Sinopsis Jodha Akbar episode 185 bag 1 by Meysha Lestari. Jodha dan Moti melewati pasar agra setelah kembali dari kuil. Jodha berkata kalau tempat ini sangat ramai dan jauh dari ketenangan. Moti menyahut, “tentu saja, inikan pasar, jadi banyak sekali orang.” Tiba-tiba Jodha melihat serombongan budak kehausan dan meminta air. Beberapa diantara mereka adalah manula. Kondisinya sangat mengenaskan. Beberapa manula bahkan ada yang terjatuh saking lemahnya. Jodha segera mendekati rombongan itu, tapi penjaga menahannya. Jodha berkata kalau dia hanya ingin memberikan air pada mereka. Penjaga bekata kalau mereka akan di penjara lalu di jual. Jodha protes, “kau pikir mereka itu binatang? Mereka adalah manusia.” Tapi si penjaga tidak beranjak juga. Akhirnya Jodha mengancam, “apa kau berani mencegah seorang ratu?” Penjaga itu akhirnya memberi Jodha jalan. Jodha melangkah ke rombongan budak itu dan menuangkan air ke tangan mereka. Para budak itu dengan segera meminum air itu seperti sangat-sangat kehausan. Satu persatu para budak itu mengucapkan terima kasih dan mendoakan Jodha. Mereka mengatakan kalau sudah tiga hari tidak makan dan sangat lapar. Jodha memerintahkan penjaga agar memberi makan mereka dulu sebelum membawa mereka kemana saja. Penjaga menyahut kalau perintah Jodha akan di laksanakan. Rombongan budak itu kemudian melanjutkan perjalanannya di iringi tatapan prihatin Jodha. Moti mengajak Jodha pergi, “yang mulia tak akan suka kalau tahu kau bicara dengan para budak ini.” Jodha berdiam diri cukup lama, seperti memikirkan sesuatu. Lalu dia beranjak mendekati tandunya. Saat akan masuk kedalam tandu, Jodha melihat anak kecil dengan ketakutan duduk di tandu itu. Jodha terpana. Penjaga bertanya, “ada apa, Ratu Jodha? Apa ada masalah?” Anak itu memohon agar Jodha tidak mengatakan apa-apa tentangnya. Jodha menjawab kalau tidak ada apa-apa dan semuanya baik-baik saja. Setelah itu dia segera masuk ketandunya. #sinopsisjodhaakbar.blogspot.com
Didalam tandu, Jodha memberikan prasad pada anak itu yang memakannya dengan lahap. Jodha menanyakan namanya. Anak itu menjawab, “babu.” Jodha bertanya lagi, “bagaimana kau bisa ada di sini?” Babu memeritahu Jodha kalau penjaga membawanya, tapi dia merlarikan diri. Jodha menanyakan orang tuanya. Babu berkata kalau ibunya sudah di jual kepada seorang tuan tanah, tapi mereka tidak menjual dirinya. Sehingga dia dan ibunya terpisah. Jodha kasihan memlihatnya, dengan penuh kasih dia mengelus kepala babu.
Sampai di istana, Jodha membawa babu kekamarnya dan menyuapinya makan. Moti memberitahu Jodha kalau apa yang di lakukannya bertentangan dengan peraturan harem. Jodha berkata kalau dia tahu, tapi bagaimana dengan hak anak itu sebagai manusia?, “dia masih anak-anak, tidak seharusnya dia mengalami hal ini. Bagaimana bisa aku membiarkannya?” Jodha berkata kalau dia akan merawat anak itu supaya tidak menderita lagi. Moti berkata, itulah yang dia sukai dari Jodha, “kau baik dan tidak pandang bulu. Ratu Ruksar masuk kekamar Jodha. Dia terkejut tapi senang melihat babu. Ruksar berkata, “ya Allah, siapakah anak ini?” Moti menjelaskan pada Ruksar siapa babu sebenarnya. Jodha menyuruh Babu makan yang banyak, supaya tidak lapar. Degan semangat, jodha memberitahu Ruksar kalau babu terpisah dari ibunya, “menurutmu, apa aku bisa membiarkannya sendirian?” Ruksar mengatakan, “itulah mengapa aku ingin kau memimpin harem ini, Ratu Jodha. Kau memiliki hati yang baik, layak untuk jadi seorang pemimpin.” Jodha menggeleng dan berkata, “tidak ratu Ruksar. Aku tidak akan terlibat di dalam urusan harem. Aku tidak mengerti tentang hal itu.”
