Sinopsis Jodha Akbar episode 229 by Jonathan Bay. Jalal berdiri di teras kamarnya dengan gelisah. Jalal teringat dengan percakapanya dengan maham ketika Jalal menduga kalau Jodha bertemu dengan kakaknya Sujamal dan mahan mengatakan kalau itu tidak mungkin, “jika pria itu adalah Sujamal, kenapa Ratu Jodha berbohong padamu?” Mengingat hal itu, hati Jalal terasa sakit. Dia merasa telah di khianati oleh orang yang paling dia percayai, “ibu angkatku bermain dengan perasaanku. Dia menyesatkan aku. Dan aku telah meragukanmu, ratu Jodha. Bagaimana aku bisa membuat kesalahan sebesar itu? Aku percaya orang lain, aku percaya lukisan palsu yang di lukis orang lain. Tapi kenapa… kenapa aku tak menunggumu mengatakan yang sebenarnya? Kenapa aku tak percaya padamu yang aku tahu takkan pernah melakukan hal jahat.”
Di Amer, di kuil dewi kali, Jodha sedang melakukan arti dan menyanyikan bhajan “Jai Kali” dengan bersemangat hingga menitikkan air mata. Shaguni bai menatap Jodha dan dewi kali secara bergantian, seakan mencoba memahami komunikasi inverbal yang terjadi diantara keduanya. #sinoposisjodhaakbar.blogspot.com
Maham datang hendak menemui Jalal, tapi prajurit menghentikannya, “maaf perdana menteri, Yang mulia memerintahkan tak ada yang boleh mengganggunya.” Dengan lembut maham meminta prajurit memberitahu kaisar kalau ibu angkatnya… ~maham langsung terdiam saat dirinya keceplosan menyembut dirinya ibu angkat , maham meralatnya dengan menyebut dirinya perdana menteri~ …perdana menteri maham anga ingin bertemu dengannya. Prajurit mencoba untuk membantah. Sifat asli Maham keluar, dengan menaham geram Maham berkata dengan suara lirih namun bernada mengancam, “ikuti perintahku! Pergilah!” Prajurit segera melangkah menghampiri Jalal dan memberitahunya kalau Maham ingin bertemu. Jalal menyahut, “bukankah sudah aku perintahkan untuk tidak menggangguku? Pergi dan katakan padanya kalau aku tak mau menemuinya.” Maham mendengar kata-kata Jalal pada prajurit, dari jauh dia berteriak, “Jalal, anakku, aku kemari untuk menemuimu. AKu ingin bicara denganmu Jalal! Jalal tolonglah lihat aku sekali saja. Jalal aku kemari untuk bicara denganmu. Tolong bicaralah denganku, aku…” Maham tak melanjutkan kata-katanya melihat Jalal hanya berdiri diam, jangankan menjawab, berbalik menatapnya saja tak mau. Prajurit memberitahu Maham kalau Jalal sedang tidak ingin di ganggu dan dengan hormat meminta maham pergi dari sini. Kalau tidak prajurit akan menghukumnya. Mendengar itu Maham menelan ludah dan masih berusaha memanggil Jalal. Tapi Jalal hanya diam mematung. Dengan menahan malu, akhirnya Maham meninggalkan tempat itu. Jalal bahkan tidak berusaha untuk menengok kepergiannya. Maham melangkah dengan gontai, dengan rasa sedih dan penyesalan dia berguman, “segalanya sudah berakhir. Segalanya… baktiku, kesetiaanku dan pengorbananku, semua sia-sia. Aku mencintainya lebih dari putraku sendiri. Aku memberinya lebih banyak perhatian dari putraku. Tapi dia bahkan tak mau menemuiku hari ini. Segalanya sudah berakhir. Segalanya.. segalanya…”
Salima menemui Hamida yang sedang berdiri di depan jendela dengan gelisah. Melihat kedatangan Salima, Hamida segera menghampirinya dan menanyakan keadaan Jalal. Salima menjawab, “dia patah hati, ibu. Pengkhianatan maham anga membuatnya trauma. Ketika kau di khianati orang yang kau cintai, itu sangat sakit.” Hamida mengatakan kalau Jalal tak percaya pada banyak orang, “tapi ketika dia mempercayai seseorang dia mempercayai orang itu begitu saja. Dan ketika orang itu mengkhianati kepercayaannya, itu sangat menyakitkan.” Hamida teringat ketika dia membuntuti maham ke hutan. Hamida memberitahu apa yang di pikirnya pada salima, “Salima, hari itu ketika aku pulang dari kuil dan melihat Mahan anga pergi ke hutan, aku bicara dengannya. Dia bilang dia pergi kesana untuk berdoa. Aku percaya padanya hari itu. Tapi setelah kejadian hari ini, aku merasa, dia punya rahasia di balik ini juga.” Salima menatap kesekeliling ruangan kamar Hamida dan berkata, “aku juga penasaran, entah berapa banyak rahasia yang ada di istana ini…” Salima meminta Hamida untuk menemui jalal. Tapi Hamida menolak. Dia yakin kalau Salima pasti sudah menyemangati Jalal. Kalau Hamida pergi menemuinya, Jalal akan teringat maham dan akan semakin menambah kepedihan hatinya.
