Sinopsis Jodha Akbar episode 70 by Jonathan Bay. Jodha Baru pulang dari Kuil. Jodha memberi tahu Moti kalau dirinya sangat lelah. Moti berkata, “Pergilah tidur. Gantilah pakaianmu, biar aku berjaga diluar.” Pelayan segera menutup korden pintu Jodha dan berjaga di luar. Jodha melepas perhiasaannya satu persatu. Motijuga ikut berjaga di luar. Jalal datang. Moti kaget dan bingung, “ya tuhan, kenapa yang mulia datang kemari jam begini?” Didalam Jodha sedang ganti pakaian. Moti berpikir kalau Jalal adalah suami Jodha dan bisa datang kapan saja. Moti tidak menghentikan Jalal dan tidak juga memberi tahu Jodha. Dia hanya menyatukan tangan di dada memberi salam pada Jalal. Jalal menatap moti dan pelayan lainnya yang sedang berjaga. Lalu masuk kedalam. Di dalam Jodha sedang melepas sarinya. Merasa ada orang masuk kekamarnya, Jodha segera membalikan badan, dan terkejut saat melihat Jalal. Jalal melihat Jodha yang tanpa pakaian lengkap, tersenyum lalu membalikan badan. Jodha cepat-cepat membalut tubuhnya dengan dupatta. Jodha bertanya, “apa yang membawa anda kemari pada jam segini?” Jalal berkata, “aku sudah bilang padamu, seorang suami bisa menemui istrinya kapan saja.” Jodha bertanya lagi, “lalu kenapa anda tersenyum?” Dengan diplomatis, Jalal menjawab, “aku selalu tersenyum pada hal yang aneh. Memikirkan tentang itu, kita selalu bertemu dalam situasi yang aneh. Seorang suami melihat istrinya seolah-olah istrinya orang asing. Dan istrinya malah ketakutan saat melihat suaminya, ini aneh bukan? Seluruh pelayan dan istri di istana menunggu ingin melihatku, tapi kau sama sekali tak memandangku.” Jalal melangkah mendekati Jodha. Dia berkata, “sebagai suamimu, aku memiliki hak untuk terus memandangmu, tapi aku tak merasa ingin melakukan hal itu. Dan hari ini, ketika aku masuk saat kau berganti pakaian, kau bersikap layaknya ada orang asing sedang melihatmu. Bukankah itu aneh? Lagi pula, kau tidak perlu takut. Karena aku datang bukan untuk menyentuhmu atau menjadikanmu milikku..” Jodha berkata, “berarti anda kesini untuk mengejekku.” Jalal tertawa renyah, “tak ku pungkiri, cukup menyenangkan bagiku saat melakukan itu. Tapi aku kesini untuk mengatakan hal lain.” Jalal berjalan menjauhi Jodha dan berdiri membelakanginya. Dia berkata, “aku seorang raja, aku tek perlu meminta maaf kepada siapapun dan memang aku belum pernah melakukannya. Tapi aku ingin menyatakan penyesalanku dihadapanmu. Aku tahu aku telah mencurigaimu dan menganggapmu bersalah, aku akui itu kesalahanku. Sekarang aku ingin memperbaiki kesalahanku dengan menghukum pelaku yang sebenarnya.” Dengan sengit Jodha bertanya, “anda kesini untuk mengatakan itu?” Jalal menjawab, “tidak.” Jalal menghampiri Jodha dan berdiri tak jauh darinya. Jalal berkata, “aku seorang raja, jika aku tidak berbuat seadil-adilnya aku akan menodai posisiku. Aku minta maaf padamu. Dan aku mempunyai dua piliah untukmu. Beberapa kali kau menunjukan kalau kau sangat membenciku, kau sepertinya tak senang tinggal di sini, tak ingin melihat wajahku. Kau salahkan aku karena memenjarakanmu jauh dari rumahmu, dari amer. Jadi aku memberimu pilihan, setelah mendengar keputusanku, kau bisa menyingkir dari ini semua dan pulang ke Amer. Kau bisa terbebas dari melihatku setiap hari. Menurut hukum perceraian, seorang istri bisa mendapat status cerai dari suaminya, hanya jika suaminya setuju untuk menceraikannya. Aku berikan persetujuanku. Setelah itu aku akan mengirimu ke Amer dengan segala penghormatan. Aku akan nyatakan bahwa kau masih suci, aku belum menyentuhmu sekalipun. Aku tahu kau harus menghabiskan sisa hidupmu sendirian setelah itu, tapi itu lebih baik daripada kau hidup bersama orang yang kau benci. Kau mempunyai 2 pilihan, antara menyudahi ikatan ini atau kau boleh tinggal di sini sebagai istriku.” Sebelum pergi, Jalal mengatakan kalau dia suka warna hijau, dan menyuruh Jodha agar tetap memakainya.~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~
