Sinopsis Jodha Akbar episode 385 by Sally Diandra. Akhirnya Salima di tahan sebagai tahanan rumah, semua kerabat keluarga Kerajaan Mughal sedih melihat kenyataan ini, Rahim mendatangi Jodha dan menyentuh kaki Jodha dan berkata : “Ibuuu …. Aku minta maaf atas apa yang ibu Salima lakukan, aku meminta maaf sebagai pengganti dirinya” ujar Rahim, “Ini bukan salahmu, Rahim” kata Jodha, “Aku tidak tahu bagaimana ibu Salima melakukan ini semua” ujar Rahim lagi tepat pada saat itu Rukayah ada disana mendengarkan percakapan mereka berdua,
dalam hati Rukayah berkata : “Sekarang Ratu Salima ada digenggamanku sepenuhnya, dia telah mendesak aku, Salim menuduh Ratu Salima, sekarang Ratu Salima telah jauh dari Salim dan inilah saatnya buat Jodha juga harus jauh dari Salim, aku akan membuat sebuah kesalahpahaman antara kamu dan Jalal, Jodha … dan kamu akan sibuk untuk menyelesaikan permasalahan ini” bathinnya dalam hati sambil menyengir sinis.
Keesokan harinya Jodha menemui Salima diruang tahanannya, “Aku tahu kamu pasti akan datang menemuiku, Ratu Jodha … kamu percaya aku kan ?” tanya Salima sambil memeluk Jodha erat sementara Jodha terlihat gamang, dirinya masih belum sepenuhnya percaya pada Salima, “Percayalah padaku, Ratu Jodha … aku tidak pernah memperlakukan Salim kurang dari Murad dan Rahim” ujar Salima,
“Kepercayaan adalah suatu hal yang dapat kita pegang dalam kehidupan kita tapi jika kepercayaan itu telah hilang maka hubungan seseorang menjadi sangatlah pahit, Ratu Salima” kata Jodha, “Jadi kamu juga percaya bahwa aku yang memberi ganja itu ke Salim, Ratu Jodha ?” tanya Salima, “Hatiku mengatakan tidak, Ratu Salima … tapi semua bukti mengarah ke kamu, aku juga tidak habis pikir …. kamu adalah seorang ibu, bagaimana kamu bisa melakukan semua ini pada seorang anak kecil yang masih polos ?” kata Jodha,
“Ratu Jodha, kamu tahu bagaimana caranya menggunakan kata kata dan pedang, dan kamu tahu … ucapanmu barusan menyakiti hatiku melebihi teriris sebilah pedang, hari ini ucapanmu benar benar sangat menyakitkan buatku” ujar Salima sambil meneteskan air mata, Salima tidak menyangka kalo Jodha terpengaruh juga oleh ucapan Rukayah dan menuduhnya sebagai pelakunya, “Kamu adalah ibu kandungnya Salim jadi kamu boleh saja meragukan semua orang tapi biarkan aku mengatakan padamu, Ratu Jodha … aku tidak memberikan ganja ke Salim !” bela Salima dengan mata yang berkaca kaca sementara Jodha jadi tidak enak hati dengan Salima,
“Kalau seperti ini kasusnya kenapa kamu tidak mengatakannya didepan, Yang Mulia … ketika dia menghukum kamu, kenapa kamu tidak keberatan dengan keputusannya ?” tanya Jodha, “Aku memang tidak memberikan ganja ke Salim, Ratu Jodha … tapi aku tidak bisa melawan suamiku sendiri, itu adalah sebuah dosa besar” ujar Salima, “Kamu masih ingat ketika dulu kamu juga ditahan sebagai tahanan rumah tapi kamu bukanlah seorang penjahat, itu sama kasusnya dengan yang aku alami sekarang, aku yakin kebenaran akan segera terungkap” ujar Salima,
“Jika Yang Mulia mengira aku sebagai seorang penjahat, dia mungkin sudah memerintahkan orangnya untuk membunuh aku tapi dia memberikan hukuman padaku sebagai tahanan rumah … itu artinya Yang Mulia tidak benar benar yakin bahwa aku adalah seorang pemberontak” ujar Salima, Jodha terus mendengarkan penjelasan Salima dengan seksama, “Aku memang tidak punya bukti apa apa yang menunjukkan bahwa aku tidak bersalah tapi aku yakin Tuhan tidak akan melawanku, aku tidak menyesal dengan hukuman ini tapi yang lebih menyakitkan bahwa kamu juga mengira aku ini seorang penjahat tanpa menyeledikinya terlebih dulu …. Tapi bagaimanapun juga semua ini bukan kesalahanmu, Ratu Jodha … ini semua karena kamu sangat perhatian dengan anakmu” ujar Salima,