Sinopsis Jodha Akbar episode 229. Ruqaiya memberi perintah pada para pelayan agar menghias kamarnya. Menyiapkan permainan dan minuman serta memanggil pemusik untuk bersiap-siap menghibur Jalal. Ruq juga waniti-wanti agar persiapan sudah selesai sebelum tengah malam. Ruq berkata, “suasana hati yang mulia sedang buruk hari ini. Dan setiap kali dia binggung, dia akan datang padaku.” Para pelayan kemudian memberi salam dan segera melaksanakan perintah Ruq. Sepeninggal para pelayan, ruq terlihat berpikir sebentar lalu tersenyum senang.
Hamida sedang duduk termenung dengan wajah sedih ketika Jalal datang menemuinya. Jalal berdiri di depan pintu dan dengan lirih memanggil Hamida, “ibu..” Mendengar panggilan Jalal, Hamida segera menoleh dan berdiri menanti. Jalal dengan setengah memohon bertanya, “bolehkan aku masuk?” Hamida mengangguk. Jalal segera masuk dan menghampiri Hamida. Dia berdiri di depan hamida dengan tatapan penuh rasa bersalah. Hamida balas menatapnya dengan kesedihan yang serupa. Jalal berkata, “aku tahu kau sangat marah padaku, ibu. Karena aku tak bisa membawa putrimu kembali ke Agra. Kemarahanmu bisa di benarkan karena aku gagal. Karena aku tak bisa menjadi suami dan putra yang baik. Tidak bisa menjadi raja yang ideal dan manusia yang baik.” Hamida menyela, “cukup, jalal! Kau mungkin sudah gagal dalam memenuhi tugasmu sebagai anak, kau mungkin sudah gagal sebagai suami, tapi jangan berkata kalau kau tidak mampu menjadi raja yang baik. Rakyatmu percaya padamu. Jadi, percayalah pada dirimu sendiri. Kau adalah keturunan dari almarhum Kaisar Humayun dan almarhum kaisar Babur, kau tak boleh menyerah. Jangan pernah melecehkan warisanmu. Aku percaya akan satu hal, kau tak pernah gagal sebagai kaisar sejauh ini. Dan kau tak kan gagal di masa depan. Tidak perduli apa keputusanmu besok, aku yakin, itu bukan keputusan putra atau suami yang gagal, tapi itu keputusan kaisar yang hebat. Kau pasti akan memberikan keadilan. Jangan berpikir sebagai anak, rakyat percaya padamu. Tapi jangan lupa, Maham telah banyak berkorban untukmu. Kau adalah kaisar. kau akan membuat keputusan. Dan tak ada yang berani menentangnya. Apapun yang kau putuskan nanti, kau tak boleh menyesalinya.”
Maham duduk terdiam di kursi. Resham duduk di lantai di depan maham sambil menangis tersedu-sedu. Maham menyuruh Resham berhenti menangis, “kenapa kau menangis?” Resham dengan sedih berkata, “nyonya, kau akan di hukum besok. Aku sudah melayanimu selama bertahun-tahun. Bagaimana aku tidak sedih? Yang mulia sangat marah padamu.” Dengan tenang maham menjawab, “aku tau, Resham. Jalal bahkan tak mau menatapku. Kau tahu resham, jika kau jatuh dari kemuliaan, kau takkan pernah bisa menenangkan dirimu. Aku tahu Jalal takkan pernah menghormatiku lagi. Jalal takkan pernah memeprcayaiku lagi. Jalal takkan pernah… ~mata Maham mulaiberkca-kaca~ …memanggilku ibu lagi.” Dengan polos Resham bertanya, apakah maham tidak merasa menyesal atas semua itu?” Maham memutar matanya dan menatap Resham, “tidak. Karena aku tak melakukan hal yang salah. Aku tidak salah.” Maham tersenyum sedih, mendesah dan melanjutkan kata-katanya, “aku terkejut pada takdirku. Aku menyusuinya. Aku mengajarinya cara berjalan. Dan mengajarinya politik juga. Tapi besok aku akan di hadirkan di depannya sebagai penjahat. Aku mengajarinya cara memberikan keadilan. Besok dia akan menghukumku.”
