kakak kamu, kamu seharusnya menghormatinya” kata Salima,
“Tapi aku kan juga anak ayah” ujar Murad … “Iyaaa … tapi Salim adalah pewaris tahta kerajaan Mughal, dialah nantinya yang akan menjadi seorang raja, kamu sudah sepantasnya menghormati dia” kata Salima lagi, “Aku yang memburu merpati itu seharusnya merpati itu adalah milikku, aku tidak melakukan kesalahan apa apa, ibu … “ kata Murad lagi , “Kamu ini … apa kamu tidak dengar apa yang dikatakan ayah tadi ?” tanya Salima
Sementara itu didalam kamar mandi kerajaan, Jodha sedang memandikan Salim … “Kamu seharusnya bisa memberikan pengertian ke Murad, sayang … tapi tidak dengan berkelahi dengannya, kamu seharusnya berbicara dengannya, dia adalah adik kamu, kamu seharusnya tidak mengajaknya berkelahi” ujar Jodha, “Ibuuu … merpati itu bisa mati kalo aku ngobrol sama Murad” bela Salim
Dikamar Javeda, anak laki laki Javeda dan Adam almarhum datang menemuinya, “Ibuuu … Yang Mulia juga telah membunuh banyak merpati tapi kenapa dia mengatakan seorang penyelamat itu lebih baik ? aku pernah melihat kepala singa didalam kamarnya, Yang Mulia tidak adil !” katanya ,
“Heiii ,,, tidak baik berbicara seperti itu, nak … “ , “Kenapa tidak ??? aku tahu siapa itu Yang Mulia, dialah yang telah membunuh ayahku, dia juga yang telah memasukan nenekku ke penjara, dia sekarang melawan aku !” kata Adam persis pada saat itu sebuah tamparan Javeda mendarat tepat di pipinya “ Cukup ! jangan katakan itu lagi , ibu tidak suka !” ujar Javeda
Jodha sedang siap berdandan dikamarnya dibantu oleh Shamshad dan Zakira … “Hari ini adalah ulang tahun Raja Humayun almarhum jadi Mariam Uz Zamani harus kelihatan cantik dan menarik” kata Zakira … tak lama kemudian Jalal datang menemui mereka “Kamu sudah siap, Ratu Jodha” tanya Jalal , “Iyaa … aku sudah siap, Yang Mulia” jawab Jodha, para pelayanpun berlalu dari hadapan mereka
lalu Jalal memandang istrinya yang cantik itu melalui cermin rias “Rasanya ada yang kurang … “ kata Jalal, “Apa ??? ada yang kurang ???” tanya Jodha, lalu Jalal menaruhkan sebuah titik hitam dibelakang telinga Jodha “Semoga selalu dilindungi” ujar Jalal , “Heiii … mana Salim ? apakah dia belum siap ?” tanya Jalal,
“Iyaaa … dia belum siap” jawab Jodha, “Itulah anakku ! aku kagum ketika dia menyelamatkan merpati tadi, dia memang anakku” ujar Jalal , “Ooooh … lalu kalau dia nakal, dia adalah anakku iiya ?? sedangkan kalo dia berbuat kebaikan, dia adalah anakmu” gerutu Jodha …
“Dia sama seperti aku” kata Jalal, “Oooh yaa ??? hari ini dia sudah menunjukkan sifat sifat yang sama seperti aku, Yang Mulia … dan aku punya 3 alasan untuk membuktikannya, pertama … dia berfikir menggunakan hati sama seperti aku, kedua … dulu waktu di Amer, aku juga menyelamatkan seekor merpati, ketiga … dulu waktu kamu dan Ratu Rukayah mau membunuh seekor rusa di hutan, aku juga yang menyelamatkannya dengan membuat api dihutan” kata Jodha …
“Baiklah … aku menyerah kamu memang benar, aku terima, dia memang seperti kamu, sekarang kamu senang kan ?” goda Jalal sambil tersenyum, Jodhapun tersenyum bahagia.
Tidak berapa lama kemudian … Rukayah datang bersama pelayannya Hoshiyar dan Reesham menemui Jodha dan Jalal … “Dimana Salim, Ratu Jodha ? aku sudah menyiapkan baju yang special dan perhiasan yang indah buat dia” kata Rukayah … lalu Salim datang menemui mereka “Ibuuu … lihat aku kelihatan tampan mengenakan baju yang kamu berikan ini, ini adalah warna kesukaanku” kata Salim, Jodha dan Jalal hanya tersenyum bahagia melihat anak mereka, sedangkan Rukayah masih berdiri diam mematung melihat kebahagiaan mereka.