Ruksar mengatakan kalau Ruqaiya tidak cocok memimpin harem. Jodha membela Ruq dengan mengatakan kalau dia adalah permaisuri utama, karena itu dia memimpin harem ini. Ruksar tidak percaya dengan apa yang di katakan Jodha, “begitukah? Tidak benar, Ratu. Itu tidak benar. Dia tidak cocok memimpin harem ini. Semua orang tahu kalau kau lebih baik dari drinya. Kau tidak tau apa yang terjadi di sini selama bertahun-tahun. Apa kau ingin melihatnya?” Jodha menatap Ruksar dengan tatapan ingin tau, setelah berpikir lama dia memutuskan menerima ajakan Ruksar.
Sinopsis Jodha Akbar episode 185 bag 1. Ruksar membawa Jodha menemui pelayan yang di perlakukan secara brutal. Dimana saat sakitpun mereka harus tetap bekerja. Ruksar menyakinkan Jodha, “kalau kau tidak mau memimpin harem, kejadian ini akan terus berlangsung.” Jodha bertanya, “apa Ratu Ruqaiya tahu tentang hal ini?” Dengan cepat Ruksar menjawab, “tentu saja tahu. Tapi dia tak peduli dengan semua ini. Karena mereka semua hanyalah pelayan di sini. Karena itu mereka di paksa bekerja dengan keras. Pelayan-pelayan ini adalah tawanan perang. Mau tidak mau mereka harus menuruti paraturan yang di buat ratu Ruqaiya.” Jodha tidak habis pikir, kenapa hal seperti ini bisa terjadi, “bukankah seharusnya mereka di perlakukan seperti layaknya manusia?” Ruksar setuju, “tapi sayangnya tidak seperti itu, Ratu Jodha. Di harem ini mereka semua adalah budak.”
Jodha dengan menyesal berkata, “tapi aku tidak ingin bermasalah dengan siapapun. Aku ingin hidup damai.” Ruksar menjelaskan kalau sampai Joda tidak bertindak, selamanya Ruqaiya akan berbuat sesuka hatinya. Tanpa ada yang bisa menghentikannya kecuali kaisar. Dengan memohon Ruksar berkata, “Ratu Jodha, tolonglah pikirkan mereka. Jangan biarkan mereka menderita.” Jodha terdiam. Ruksar berharap Jodha mau memikirkan apa yang di katakannya dan apa yang telah di lihatnya. Ruksar kemudian meninggalkan Jodha di tempat itu.
Malamnya, Jodha berdiri di depan timbangan besar. Dia bepikir, “apakah yang sekarang aku hadapi ini? Ada banyak orang yang menderita, aku tidak tega melihat mereka seperti itu. Tapi mengapa Ratu Rqaiya tega bersikap seperti itu? Apa yang harus aku lakukan?” Tiba-tiba Jodha mendengar tawa Ruqaiya. Jodha mengangkat wajahnya, dia melihat dirinya dan ruqaiya duduk di papan timbangan. Ruqaiya tertawa terbahak-bahak dan berkata, “kau bukan apa-apa, Ratu Jodha. Bukan apa-apa. Aku adalah ratu utama dan harem milikku. Dan selamanya menjadi milikku.” Bayangan Ruq tertawa terbahak-bahak lalu lenyap. Jodha tersentak. Lalu muncul bayangan perempuan tua kehausan tadi dan babu yang masing-masing juga duduk di papan timbangan. Wanita itu meminta tolong pada Jodha agar di beri air. Babupun meminta jodha agar menolong ibunya dan mempertemukan dirinya dengan sang ibu, karena babu sangat merindukannya. Jodha terlihat binggung dan tegang. Seperti kemunculannya, dengan tiba-tiba bayangan itu juga lenyap. Jodha menatap kedua sisi timbangan dengan binggung dan berkata dalam hati, “oh Ambe Ma, apa yang haru aku lakukan? Apa yang bisa aku lakukan?”