“Tolong ceritakan padaku tentang semua ini, Ratu Salima” pinta Jodha, “Aku juga ingin menceritakannya padamu, Ratu Jodha … kita selalu melihat ketidakbenaran, suatu saat nanti kebenaran akan terungkap tapi ucapan yang pahit akan menjadi sebuah alasan kebencian, aku tidak ingin merusak hubungan kita, Ratu Jodha” ujar Salima penuh harap,
“Kalau kamu memang bukan pelakunya, ini adalah sebuah kesalahan yang besar untuk menahan kamu” kata Jodha, “Tunggulah sampai besok, aku yakin Salim digunakan dalam rencana ini tapi aku percaya pada Yang Mulia, aku mohon padamu, Ratu Jodha … tetap awasi Salim, dia membutuhkan kamu sekarang” pinta Salima, sebelum Jodha beranjak pergi sambil melirik kearah Salima , dalam hati Jodha berfikir : “Bisa jadi Ratu Rukayah salah menuduh Ratu Salima” bathinnya kemudian Jodhapun berlalu dari sana.
Jodha menemui Jalal dikamarnya, “Aku tidak percaya kalau Ratu Salima melakukan ini semua, Yang Mulia” kata Jodha, “Aku juga, Ratu Jodha … tapi Salim memberikan pernyataan yang menyerang Ratu Salima” ujar Jalal, tiba tiba Todar Maal datang menemui mereka, “Maafkan saya, Yang Mulia … kami mendapatkan sebuah surat untuk anda, surat ini dilemparkan dari luar istana” kata Todar Maal, “Tolong bacakan apa isinya ?” pinta Jalal, kemudian Todar Maal pun mulai membacakan isi surat tersebut,
“Ratu Salima telah memberikan ganja ke Pangeran Salim tapi musuh Pangeran Salim tidaklah sedikit, masih banyak musuh musuhmu didalam istana, anda sendiri ingin menyakiti Pangeran Salim, Pangeran Salim akan diserang disaat pesta perayaan penobatannya sebaga pewaris tahta Kerajaan Mughal dimana ketika Pangeran Salim harus tampil didepan khalayak ramai, dari pembisik terbaikmu” Todar selesai membacakan isi surat itu,
Jalal dan Jodha nampak sedikit tegang setelah mendengar isi surat tersebut , “Siapa orang ini ?” tanya Jalal, “Itu bisa siapa saja, Yang Mulia … banyak orang yang tidak ingin Pangeran Salim menjadi seorang Raja, mungkin kita bisa menunda perayaannya” saran Todar Maal, “Jangan ! ini akan membuktikan bahwa kita lemah, perayaan tetap akan berlangsung tapi kita akan memperketat penjagaan, panggil semua menteri untuk datang diruang sidang, Todar !” perintah Jalal, Todar Maal pun langsung berlalu dari sana setelah berpamitan dengan Jodha dan Jalal, “Ratu Jodha, jangan khawatir … aku tidak akan membiarkan siapapun melukai Salim” kata Jalal
Siang itu diruang sidang, Jalal berkumpul bersama para menterinya membahas tentang surat yang baru didapatnya, “Pesta perayaan penobatan harus tetap dilaksanakan besok, setelah aku anakku akan menjadi seorang Raja tapi ada seseorang yang ingin membunuh Sekhu Baba, aku tidak akan membiarkan semua ini terjadi, kita harus selalu waspada dan curiga pada setiap orang, ada beberapa orang yang telah merencanakan ini semua pada masa peralihan kami , kita tidak boleh mengambil resiko apapun !” perintah Jalal,
“Setuju ! setuju Yang Mulia !” ujar semua menteri, “Ya kita harus mempekuat penjagaan, kita tidak bisa menunda perayaan” kata salah sorang menteri, “Kita tidak perlu menengok kebelakang tapi kita lebih serius memerhatikan keamanan, kita tidak bisa duduk duduk saja setelah mendaptakan peringatan tersebut !” ujar Maan Sighn, “Birbal … apa yang sedang kamu pikirkan ?” tanya Jalal,
“Menurut surat tersebut Pangeran Salim akan diserang pada saat perayaan penobatan besok, jadi bagaimana kalau kita bawa Pangeran Salim keluar dari istana hari ini mungkin dia akan selamat” ujar Birbal, “Baiklah … kita akan bertindak sesuai dengan ide Birbal, bawalah Sekhu Baba keluar dari istana hanya hari ini saja, tidak ada seorangpun yang mengetahuinya, keamanan akan diperketat disekitar Sekhu Baba ! besok musuh akan mencoba menyerang tapi kita akan segera dapat menangkapnya !” perintah Jalal. “Maafkan, saya … Yang Mulia, saya tidak bisa mengikuti Pangeran Salim nanti karena saya harus mengecek semua persiapan pesta perayaan di istana” pinta Maan Sigh, Jalalpun setuju.
