Sinopsis Jodha Akbar episode 86 by Meysha Lestari. Tentara Mughal bersenjata panah di bawah komando atgah khan muncul. Mereka serentak menyerang para penyerang Jalal. Para penyerang berjatuhan terkena panah prajurit mughal. Jalal menepuk punggung Jodha dan menyuruhnya agar jangan bergerak dan tetap menunduk. Jalal beranjak mengambil dayung yang ditinggalkan juru kemudi. Hujan anak panah sudah reda, Jalal membantu Jodha duduk dan berkata agar Jodha jangan khawatir. Sesaat nampak di air muka Jalal, rasa peduli yang sangat besar akan keselamatan Jodha. Bahkan sepertinya dia lebih peduli pada keselamatan Jodha di bandingkan keselamatannya sendiri. Jalal mendayung perahu menuju tepian danau. ~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~
Di perkemahan, Atgah memerintahkan prajuritnya agar meningkatkan penjagaan lebih ketat lagi karena penjagaan seketat ini saja penyerang masih bisa menyerang Jalal. Jalal datang dan mengatakan pada Atgah agar tidak seorangpun tahu tentang serangan ini. Dan Jalal meminta atgah untuk menyelidiki siapa dalang di baling penyerangan ini. Jalal meminta Atgah mengikutinya ke dalam kemah. Di sana Jalal mengungkapkan kecurigaannya, tapi Jalal meminta Atgah untuk merahasiakan dugaannya ini. Atgah setuju dan meminta Jalal mengatakan padanya. Jalal berkata, “aku selalu memikirkan ini, walaupun di jaga dengan begitu banyak tentara, masih ada orang yang berhasil masuk kedalam sistem keamanan kita dan menyerang ku. Bagaimana mereka bisa berhasil mendekati aku dan melewati pos penjagaan di luar?” Atgah menyahut kalau itu tak mungkin. Jalal melanjutkan, “atgah khan, kurasa seseorang dari kemah kita inilah dalangnya. Aku ingin kau tetap waspada. Aku ingin kau mencari tahu tapi jangan sampai ada orang lain tahu siapa pengkhianat diantara kita itu. Siapa yang menginginkan aku mati?”
Sharif berkata di depan Adham dengan kesal, dia berkata kalau sangat mudah sekali mencari tahu siapa pengkhianat itu. Adham berkata dia tidak mau membuang-buang waktu berpikir, adham tidak percaya pada pemikiran tapi pada tindakan. Sharif berkata karena tindakannya itulah kini Jalal semakin memperketat pejagaan sehingga mereka akan semakin kesulitan mendekatinya. Sharif meminta adham untuk mengendalikan diri dan bersabar, sebab kalau tidak, hidupnya nanti akan berakhir di penjara. Adham menyahut kalau orang yang sabar tidak akan menjadi raja. Adham menyuruh sharif bersabar kalau dia mau, sebab dirinya akan terus berusaha untuk membunuh Jalal.
