Sinopsis Jodha Akbar episode 187 by Meysha Lestari. Hamida berdiri di tengah ruangan, para ratu mengerubunginya, termasuk Maham anga. hamida berkata dengan nada tidak terima, “aku tidak percaya ini, ratu Jodha tidak mungkin melakukan ini. Dia tidak mungkin melakukan rencana seperti ini.” Gulbadan menyela hamida, “maafkan aku kakak ipar, mungkin ini adalah salah satu siasatnya. Dia membuat rencana ini agar menang dalam pemilihan. Dia tahu di harem banyak pelayan hindu, itu bisa menjadi alasannya.” Ratu yang lain mendukung pendapat Gulbdada, “Ratu Gulbadan mungkin saja benar. Untuk mendapatkan kekuasaan dia melakukan rencana ini.” Maham menimpali, “itu mungkin saja. Tapi aku tidak mengira dia akan melakukan hal seperti ini. Cih..! Dia melakukan ini demi mendapat kekuasaan di harem. Agar dia mendapat kedudukan lebih tinggi.” Salima membuka suara membela Jodha, “ibu, aku tidak percaya Ratu Jodha melakukan ini. Apapun yang terjadi, ratu Jodha tidak mungkin melakukan ini. Siapapun yang melakukan ini pasti ingin menjebak Ratu Jodha. Dia sudah merencanakan ini untuk RatuJodha. Bisa jadi Ratu Jodha adalah korban dalam kasus ini.” Mendengar kata-kata Salima, Hamida sangat kaget, “Ya, Allah..! mungkin ini ulah orang lain.” Hamida diam sejenak seperti berpikir, lalu dengan sedikit ragu dia berkata, “apakah mungkin ini ulah Ruqaiya? Apakah dia tega melakukan ini?” Salima menjawab, “itu bisa saja terjadi, ibu.” Hamida dengan tatapan tak mengerti bertanya, “mengapa dia bisa melakukan hal serendah ini? Ruqaiya adalah ratu kepala?” Semua orang terdiam, tak ada yang bisa menjawab pertanyaan Hamida.
Jodha dan moti sedang berkemas di kamarnya. Jodha menayakan keadaan Babu pada moti. Moti menjawab kalau Babu baik-baik saja, “tapi dia sangat merindukan ibunya.” Jodha berkata kalau dia sangat mengkhawatirkan babu. Moti meminta Jodha agar jangan terlalu mencemaskannya, semua akan baik-baik saja, Babu makan dengan baik dan terjamin keselamatannya. Seorang pelayan datang untuk memberitahu Jodha kalau para pelayan hindu ingin bertemu dengannya. Jodha menyuruh mereka masuk. Lalu pada Moti Jodha berkata, “kenapa para pelayan hindu ke mari?” Moti menggeleng. Para pelayan hindu menemui Jodha. Mereka memberi salam. Jodha bertanya, “kenapa kalian kemari?” Para pelayan tersenyum malu-malu, salah satu dari mereka berkata, “kami ingin berterima kasih.” Jodha tersenyum tak mengerti dan bertanya, “terima kasih untuk apa?” Pelayan menjawab, “karena anda telah memberi patung krisna pada kami, kami berdoa agar anda terpilih menjadi ratu kepala di Harem.” Yang lain menimpali dengan mengatakan kalau mereka senang dengan patung krisna yang mereka terima, dan mereka semua akan mendoakan Jodha. Jodha dengan raut wajah tak mengerti mengatakan kalau dia tidak pernah membagikan patung krisna.” Pelayan mengatakan saat mereka masuk, patung itu sudah ada di kamar mereka, jadi mereka pikir itu semua dari Jodha. Moti dengan khawatir berkata, “mungkin orang lain yang meletakkan patung itu, Jodha.” semua yang ada diam bepikir, moti menyadari sesuatu dan kaget sendiri, “oh ambe ma, mungkin ada yang ingin menjebakmu. Atau mungkin orang lain melakukannya demi mendapat kedudukan di harem.” Salah seorang pelayan sependapat dengan moti, mungkin ada orang yang berniat jahat agar nama Jodha tercoreng sebelum pemilihan, mereka menduga kalau orang itu adalah ratu Ruqaiya. Mereka juga memberitahu Jodha kalau Ruq tidak ingin Jodha menjadi Ratu Kepala. Jodha dengan tegas mengatakan kalau dirinya tidak pernah menginginkan kedudukan apapun di harem, “aku hanya ingin kedamaian di harem.” Jodha mengatakan kalau Kanha adalah sama bagi semua orang, dan jika mereka ingin berdoa, Jodha mengizinkan mereka datang ke kamarnya, “kalian selalu di terima di sini untuk berdoa bersamaku. Kalian bisa kesini kapanpun. Dan terima kasih sudah datang menemuiku.” Para pelayan itu juga berterima kasih pada Jodha karena telah menerima mereka.
