Sinopsis Jodha Akbar episode 81 by Jonathan Bay. Maham dan beberapa menteri mengumpulkan rakyat dan memberitahu mereka kalau kondisi Jalal sangat kritis. Maham meminta mereka agar berdoa untuk keselamatan Jalal, karena jika nyawa raja dalam bahaya maka kerajaan Mughal juga dalam bahaya. Maham berpesan agar kabar ini di simpan oleh mereka saja, jangan sampai musuh tahu, sebab kalau tidak mereka akan menyerang kemari. Maham meminta rakyat mughal menunjukan kesetiaannya pada Raja Jalal. Dengan semangat berapi-api Maham mengelu-elukan nama Jalal yang di sambut oleh rakyat dengan antusias. Sesaat ada rasa kalau maham benar-benar menyayangi dan memperhatikan Jalal, bukan musuh dalam selimut yang ingin merebut tahta demi anaknya. ~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~
Salima berbicara di depan para wanita bahwa mereka semua bertanggung jawab untuk menjamin kabar tentang jalal yang terluka tidak sampai ke telinga musuh. Kabar ini juga belum sampai ke telinga Ruqaiya. Salima juga meminta mereka memastikan kalau Ruq tidak tahu tentang hal ini sebab kalau tidak dia bisa sangat marah pada Jodha. Ini merupakan permintaan dari ratu Hamida. Tapi seperti kata Javeda, dinding punya telinga. Meski berusaha di redam, kabar tentang Jodha yang membuat jalal terluka menyebar di istana tanpa bisa di bendung. Semua wanita membicarakan tindakan Jodha tersebut. Bahkan Adham dan komplotannya sangat senang karena Jodha telah melakukan apa yang tidak bisa mereka lakukan. Adham berkata seharusnya Jodha menembakan peluru itu ke dada Jalal dan bukan membuangnya. Menteri Shabuddin, pendukung Adham mengatakan kalau Jalal tidak dapat di sembuhkan bahkan setelah di beri berbagai macam jenis obat. Adham tersneyum licik dan berkata kalau besok dia akan duduk diatas tahta. Shabbudin berkata kalau Maham tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Adham berkata agar menteri jangan berbicara hal yang negatif.
Sinopsis Jodha Akbar episode 81. Salima dan hoshiyar serta para pelayan sedang membicarakan tentang Ruq yang belum tahu tentang kabar Jalal. Hsoshiyar setuju kalau Ruq memang sebaiknya tidak tahu tentang hal ini. Tapi beberapa pelayan membicarakan kemungkinan Ruq tahu dari orang lain. Salima tetap berkeras apapun yang terjadi Ruq tidak boleh tahu dan ini perintah ratu Hamida. Jodha mendengar pembicaraan itu dan berkata bahwa sangat tidak adil kalau tidak memberitahu Ruq keadaan Jalal, karena sebagai istri ini adalah haknya. Ruq harus tahu kalau Jalal pergi denganya dan terluka. Salima bertanya, “tapi siapa yang akan memberitahu Ruq?” Jodha berkata kalau dirinya yang akan memberitahu Ruq dan mengatakan yang sebenarnya.
Jodha datang ke kamar Ruqaiya. Pelayan mengatakan kalau Ruq sedang istirahat tidak mau di ganggu. Tapi Jodha memaksa. Jodha menghampiri Ruq yang sedang di pijit pelayan dan berdiri di depannya. Ruq melirik Jodha dengan sudut matanya dan bertkata, “kau tidak dengar apa kata pelayan? aku sedang istirahat, kenapa kau datang kemari?” Ruq melihat Jodha menangis, sesaat dia menatapnya heran tapi kmudian dia seperti tersadar. Ruq segera bangkit dan bertanya, “mana Jalal? Kau pergi denganya kan? Mana Jalal?” Jodha belum sanggup menjawab. Ruq mengoncang tubuh Jodha dan bertanya Jalal mana? Di sela-sela tangisnya dan dengan suara terbata-bata Jodha memberitahu Ruq, “yang mulia di serang harimau, dia….dia…” Ruq kagert dan bertanya, “Apa?” Jodha akan mengatakan sesuatu tapi ruq keburu menamparnya, begitu kerasnya tampara Ruq sampai dia jatuh kelantai. Dengan tak percaya Ruq bertanya, “bagaimana mungkin? Jalal adalah pemburu yang hebat, baghaimana hal ini bisa terjadi?” Jodha mengatakan kalau dia telah membuang peluru dalam senapan Jalal. Ruq menampar Jodha lagi dan berkata, “kau pergi dengan dia untuk mendoakan keselamatannya, lalu kenapa kau lakukan itu?” Ruq menampar jodha lagi meski tak sekeras yang pertama. Jodha mengatakan kalau dia pikir Jalal akan membunuh hewan tak bersalah. Ruq mencengkeram tubuh Jodha dan berkata, “untuk hewan itu kau membahayakan hidup Jalal?” lalu tangis Ruq tak terbendung lagi. Ruq menjerit histeris dan memanggil nama Jalal. Jodha coba menenangkan Ruq tapi ruq mendorong dan mengusirnya.