Sinopsis Jodha Akbar episode 86. Jalal sedang duduk di tempat tidur ketika Jodha masuk ketendanya. Jalal bertanya, “apa yang sedang kau lakukan di sini, ratu Jodha? apa kau yakin tidak salah masuk tenda?” Jodha menyahut kalau dia masuk tenda yang benar, “aku ingin memberitahumu …malam ini…aku akan tidur dikemahmu.” Jalal menyingkap selimutnya dan turun dari tempat tidur mendekati Jodha. Dia mengatakan kalau ini pertama kalinya seseorang memerintah raja. Jodha berkata kalau Jalal tidak akan dapat menolak dirinya. Jalal bertanya, “kenapa?” Jodha menjawab karena hamida yang menyuruhnya. Jalal tersenyum dan berkata, “jika dia yang memintamu datang kesini, aku tidak bisa menolaknya. Kalau tidak, kau tidak akan menyukainya, benarkan ratu Jodha? ok, aku ucapkan selamat datang ketendaku, aku tidak keberatan berbagi tenda denganmu malam ini.” Jodha terlihat kikuk dan berkata kalau dia akan tidur di sofa saja. Jalal melarang, jalal memyuruh Jodha tidur di tempat tidur, biar dia yang akan tidur di sofa. Jodha menolak, “tidak. Aku tidak ingin bantuan apapun darimu. Aku mengenalmu, kau akan meminta balasan dari pertolonganmu ini. Aku tak apa-apa tidur di sini.” Jalal tertawa, “baiklah. Kalau begitu semoga tuhan menjaga ular dan kalajengking. Karena aku tidak akan bisa menyelamatkan mereka malam ini, karena aku terlalu lelah setelah menyelamatkan nyawa orang lain.” Jalal mengucapkan selamat malam pada Jodha, lalu duduk menyandar ditempat tidur, memasang selimut dan memejamkan mata. Jodha melirik Jalal dan teringat insiden ular, dengan ragu-ragu Jodha beranjak ke sisi lain tempat tidur dan duduk disana. Jalal tersenyum dan mematikan lilin. Jodha melihatnya dan dengan suara lirih dia bertanya kenapa jalal mematikan lilinnya. Jalal mendengarnya tapi tidak menyahut. Jodha berkata kalau sekarang dia bahkan tidak bisa meminta Jalal untuk menghidupkan lilin itu lagi. Jalal membuka mata, melirik Jodha, tersenyum lalu memejamkan matanya lagi. Jodha tidak melihatnya.
Narator berkata:
Amer sedang di hias dengan sangat indah untuk menyambut keluarga mughal. Bagaimanapun ini adalah pertama kalinya dalam sejarah orang mughal di undang untuk hadir di acara pernikahan rajput.
Semua anggota keluarga mempunyai kesibukan masing-masing. Dadisa sibuk mengatur para pelayan. Shivani menghias lantai. Mena mempersiapkan hadiah dan mengusir anak-anak yang mengganggunya. Sukanya mencoba berbagai perhiasan yang di sodorkan padanya. Bharmal sedang berbicara dengan seseorang ketika pengawal memberitahu dia kalau Jalal dan keluarganya sudah tiba. Semua orang bergegas menyambutnya. Menawati melakukan arti penyambutan tamu. Bharmal berkata, “ini pertama kalinya setelah menikah, putriku dan suaminya datang ke istana kita. Ini adalah acara yang sangat spesial untuk kami, yang mulia. mari silahkan masuk.”
Sinopsis Jodha Akbar episode 86. Semua terlihat senang menyambut tamu mughal. Tapi dari pihak mughal sendiri adham dan sharifudin terlihat tidak bahagia. Jodha juga tidak terlihat terlalu bahagia. Dia seperti menyimpan beban. Bahkan ketika Menawati mendekatinya, Jodha mengabaikan mena begitu saja dan menghampiri adik-diknya. Menawati sedih dengan sikap Jodha. Jodha pergi ke kamarnya ditemani pelayan. Pelayan berkata kalau kamar Jodha tidak berubah, semuanya terlihat seperti sebelum di tinggal Jodha. Jodha menyuruh pelayannya untuk pergi menemui keluarga mereka masing-masing. Jodha duduk di tempat tidur. Mengingat semua kenangan yang pernah di milikinya di