Sinopsis Jodha Akbar episode 187. Jalal sedang membicarakan masalah politik dan pemerintahan di diwaan e khaas dengan atgah dan para menterinya ketika seorang pelayan menginterupsi pertemuan itu. Jalal menegur pelayan itu karena menganggu jalannya pertemuan. Jalal bertanya apakah ada masalah penting hingga dia harus memberitahunya? Pelayan memberi tahu Jalal, “ada seseorang yang meletakkan patung Krishna di ruang para pelayan hindu, yang mulia.” Semua yang mendengar kabar yang di sampaikan pelayan itu merasa kaget, mereka tahu, membawa patung murti ke istana adalah pelanggaran, kecuali Jodha. Jalal bertanya, “siapa yang melakukan itu?” Pelayan memberitahu Jalal kalau semua orang di harem menyangka kalau Ratu Jodha yang melakukannya, “Ratu Jodha melakukan ini agar para pelayan hindu mendoakan dan mendukungnya untuk mendapat kedudukan di harem.” Setelah pelayan selesai berbicara. Jalal segera menyuruhnya pergi. Pada atgah, Jalal berkata, ” Atgah shahab, kita lanjutkan pembicaraan ini nanti. Ada masalah yang harus kuselesaikan.” Jalal segera meninggalkan Diwaan e Khaas dan langsung menemui Jodha.
Dengan langkah cepat, jalal memasuki kamar Jodha, setelah lebih dahulu melepas sepatunya. Jodha menyambutnya. Begitu melihat Jodha, Jalal bertanya, “kau tahu kenapa aku kesini?” Jodha menjawab, “ya.” Jalal menatap Jodha di matanya dan bertanya, “katakan padaku, apakah kau yang memberikan patung pada pelayan hindu, Ratu Jodha?” Jodha tidak menjawab pertanyaan jalal tapi malah mengajukan pertanyaan, “yang mulia, apakah menurutmu aku yang melakukan ini?” Jalal tanpa keraguan apapun menjawab, “kurasa tidak. Siapapun bisa melakukan ini di Harem.” Jodha berkata kalau dirinya tidak akan pernah melakukan hal sepeti ini untuk mendapat perhatian dan dukungan, “aku tak perlu melakukan hal seperti ini, karena para ratu di harem sendiri yang meminta agar aku mencalonkan diri. Aku tidak akan melakukan hal serendah itu untuk mendapatkan sebuah kedudukan. Aku sudah bersyukur dengan kesempatan yang kudapatkan ini.” Jalal berkata, “aku tahu bukan kau yang melakukannya, karena itulah dari ruang sidang aku langsung menemuimu. Tapi aku ingin tahu, menurutmu siapa yang sanggup melakukan ini?” Jodha mengatakan kalau dia tidak tahu. Jalal merasa tidak puas dengan jawaban Jodha dan bertanya kembali, “aku bertanya sekali lagi, apakah kau tahu siapa yang melakukannya?” Jodha menatap Jalal sesaat, menunduk sebentar dan berkata, “tidak pernah terlintas dalam pikiranku, siapa yang sanggup melakukan ini. Bahkan aku tidak mengira ada orang yang mau melakukan hal seperti ini.” Jalal mengangguk puas, “baiklah. Aku percaya padamu, ratu Jodha. Terima kasih.” Jalal hendak melangkah keluar ketika dia terlihat mandir Jodha, Jalal membatalkan niatnya untuk keluar, dia mendekati mandir, mengambil arti, menyentuh kanha dan mencium tangannya. Setelah itu dia melangkah menuju pintu, tapi saat melewati Jodha, dia menyempatkan diri mengucapkan selamat tinggal.