Sinopsis Jodha Akbar episode 229. Di kamarnya, hamida mengatakan pada Jalal kalau keadilan diatas segalanya, “aku setuju Maham Anga sudah berbuat banyak untukmu. Kau juga mengikuti perintahnya tanpa bertanya. Tapi itu bukan salahmu. Kau kurang dewasa saat itu. Tapi kau seorang kaisar yang bertanggung jawab sekarang. Jangan pernah lupa, kaisar tak boleh mempercayai seseorang begitu saja. Bahkan orang yang paling dia sayangi sekalipun. Kau harus mempertimbangkan kedua pihak sebelum memberikan keadilan. Di satu pihak kejahatan Maham dan di lain pihak adalah bantuannya. Dia melindungimu bahkan dengan resiko dia terluka. Dia mencintaimu lebih dari putranya sendiri. Dia menyusuimu. Kau harus membalas kebaikannya karena itu. Kau berhutang padanya karena perlindungan keibuannya. Kau harus selalu mempertimbangkan itu.” Jalal setuju dengan semua yang di katakan Hamida, “kau benar ibu. Tapi mengatakan orang yang tak bersalah sebagai orang bersalah dan membuktikan orang yang setia sebagai pengkhianat adalah kejahatan berat. Tak ada jasa yang cukup kuat untuk menutupi kejahatan itu. Aku takkan lupa kebaikannya sampai hari aku mati. Tapi aku takkan lupa bahwa dia berusaha memisahkan aku dari orang yang aku sayangi. Dia menggunakan aku dengan membuat tuduhan palsu terhadap orang yang aku sayangi. Ketika aku sadar aku mencintai seseorang dia mematahkan hatiku. Aku merasa kejahatan ini cukup berat untuk membayangi kebaikannya, ibu.” #sinopsisjodhaakbar.blogspot.com
Pada Resham maham berkata, “aku tak perduli Resham, jika Jalal lebih mementingkan kejahatanku atau kebaikanku. Aku siap menanggung akibatnya. Karena aku tak menyesali perbuatanku.” Aku tak melakukan hal yang salah.” Mendengar kata-kata Maham, Resham ketakutan, Maham melihat itu, “tidak Resham, jangan takut. Aku tak harus melalui penderitaan besok. Itu sidang untuk Jalal. Mari kita lihat, apakah Jalal menghormati kesetiaanku padanya selama bertahun-tahun, atau apakah dia menghukumku karena mengkhianatinya sekali saja.”
Ruqaiya gelisah di kamarnya menunggu Jalal. Dia hilir mudik tak sabar sambil berkata, “dimana Jalal? Kenapa dia belum datang menemuiku?” Ruq kemudian memanggil pelayan.
Sementara itu Jalal mengunjungi kamar Jodha. Dia melepas sepatunya di pintu dan menatap kesekeliling ruangan. Dia melihat mandir, dan membayangkan Jodha sedang duduk melakukan puja disana. Dia melihat harpa, dan mebayangkan Jodha sedang memainkannya. Jalal melangkah mendekati mandir, jongkok di depannya, sepenuh hati, dia menyentuh tempat itu lalu melakukan sembah dengan segenap rasa hormat. Moti datang ke kamar Jodha dan melihat jalal. Moti menyapa Jalal, “yang mulia, anda di sini?” Jalal berkata kalau dia ingin menginap di kamar Jodha malam ini. Moti mengangguk dan mengatakan kalau dia akan mengatur segalanya untuk Jalal. Setelah berkata begitu, Moti beranjak pergi. Jalal duduk di sofa menanti. Tak lama seorang pelayan datang membawa sebuah papan yang tertutup kain. Pelayan mengatakan kalau Ratu Hamida mengirim sesuatu untuk dirinya. Jalal menyuruh pelayan menunjukan padanya. Pelayan membuka penutup papan itu, Jalal tertegun melihat lukisan Jodha di depannya. Dia ingat bagaimana Hamida merampas lukisan itu darinya baberapa waktu lalu sambil berkata, “kau sudah berbuat salah pada Jodha. Pergi dan minta maaf padanya dulu. Aku akan memaafkanmu hanya jika kau bisa membawa Jodha kembali padaku.” Jalal menyuruh pelayan itu meninggakan lukisan itu di depannya. Pelayan menurut, setelah menyandarkan lukisan Jodha di sofa, dia segera pergi. Jalal tanpa berkedip menatap lukisan itu, seolah-olah dia menatap Jodha.