Sinopsis Jodha Akbar episode 70. Setelah kepergian jalal, Jodha berteriak memanggil Moti dengan nada marah, “Moti Bai…. Moti Bai…” Moti segera bergegas menemui Jodha, “jodha ada apa?” Jodha bertanya kenapa Moti membiarkan Jalal masuk? Moti menjawab, “dia suamimu, bagaimana caraku menghentikannya? Aku tak akan menghentikannya, hari ini atau kapanpun.” Jodha tertawa terbahak-bahak. Moti menatapnya dengan heran dan bertanya, “ada apa?” Masih dengan tertawa Jodha terduduk di tepi tempat tidur. Tawanya kemudian redah dan berganti tangisan. Moti bersimpuh di depan Jodha dan dengan kuatir bertanya, “kenapa Jodha?” Jodha menahan tangisnya dan berkata, “sekali lagi takdir sedang mengejek ku, moti. Sekali lagi, yang mulia memainkan permainannya padaku. Dia telah menghadiahi aku, karena terbukti tak bersalah dengan 2 pilihan. Aku harus memilih salah satunya, kembali ke Amer sebagai wanita yang di cerai suaminya atau tetap di Agra, menjadi istri orang yang paling kubenci. Nasib seperti apakah yang diberikan padaku, moti?” Jodha terlihat bingung dan sedih. Moti iba melihatnya.
Jalal sembahnyang dan berdoa kepada tuhan meminta kekuatan agar bisa bertindak adil. Di ruang sidang istana, semua sedang menunggu Jalal. Jodha datang. Para pengeran Amer juga menunggu. Maham angga datang. Hamida, Ruq, Salima bahkan Adham ada di sana. Pengwal mengumumkan kedatangan Jalal. Semua berdiri menyambutnya dan memberi salam. Suasana sangat tegang. Jalal duduk di tahtanya, dan menyuruh mereka semua duduk kembali. Jalal berkata, “aku telah menemukan siapa pembunuh calon anakku. Aku memberi kesempatan pada pembunuh itu untuk menunjukan diri dan mengakui perbuatannya. Dia akan di beri hukuman mati. Tapi itu akan membantunya dari kematian yang menyakitkan.” Semua orang saling pandang. Jalal melanjutkan, “jadi aku ingin pelaku itu menunjukan dirinya.” Semua orang menunggu dengan tak sabar. Jalal berdiri dan berteriak, “waktu telah habis, pembunuh itu harus berada di hadapanku! Akan lebih baik kalau di amaju kedepan, atau aku akan mengumumkan namanya. Dengan tidak mematuhi perintahku, berarti dia telah memastikan cara kematian yang menyakitkan bagi dirinya sendiri.” Semua terlihat tegang. Maham Angga kelihatan tenang-tenang saja meski terlihat tegang seperti yang lain. Tapi tidak ada gambaran rasa takut di wajahnya. Jalal berdiri di depan adham dan berkata, “aku paham, bahwa seseorang yang dekat denganku dapat melakukan hal yang begitu keji.” Jalal menatap Adham dengan garang, tapi tanganya menunjuk Maham angga, “Kau!” Maham angga terbelalak kaget. Semua orang, kecuali Jodha, terperangah tak percaya. Jalal menarik maham dan mendorongnya hingga terjatuh ke tanah. Maham angg amemasang wajah keji. Jalal berkata, “aku tidak pernah melihat seseorang memandangku dengan penuh penghinaan, kenapa kau lakukan ini?” Adham bersimpuh di depan Jalal, memeluk maham dan berkata, “kumohon, maafkan dia! Kumohon, ampunilah ibuku! Hukumlah aku jika kau mau!” jalal berteriak, “aku tidak sedang menghukum ibumu, Adham Khan! Aku tidak pernah memperlakukan ibu asuhku seperti ini. Tapi aku tidak akan memberi ampun pada pelaku kriminal. Maham angga, keluarlah!” Mendengar Jalal memanggil maham, semua orang menjadi heran, karena maham kan ada di depan mereka bersimpuh di tanah. Tapi kemudian sesosok Maham anggayang lain masuk keruang sidang. Semua terbelalak tak percaya ada 2 maham angga di hadapannya. Maham menghampiri Jalal dan memberi salam padanya.
