Bila Saatnya Tiba bag 2 by Sally Diandra. Keesokan harinya sekitar pukul 9 pagi persis setelah selesai mata kuliah pertama, Jodha langsung mengajak Moti ke kantin kampus, perutnya sudah berbunyi terus sedari tadi di kelas, cak Birbal langsung tau apa yang harus dia lakukan begitu Jodha menghampiri gerobak sotonya, “Cak ! biasa ya ! yang special !” pinta Jodha, “Beres ! segera laksanakan tuan putri” ujar Cak Birbal, Jodha langsung menghampiri Moti yang sudah ambil tempat duluan dipojok kantin, tempat favourite mereka, “Kamu nggak makan ?” tanya Jodha begitu duduk didepan Moti, “Aku udah sarapan ! emang kamu nggak sarapan ?”, “Hehehehe … aku kesiangan bangunnya tadi, untung ibu langsung bangunin aku disaat yang tepat, jadi aku nggak telat waktu kamu datang, tapi yaitu … nggak sempet sarapan” jawab Jodha, tak berapa lama kemudian cak Birbal sudah datang dengan semangkok soto ayamnya plus ceker lunak kesukaan Jodha juga es teh jeruk nipis yang bikin rasa haus lenyap seketika, “Thank u, cak ! cak Birbal emang tau banget kesukaanku” kata Jodha sambil mengacungkan dua jempolnya kearah cak Birbal, “Ya iyalaaah … pelanggan setia, kalo sampe nggak hafal, itu namanya keterlaluan ! cak … bikinin aku es jeruk manis yaa, tapi yang kuning lho jeruknya, awas kalo nggak kuning’’ pinta Moti, “Siap tuan putri ! segera laksanakan !” ujar Birbal sambil berlalu dari hadapan dua mahluk cantik yang kadang bikin dirinya kege-eran. Sambil menikmati soto ayam kesukaannya, tiba tiba Jodha membuka pembicaraan soal kejadian semalam, “Mo, kira kira yang dimaksud si Jallad itu siapa ya ?” tanya Jodha, “Jallad ??? siapa Jallad ?” Moti malah balik bertanya, “Jal – lad ! honey … Mr. Jalal si pria berkumis semalem” jawab Jodha sambil menikmati es teh jeruk nipisnya, tepat pada saat itu cak Birbal menghampiri mereka denga es jeruk manis yang warna kuningnya menggoda selera, “Makasih, cak ! cak Birbal emang pantas diandalkan !” puji Moti, cak Birbal cuma tersenyum simpul begitu mendengar pujian Moti, sambil menikmati dinginnya es jeruk buatan cak Birbal, Moti kembali buka suara “Udah deh, Jo … insting Sherlock Holmesmu nggak usah beraksi lagi ! ini nih … gara gara suka baca novel detektif jadi sukanya ngurusin urusannya orang lain” , “Bukan gitu, Mo … “ bela Jodha, “Udah deh Jo, lupain aja soal yang semalem, lagian nggak ada hubungannya kan sama kamu” pinta Moti, “Kamu lupa yaaa … nih !” Jodha langsung menunjukkan bekas cengkraman tangan Jalal dilengan Jodha, “Sakitnya tu masih terasa sampe sekarang, aku harus buat perhitungan sama dia ! dan lagi aku jadi pengin tahu, siapa sih cewek yang dimaksud Reesham dan Jallad semalam … cluenya kan penari dan high heel warna merah” , “Padahal yang bawa high heel merah kan cuma… “ , “Zakira !!!!” Jodha dan Moti berbarengan menyebut nama Zakira, “Tapi masa iya sih, Jo … Zakira kan udah kaya, tinggalnya aja diapartemen, punya mobil” , “Tapi kamu nggak tau kan dimana kedua orangtuanya tinggal, kalo kita main kesana, kita nggak pernah kan ketemu sama ortunya ?” jelas Jodha sambil mengelap bibir mungilnya dengan sehelai tissue makan, “Iya juga sih … eeehhh Jo, lihat tuu …” tiba tiba Moti memberikan kode Jodha untuk melihat kearah pintu kantin, Jodha langsung menoleh kearah yang dimaksud Moti dan dilihatnya seorang cowok yang sedang berdiri dipintu kantin sambil menenteng tas ranselnya dibahu kanan, kemeja kotak kota warna biru dibiarkannya terbuka sehingga kaos oblong warna putih yang dikenakannya terlihat, membuat dirinya semakin sexy didepan Jodha, begitu mereka saling memandang, Jodha hanya melambaikan tangannya, mengajaknya untuk ikut bergabung.
