Sinopsis Jodha Akbar episode 72

Sinopsis Jodha Akbar episode 72 by Jonathan Bay. Bhagwan Das dan saudara-saudara nya sedang berdiskusi ketika seorang pengawal datang membawa surat dari Amer. Khangar Singh menerima dan membaca surat tersebut. Wajahnya terlihat kuatir. Das bertanya, “ada apa Khangar Singh?” Khangar menyerahkan surat pada Das. Das membacanya dan segera memutuskan untuk menemui dan memberi tahu Jalal tentang isi surat tersebut.  Das dan saudara-saudaranya menemui Jalal di istana dan mengatakan padanya kalau beberapa orang telah menyerang Amer. Raja Bharmal di sana sendirian. Das berkata kalau alasan mereka berada di agra sudah tidak ada lagi, karena pelaku pembunuhan calon anak Jalal sudah tertangkap. Das meminta izin untuk pulang ke amer. Jalal setuju. Bahkan Jalal menawarkan pasukannya untuk membantu Amer menghadapi jodha akbar 72serangan itu. Tapi Das menolak secara halus, karena Bharmal telah menyiapkan pasukan dan dia bersaudara akan berperang untuk mengatasi situasi tersebut. Jalal menyuruh mereka menemui Jodha sebelum berangkat. Tapi mereka menolak, karena mereka harus berangkat ke Amer secepatnya. Jalal berkata kalau dia akan membuat persiapan untuk kepulangan Das bersaudara ke Amer. Das mengucapkan terima kasih dan pamitan. Jalal berkata dia tahu kalau mereka tidak membutuhkan pasukannya, mereka bersaudara sendirian pasti bisa melawan, Jalal sudah melihatnya dan sangat mengharagi keberanian mereka.~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~

Jodha yang mendengar kalau saudara-saudaranya sudah kembali ke Amer, ngomel di depan Moti. Jodha berkata, “aku ingin pergi bersama kakak-kakakku ke Amer. Aku tidak mengerti yang Mulia. Satu sisi dia ingin aku pergi, tapi kenapa dia mengizinkan mereka pergi tanpa aku.” Dengan kesal, Jodha bertekat untuk menemui Jalal. Jalal sedang  berlatih pedang dengan seorang prajurit, parjurit itu berhasil melukai tangan Jalal. Si prajurit segera bersimpuh, meletakan pedangnya di tanah dan memohon ampun. Jalal menyuruh prajurit itu mengambil pedangnya dan berdiri. Jalal berkata kalau kekuatan mereka akan mendapat kemajuan jika ada prajurit-prajurit lain seperti dirinya dalam pasukan Mughal. Jodha muncul di hadapan Jalal. Jodha berkata kalau dia ingin bicara dengan Jalal. Jalal menyuruh semua orang agar pergi. Jalal melanjutkan latihan pedangnya dihadapan Jodha sambil berkata, “apa yang kau inginkan Jodha, sepertinya sudah menjadi kebiasaanmu untuk mengangguku dalam segala hal.” Jodha dengan segit mengatakan, “anda mengatakan sesuatu yang lain dan melakukan hal lain. Kenapa anda tidak mengirim saya pulang ke Amer bersama saudara-saudara ku?” Jalal berkata kalau Jodha selalu saja mengeluh, “kau ingin di dengarkan, tapi kau sendiri tidak mau mendengar,” Jalal memberitahu Jodha kalau Bharmal meminta mereka semua agar cepat pulang karena Amer telah di serang, karena itu dia mengijinkan mereka pergi. Jalal sudah mneyuruh mereka menemui Jodha tapi mereka sendiri yang tidak mau.  Jalal masih memutar-mutar pedangnya dan baru berhenti ketika pedang itu mengarah ke leher Jodha. Jodha berkata kalau dia tidak bisa bernafas di sini dan ingin segera pergi. Jalal menyahut kalau dia juga tidak tertarik untuk menghentikan Jodha. Jodha melihat punggung tangan Jalal yang terluka dan berdarah. Jalal pun turut menatap lukanya. Jodha seperti terpikir sesuatu dan menatap Jalal. Jalal balas menatapnya. Jodha membalikan badan dan berjalann ke tempat tanaman tulsi berada. Jodha mengambil sejumput tanah dari dalam pot itu dan membawanya ke hadapan Jalal. Dengan penuh perhatian Jodha mengolesi luka di tangan Jalal dengan lumpur itu dan sesekali meniupnya. Jalal menatap Jodha dengan tatapan tak mengerti, Jalal berkata, “begitu perhatian, tapi kenapa?” Jodha mengatakan kalau dia melihat lukanya karena itu dia mengobatinya. Jalal berkata kalau dia tidak minta Jodha melakukan itu. Jodha menjawab, “saya melihat anda sebagai seorang yang terluka, bukan seorang raja. dan sudah menjadi kewajibanku untuk merawat orang yang terluka.” Jalal berkta, “sangat baik, dalam kata-kata penuh sayang tersimpan kebencian. Aku menyukainya.” Jalal lalu mengiris telapak tanganya dengan pedang. Jodha terkejut dan miris. Jalal bertanya, ” tidakkah kau ingin mengoleskan lumpur diatasnya?” Jodha menatap Jalal dengan marah. Lalu menatap luka di tangan Jalan dengan ragu-ragu.  Jodha berpikir sesaat tapi kemudian dia membalikan badan dan meninggalkan Jalal begitu saja. Jalal menatap kepergiannya sambil tersenyum tipis.

