Sinopsis Jodha Akbar episode 180 by Meysha Lestari. Hoshiyar pergi memanggil Jodha atas perintah Ruqaiya. Jodha bingung dan bertanya-tanya apa maksud Ruq memanggil dirinya. Jodha menemui Ruq dan bertanya kenapa dia memanggilnya. Ruq mengatakan kalau dia memanggil Jodha karena Maham anga berpikir bahwa dia akan segera menjadi kepala dari harem ini. Jodha dan Maham anga saling pandang. Ruq melanjutkan, “dan kau yang akan memimpinnya. Sebenarnya aku sudah lelah mengurusi masalah harem. Jadi aku memutuskan untuk memberikan tanggung jawab ini kepadamu. Mulai saat ini, harem ini akan menjadi tanggung jawabmu.” Ruq melemparkan kotak peralatan harem pada Jodha. Jodha yang merasa tidak tahu apa-apa bertanya, “apa yang kau bicarakan, Ratu Ruqaiya?” Ruqaiya dengan ketus menjawab kalau dia sudah mengatakan dengan jelas kalau mulai sekarang Jodha yang akan mengurus harem, “kurasa kau cukup cerdas, dan kau mengerti masalah politik. Kau juga bisa berdiskusi dengan Jalal, memberinya masihat. Kalau kau bisa menangani begitu banyak masalah, kenapa kau tidak mengurus harem saja?”
Jodha berkata kalau Ruq pasti salah paham, “aku sama sekali tidak ingin mengurus harem. Aku pamit dulu. Selamat malam.” Jodha beranjak pergi, tapi Ruq manahannya, “apa yang terlalu sulit? Kau bisa bermain catur dan melakukan langkah yang bagus. Itu sudah cukup untuk mengurus harem.” Jodha menyahut kalau dia tidak mengenal orang-orang di harem, “aku juga tidak mengerti adat, kebutuhan dan cara berpikir mereka. Orang yang dapat mengurus harem secara baik adalah kau. Karena itulah baginda memberikan tanggung jawab ini padamu. Itu adalah tugasmu, karena harem adalah milikmu. Aku tidak memiliki keinginan dan kemampuan untuk mengurus harem. Aku minta maaf lagi karena telah menolakmu. Tapi aku tidak bisa menerima permintaanmu. Aku pamit dulu. Sampai jumpa.” Tanpa menunggu sahutan, Jodha segera beranjak pergi.
Setelah Jodha pergi, Ruq menatap Maham penuh kemenangan dan berkata, “lihat, maham. Aku memanggil Ratu Jodha kesini agar kau dapat melihatnya dimana aku berdiri dan dimana dia berdiri. Dia takut untuk mengurus harem dan dia juga mengakui kemampuanku. bagaimana menurutmu?” Maham menjawab kalau dia punya perasaan yang sama dengan Ruq, bahwa Ruq adalah orang yang tepat untuk mengurus harem. Ruq harusnya gembira. Maham kemudian pamitan. Sepeninggal Maham ruq berkata kalau hanya dirinya satu-satunya yang bisa mengurus harem dan berhak atas Jalal.
