Sinopsis Jodha Akbar episode 112 by Jonathan Bay. Jalal dan Jodha tiba di aula perayaan. Pengawal mengumumkan kedatangan mereka. Semua orang berdiri menyambutnya dan memberi salam, kecuali Hamida tentunya. Ruq menatap kebersamaan Jodha dan Jalal dengan tatapan iri tapi dengan besar hati. Bagaimanapun, Ruq sangat menyayangi jalal dan mengutamakan kebahagiaannya. Jodha duduk di samping Jalal. Imam memberkati mereka berdua dan mendoakan semoga keduanya selalu bersama dan di beri anugerah oleh tuhan yang maha esa. Semua yang hadir mengamininya. Seorang wanita menghampiri Jodha dan Jalal. Dia mengulurkan nampan berisi hadiah. Jalal menyentuh nampan itu. Si wanita berkata, “aku kira kalian berdua tidak akan cocok, tapi cinta anda pada Ratu sekarang sudah terlihat.” Jalal tersenyum, Jodha menatapnya dengan geram.
Ruq menatap Jodha dan Jalal dengan tatapan sedih. Hoshiyar yang berdiri di belakangnya berkata, “Yang mulia, apakah anda sakit?” Ruq dengan sedih menjawab, “aku tak tahu apakah ini air mata penderitaan atau air mara kebahagiaan. Aku selalu menyesal tak bisa memberikan keturunan pada Jalal. Tapi aku turut bahagia, dengan ratu Jodha, yang mulia mendapat kebahagiaannya.”
Satu persatu para Ratu memberi hadiah pada Jodha dan Jalal. Hamida bahkan dengan gembira mencium kening Jodha. Salima dan Jalal saling bertetapan. Dengan isyarat mata, Jalal bertanya tentang wanita bergelang hijau. Salima menggeleng. Jalal kecewa. Jalal juga melihat ke arah atgah dan bertanya dengan isyarat, Atgah juga menggeleng. Setelah semua ratu telah menyerahkan hadiahnya, giliran Ruq. Ruqaiya memberi salam pada Jalal dan Jodha dan berkata, “ini adalah upacara, ratu Jodha. Silahkan minun kesar (air kunyit) ini.” Ruq mengambil gelas berisi kesar, lalu mengaduknya dengan sendok. Ruq akan mencicipi kesar itu terlebih dahulu, tapi Jodha mencegahnya. Jodha berkata kalau dia percaya pada Ruq, “aku tahu kau akan menganggap anakku seperti anakmu sendiri.” Ruq tersentuh mendengarnya. Dia memberikan gelas kesar pada Jodha yang segera meminumnya. Jalal melihat gelang di tangan Ruq, lalu memalingkan wajah dengan sedikit malu. Ruq menatap Jodha yang sedang minum kesar pemberiannya dan berkata dalam hati, “aku tak mengerti apa yang kudengar tentang dirimu, Ratu Jodha. Itu benar atau seperti yang kulihat sendiri.”
Imam meminta Jodha dan Jalal berdiri di bawah cadar suci dan Ruq memegang salah satu ujungnya. Imam berdoa untuk mereka berdua. Setelah selesai, Ruq yang terlihat sedih melintas di depan jalal. Ruq berdiri di luar aula sambil menanggis. jalal menghampiri Ruq dan menyentuh pundaknya. Ruq sambil menangis berkata, “Ini semua salahku. Aku seharusnya memberikan keturunan pertama, tapi sayangnya aku tidak bisa. Tapi aku akan mendoakan anak pertamamu. Selamat.” Jalal ingin menghibur Ruq, tapi Ruq menyuruhnya masuk kedalam karena dia lebih di perlukan di sana. Ruq lalu pergi meninggalkan Jalal yang berdiri mematung.
Sinopsis Jodha Akbar episode 112. Jalal kembali duduk di samping Jodha. Salima datang memberi mereka hadiah. Jodha menerima hadiah itu. Salima menatap Jalal dan berpikir, “Bahkan sebagai seorang raja yang kau lakukan demi rakyat, tak ada yang bisa melakukannya seperti anda, yang mulia. Orang mungkin tidak tahu, meski impian anda telah hancur, anda berjuang demi mencari kebenaran. Kemampuan anda membedakan anda dari raja yang lain.” Di saat bersamaan, Jalal juga sedang berpikir, “hari ini aku harus cari tahu siapa orang yang mencoba menjebak Jodha.” Salima juga berpikir serupa, “siapa dia? jika dia tinggal di istana ini, dia pasti hadir dalam upacara ini.”