Semua Ratu bekumpul di aula sidang harem mendiskusikan masalah patung murti. Hamida dengan lantang menegaskan kalau tidak mungkin Jodha yang melakukan hal itu. Tapi Ruq dengan nada yang sama mengatakan, “dia bisa saja lakukan ini, Malika Azzam. Agar para pelayan hindu di harem mendukungnya.” Salima mendukung pernyataan Hamida dengan mengatakan, “aku tidak percaya kalau Ratu Jodha sanggup melakukan ini.” Maham dengan suara yang tidak kalah tegas dari Hamida menegur Salima dengan mengatakan kalau semua bisa saja terjadi, “karena tidak ada yang melihat pelakunya. Dan mengenai hal ini, hanya Yang Mulia yang bisa memutuskan. Ratu tidak punya hak untuk itu.” Jodha memasuki Aula, suasana menjadi hening seketika. Semua menatap Jodha. Jodha memberi salam pada hamida dan salima dan semua yang hadir di situ. Tapi tidak seorang pun membalas salamnya kecuali Hamida, salima dan Javeda. Tanpa bersuara, Jodha duduk ditempat yang telah di sediakan untuknya. Para ratu tidak penting saling berbisik sambil melirik atau menatap Jodha. Jodha melihat kelakuan mereka, tetapi tidak terlalu memperdulikannya.
Sinopsis Jodha Akbar episode 187. Tiba-tiba terdengar pengumuman kalau jalal datang. Semua orang berdiri dan memberi salam. Jalal terlihat tegang, wajah tampannya mengeras, lalu dengan suara yang kaku dia berkata, “aku mendengar ada masalah yang sangat memalukan di sini. Ada orang yang tega memfitnah orang lain demi mencapai tujuannya.” Salah satu ratu bekata kalau seseorang telah melakukan hal itu untuk menarik dukungan dari pelayan hindu yang ada di istana. Jalal balik bertanya pada Ratu itu, bagaimana dia bisa mengatakan kalau orang itu melakukannya untuk mencari dukungan pelayan hindu? Tapi Ruq yang menjawab, “lalu untuk apa? Ini sudah jelas, dia melakukannya untuk memenangkan hati para pelayan hindu yang ada di istana ini. Ini adalah pelanggaran.” Jalal berkata, “belum ada peraturan yang di langgar Ratu Ruqaiya. Tapi seseorang mencoba melanggarnya. Dan pertanyaannya adalah siapa yang melakukan ini, siapa yang mencoba untuk melanggar aturan Mughal ini dengan meletakkan murti di Harem.” Ruq mengatakan kalau hanya satu orang yang mendapatkan faedah dari perbuatan ini, “hanya Jodha yang bisa melakukannya.” Jodha kaget mendengartuduhan Ruqaiya, tapi dia diam saja. Jalal dengan tenang berkata, “memang banyak pelayan hindu di harem, tapi bukan berarti ratu Jodha yang melakukan perbuatan ini.” Seorang ratu menyela perkataan jalal, “kalau bukan ratu Jodha, lalu siapa?” mendengar kata-kata ratu itu, Jalal emosi dan berteriak, “aku sedang tidak bicara denganmu! Jangan bicara kalau tidak kusuruh. Katakan apakah aku menyuruhmu bicara? Tidak! Jangan pernah menyelaku jika aku sedang berbicara. Aku sedang berbicara dengan orang lain.” Semua tertegun mendengar teguran jalal pada ratu tersebut. Tapi Hamida mengangguk setuju. Setelah tidak ada lagi yang menyela, Jalal melanjutkan, “Jodha bukanlah ratu Mughal biasa. Ratu Jodha adalah salah satu istri kepala di harem ini. Untuk apa Jodha menarik simpati pelayan hindu? Kalau pada kenyataanya dia didukung oleh banyak ratu di istana ini? Dan kalian semua tidak ada yang mengenal ratu Jodha dengan baik. Dia tidak akan melakukan hal seperti ini.” ratu yang lain mencoba menyela. Jalal dengan marah membentaknya, “Aku sedang bicara!” Lalu dengan nada