Sinopsis Jodha Akbar episode 81. Ruq berlari sambil menangis menuju kamar Jalal. Sepanjang perjalanan dia teringat pada kebersamaan dan kejenakaan masa kecil yang di lalui bersama Jalal. Tentang pernikahan mereka, bagaimana mereka saling mengoda satu sama lain dan bermain bersama. Ruq sangat terpukul sehingga tak bisa lagi mengendalikan diri. Beberapa kali dia tersandung dan hampir jatuh, tapi Ruq tetap berlari menuju kamar Jalal. Di kamar jalal, semua berkumpul dan terlihat sedih. Hamida dan salima ada di sana. Maham juga meneteskan air mata melihat kondisi Jalal. Ruq segera menerobos masuk menghampiri Jalal. Ruq memanggil Jalal, menyuruhnya membuka mata dan melihat dirinya, karena dia ada di hadapan Jalal saat ini. Jalal diam tak bergerak. Ruq menangis histeris. Maham angga menatap Ruq dengan rasa iba. Semua menangis sedih. Tabib mengatakan kalau kondisi Jalal sangat parah, darah tidak berhenti mengalir, masa 24 jam yang akan datang merupakan masa-masa kritis jalal. Tabib mengangkat tangan mendoakan jalal, semua turut berdoa. Hanya Jodha yang tidak ikut berdoa, dia malah berlari keluar meninggalkan kamar jalal.
Narator berkata kalau musuh-musuh Jalal sudah tahu tentang kondisi Jalal. Mereka semua berpikir hanya kematian Jalal saja yang akan membuat mereka damai.
Sinopsis Jodha Akbar episode 81. Sementara itu di kamarnya, Jodha sedang menyiapkan remedi (obat herbal) untuk Jalal. Dia ingat dulu sujamal, sepupunya juga pernah di terkam harimau. Dan Jodha bertanya pada dadisa tentang obat yang di gunakan untuk menyembuhkan Sujamal, dadisa menyuruh Jodha bertanya langsung pada Tabib. Dari tabib itulah Jodha tahu cara membuat obat untuk mengobati luka terkaman harimau. JOdha menyiapkan remedi sepenuh hati. Hamida datang menemui Jodha. JOdha memberitahu hamida kalau dia telah membuat remedi untuk mengobati luka Jalal. Hamida menyuruh pelayan membawa obat itu ke kamar jalal dan memberikan pada tabib agar segera di oleskan ke luka Jalal. Jodha berkata kalau obat itu akan bekerja. hamida menjawab, “obat itu harus bekerja karena hidup Jalal dalam bahaya, begitu pula hidupmu. Mungkin beberpa istri, pelayan atau prajurit akan membunuhmu karena merasa kau yang bertanggung jawab atas hal ini.” Jodha berkata, “tidak apa-apa, biar saja aku mati, jika mereka pikir aku yang bertanggung jawab, biarkan mereka membunuhku.” Hamida marah, “kau memanggilku ibu dan mengatakan hal seperti ini? Kau bukan hanya menantuku, tapi juga putriku, aku tidak akan mampu menanggung rasa sakit karena kehilangan dirimu. Kau akan tinggal di sini, di ruangan ini sampai Jalal membaik.” hamida meninggalkan Jodha yang terduduk menangis dalam penyesalan. ~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~
Di kamar Jalal, suasana masih sangat mengkhawatirkan. Hakim berusaha mengobati Jalal. Pelayan datang menemui Maham angga membawakan obat buatan Jodha dan mengatakan kalau Hamida meminta tabib mengoleskan ramuan itu ke tubuh Jalal. Maham terlihat tidak senang dan tidak mau menerima obat itu, pada ruq maham angga berkata, “setelah apa yang terjadi, hamida masih percaya padanya.” Tapi Gulbadan tidak membiarkan sikap egois maham angga menghalangi kesembuhan Jalal. Gulbadan mengambil obat itu dari tangan pelayan dan menyerahkannya pada tabib. Maham menatap Gulbadan dengan tatapan tidak suka. Tabib kemudian mengoleskan tamuan itu ke luka-luka Jalal. Setelah beberapa saat, tabib berkata kalau ramuan itu bekerja dengan baik. Darah telah berhenti mengalir keluar. Semua orang terlihat lega.
Namun tak lama kemudian kericuhan terjadi, karena suhu badan Jalal meningkat dratis dan tak kunjung redah. Ruq menuduh Jodha menjebak Jalal dan berkata pada Hamida, “anda telah mempercayai dia, ami jaan. Tapi apa yang di lakukannya? Dia pasti menaruh racun kedalam obat itu. Dia sangat membenci Jalal karena itu dia melakukannya.” Maham turut menyiram minyak dalam api. Ruq merasa didukung Maham semakin memojokan Jodha dengan kata-katanya. Hamida hanya bisa menangis. Ruq meminta tabib berbuat sesuatu. Maham pun melakukan hal yang sama, dia mendekati tabib dan meminta mereka melakukan sesuatu untuk menyelamtakan Jalal. Maham menangis, bahkan tangisnya lebih keras daripada tangis ibu kandung Jalal, Hamida. Tabib tetap konsisten dengan kata-katanya, bahwa mereka sudah mengusahakan yang terbaik dan tidak tahu harus berbuat apa lagi, sekarang hanya tuhan yang bisa menolong jalal dan meminta mereka semua berdoa untuknya…..Sinopsis Jodha Akbar episode 82