Sinopsis Jodha Akbar episode 70. Jalal berkata, “jangan terkejut! Wanita yang ada di lantai ini menyamar sebagai maham angga tapi dia bukan maham. Aku tidak akan pernah mencurigai Maham, tapi ketika Jodha menuduh maham dan rahim sebagai saksi mebenarkannya. Aku yakin Rahim berkata jujur, tapi aku juga percaya Bari ami (maham angga) tidak akan pernah bisa melakukan hal seperti itu padaku. Jadi aku putuskan untuk berbicara langsung dengan Maham. Dan aku menemuinya lewat pintu rahasia, sehingga tak seorang pun tahu. Aku melihat maham sedang menghisap hookah, aku curiga karena maham tidak merokok. Lalu kesesok harinya aku memanggil mahan untuk mendiskusikan sesuatu, dan menawarinya tapi maham menolak karena dia menderita asma. Begitu aku tahu, maham tidak merokok, aku menyadari bahwa ada orang lain yang seperti maham angga yang sedang merokok dimalam aku datang kesana. Kemudian aku menyelidikinya selama 2 hari. Aku terkejut karena maham menulis. Maham ku hanya menulis dalam 2 bahasa, urdu atau arab. Tapi maham yang itu menulis dari kiri ke kanan. Itu meyakinkan keraaguanku. Lalu aku menemui maham palsu dan bertanya tentanbg peristiwa yang terjadi masa kecilki, aku bertanya padanya, ketika pamanku meletakkan aku diatas benteng dan musuh menembakkan meriam, apakah dia ingat kalau ibuku Hamida bano datang untuk menyelamatkan aku? Dia setuju. Padahal yang sebenarnya menyelamtakan aku adalah Maham anggaku. jadi aku punya bukti lain. Lalu aku menemui beberapa ahli sejarah dan bertanya mungkinkah seseroang menyamar menjadi orang lain? Mereka menjawab mungkin. Seperti yang terjadi ketika atahku Raja humayun wafat, orang lain yang mirip Hunayun di dudukan di tahta selama 17 hari. Atau raja agung Ameer Hamzah sangat penadai menyamar untuk menyelesaikan masalah kerajaan. Untuk mendapatkan bukti yang lain, aku menyuruh maham memasak untuk ku, dia mengatakan akan memasak makanan pedas untuk ku, padahal maham angga ku tahu kalau aku tidak suka masakan pedas. Lalu aku menemui Maham dan menceritakannya. Maham sangat terkejut melihat ada orang yang meniru dirinya.” ~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~
Jalal menghunus pedang keleher maham angga palsu dan bertanya, “sebelum aku memenggal kepalamu, aku ingin tahu kenapa kau menyamar sebagai maham angga? kenapa kau membunuh calon anakku?” Mahan angga palsu tidak menjawab hanya memasang muka keji dan marah…Sinopsis Jodha Akbar episode 71