Ketika semua menteri dan prajurit pergi membawa Salim keluar istana, Maan Sigh yang saat itu sedang didalam kamarnya mendapatkan sebuah surat yang ditujukannya padanya, kemudian Maan Sigh mulai membacanya : “Aku tahu kamu adalah Maan Sigh, aku juga tahu bahwa seseorang mencoba membunuh Pangeran Salim, jika kamu ingin tahu tentang mereka, temui aku di dekat danau, dari pembisik terbaikmu Rajvanshi” , setelah selesai membacanya, Maan berkata pada dirinya sendiri : “Aku harus segera memberitahukan pada Yang Mulia !” kemudian dia meninggalkan kamarnya.
Malam itu Maan Sigh sampai disebuah hutan, dia mencoba menuruti permintaan pembuat surat untuk menemuinya di tepi danau, Maan Sigh yang ditemani oleh prajuritnya berusaha mencari cari orang tersebut, tiba tiba ada seseorang yang datang mendekatinya, orang itu menggunakan cadar, “Tunjukkan wajahmu !” perintah Maan Sigh, kemudian orang itu menunjukkan wajahnya, “Niat saya tidak buruk, tuan … para musuh itu telah tahu bahwa kamu telah membawa Pangeran Salim keluar dari istana hari ini melalui rute rahasia” kata orang tersebut,
“Bagaimana kamu tahu tentang hal ini ?” tanya Maan Sigh, “Tinggalkan tempat ini, pergilah dan lindungilah Pangeran Salim karena para musuh itu akan menyerang Pangeran Salim malam ini juga !” kata orang misterius itu lagi , Maan Sigh pun percaya begitu saja kemudian dia berlalu dari sana. Sepeninggal Maan Sigh, orang misterius tersebut mendatangi komplotannya yang sejak tadi sudah bersembunyi, “Aku sudah mengelabui Maan Sigh bahwa aku seorang Rajvanshi, sekarang saatnya beraksi !” perintahnya.
Sementara itu Salim keluar istana melalui jalan rahasia, saat itu Salim ditempatkan dalam sebuah box yang dipanggul oleh para prajuritnya, tiba tiba orang misterius yang bicara dengan Maan Sigh dan para komplotannya itu menyerang rombongan Salim, secepat kilat Rahim dan Todar Maal membalas serangan mereka, sementara itu Salim yang berada didalam box merasa takut melihat adanya pertarungan didepan matanya dan tak berapa lama kemudian Maan Sigh datang ketempat tersebut, begitu melihat Maan Sigh,orang misterius tadi langsung berkata : “Terima kasih Maan Sigh, akhirnya kamu datang kesini untuk membantu kami” ujarnya, semua yang ada disana kaget mendengarnya,
para menteri yang membawa Salim langsung curiga ke Maan Sigh kalau dia terlibat dengan para komplotan penyerang tersebut, sementara Maan Sigh yang masih berada diatas kudanya bingung tidak tahu apa maksudnya. Rahim berkata dalam hati : “Maan Sigh pasti terlibat dengan para penyerang ini” sementara Maan Sigh dalam hati juga berkata : “Orang yang memberikan aku informasi tentang penyerangan itu ternyata adalah penyerang itu sendiri !” akhirnya tanpa pikir panjang Maan Sigh turun dari kudanya dan mulai ikut menyerang para komplotan penyerang tersebut,
salah seorang penyerang mencoba menarik Salim keluar dari dalam box tapi dengan sigap Maan Sigh langsung menendangnya dan menggendong Salim dan pelukannya, para komplotan penyerang itu akhirnya melarikan diri, keadaan kembali aman. Salim yang ada digendongan Maan Sigh langsung diambil oleh Rahim dan mengatakan “Tahan dia !!!” ujar Rahim, para menteri dan prajurit langsung mengacungkan pedangnya ke arah Maan Sigh, “Ada apa ini ??? Aku tidak bersalah !” kata Maan Sigh, “Maan Sigh ! rencanamu sudah ketahuan sekarang !” ujar salah seorang menteri, kemudian mereka mengacungkan pedangnya kearah leher Maan Sigh, Maan Sigh sangat kaget dan tegang.