jodha akbar 72aSinopsis Jodha Akbar episode 72. Maham selesai sembahyang ketika Adham datang menemuinya. Maham menyapanya. Adham berkata kalau dia baru saja memengal kepala penyamar itu dan membawanya keliling Agra, tapi Jalal teringat wajah maham kalau melihatnya. Maham berkata kalau itu hanya ketakutan Adham saja, karena dirinya ada di sini sekarang di depan Adham, dan itu adalah kepala lakhi. Adham bertanya siapa lakhi? Maham teringat beberapa waktu yang lampau saat dia pertama kali bertemu Lakhi yang sedang menari. Pertama melihat Lakhi, maham terkejut. Tapi situasi saat itu sangat genting.  Jalal masih kecil dan musuh mencarinya kemana-mana untuk membunuhnya. Untuk menyelamatkan Jalal, Maham meminta Lakhi menyamar sebagai dirinya selama bebera hari untuk menyelamtakan pewaris Mughal dengan memberinya sejumlah uang. Lakhi setuju, dan musuh pun mengikuti Lakhi karena menyangka dia maham dan maham berhasil meyelamtakan Jalal. Lalu beberpa waktu kemudian, Maham bertemu lagi dengan dia dan memenuhi rumahnya dengan emas dan kekayaan seperti yang telah di janjikan serta menanggung biaya pernikahan putrinya. Lakhi berjanji kalau dia akan ada untuk maham di manapun dia di butuhkan. Maham hampir saja lupa tentang Lakhi, sampai Hamida dan dia berdiskusi saat menulis biografi Humayun. Hamida mengatakan kalau setelah kematian Humayun, seseorang yang mirip Humayun telah menyamar sebagai dirinya selama 17 hari untuk menyelamatkan kertajaan Mughal. Kemudian Maham teringat Lakhi dan menemuinya untuk menagih janji. Lakhi setuju, dan maham mulai menyusun rencana untuk mengecoh Jalal. Setelah beberapa hari, Jalal menemui maham dan bercerita tentang Lakhi yang sangat wajahnya sangat mirip Maham tetapi perbuatanya tidak sama dan Rahim telah melihatnya menyampur  dathura kedalam kesar. Maham meminta Lakhi agar tidak mengatakan apa-apa di pengadilan selain yang di suruhnya. Lakhi menurut dan dia mendapat hukuman. Maham memuji Lakhi yang rela di penggal kepalanya demi memenuhi janjinya. Adham merasa aneh karena maham tidak pernah mengharagi dirinya sebanyak dia menghargai Lakhi. Maham berkata kalau penghargaan itu layak di berikan pada  kelompok orang yang khusus seperti ini yang rela mati tapi tidak akan mengubah kata-katanya. Menbayangkan itu, maham berteriak kesenangan.~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~