Bharmal sedang duduk di tenda, sepertinya dia baru memimpin peperangan. Khangar singh datang dan memberinya salam. Bharmal bertanya tentang situasi perang hari ini. Bharmal mendapat informasi kalau pasukannya telah berhasil mematahkan serangan dari arah barat. Khangar singh berpedapat kalau peperangan ini akan segera berakhir. Mereka hanya harus mengumumkannya secara resmi. Bharmal berkata kalau ini adalah kabar gembira. Tapi khangar singh curiga, karena peperangan ini berakhir terlalu cepat, “aku kira akan ada serangan lebih besar. Tapi hanya ada 100 kompi pasukan dan prajurot rajvanshi. Kuharap ini bukan sebuah perangkap.” Bharmal memikirkan ucapan khangar singh. Seorang pengawal masuk dan memberitahu kalau seorang penyampai pesan datang. Bharmal menyuruh pembawa pesan itu masuk. Pembawa pesan itu mengatakan kalau dia membawa kabar buruk. Sujamal telah menyerang mewat dengan 5000 parjurit dari Jodhpur. Bharmal sangat marah mendengarnya dan segera berdiri. Semua pangeran dan menteri ikut berdiri. Khangar singh berkata kalau Raja Jodhpur menentang kerajaan Mughal, karena itu mereka membantu Sujamal. Bharmal dengan marah berteriak, “Sujamal! Pengkhianat itu! Sekarang aku mengerti, serangan ini hanya pengalih perhatian. Untuk mengalihkan perhatian kita dari mewat. Agar mereka dapat melakukan serangan.” Khangar singh menimpali, “ini adalah tipuannya dan kita semua tertipu.” Bharmal setuju. Sujamal memakai taktik yang bagus. Selalu tahu kalau mereka akan kembali ke Mewat dan kemudian keadaanya akan berada di bawah kendalinya. Khangar singh berkata kalau mereka harus mengontrol sujamal. Bharmal setuju, “Baginda tidak boleh beranggapan bahwa kita bersekongkol dengan Sujamal. Kita harus segera ke Agra dan memberitahunya bahwa Sujamal telah menipu kita juga. Dan kita tidak memiliki hubungan denganya.” Tapi khangar singh tidak setuju. Dia merasa langkah terbaik adalah menyelamatkan Mewat dulu. Jangan sampai Jalal berpikir mereka tidak sanggup menangani Sujamal. Bharmal setuju dan menyuruh khangar singh menuju Mewat dengan prajuritnya, “sedangkan komandan yang lain akan mengurus serangan dari sini.” Khangar singh segera berangkat setelah mendengar perintah Bharmal.
Sinopsis Jodha Akbar episode 180. Di Agra, Rahim sedang mengajari Jodha bahasa urdu. Rahim berdiri di depan Jodha dan mengajarinya menulis ABC. Jodha terkadang tidak mengerti apa yang dimaksud Rahim, sehingga Rahim harus mengulang lagi. Dengan galak Rahim meminta Jodha agar memberi perhatian saat belajar. Jodha mengurnya dengan mengatakan kalau seorang guru tidak boleh terlalu galak. Rahim menjawab, “kalau guru tidak galak, muridnya tidak akan mau belajar.” Jodha tersenyum. Rahim kemudian duduk di samping Jodha.
Jalal sedang berjalan bersama para menteri. Dia melihat Jodha dan rahim yang sedang duduk di taman. Jalal memerintahkan para menteri agar pergi lebih dulu dan dia akan berbicara dengan mereka nanti. Jalal segera menghampiri Jodha dan Rahim. Rahim berkata pada Jodha kalau waktu belajar sudah berakhir, sekarang waktunya untuk bercerita. Rahim meminta Jodha bercerita tentang kisah dewa Krishna. Jodha meletakkan bukunya dan berkata, ‘baiklah. ~dia menarik tubuh Rahim agar duduk lebih dekat padanya~ Aku akan menceritakan tentang kisah bukit Gowardhan.” Jodha mulai bercerita, rahim mendengarkannya dengan serius, “suatu ketika terjadi hujan deras di Brajhboomi, seluruh wilayah itu terendam air. Penduduk Brajbhoomi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka kemudian pergi untuk mencari dewa Krishna danmemohon agar menyelamatkan mereka. Lalu Dewa krishna mengangkat bukit Gowardhan dengan jarinya.” Rahim bertanya, “apa dia mengangkat seluruh bukitnya?” Jodha menjawab, “ya. Seluruhnya.” Johda menghentikan ceritanya ketika Jalal datang. Rahim segera memberi salam, begitu pula Jodha. Jalal membalas salam keduanya.