Amer, seperti pertengkarannya dengan Sukanya. Menawati masuk kamar Jodha dan menutup pintunya. Menawati menghampiri Jodha, mengelus kepalanya dan berkata, “Jodha, anakku…” Tapi Jodha menyambutnya dengan dingin. Mena berkata, “aku tahu kau marah padaku, itulah sebabnya kau menolak bertemu denganku, iyakan?.” dengan menahan airmata jodha menjawab, “ya, ibu. Aku marah padamu. Kaulah orang yang paling kupercaya. Tapi kau tak ada saat aku membutuhkanmu. Kau menyakiti perasaanku. Kau menolak membawaku kembali ke Amer di depan anggota dewan. Lalu kau pergi dari agra tanpa mau bertemu denganku. Apa yang telah aku lakukan sehingga mendapat perlakukan seperti itu, ibu?” Jodha membalikan badan, menatap mena dengan berderai air mata. Jodha juga menatap sekeliling kamarnya, “aku datang ke amer setelah sekian lama, dan belum ada yang berubah di kamar tidurku ini, semua masih tetap sama. Hanya kau yang berubah ibu. Kau tidak mau membawaku pulang ke Amer bersamamu. Apa kau sadar? Apa yang kurasakan saat kau menolak membawaku bersamamu?” Menawati dengan sedih menatap Jodha dan berkata, “apa kau tahu bagaimana perasaanku? Saat aku tahu kalau kau mau kembali ke Amer? Seorang ibu harus berhati-hati saat menikahkan putrinya. Hanya karena kau sering mengalami masalah setelah menikah, bukan berarti kau bisa kembali ke rumah orang tuamu. Jika aku menerimamu kembali, itu menandakan hubunganmu dengan yang mulia sudah berakhir. ~mena menanggis~ Aku mohon cobalah untuk mengerti, Jodha. Kau akan mengerti apa yang kurasakan saat kau menjadi seorang ibu. ” Jodha menatap Mena dan memeluknya. Keduanya saling bertangisan. Jodha berbisik di telinga mena kalau dia sangat mencintai mena dan tidak bisa marah selamanya. Tak perduli semarah apapun dirinya. Shivani dan sukanya masuk ke kamar Jodha dan mengoda mena dengan mengatakan kalau ibu mereka sepertinya sedang memberikan semu akasih sayangnya pada putri kesayangannya saja. Shivani berkata kalau dirinya juga ingin menghabiskan waktu bersama Jodha. Mena dan Jodha menghapus airmatanya. Sukanya dan shivani memeluk Jodha. Mena tertawa bahagia melihat keakraban putri-putrinya. Sukanya berkata kalau dirinya merindukan pertengkaran dengan Jodha. Shivani tidak mau kalah, dia juga merindukan Jodha. Jodha memberitahu adiknya kalau dia membawa banyak hadiah dari agra untuk mereka. Shivani dan Sukanya berebut siapa yang duluan melihat hadiahnya. Jodha meminta mereka agar tenang dan melihatnya bersama-sama.
jalal bersama Maham danbeberapa menteri mughal di jamu oleh das. Das mengaatakan pad Jalal kaleu dirinya belum sembuhbenar, karena itu tabib kerajaan akan selalu ada disini menunggu perintahnya. Tabib memberihormat pada Jalal, Jalal menyambutnya dan berkata, “tidak perlu repot-repot aku baik-baik saja.” Das menawarkan Jalal melihat-lihat istana Amer setelah makan. Jalal menyambut tawaran itu dan mengajak mereka melihat-lihat istana sekarang. Tapi Maham memintanyaagartidak keluar istana, karena itu berbahaya bagi keselamatan Jalal. Jalal berkata agar Maham jangan khawatir, selama Das dan saudara-saudaranya ada bersama dia, hidupnya tidak akan berada dalam bahaya, mereka telah membuktikannya di medan perang. Dengan di dampingi Das bersaudara, Jalal meningalkan perjamuan.
Sinopsis Jodha Akbar episode 86. Seorang pelayan lewat di depan Adham. Adham langsung menatapnya dengan bergairah. Maham yang melihat adham segera memanggilnya dan menyuruhnya makan saja. Sharifudin geleng-geleng kepala melihat kelakukan adham.