Tiba-tiba seorang pelayan memakai gelang hijau melintas di depan Salima sambil membawa nampan. Jalal juga melihatnya. Salima dan Jalal saling memandang dan mengangguk. Jalal memanggil pengawal dan menyuruhnya memanggil pelayan itu. Mendengar itu, dengan sengit Jodha berkata, “kau selalu medapatkan apa yang kau inginkan. Kau perlakukan pelayan seenaknya karena kau seorang raja.” Jalal berkata kalau dia membutuhkan pelayan itu karena ada pekerjaan. Jodha menyahut, “seperti ‘perkerjaan’ yang kau lakukan padaku kan?” Jalal menatap Jodha dan memutar matanya dengan kesal, “aku tak akan menjelaskan padamu.” lalu Jalal meninggalkan Jodha yang juga terlihat kesal.
Jalal menemui pelayan dan menyuruh pengawal pergi meninggalkan mereka berdua saja. Jalal berkata pada pelayan, “aku melihat gelang di tanganmu, di mana benang suci itu?” Pelayan mengatakan kalau dia tidak memakai benang suci. Pelayan membuka lengan bajunya dan menunjukan tanganya. Jalal memgancam akan memenggal kepalanya kalau dia bohong. Sekali lagi Jalal bertanya di mana benang suci itu. Pelayan memberitahu Jalal kalau gelang mewah itu bukan miliknya, tapi milik Bakshi Bano, “aku membantunya berhias, dia senang dengan hasilnya lalu putri bakshi bano memberikan gelang ini sebagai hadiah, yang mulia.” Jalal terpukul mendengarnya. Dia meminta gelang itu. Pelayan memberikannya. Jalal kemudian menyuruh pelayan itu memanggil Bakshi bano.
Pengawal membawa Bakshi Bano menemui Jalal. Sharifudin melihatnya dan menjadi tegang. Bakshi menemui Jalal di kamarnya. Dia memanggil, “kakak..” Jalal menoleh dan menatap bakshi dengan lembut. Jalal menghampiri Bakshi, mengelus kepalanya dan mencium keningnya. Lalu dengan pandangan sedih dia bertanya, “kau telah menaburkan ramuan pada makanan Ratu Jodha, kan?” Bakshi terperanjat kaget. Matanya berkaca-kaca dan mulai menanggis. Jalal berkata, “yang membuatku kesal adalah karena pelakunya seseroang yang aku percaya. ~Bakshi meminta maaf~ Tidak, aku tak ingin penjelasan. Jika aku seorang yang pemarah, aku mungkin sudah mengamuk. Aku tak ingin melihatmu menangis, tapi kau ingin menyakitiku. Kau tahu aku tak pernah melakukan hubungan intim dengan Jodha. Saat aku dengar kehamilannya…itu membuatku sakit hati. Tapi itu tak masalah buatmu. Kau ingin aku menganggap dia pengkhianat atau kau ingin dia pergi dari Agra, bukan begitu? Mengapa kau sangat membencinya bakshi? Sampai kau rela menyakiti kakakmu sendiri? Kau tahu aku harus menanggung rasa benci Ratu Jodha karenamu. Dia berpikir aku melakukan hubungan intim dengannya dan mengingkari janjiku. Dia meragukan aku, karena jika aku tak pernah berhubungan dengannya bagaimana dia bisa hamil? ~Jalal mengelus kepala Bakshi~ Sekarang katakan padaku, bagaimana aku akan memberitahu kalau dia tidak hamil? Bagaimana aku akan mengatakan padanya kalau adikku memberinya obat untuk mempermalukan dia di depan umum? Bagaimana aku menyampaikannya? Bahkwa adikku ingin merusak harga dirinya? Kau tahu, aku tak pernah percaya siapapun dalam hidupku bahkan bayanganku sendiri, tapi aku percaya pada Jodha. Sekarang katakan, kenapa kau lakukan itu? Katakan padaku! Apa kau lakukan ini karena dia putri hindu? Atau ada alasan lain? katakan padaku apa alasanmu, sampai kau ingin merusak harga diri wanita yang suci? Kau tahu kalau aku sedang mendambakan seorang anak, apa kau tak berpikir bagaimana perasaanku jika impianku hancur? Aku bersyukur pada Allah karena telah memberiku kekuatan untuk menjalani semua ini. Jika tidak, mungkin aku sudah membunuh Jodha. Tapi, kau bakshi.. mengapa kau membunuh tabib untuk menyembunyikan kejahatanmu? Hebat..!” Bakshi menyahut cepat, “tidak kakak. Aku memang menaburkan ramuan pada makanan ratu Jodha, tapi aku tidak membunuh hakim itu. Kaulah yang memberitahuku tentang pembunuhan ini. Baijan (kakak) Allah tahu, aku tak bermaksud melakukan ini. Allah tahu kalau aku sangat menghormati ratu Jodha. AKu dipaksa melakukan ini. AKu tidak tahu mengapa dia ingin memisahkanmu dari Jodha. AKu melakukan ini atas perintahnya.” Jalal bertanya, “siapa yang memerintahkanmu, Bakshi?” Bakshi menjawab, “suamiku, Sharifudin..” Jalal terbelalak tak percaya. Sharifudin yang menguping pembicaraan Jalal ikut kaget dan tegang.