Jalal bertanya pada Rahim, “kanekhana, apa yang kau ajarkan pada ibumu (choti ami jaan)?” Rahim menjawab, “aku mengajarkannya bahasa kita.” Jalal bertanya apa imbalannya? Rahim menjawab kalau Jodha akan menceritakan satu kisah padanya setiap hari. jalal bertanya lagi, “katakan padaku, kanekhana. Seberapa pintar murid barumu?” Rahim menyahut, “ratu khas mu sangat berbakat yang mulia.” Mendengar rahim menyebutnya Ratu khas, Jodha menegurnya, “Rahim, apa ini? Kau seharusnya memanggilku ibu (choti ami jaan). Kenapa kau menyebutku Ratu khas/istimewa (khas begum)?” Rahim memberitahu Jodha, ibunya (ratu Salima) mengatakan kalau Jodha adalah ratu yang istimewa, “tapi kalau kau memintaku tidak mengatakannya, aku tidak akan mengatakannya.” Jalal dan jodha tersenyum. Rahim segera berkemas dan hendak beranjak pergi ketika Jodha bertanya padanya, “hei mau kemana kau?” Rahim menjawab, “pelajaranmu sudah berakhir, jadi sekarang waktunya aku belajar. Jika terlambat, ibuku (ami jaan) akan menarik telingaku.” Rahim kemudian memberi salam pada Jodha dan jalal, tapi sebelum pergi dia berpesan pada Jodha agar menceritakan sisa kisah itu padanya besok. Jodha mengangguk.
Sinopsis Jodha Akbar episode 180. Jalal mengoda Jodha dengan berkata, ‘hhmm… khas begum (ratu istimewa). Kau juga berbakat untuk membuat anak kecil gembira, Ratu Jodha.” Jodha bertanya kenapa jalal selalu membicarakan bakatnya. Jalal berkata kalau dirinya tidak punya pilihan lain, “kau memiliki begitu banyak bakat, bagaimana aku tidak membicarakannya. Kurasa orang lain juga menghargai bakatmu, sama seperti aku. Mereka memujimu, orang-orang beranggapan kau sangat istimewa, ratu Jodha.” Jodha menyahut, “kalau kau memang memujiku, itu tidak apa-apa. Tapi jika kau sedang mengejekku, katakan saja.” Jalal berkata kalau dia tidak sedang mengejeknya, “jika ada seseroang yang begitu berbakat, maka orang-orang akan berpikir dia istimewa. Lihatlah dirimu, kau seorang pemanah, pemain pedang, penyanyi yang baik dan kau juga bisa mencuri peluru dari sebuah senjata.” Jodha meminta Jalal agar tidak mengejeknya. Jalal berkata, “bagaimana aku bisa mengejek Ratu khas rajvanshi, yang melawan wanita beracun untuk menyelamatkan aku? Dan aku suka kau menghargai rahim dan perasaanya.” Jodha berkata, “aku suka belajar hal-hal baru sehingga aku bertanya pada Rahim. Mungkin dia menganggap ini permainan, tapi aku benar-benar ingin belajar bahasa lain.”