Jalal menghampiri Jodha dan berdiri di sampingnya. Jalal berkata, “aku selalu datang ke sini. ~Jodha dengan kaget menatapnya~ Ketika aku mengalami masalah dan membutuhkan sebuah jawaban.” Jodha dengan tertekan berkata, “tapi apa yang harus aku lakukan.” Jalal menyentuh pundak Jodha. Jodha terlihat sedikit kaget karena Jalal berani menyentuhnya. Jodha tidak menepis tangan itu, hanya meliriknya. Jalal melihat gelagat Jodha, tapi tidak menarik tanganya. Jalal berkata, “jangan khawatir, ratu Jodha. Kau pasti akan mengetahui apa yang harus kau lakukan. Kau pasti bisa mengambil keputusan yang terbaik. Percayalah padaku, kau pasti bisa. Kita harus memilih keputusan yang benar meskipun itu menyulitkan. Dan jawaban itu akan di berikan oleh timbangan ini.” Jodha dan Jalal secara bersamaan menatap kearah timbangan, tapi Joda masih belum yakin, dia bertanya, “tapi bagaimana aku tau kalau itu adalah jawaban yang benar? Karena aku tidak ingin mengambil keputusan yang salah.” Jalal menyahut, “tenanglah, ratu Jodha. Keputusan yang tepat akan datang padamu. Jangan khawatir, kau tahu kau lebih baik dari ratu Ruqaiya. Bahkan, ibu, dan ratu salima mengakuinya. Kalau kau mengambil keputusan yang benar, kau akan di hormati di harem ini. Sejak kita menikah, kau sudah tahu peraturan yang berlaku di sini. Peraturan itu sudah ada sebelum aku menjadi raja, dan akan selalu seperti itu. Tekadang kalau kita mampunyai masalah, kita hanya memggunakan kekuatan kita. Tapi sekarang kau harus menggunakan bakatmu untuk menyelesaikan masalah yang sedang kau hadapai, ratu Jodha. Kau tidak bisa selalu mengandalkan kekuatan yang kau miliki.” Jodha masih merasa ragu, “tapi aku tidak yakin.” Jalal menyakinkan Jodha, “selama ini aku selalu bisa menyelesaikan segala masalah yang aku hadapi. Kalau kau tidak mampu menyelesaikan suatu masalah, tidak akan ada orang yang menghormatimu. Karena kau adalah seorang ratu, kau harus menunjukan kepada semua orang, kalau kau bisa menyelesaikan semua masalah yang kau hadapi, ratu Jodha. Meskipun itu adalah masalah yang sangat sulit, kau harus yakin kalau kau bisa menghadapinya. Karena kalau kau tidak menghadapinya, masalah itu tidak akan pernah selesai. Kau harus percaya padaku, akupun pernah mengalami hal seperyi ini, dan akupun harus menghadapinya. Kalau aku tidak menghadapinya, tidak akan ada orang yang menghormatiku. Meskipun terkadang kita merasa kalau kita lemah, kita tidak boleh menunjukan kelemahan itu. Yakinlah pada dirimu sendiri.” Jodha terdiam seperi meresapi kata-kata Jalal. Lalu tanpa berkata apa-apa, Jodha melipat tangannya di dada, memberi salam dan berlalu pergi. Jalal membalas salam Jodha dan berkata dalam hati, “meskipun kau tidak mencintai aku, tapi aku akan selalau berusaha untuk membantumu.”
Sinopsis Jodha Akbar episode 185 bag 1. Maham melihat Jodha berjalan dengan bergegas berkata pada Resham, “lihatlah ratu Jodha, Resham. Dia sedang kebingungan. Rasakan itu.” Resham sependapat dengan Maham kalau Jodha sedang kebingungan, “dia tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan Ratu Ruqaiya. Dia pasti sedang….” Maham memotong ucapan Resham, “tapi menurutku, Ruqaiya akan mengalami masalah yang berat.”
DI kamarnya, Ruqaiya berkata pada Hoshiyar dengan senang hati, “Hoshiyar, hari ini aku sangat gembira. Kau tahu mengapa aku gembira? Karena tidak ada yang bisa mengganggu posisiku lagi.” Hoshiyar menyahut, “tentu Ratu, aku senang kalau kau senang. Sudah lama aku ingin melihatmu tersenyum seperti ini.” Ruq tertawa senang, “sudalah, aku sudah mengantuk. Aku akan tidur.” Hoshiyar membantu menyelimuti tubuh Ruqaiya yang berbaring di tempat tidur dengan wajah berseri-seri. Hoshiyar lalu duduk di lantai menunggui Ruq. Sebelum memejamkan mata Ruq masih sempat berkata, “Tapi kalau sekarang ada yang berani melawanku, aku akan mengusir mereka dari sini.”