Keesokan harinya Maan Sigh dihadapkan diruang sidang Kerajaan Mughal, semuanya hadir disana termasuk Jodha, “Maan Sigh apa yang aku dengar ini benar ?” tanya Jalal, “Itu tidak benar, Yang Mulia !” bela Maan Sigh, “Tapi penyerang itu mengetahui namamu !” kata Todar Maal, “Yaa … dan para prajuritmu juga mengatakan kalau kamu pergi menemui mereka” ujar Rahim,
“Yaa benar ! aku memang menemui mereka tapi itu karena aku mendapatkan sebuah surat dari mereka bahwa mereka mengetahui tentang adanya penyerangan tersebut” bela Maan Sigh lagi, “Kalau kamu mendapatkan sebuah surat, tunjukkan pada Yang Mulia !” kata Birbal, “Suratnya ada dikamarku” kata Maan Sigh, Rahimpun segera pergi ke kamar Maan Sigh untuk mengambil surat, semua yang hadir disana tegang, termasuk Jodha tapi tidak untuk Rukayah, Rukayah tampak tenang sambil tersenyum sinis memandang Maan Sigh, tak berapa lama kemudian Rahim datang dengan membawa sebuah surat, Jalal menyuruh Rahim untuk membaca surat tersebut.
Rahim mulai membaca surat itu : “Terima kasih Maan Sigh, karena kamu telah memberitahu kami bahwa Pangeran Salim akan dibawa keluar istana malam ini, dengan ini kamu telah menghapus luka para Rajvanshi yang ditorehkan oleh Raja Bharmal dengan memberikan putrinya untuk seorang Mughal” Jalal tertegun mendengarnya, kemudian Rahim kembali melanjutkan membaca : ”Dalam penyerangan nanti, kami meminta bantuanmu, seperti rencana semula, datanglah ke dekat danau” begitu isi surat yang dibaca oleh Rahim.
“Ini sudah jelas kalau Maan Sigh adalah seorang pemborentak !” ujar salah satu menteri, dikejauhan Rukayah menyengir sinis sementara Jodha kaget, tidak percaya kalau keponakannya akan berbuat seperti itu. “Cara Maan Sigh memegang Salim sangatlah berbahaya” ujar Todar Maal, “Aku berusaha melindunginya !” bela Maan Sigh, “Apakah kamu bukti yang bisa membuktikan bahwa kamu tidak bersalah ?” tanya Jalal,
“Ini adalah sebuah rencana untuk menunjukkan bahwa akulah pelakunya, Yang Mulia … aku bersumpah demi Dewi Kaali bahwa aku tidak bersalah !” bela Maan Sigh, “Kasus ini akan kami selidiki dan selama penyelidikan, kamu akan kami tahan !” ujar Jalal sambil menyuruh Todar Maal untuk membawa Maan Sigh ke tahanan rumah, kemudian Maan Sigh melucuti semua senjatanya dan mengatupkan tangannya didada tanda meminta maaf pada Jalal kemudian berlalu dari sana bersama para prajurit,
Jalal hanya diam tak bergeming, sementara Jodha sangat sedih melihat keponakannya di penjara, sedangkan Rukayah tersenyum sinis melihat kepergian Maan Sigh dan berkata dalam hati : “Semua rencanaku telah bekerja dengan baik, sekarang tinggal Jodha yang tersisa dan semua keinginanku akan terpenuhi” bathin Rukayah.