Jalal memuji Jodha, “ratu Jodha, cara berpikirmu membuatmu menjadi seseorang yang istimewa. Mungkin aku menganggap Ratu Salima dan kau diantara para Ratu istimewaku. Tapi kau selalu membuktikan kalau kau pantas dan layak untuk di istimewakan. Ada sesuatu dalam dirimu yang membuatmu istimewa. kau membuktikannya saat kau menyelamatkan nyawaku.” Jodha menyahut cepat, “aku tidak menyelamatkan nyawamu agar bisa menjadi istimewa, yang mulia. Aku menyelamatkanmu karena…” Jodha tidak melanjutkan kata-katanya yang membuat Jalal penasaran dan bertanya, “katakan, Ratu Jodha. Kenapa kau menyelamatkan aku?” Jalal menatap Jodha, menunggu jawabannya. Di tatap begitu Jodha jadi gugup, “aku…karena…aku…~jodha kemudian balas menatap Jalal~ Berapa kali kau harus menanyakannya? Aku sudah memberitahumu kalau aku menyelamatkanmu karena kau adalah suamiku dan adalah tugasku. Aku tidak melakukan ini untuk mendapatkan imbalan atau status istimewa, aku…” Jalal tertawa, “… tidak menyelesaikan kalimatmu dan membiarkan orang penasaran juga adalah bakat yang membuatmu istimewa, Ratu Jodha.” Jodha dengan kesal berkata, “kau sangat suka mengejekku bukan?” Jalal menjawab, “anggap saja begitu. Aku suka mengejekmu, kurasa kau juga suka dengan kehadiranku, suka berbicara denganku, benarkan?” Jodha menyahut, “jika kau datang ke hadapanku, aku harus menyapamu bukan? Kalau tidak kau akan menganggapku kurang ajar.” Jalal berkata, “benarkah? Apa itu artinya kau berbicara denganku karena terpaksa?” Jodha tersipu dan berkata, “tidak, bukan itu maksudku, yang mulia..” Jalal tertawa, “jangan kuatir, ratu Jodha. Aku mengerti apa yang kau katakan. Aku pergi dulu. Aku memiliki banyak pekerjaan, ratu Istimewa..” Jalal tersenyum, memberi salam lalu pergi. Jodha menatap kepergian Jalal sambil tersenyum di kulum.
Sharifudin bersama beberap orang berkuda memasuki hutan. Di tepi hutan, dia menatap berkeliling mencari seseorang. Sharifudin berkata, “aku tidak tahu apakah kita berada di jalan yang benar. AKu harus mencari tahu. Aku ada ide, aku akan pergi lebih dahulu. Dia mungkin akan panik bila melihatku bersama orang lain. Tunggu di sini!” Sharif turun dari kudanya. Dengan membawa pedang dia berjalan memasuki hutan. Sharif melihat gubuk kecil. Dia melangkah mendekati gubuk itu dan mengetuk pintunya. Seorang lelaki membukakan pintu dan menyuruhnya masuk. Sharif melihat seseorang berbaring di bale-bale bambu. Sharif menatap punggung orang itu. Terdengar suara, “masuklah, sharifudin. jangan takut.” Lalu orang yang tidur di bale-bale bambu membalikkan tubuhnya menatap Sharif, dia adalah Abul Mali.
Sinopsis Jodha Akbar episode 180. Di kamarnya, Ruq sedang di bersihkan kakinya oleh pelayan. Ruq mengeluh, “aku tidak bisa bersama dengan yang mulia, karena ratu Jodha. Tapi hari ini, aku tidak akan memberikan kesempatan kepadanya. Aku akan bersama baginda.” Hoshiyar menyahut, “tentu saja, yang mulia ratu. Itu adalah hakmu.” Maham datang dengan membawa haidah untuk Ruq. maham bertanya apakah dia boleh memberikan hadiahnya? Resham menyodorkan nampan yang di bawanya pada Ruq. Ruq bertanya, “apa ini?” Maham menjawab kalau ini adalah kain sutera, “kau suka kain sutra, bukan? Jadi aku meminta seorang pedagang membawakannya. Kumohon terimalah!” Ruq melihat kain sutera pemberian maham dan sangat menyukainya. maham berkata kalau dirinya akan bahagia melihat Ruq mengenakan gaun yang di buat dari kain ini, begitu pula Jalal. Ruq dengan percaya diri berkata, “baginda akan menyukai apapun yang kukenakan.” Ruq menyuruh Hosh menyimpan kain itu. Ruq mengucapkan terima kasih pada Maham. Maham yang melihat Ruq gembira bertanya ada apa? Ruq memberitahunya kalau nanti malam dia akan naik perahu bersama jalal. Maham bertanya apakah dia sudah memberitahu jalal tentang rencananya? Ruq menjawab belum. Tapi dia akan segera mengirim pelayan untuk memberi tahu jalal. Ruq menepuk tangan beberapa kali. Seorang pelayan datang menghampiri. Ruq meminta pelayan itu menyampaikan pesannya pada Jalal. Pelayan segera pergi. Maham anga segera berpamitan dan membuntuti pelayan tersebut.