“Moti, jangan ceritakan soal semalem sama Suryaban yaaa …” pinta Jodha, “Emang kenapa ?” , “Udah nurut aja !”, “Selamat pagi, sarapan kok nggak ngajak ngajak siiih ?” kata Suryaban begitu sampai didekat meja mereka dan langsung duduk dikursi dekat Jodha, “Sorry, tadi perutku udah keoncongan, jadi buru buru kesini” jawab Jodha, “Never mind, lagian aku udah sarapan kok, oh ya … gimana semalem ? sukses acaranya ?” tanya Suryaban lagi, “Lancar … semuanya beres !”, “Trus semalem kamu pulang sama siapa ? sorry banget say … semalem aku nggak bisa jemput kamu, mendadak adikku sakit panas, jadi aku harus nemenin ibuku berobat ke dokter”, “Nggak papa, kan ada Moti … aku semalem pulang sama Moti, terus gimana adikmu ? nggak papa kan ?” tanya Jodha penasaran, “Nggak papa, ternyata bisa rawat jalan, tadinya ibu panik kalau sampai di opname” jawab Suryaban, “Jodha … “ sela Moti, “Eh iyaa ,,, sampai lupa, ada apa Mo ?” aku keluar dulu yaaa, aku mau masuk kelas, kamu masih lama kan ngobrolnya ?” tanya Moti sambil berdiri, “Udah kok, aku juga udah selesai … aku juga mau ke kelas, kamu juga kan Surya ?” tanya Jodha sambil berdiri hendak mengikuti Moti, tapi kemudian Suryaban langsung memegang lengannya, “Kamu masih ada waktu kan ? aku ingin ngobrol sama kamu, penting” pinta Suryaban, melihat keseriusan diwajah pria yang membuatnya tidak bisa berpaling ke cowok lain, Jodha langsung mengiyakan kemudian dia duduk lagi disebelah Suryaban, sementara Moti segera meninggalkan mereka berdua. “Memang ada masalah yang serius ?” tanya Jodha penasaran, “Iyaaa … bahkan sangat serius” jawab Suryaban, lama mereka berdiam diri dalam diam, Suryaban sepertinya menyimpan sebuah berita yang ingin dia sampaikan ke Jodha dan Jodha berusaha bersabar untuk menantinya “Jodha … berapa lama kita sudah berpacaran ?” tanya Suryaban memecah keheningan diantara mereka, “Kurang lebih setahun setengah ,,, iya betul, satu setengah tahun, kenapa ?” tanya Jodha semakin penasaran, “Aku ingin kita menikah” , “Apaa ??? menikah ???” ucapan Suryaban benar benar mengagetkan Jodha, ibarat tersambar petir disiang bolong, “Ssstttt … jangan keras keras, nanti semua orang dengar” ujar Suryaban sambil menutup bibir mungil Jodha, “Ya abis, kamu tiba tiba mengatakan seperti itu, kita kan belum lama pacaran” bisik Jodha, “Tapi aku serius Jodha … aku ingin melamarmu, menikahimu dan mengajakmu ke London, karena aku dapat beasiswa untuk kuliah di Oxford” ,”Oh yaaaa ???? selamat sayaaanggg” tanpa pikir panjang lagi Jodha langsung memeluk pacarnya yang memang diakui semua orang mempunyai otak yang paling encer dikampus, bahkan banyak orang menyebutnya professor, karena alasan itu pulalah Jodha langsung menerimanya menjadi pacarnya dan tanpa sungkan sungkan Jodha langsung mencium kedua pipi Suryaban, tak digubrisnya tatapan cak Birbal yang memandang mereka berdua sambil senyum senyum sendiri.
“Aku senang mendengarnya … kamu memang pantas mendapatkannya, aku sangat bangga sama kamu sayang” ujar Jodha tulus, “Lalu … kamu mau kan menemaniku kesana, kita akan ukir sejarah kita berdua di kota tua itu, kita akan menyusuri sepanjang sungai Thames yang sangat terkenal dengan Jembatan Menara Londonnya, lalu makan malam di dekat Big Ben juga tempat tempat sejarah lainnya seperti istana Buckingham, Taman Greenwich, sesuai dengan mata kuliahmu … sejarah, kamu sangat suka sejarah kan ???” mendengar tempat tempat sejarah yang disebut Suryaban, benar benar membuat Jodha merinding karena dari dulu Jodha ingin sekali keliling benua biru Eropa sebagai pilihan benua pertama yang ingin dikunjungi selain benua benua yang lain, itulah mengapa Jodha mengambil fakultas sejarah sebagai bidang studi pilihannya, “Iyaa sih aku suka sekali sama sejarah, tapi …” , “Kamu bisa mutasi sayang … banyak kok mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu disana berdua setelah mereka menikah, untuk itulah aku ingin kamu menemaniku disana, bagaimana ?” Suryaban sangat berharap banyak dengan jawaban Jodha tapi Jodha masih terlihat ragu ragu, “Baiklah, akan aku pikirkan … dalam waktu dekat aku akan kasih jawabannya” kata Jodha. Sementara itu ditempat lain, dikantor Jalal, nampak Jalal sedang bersandar dikursi kerjanya sambil memejamkan mata, sementara tumpukan berkas berkas yang harus segera ditandatanganinya tidak disentuhnya sama sekali, Jalal teringat kejadian semalam ketika Jodha menari didepannya dengan lekukan tubuhnya yang lemah gemulai, biasanya Jalal tidak peduli dengan penari manapun yang ikut menghibur disetiap event yang diadakannya, tapi semalam Jodha benar benar mampu menyihir dirinya, daya magisnya memang sungguh luar biasa, tak sedetikpun mata Jalal berkedip memandang Jodha tapi begitu Jodha masuk ke ballroom lagi dengan high heel merah setelah acara usai, pesona Jodha dimata Jalal langsung runtuh, “Ternyata dia wanita murahan, sama seperti yang lain” bathin Jalal malam itu sambil menikmati winenya, namun setelah insiden pertengkarannya dengan Jodha yang berujung salah paham, Jalal menghela nafas lega, “Tidak salah memang pilihanku” bathinnya “Tapi bagaimana aku bisa dekat dengannya ? apalagi semalam dia kelihatan sangat marah sekali dengan perlakuanku, apa yang harus aku lakukan ?” bathinnya dalam hati dan sesaat kemudian Jalal membuka matanya, Jalal langsung menatap pada andro apple di mejanya, dipegangnya sambil diputarnya bolak balik keatas kebawah, kemudian Jalal teringat nama “Reesham” … Bila saatnya tiba bag 3