Sinopsis Jodha Akbar episode 229. Ruq memanggil pelayan dan bertanya, “yang mulia kemana?” Pelayan dengan takut-takut menjawab kalau jalal ada di kamar Jodha. Ruq terpana tak percaya, “apa? Yang mulia ada di kamar Ratu Jodha? Apa yang dia lakukan disana? dia…” Ruq kemudian menyuruh para pelayan pergi. Ruq berkata kalau Jalal seharusnya datang padanya. Tapi apa….dia malah pergi ke kamar Jodha. Ruq meluapkan amarah dan geramnya dengan membanting semua yang ternampak oleh matanya. Dengan kesal dia berteriak, “Jalal, kenapa kau lakukan ini? Aku sudah membuat persiapan untukmu. Aku menyiapkan Chausar dan minuman. Tapi kau malah pergi ke kamar ratu Jodha, bahkan ketika dia tak ada di sana. AKu pikir Ratu Jodha sudah keluar dari hidupmu. Tapi aku salah. Kau masih memikirkan Ratu Jodha. Kenapa Jalal, kenapa kau lakukan itu?” Ruq menangis dan terhenyak di lantai. Sama sekali tak menyangka kalau Jalal akan bersikap seperti itu.
Di kamar Jodha, Moti memanggil beberapa pelayan untuk mempersiapkan segalanya untuk Jalal menginap di kamar Jodha. Moti membuatkan Jalal minuman dan mengulurkan gelas itu pada Jalal. Jalal menerimanya sambil bertanya, “kau tahu kalau Sujamal yang berpakaian sebagai Dilawar Khan?” Moti tak bisa menjawab pertanyaan itu. Jalal kemudian menyuruh Moti pergi. Dengan gugup moti berkata, “yang mulia aku…” Jalal menghentikan ucapan Moti dengan mmengangkat tangannya. Lalu dengan arif dia berkata kalau dirinya mengerti Moti hanya menjalankan tugas, “ratu Jodha pasti melarangmu memberitahuku.” Tiba-tiba Moti bersimpuh di depan Jalal, melipat tangan didepan dada dengan penuh sesal sambil berkata, “maafkan aku yang Mulia, aku tak punya pilihan.” Jalal membantu Moti berdiri dan berkata, “jika kau memberitahuku, Ratu Jodha pasti masih bersamaku.” Moti meminta maaf lagi, “tapi rajvanshi selalu mengikuti satu adat. Kami tak boleh melanggar janji kami, bahkan jika harus kehilangan nyawa. Jadi aku tak bisa memberitahumu tentang ratu Jodha.” Jalal menyahut, “dan wanita Rajvashi tidak meninggalkan suaminya, kan? AKu hanya berharap Ratu Jodha segera kembali.” Moti dengan pasti mengatakan, “dia pasti akan kembali, yang Mulia. Karena dia…” Jalal tersenyum dan tertunduk melihat Moti tak melanjutkan kalimatnya, “aku berharap, aku berharap kau melengkapi kalimat itu. Karena itu akan menghiburku..” Jalal kemudian berdiri dan menghampiri ranjang Jodha. Moti dan Hoshiyar berpamitan. Dengan penuh kerinduan, Jalal duduk di sisi tempat tidur Jodha dengan tubuh menyandar di divan. Dan dengan penuh harap Jalal berguman, “demi tuhan, kembalilah padaku, Ratu Jodha. Aku merasa tak lengkap tanpa dirimu.”
Di Amer, Jodha gelisah dalam tidurnya, di seperti merasakan sesuatu. Tiba-tiba dia terbangun seraca serta merta dan terduduk dengan nafas terengah-engah. Kakisa datang menghampirinya dengan tergopoh-gopoh, “jodha, ada apa?” Kakisa lalau duduk di samping Jodha yang masih terengah-engah dan bertanya apakah semua baik-baik saja? Jodha berkata kalau ada yang tidak benar, “aku merasa seperti Jalal mengatakan kalau dia tidak lengkap tanpa aku.” Kakisa berkata, “sekarang kau tahu apa yang harus kau lakukan. Kau harus bertanya pada dirimu apakah tindakanmu sekarang ini benar atau salah. Kau harus segera memutuskan, apa yang akan kau lakukan………Sinopsis Jodha Akbar episode 230