jodha akbar 72bSinopsis Jodha Akbar episode 72. Ruq sedang bermain dadu kuno dengan seorang wanita ketika Hoshiyar datang tergopoh-gopoh menemuinya. Ruq mendang Hoshiyar dan berkata, “aku pikir kau pasti mendapat berita tentang siapa yang berpartisipasi pada  Mela dan apa yang akan di sajikannya. Hoshiyar berkata dia juga tahu siapa yang tidak akan ikut. Ruq berkata siapa orang yang begitu bodoh tidak mau berpartipasi, bagaimanapun ini adalah satu-satunya kesempatan bagi para istri untuk mendekati Jalal, dan pasti hanya satu orang yang tidak akan berpartisipasi yaitu Jodha. Hoshiyar berkata kalau diapun mendengar berita yang sama. Jalal datang menemui Ruqaiyah. Ruqaiya berdiri menyambutnya. Jalal melihat Ruq sedang bermain dadu dan tersenyum jalal bertanya apakah hari ini tidak ada hookah untuknya? Ruq menjawab kalau ada yang lebih membuat kecanduan dari pada hookah. Ruq memberi isyarat agar orang-orang di ruangan itu pergi. Hoshiyar dan para pelayan serta teman sepermainan ruq pergi. Jalal berkata, “katakan apa itu?” Ruq berkata kalau besok di mena bazzar dia akan berpartisipasi dan membuat semua orang tercengang seperti biasa, tetapi seseorang menolak untuk ikut berpartisipasi, Jodha. Jalal bilang, tidak mungkin, dia harus ikut, karena ini sudah tradisi. Ruq berkata, tapi itukan tidakpenting. Jalal menegaskan kalau ini sudah tradisi dan semua orang harus ikut serta. Ruq mengejak Jalal dengan berkata, kenapa begitu tegang? Jalal sudah melangar semua tradisi demi Jodha dengan membiarkan dia tetap memeluk agamanya, dan membuat mandir di istana. Jalal akanbernajak pergi, tapi Ruq menahanya, ruq bertanya Jalal mau kemana? Jalal menjawab kalau dia akan memberikan perintah terakhir untuk Jodha. Ruq bertanya dengan heran, “terakhir?” Jalal memberitahu Ruq kalau dia telah membuat surat untuk Bharmal agar membawa Jodha pergi dari Agra dan Jodha akan pergi dengan segera. Ruq bilang kalau Jodha memang harus pergi dari sini, karena di atidak menghormati Jalal.

Jodha hendak berjalan masuk kekamarnya ketika Jalal mencegatnya. Dengan wajah marah Jalal mengatakan kalau Jodh asudah berjanji akan mengikuti semua perintahnya samapi dia pergi meninggalkan Agra. Tapi kenapa dia tidak mau berpartisipasi dalam mela Bazaar? Jodha balik berkata kalau Jalal juga mengatakan tidak akan menekan Jodha karena dia hanya seorang tamu. Dengan marah jalal berkata, “sampai kapan kau ada di sini, sampai saat itu pula kau harus mengikuti tradisi istana ini. Kau istri di sini, jadi patuhi perintahku.” Jodha bertanya, “saya akan pergi meninggalkan tempat ini dalam dua hari, kenapa harus mengikuti tradisi ini?” Jalal berkata semua istri akan berpartisipasi dalam mela bazzar, dan Jodha haru sberada di sana. Jalal juga memperingatkan Jodha samapi tiba waktunya, tak seorangpun boleh tahu kalau Jodha akan pulang ke Amer. Dengan marah Jalal pergi. Jodha berkata dalam hati, “aku akan pergi dalam dua hari, tapi dia tidak membuang kesempatan untuk menggangguku. Tapi kali ini, aku bersumpah akan menujukan apa yang bisa aku lakukan….”Sinopsis Jodha Akbar episode 73