lembut tapi tegas jalal berkata, “Masalah ini adalah masalah yang sangat serius. Siapapun yang melakukan ini artinya dia menantang diriku. Dan aku akan menemukan siapa pelakunya apapun yang terjadi. karena aku Kaisar, aku akan tuntaskan masalah ini.” Ruq menyela, “Yang mulia, aku tahu ini sepertinya menantang dirimu, tapi ini mencoreng kehormatan kerajaan mughal.” Jalal dengan dingin berkata, “Ratu Ruqaiya, aku tahu kenapa hal ini terjadi. Dan sampai aku ijinkan kau bicara, aku minta kau diam saja.” Ruq seperti tak percaya, dirinya di tegur Jalal. Jalal melanjutkan lagi, “aku tidak ingin hal seperti ini sampai terjadi lagi.” Sebelum pergi Jalal memandang Ruq dan bekata, “Ratu Ruqaiya, aku ingin bicara berdua saja denganmu.” Ruq dengan cemas mengikuti jalal. Jodha melihat kepergian Ruq dengan tersenyum tipis. Ruksar menghampirinya, memegang tangan Jodha dan berkata, “syukurlah kaisar percaya padamu.” Jodha tersenyum menyambut dukungan Ruksar. Dari jauh, Hamida juga tersenyum dan mengangguk pada Jodha. Jodha membalas senyuman Hamida.,
Jalal dan Ruqaiya hanya berdua di dalam kamar. Keduanya berdiri saling memunggungi. Jalal bertanya pada Ruq, “siapa yang ingin menjebak ratu Jodha? Beritahu aku, Ruqaiya!” Dnegan gugup Ruqaiya menjawab kalau dirinya sama sekali tidak tahu. Jalal menghampiri Ruq dan berdiri di sampingnya, “aku adalah kaisar dan aku berhak tahu semuanya. Aku bisa dan ingin tahu semuanya. ~Jalal menatap Ruq dengan tajam dari samping. Ruq terlihat salah tingkah dan tak berani menoleh ke arah jalal~ Ruqaiya, aku ingin tahu siapa yang menyuruh orang meletakkan murti itu? Aku ingin mendengar darimu. ~Ruq tambah tegang~ Sekarang lihat aku dan jawab siapa aku ini, Ruqaiya?” Ruq tak bergeming. Jalal menarik tangan Ruq hingga tubuh Ruq menghadap kearah jalal, tapi Ruq tetap menunduk tak mau menatap Jalal. Jalal menurunkan kepalanya agar telihat Ruq, “lihat aku! Katakan siapa aku ini?” Ruq dengan gugup dan takut melirik ke arah Jalal dan berkata, “kau adalah suamiku.” Lalu dengan berteriak keras jalal berkata, “tapi apa yang telah kau lakukan?! ~ Ruq tersentak kaget~ Jawab pertanyaanku, aku ini siapa, Ruqaiya!” Ruqaiya menjawab dengan terbata-bata, “kau adalah teman kecilku, suamiku dan rajaku.” Jalal berteriak lagi, “kau telah melakukan hal yang buruk! Kau pikir kau pintar, tapi kau melakukan hal serendah itu!” Ruq mengelak dengan gugup, “tidak Jalal. Bukan aku pelakunya.” Jalal dengan berang membentak, “Kau membuat kesalahan, tak mau mengakuinya dan kini kau bohong padaku! Apa yang terjadi padamu? Kau bukan Ruqaiya yang ku kenal dulu. Kau ingin menghancurkan harem dan melanggar peraturan Mughal. Kau bukanlah Ruqaiya yang aku kenal dulu. Dirimu tidak akan mungkin berani melakukan hal seperti ini. Kau berani berbohong padaku dan ragu untuk menjawab pertanyaanku. Ruqaiya yang dulu adalah temanku, istriku dan tidak akan mau melanggar peraturan kerajaan Mughal. Aku sama sekali tidak mengenal Ruqaiya yang ada di depanku sekarang. Kau harus tahu, Ruqaiya. Aku tidak suka sama sekali dengan perbuatanmu ini. Kau berani melanggar hukum demi untuk menjatuhkan ratu Jodha. Dan sekarang aku akan ingatkan dirimu mengenai kasus ini. Jangan lakukan kesalahan lagi sekarang.” Jalal masih dengan emosi meninggalkan Ruqaiya. Ruq ingin menahannya tapi tak mampu berkata apa-apa.