“Salim … kamu juga akan menyukai baju yang diberikan oleh ibu Rukayah, ayooo bilang terima kasih sama ibu Rukayah” ujar Jodha , “Tidak ! aku cuma mau mengenakan yang ini saja ! ini adalah warna kesukaanku” kata Salim lagi … Sementara itu Jalal hanya bisa tersenyum bahagia melihat ulah anaknya dan Rukayah hanya bisa diam memperhatikan Salim, sedangkan Jodha kurang enak hati melihat kelakuan anaknya seperti itu
“Baiklah … kalo Salim bahagia, aku juga bahagia, Salim kelihatan tampan sekali hari ini, dia adalah putra mahkota … jadi dia bisa berbuat sesuka hatinya” ujar Rukayah,
kemudian Rukayah menyuruh Hoshiyar untuk menaruh baju pemberiannya di sudut ruangan dan mencium pipi Salim sambil mengatakan “Semoga selalu dilindungi” ujar Rukayah sambil pamitan dan berlalu dari sana, Jodha dan Jalal hanya tersenyum melihat mereka
Dikamar Ibu Ratu Hamida …
Ibu Ratu Hamida sedang berdoa untuk almarhum Raja Humayun, setelah selesai berdoa Salima datang menemuinya “Ini adalah perayaan dimana Salim akan memberikan sedekah untuk para fakir miskin, ibuu …” kata Salima, “Iyaa, lalu dimana Pangeran Salim ??” tanya Hamida tepat pada saat itu Salim datang ke sana dan memeluk neneknya …sementara Jodha mengikutinya dari belakang.
“Aku disini Dadijaan (nenek) … aku tampan tidak ???” tanya Salim , “Hmm … kamu tampan sekali sayang” ujar Hamida sambil menitikkan air mata, “Kenapa kamu menangis nenek ? katakan padaku apakah ada seseorang yang menyakiti nenek ? aku akan menghukumnya” ujar Salim,
“Ketika cucuku bersamaku tidak ada seseorangpun yang akan melukai aku, sayang” ujar Hamida, kemudian Salim duduk di pangkuan Hamida sambil mengusap air mata dipipi Hamida … “Aku tahu … kamu pasti sangat merindukan kakek, jangan khawatir … aku akan menikahimu kalo aku besar nanti” ujar Salim,
Salima dan Jodha yang ada disana tertawa mendengarkan percakapan cucu dan neneknya … “Kamu tidak bisa menikahiku, sayang” ujar Hamida lagi … “Kenapa tidak ??? kalo ayah bisa menikahi ibukku maka aku bisa menikahi ibunya ayah juga” kata Salim polos, “Sayang … seorang cucu tidak boleh menikahi neneknya” ujar Hamida ,
kemudian Salim bertanya ke Jodha, “Ibuu … kamu selalu bilang kalo seorang istri harus membuatkan makanan untuk suaminya, dan nenek sering melakukannya untukku jadi kenapa aku tidak bisa menikahinya ???” tanya Salim, “Salim … jangan berkata seperti itu sama nenek” kata Jodha, “Salim … kelak nanti kalo kamu sudah besar ketika kamu siap untuk menikah, mungkin nenek sudah meninggalkan dunia ini” kata Hamida, “Tidaak !!! Aku tidak akan membiarkanmu pergi, nenek” kata Salim sambil memeluk Hamida erat erat.
Salim sedang duduk di salah satu timbangan, di sisi lain timbangan terdapat banyak sekali emas yang sesuai dengan berat tubuhnya, Murad dan Adam sangat cemburu melihatnya. “Ibu aku juga ingin seperti Salim” kata Murad, “Sekarang giliran Salim terlebih dulu, nak” kata Salima,
kemudian kepingan emas terakhir diberikan oleh Jalal , Jodha dan Rukayah dan timbangan tersebutpun bergerak, lalu Jalal menyuruh Maan Sigh dan Rahim untuk menemani Salim untuk memberikan emas tersebut ke fakir miskin, merekapun setuju.
Salim sedang bersama Maan Sigh dan Rahim, dia menyentuh benda benda tersebut dan memberikannya ke fakir miskin, sesaat kemudian Salim mendengar ada sebuah alunan music yang menarik hatinya dan dia berbalik ingin melihatnya, kemudian Salim menuju ke arah suara tersebut berasal, Rahim mengawalnya dibelakang.
Salim terus mengikuti alunan music tersebut “Kamu mau kemana, Pangeran ???” tanya Rahim, “Aku cuma ingin tahu dari mana alunan music ini berasal, Rahim” kata Salim, “Baiklah … aku akan berjaga disini” kata Rahim, kemudian Salim masuk ke sebuah ruangan dan menemukan banyak anak anak perempuan yang sedang belajar menari klasik ‘Kathak’, dan matanya lansung tertuju pada seorang anak perempuan yang sedang menari, Salim sangat senang melihatnya menari .Sinopsis Jodha Akbar episode 363