Sinopsis Jodha Akbar episode 112. Jalal bertanya alasan Sahrifudin melakukan itu. Bakshi menjawab kalau dia tidak tahu. Bakshi kemudian menceritakan segalanya. Bagaimana sharifudin mengancam akan menceraikan dirinya kalau tidak mau malakukan perintahnya. Bagaimana dia pertama kali menaburkan ramuan pada jus yang di berikan Resham pada Jodha. Hingga pertemuannya dengan tabib untuk meminta ramuan karena botol ramuannya pecah. Dan bagaimana dia memberitahu sharif tentang itu semua. Mendengar penjelasan bakshi, Jalal berkata, “ini bukan hanya konspirasi, tapi juga pemberontakan, Bakshi. Dan kematian adalah hukuman satu-satunya untuk pembelot. Sharifudin bukan hanya ingin merusak hubunganku dengan Jodha, tapi dia juga telah membunuh tabib itu. Seperti hukum agama kita, pembunuh di hukum mati. Yang kau lakukan juga bukan kejahatan biasa. AKu akan memutuskan hukumanmu besok. Sekarang aku akan membunuh Sharifudin.” Jalal segera menghunus pedangnya dan melangkah pergi. Bakshi bano mengejarnya dan merangkul kakinya, “kakak, aku mohon jangan lakukan ini! Kumohon, pikirkanlah kebahagiaanku, kakak! Maafkan aku! Kumohon jangan membuatku jadi janda lagi. Aku sangat mencintainya, kakak! Aku takkan bisa hidup jika terjadi sesuatu pada dirinya.” Mendengar tangisan Bakshi, wajah Jalal yang mengeras karena amarah, melembut. Dia menyarungkan pedangnya dan membantu Bakshi banu berdiri. Seorang pengawal datang, Jalal menyembunyikan bakshi dibalik punggungnya. Pengawal memberitahu kalau Sharifudin meninggalkan istana tanpa perintah kerajaan dan tanpa alasan. Jalal menyuruh pengawal pergi dan menarik tangan bakshi, “kalau aku mau, aku bisa mengejarnya dan membunuhnya sekarang. Tapi aku bisa menangkapnya nanti. Sekarang ada sesuatu yang lebih penting yang harus di lakukan. Ikut denganku!” Jalal merangkul punggung Bakshi agar mengikutinya.
Jodha sedang hilir mudik dikamarnya memikirkan Jalal yang memanggil pelayan. Dalam hati Jodha berkata, “caranya memperlakukan ratu dan pelayan sama saja. Wanita hanya alat untuk memenuhi keinginannya. Dulu aku membenci dia saat aku masih di Amer. Setelah tahu dirinya yang sebenarnya, kebencian itu berubah menjadi emosi.” Jalal datang bersama Bakhsi bano. Jalal mendorong tubuh bakshi bano hingga terjatuh di sofa. Jodha berteriak dan segera membantunya berdiri. Dengan marah Jodha menghampiri Jalal dan menegurnya, “apa yang kau lakukan? Dia bukan pelayan, dia itu adikmu. Kenapa kau memperlakukannya seperti itu?” Jalal menatap Jodha dan berkata, “apakah kau tidak tahu, ratu Jodha, kalau kau tidak hamil?” Jodha tercengang. Dia menatap Jalal dan Bakshi bergantian, “apa maksudmu? Lelucon macam apa ini?” jalal berkata, “aku tidak bercanda, Ratu Jodha. Kau tidak hamil, bakshi bano akan menjelaskannya padamu.” Jodha menatap Bakshi Bano yang menangis. Jalal melanjutkan, “mungkin kau akan mengerti setelah dia jelaskan perbuatannya.” Lalu kata Jalal pada bakshi, “katakan padanya!” Bakshi denga takut-takut berkata pada Jodha, “maafkan aku, kakak ipar. Aku telah melakukan dosa yang besar. Aku ingin menjebakmu. Kau tidak hamil.” Jodha dengan mata-mata berkaca-kaca menatap jalal yang juga sedang menatapnya. Bakshi menceritakan semuanya. Jodha sangat terpukul. Bukan karena perbuatan Bakshi, tapi karena perlakuannya pada Jalal selama ini. Jodha menatap Jalal dengan penuh rasa sesal. Jalal tanpa berkata apa-apa meninggalkan kamar Jodha. Jodha tertunduk sedih…. Sinopsis Jodha Akbar episode 113