Javeda sedang menulis sesuatu, dan tidak sadar kalau maham mengawasinya, “Javeda, kau sedang menulis apa?” Tanpa mengalikan perhatian dari apa yang ditulisnya, Javeda menjawab, “aku sedang bersiap-siap, ibu.” Maham dengan lembut bertanya, “bersiap-siap untuk apa?” Javeda menjawab, “besok Ratu Ruqaiya akan kehilangan hak atas harem, benarkan?” Maham menyahut, “benar sekali. Lalu apa yang akan kau lakukan?” Javeda mengatakan kalau dirinya sedang bersiap-siap memilih kepada siapa dirinya akan memihak. Maham dengan sarkastis memuji Javeda karena telah melakukan sesuatu yang benar. Javeda mengatakan kalau dia belajar semua ini dari maham, “apa kau tidak merasa bangga?” Maham menyahut tentu saja dia bangga. Javeda berkata kalau dirinya akan memilih dirinya sendiri untuk menjadi kepala harem. Mendengar itu Maham marah dan berkata, “ku pikir kau punya otak, tenyata aku salah. Kau tidak bisa mengurus dirimu sendiri, bagaimana kau akan mengurus harem?” Javeda protes. Maham membentaknya agar diam dan jangan banyak bicara lagi, terutama di depan yang mulia. Lalu dengan kesal Maham meninggalakan Javeda. Javeda menatap kepergian Maham sambil berkata, “dasar. Dia tidak pernah suka melihat orang lain senang, kecuali dirinya sendiri.”
Keesokan paginya, sidang di aula harem di lanjutkan. Satu persatu, para Ratu memasuki aula, begitu pula maham. Jodha dan Ruqaiya saling bertukar pandang. Maham membisiki Ruq, “tenanglah Ratu Ruqaiya, posisimu kuat, tidak ada yang bisa menyentuhmu. Harem akan menjadi milikmu, tidak ada yang bisa merebutnya. Bahkan ratu Jodha sekalipun.” Maham mengucapkan selamat pada Ruq. Ruq tersenyum senang mendengarnya dan berkata, “tentu saja. Dia pikir dia akan berhasil merebut posisiku.” #sinopsisjodhaakbar.blogspot.com
Terdengar pengumuman kalau Jalal datang, semua yang hadir berdiri dan memberi salam. Jalal langsung duduk di tahta dan berkata, “perhatian semuanya. Kita ada di sini untuk membicarakan tentang harem.” Semua menunggu dengan cemas apa yang akan di katakan Jalal selanjutnya. Jalal melanjutkan, “Ratu Ruqaiya sudah siap untuk menyerahkan posisinya, adakah diantara kalian yang bisa menggantikannya?” Semua ratu diam, tak ada yang menyahut. Jalal bertanya pada Ruksar, apakah menurutnya ada yang bisa menggatikan posisi Ruq? Ruksar terlihat ragu-ragu. Jodha terbayang kembali dengan adegan di pasar Agra, saat para budak meminta air minum, lalu pada babu, dan para pelayan yang sakit di kamarnya. Bayangan itu memberi Jodha sebuah keberanian. Dengan anggun Jodha berdiri dan berkata, “aku siap mengambil alih harem, pertimbangkan pengajuanku, yang mulia.” Jalal menatap Jodha dengan tatapan tak percaya, begitu pula Ruq, Maham, dan Hamida. Tapi Salima menyambut pengajuan diri Jodha dengan tersenyum senang, Javeda tertawa lebar, Ruksar, Gulbadan, Moti, dan ratu yang lain terlihat senang. Di bawah tatapan mata semua yang hadir Jodha berkata, “aku melihat banyak hal yang terjadi di harem. Dan aku memikirkan sesuatu. Aku rasa Ratu Ruqaiya mengurus harem dengan baik, tapi aku melihat ada hal yang tidak benar. Banyak pelayan yang di perlakukan seperti budak. Aku ingin mengubah supaya hal ini tidak terjadi lagi. Aku juga adalah bagian dari harem ini. Karena itu aku rasa aku juga punya hak untuk menjabat posisi ini. Jadi aku siap untuk menghadapi tantangannya.” Para ratu tersenyum mendukung Jodha. hanya Ruq yang terlihat geram, kecewa dan terpukul. Jodha melanjutkan, “dari banyak hal yang aku lihat, masih ada kekejaman di harem. Dan Ratu Ruqaiya tidak peduli akan hal itu. Ratu Ruqaiya bertindak sesukanya di Harem. Para pelayan juga manusia, bagaimana bisa dia memperlakukan mereka dengan kejam.” Ratu Ruksa matanya sampai berkaca-kaca karena terharu.
Jalal berkata, “kalau begitu, baiklah. Setiap anggota harem punya hak untuk memilih. Pemilihan akan di lakukan dalam 4 hari kedepan.” Lalu Jalal menutup sidang dan beranjak pergi. Di depan Jodha, Jalal menyempatkan diri untuk berhenti sesaat, manatap Jodha dan mengangguk. Maham tersenyum licik sambil berkata dalam hati, “rasakan itu, Ratu Ruqaiya. Rencanaku mulai menunjukan hasilnya. Ratu Jodha akan mengambil alih posisimu dan akan menjadi pemimpin harem.” Sinopsis Jodha Akbar episode 185 bag 2