Pratap dan rombongannya tiba di istana Amer. Bharmal menyambut dia dan mengucapkan terima kasih atas kedatangannya. Dadisa menanyakan kabar ibu pratap. Pratap menjawab, “dia baik-baik saja. Dia berdoa pada tuhan, agar para penjahat itu pergi dari tanah kita.” Dadisa langsung terdiam, begitu pula Bharmal dan menawati. Bharmal berharap kedatangan Pratap akan membantu mempererat tali persaudaraan mereka. Pratap berkata, “yang mulia, putri keduamu itu akan menikah dengan seorang Rajput, itulah kenapa aku menerima undanganmu. Jangan khawatir, aku datang kesini bukan sebagai ksatria, tapi untuk menjalankan tugasku sebagai seorang pangeran. Aku datang atas perintah bibiku.” Bharamal saling pandang dengan menawati dan dengan senang hati mengajak pratap melihat kamarnya.
Jalal mengagumi keindahan istana Amer. Dia berkata kalau arsitekturnya sangat baik. Saat dia datang kesini untuk menikah, dia tidak puny awaktu untuk melihat-lihat. Tapi Jalal senang karena akhirnya dia dapat melihatnya hari ini. ~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~
Narator berkata:
pernikahan adalah acara yang sangat menyenangkan yang bisa mempersatukan semua keluarga, bis amempererat tali persaudaraan. Tapi pernikahan kali ini sangat berbeda, beberapa orang yang di undang untuk hadir, punya tujuan sendiri. Mereka datang kesini untuk mengenal musuh mereka. Dua orang penting berkedudukan tinggi ada di Amer di waktu yang bersamaan. Raja Jalal dan pangeran pratap. Bharmal dan semua keluarga Amer merasa takut, jika mereka bertemu akan terjadi percecokan.
Jalal berdiri di balkon istana Amer dan melihat kebawa, dia ingat saat dia menyamar dulu. Jalal berkata, “itu kuilmu kan? Dan disana itu pasarnya. Jalan itu menuju ke danau dimana para wanita merayakan ganghaur puja di sana, iyakan?” Das membenarkannya dan berkata kalau Jalal mempunyai mata yang sangat tajam dan ingatan yang bagus. Ditempat lain pratap berkata, “seorang ksatria punya penglihatan yang tajam dan ingatan yang kuat. Jika seorang ksatria memiliki itu dia tidak akan terkalahkan.” Pratap melihat prajurit mughal sedang berjaga, dalam hati dia berkata, “tentara mughal itu ternyata sangat banyak, sekitar 5000 orang, dan penjagaan untuk Jalal juga sangat ketat. Aku harap aku dapat segera berhadapan lansung dengan musuhku itu. Itu bisa membantuku untuk mengetahui dia lebih jauh lagi.” Melihat Pratap melihat pasukan Mughal berlama-lama, Bharmal terlihat cemas. Dia segera mengajak Pratap melanjutkan langkahnya. Diatas balkon, Jalal melihat penjagaan yang sangat ketat dan bertanya apakah itu untuk dirinya? Das membenarkan, “aku tahu anda datang kesini karena anda suami adikku, tapi anda juga seorang kaisar. Sudah menjadi tugas kami untuk memastikan anda aman selama berada di sini.” Jalal berkata, “kau benar. Sikap dari teman kaisar itu lebih berbahaya dari musuhnya. Aku mungkin tak akan lama lagi akan berhadapan langsung dengan musuhku, ayo.” Jalal dan rombongan meneruskan langkahnya. Dari arah lain Pratap juga sedang menuju ke titik sama. Das melihat itu dan cemas, das takut kalau mereka bertemu akan terjadi percecokan, begitu pula yang di pikirkan bharmal. Tapi pertemuan jalal dan pratap tidak dapat dihindarkan karena mereka telah berpapasan jalan. Kedua rombongan berhenti. Pratap menatap jalal, Jalal balas menatapnya. Suasana menjadi tegang…..Sinopsis Jodha Akbar episode 87