Sharifudin berdecak mengejek melihat Mali tinggal di gubuk, “abu mali yang ingin menguasai India, tinggal di gubuk orang miskin.” Abul menyahut kalau Sharifudin tidak akan memilikinya, karen sharifudin hanya akan mendapatkan batu nisan di samping gubuk ini. Sharifudin tertawa dan bertanya kenapa Abul mali marah? dirinya adalah pendukung abul mali yang terbaik, “lagipula, kita berdua menginginkan hal yang sama. jika kita saling berkelahi, kita tidak akan mencapai tujuan kita. Aku sudah bebas sekarang, perintahkan padaku, aku akan melaksanakannya. ” Abu mali meragukan kemampuan Sharifudin. Dia merasa sharif tidak bisa melakukannya. Karena dia mengetahui segalanya bahwa Shariflah yang telah membocorkan rencana yang di susunnya bersama Benazir pada Jodha. Sharif mengelak dan mengatakan kalau dia tidak mengatakan apa-apa pada Jodha. Dia di bebaskan karena keluarganya. Dan lagi kalau dirinya mau mencelakakan Abul mali kenapa dia datang menemuinya sekarang? Abul mali masih menyesali kegagalan Benazir, kalau tidak kini dia pasti sudah naik ke tahta Agra. Abul mali bertanya kenapa Sharif menemuinya karena setahu mali, sharif adalah pelayan jalal. Sharif mengatakan kalau dia memang dekat dengan jalal tapi bukan pelayannya. Dia ingin membantu Abul mali merebut tahta Agra. Abul mali berkata, “aku akan naik ke tahta itu dan aku akan membunuh Ratu Jodha.” Sharif tercengang dan bertanya apa yang di dapat abul mali dengan membunuh Jodha? Mali berkata Sharif benar, tapi bagaimana dia akan mendapatkan jalal? Sharif membuat kesepakatan dengan Mali. Sharif akan membantu Mali mendapatkan Jalal tetapi tidak boleh mengganggu keluarganya, tidak boleh membunuh ratu Jodha ataupun menganggu ratu-ratu yang lainnya. Abul Mali setuju. kalau rencana Sharif berhasil, dia tidak akan menyakiti orang lain. Keduanya lalu berpelukan…
Jalal duduk di tahtanya dan terkejut mendengar 2 desa telah di serang oleh gerombolan perampok. Jalal menanyai adham apa kerjanya? Karena dia sudah menyuruh Andham untuk menghentikan para perampok. Tapi kenapa mereka masih menyerang? Jalal berkata kalau Adham tidak mengerjakan tugasnya dengan baik dan tidak bisa melindungi rakyat dari serangan perampok. Adham berkata, “aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk melindugi rakyat dari serangan perampok. Tapi..” Jalal mengangkat telunjukanya kearah Adham dan menatapnya denga kecewa. jalal kemudian memerintahkan Atgah khan agar memberi tahu kalau Pir muhammad yang kini akan memimpin Malwa. Karena jalal mendengar kalau Baz bahadur akan mencoba menyerang Malwa lagi. Dia yakin Pir muhammad akan berusaha sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari serangan perampok. Jalal juga menanyakan kabar dari Mewat. Atgah menjawab kalau belum ada pembawa pesan yang datang. Jalal meminta atgah segera memberitahu dia kalau pembawa pesan dari Mewat datang. jalal kemudian melihat kearah Adham yang telihat kecewa dan marah dengan keputusan Jalal mengirim Pir Muhammad ke Malwa. Adham menatap jalal dengan amarah dan kebencian yang membara…Sinopsis Jodha Akbar episode 181