PERJALANAN CINTA by Ike Kuscahyani. Agra diguyur hujan dari pagi. Langit masih terlihat hitam dan mendung masih menggantung dilangit. Kaisar sedang ada rapat dengan para menterinya, jodha sedang sibuk membaca dikamar ditemani Moti. Sore menjelang tapi hujan masih turun sehingga Agra semakin dingin tiba-tiba jalal masuk ke kamar jodha dengan rambut dan baju yang basah karena terkena hujan waktu menuju hareem. “Yang mulia anda basah semua.” kata jodha yang segera mengambilkan kain kering untuk mengeringkan rambut jalal. Jodha lalu menyuruh Moti untuk mengambil baju ganti dikamar jalal. Moti datang membawa baju jalal dan kemudian dia pamit pergi, diluar Moti menyuruh pelayan dan penjaga untuk tidak mengganggu jodha dan jalal dan itu selalu dilakukan Moti setiap jalal dikamar jodha (trims Moti tau aja). “Yang mulia cepat lepas baju dan ganti dengan yang kering supaya kau tidak sakit.” kata jodha.
Jalal melepas baju dibantu jodha dan berganti dengan yang kering. Jalal dan jodha duduk sambil menikmati minuman yang sudah disediakan moti. Mereka ngobrol banyak dan mereka sesekali tertawa lepas. “Aku sangat lepas jika bersamamu ratu jodha,” kata jalal. “Aku bisa mengungkapkan apa saja suka sedih tertawa menangis semua bisa kucurahkan jika bersamamu,” lanjut jalal. Padahal waktu kita menikah hanya ada benci dan dendam dihati kita. Kita tidak bisa untuk bicara baik-baik, selalu ada amarah. Aku tak tahan berada didekatmu tapi sekarang aku tak bisa berada jauh darimu. Aku tak bisa jika tak bertemu kamu. Aku tahu bahwa kau berpendapat aku tak adil dengan istri yang lain tapi Ini masalah perasaan ratu jodha kau tak bisa memaksa.” Jodha tersenyum mendengarnya. Dihatinya dia merasa tidak enak dengan ratu lain tapi benar kata Jalal bahwa perasaan tak bisa dipaksa tapi jodha juga merasa bahagia mengetahui bahwa Jalal sangat mencintai dia.
Jodha memandang wajah suaminya yang tampan dan sangat dia cintai. “Akupun tak menyangka kalau kita bisa sedekat ini yang mulia bahkan aku tak menyangka kalau aku bisa jatuh cinta kepadamu.” kata jodha sambil tersenyum malu. Jalal tersenyum dan bahagia jodha sudah bisa mengungkapkan perasaannya tanpa harus berteka teki. Jalal berkata, “ya ratu jodha dulu kita tak bisa untuk tidak saling menghina padahal sebenarnya aku hanya suka menggodamu karena kamu semakin cantik kalau sedang marah.” Jodha pura-pura cemberut lalu tertawa bersama. Jodha meyahut, “ya shensah aku mengakui bahwa waktu aku melihat wajahmu dipantulan air aku sebenarnya sudah penasaran dan tak bisa melupakanmu.Tapi ketika itu aku juga membencimu. Aku sangat membencimu karena aku pikir semua yang dilakukan bawahanmu benar-benar perintah darimu yang mulia. Ketika aku menikah denganmu dipikiranku hanya untuk berkorban demi rakyatku tapi ternyata pengorbananku membawaku pada cinta sejatiku. Ketika sampai di Agra pikiran dan hatiku hanya penuh dendam aku merasa bahwa aku tidak akan pernah bahagia disini padahal disini banyak cinta untukku.” Jalal berkata, “ratu jodha aku ingin bertanya apakah waktu kau minum racun benazir hanya karena kewajiban istri untuk menyelamatkan suaminya saja?” Jodha tersenyum dan menjawab bahwa sebenarnya waktu itu dia sudah jatuh cinta dan cemburu karena benazir mendekati suaminya.dan dia nekat minum racun karena cintanya pada jalal dan tidak mau kehilangan jalal.
Tak terasa malam menjelang jodha berdiri mendekat dijendela memandang hujan yang masih turun dengan deras. Jalal mendekati jodha dan memeluk jodha dari belakang. Disandarkan kepalanya dibahu jodha dan berkata, “biarkan aku seperti Ini ratu jodha…aku merasa nyaman dan damai didekatmu, aku bisa bermanja denganmu.” Jodha membelai wajah suami yang sangat dicintainya. Sesaat berlalu Jalal membalikkan badan jodha dia memandang wajah wanita yang mampu meluluhkan hatinya. Malam Ini Jodha sangat cantik tanpa polesan make up dan rambut yang terurai. Jalal mencium kening jodha lalu wajah jodha. Jalal melepas anting hidung jodha dan mengecup bibir jodha yang tipis. Dada jodha berdegup kencang karena jodha merasa setiap dicumbu oleh Jalal dia seperti akan melalui malam pertama. Mereka akhirnya berciuman. Jalal menciumi leher jodha dengan mesra. Lalu dia menggendong jodha ke tempat tidur, dan merekapun memadu kasih ditemani malam yang syahdu dalam hujan cinta….tamat