Sinopsis Jodha Akbar episode 187. Jodha duduk seorang diri ango bak. Jodha tidak menyadari kehadiran jalal. Jalal berdiri diam-diam dam mengamati Jodha dari belakang. Lalu Jalal melangkah mendekati Jodha dan duduk di sampingnya sambil menyapa, “kau sedang apa, ratu Jodha?” Jodha menoleh kearah Jalal, “yang Mulia, kau disini?” Jalal meminta maaf karena telah menggangu Jodha. Jodha menggeleng sambil tersenyum dan berkata, “tidak apa-apa. Aku hanya ingin duduk di sini saja.” Jalal mengatakan, “sepertinya kau suka sekali tempat ini.” Jodha menyahut, “ya. Itu sebabnya aku sering ke sini. Tapi kenapa kau kesini menemuiku? Apa ada hal penting?” Jalal sambil tertawa berkata, “tidak, Ratu Jodha. Aku kebetulan sedang lewat sini lalu melihatmu.” Jodha tersenyum penuh pengertian, “sebenarnya aku sedang memikirkan dirimu.” Jalal berkata, “apa? Apa yang sedang kau pikirkan tentang aku?” Jodha menarik nafas, menahanya dan berkata, “aku berpikir… ~jalal menunggu dengan tak sabar, Jodha menatap Jalal~ … lupakan saja.” Jalal yang sedang menanti apa yang akan di katakan Jodha terlihat kecewa dan berkata, “kenapa kau selalu seperti ini, menghentikan pembicaraan ditengah-tengah, ratu Jodha?” Jodha balik bertanya, “kenapa kau ingin dengar apa yang sedang aku pikirkan?” Jalal menjawab, “aku suka dengan pemikiranmu, Ratu Jodha. Menurutku, pemikiranmu itu sangat dalam.” Jodha berkata kalau dia hanya ingin berterima kasih karena jalal telah mempercayai dirinya. Jalal menjawab, “itu karena kau memang pantas dia percaya.” Jodha bertanya, “bagaimana kalau benar aku yang meletakkan patung itu?” Jalal menjawab, “semua orang berhak memeluk agama mereka masing-masing, Ratu Jodha. Aku tidak suka membeda-bedakannya.” Jodha bertanya apa Jalal serius? Jalal balik bertanya, “serius? ~ Jodha bertanya lagi, “apakah patung sangat diangap terlarang di sini? Tapi menurutku, itu adalah lambang keyakinan seseorang.” Jalal tertawa, “ratu Jodha, ada banyak hal yang belum kau mengerti. Saat kau datang ke Agra untuk pertama kalinya, ada banyak kebiasaan di sini yang belum kau mengerti. Tapi seiring waktu, kau belajar memahami semua kebiasaan dan adat di kerajaan ini. Sebagai kaisar, menurutku semua orang berhak memeluk agamanya masing-masing. Tak ada yang boleh memaksa agama seseorang, ratu Jodha. Sebagai kaisar, itulah prinsip yang aku tanamkan di dalam diriku. Saat kau terkena racunnya Benazir, aku mendoakan dirimu. Aku datangi patung dewa krishnamu dan berdoa untuk keselamatanmu. Itulah yang aku lakukan saat kau sedang tak sadarkan diri. Dan aku yakin doa semua orang pasti akan di dengar dan di kabulkan. Dan aku sangat bahagia sekali. Ratu Jodha, kuharap kau mengerti maksud perkataanku. Bahwa keyakinan, kepercayaan dan ritual adalah hak semua orang. Saat kita menikah, sejak awal aku menyetujui syarat darimu. Aku ijinkan kau memeluk agamamu sendiri. Karena kau ini wanita yang sangat baik. Itulah yang aku rasakan tentang dirimu. ~Jalal dan Jodha saling memandang dan tersenyum~ Kuharap kau sekarang mengerti alasanku. Aku percaya padamu karena kau berhati emas.” Jodha tersenyum, begitu pula Jalal. Jalal hendak berdiri, ketika tangannya secara tak sengaja menyentuh tangan Jodha yang menempel di kursi. Jalal tertegun, begitu pula Jodha. Keduanya terlihat salah tingkah. Jalal dan
Jodha menatap tangan mereka yang bersentuhan. Lalu keduanya saling memandang dengan tatapan yang hanya di mengerti oleh mereka yang sedang jatuh cinta (?). Jalal mencoba untuk membelai tangan Jodha, tapi Jodha segera menarik tangannya dengan malu. Jalal tidak terlihat kecewa, dia malah tersenyum di kulum seolah mengerti kalau Jodha merasa malu. Suasana hening, Jodha dan jalal saling diam, menunduk, sibuk dengan pikiran masing-masing. Jodha menoleh dan mencuri-curi pandang kearah Jalal. Jalal mengangkat wajahnya menatap Jodha. Saat kedua tatapan mereka bertemu, Jodha segera mengalihkan pandanganya dengan malu-malu. Jalal tak berhenti memandang Jodha, seolah dia yakin kalau Jodha pasti akan melihat kearahnya lagi. Dan memang benar. Jodha tak sanggup mengalihkan tatapannya lama-lama dari Jalal. Jodha menoleh, dan sekali lagi…. keduanya saling berpandangan…. Sinopsis Jodha Akbar episode 188