Bila Saatnya Tiba bag 3 by Sally Diandra

Bila Saatnya Tiba bag 3 by Sally Diandra. Pagi itu di kantor Jalal, ketika Jalal sedang menimbang nimbang antara menghubungi Reesham atau tidak, tiba tiba pintu kantornya diketuk, “Boleh aku masuk, boss ?” sapa Todar dari balik pintu, “Masuklah !”, “Apakah sudah kamu baca berkas proyek jalan tol yang akan kita buat di Kalimantan ? siang nanti kita ada meeting dengan pak Menteri, aku yakin kita bisa menang tender lagi boss !” ujar Todar bersemangat sambil duduk dikursi didepan Jalal, bukannya menjawab pertanyaan Todar, Jalal malah menutupi wajahnya dengan kedua tangannya “Gila !!!! Kenapa aku bisa sampai lupa ?? siang nanti aku ada meeting dengan pak Menteri, sementara aku belum siap apa apa …. uuggghhhh Jodha kenapa kamu membuatku melupakan segalanya ?” bathin Jalal, karena bagaimanapun juga Jalal sudah mengincar proyek ini cukup lama, induk perusahaan yang diwariskan mendiang ayahnya ‘Rajawali Group’ memang mempunyai beberapa anak usaha, selain perusahaan batubara, Jalal juga focus di bisnis kontraktornya yang sesuai dengan bidang study yang diambilnya di kampusnya dulu yaitu tehnik sipil dimana Jalal berhasil mencapai predikat cum laude ketika lulus darisana. “Ada masalah, boss ???” pertanyaan Todar membuat Jalal tersentak, “Kamu bisa bantu aku ???” itulah kalimat pertama yang keluar dari mulut Jalal, “Of course ! apa yang nggak sih buat kamu, boss !” , ”Bagus ! that’s my man … sekarang sementara aku pelajari semua berkasmu yang untuk pak Menteri, tolong kamu telfon … “ sesaat Jalal diam sejenak, “Reesham !” ,”Reesham ??? si banci kaleng itu boss ? kamu … ?” , “Tidak !!!” Jalal langsung tau kemana arah pembicaraan Todar, “Tolong katakan padanya kalau aku ingin bertemu dengan Jodha, penarinya … gadis yang semalam, ingat ? aku ingin minta maaf” , “Oke boss !” ujar Todar sambil menaruh jemari tangannya diujung alis matanya seperti memberikan penghormatan, “Jangan lupa segera kabari aku, sekarang pergilah … “ kata Jalal sambil mengambil berkas berkas yang sedari tadi ada di atas meja kerjanya.

ff bila saatnya tibaSore harinya, disanggar tari group Jodha, Jodha nampak serius mempelajari gerakan gerakan baru yang diajari oleh kareografernya dan setelah selesai sesi latihan, Jodha segera menghampiri Zakira yang saat itu sedang siap siap untuk pergi, “Za, makasih yaa high heelnya ,,, nih” ujar Jodha sambil menyodorkan high heel warna merahnya, “You’re welcome honey … aku dengar semalam ada keributan ya gara gara high heel ini ?” , “Yaaa … biasa salah paham sedikit, kok kamu tau ?” tanya Jodha penuh selidik, “Sorry, Jo … seharusnya semalem aku nggak minjemin kamu high heel ini, sebenarnya high heel ini mau aku kasih ke …” , “Thanks God ! jadi bukan kamu orangnya kan Za ?” kata Jodha sambil memeluk Zakira erat, Zakira sendiri malah bingung diperlakukan seperti itu oleh Jodha, “Ada apa ini ??? kamu kenapa sih ??” , “Za, kamu pasti tau kan buat apa kamu minjemin high heel merahmu ini ? high heel merahmu ini juga yang bikin aku bentrok semalem” , “Iyaa aku tau banget … makanya aku tadi bilang maaf, karena seharusnya aku pinjamin ke orang lain bukan ke kamu, aku lupa” , “Yaaa ampuuun Zakira … dari semalem aku berfikir kalau kamulah orangnya” kata Jodha sambil memegang bahu Zakira, “Aku … hmmm nggak level, kalo cuma semalem gitu doang, rugi … mending kayak aku ini, cari yang settle, enak kan ?” ujar Zakira enteng, sesaat Jodha terperangah mendengar jawaban Zakira barusan “Jadi kamu … ???” , “Iyaa … emang kamu nggak tahu ? kayaknya sudah bukan rahasia umum lagi deeh !” , “Zakira … aku turut prihatin sama kamu, jujur aku sedih, Za … apalagi mendengar jawabanmu barusan yang begitu entengnya terlontar dari bibir kamu, rasanya nggak ada perasaan takut sama sekali dibalik kata katamu, itu sebuah dosa besar, Za” Jodha berusaha untuk menyadarkan Zakira, “Apa ?? dosa ??? kamu bilang dosa, Jo ? dari kecil aku sudah bergelimang dengan dosa, Jodha ! ayahku pemabok, ibuku penjudi dan aku pe … “ , “Jodhaaaa !!!!” ucapan Zakira langsung terhenti begitu suara Reesham menggelegar memanggil nama Jodha, “Hallooo honey bunny winny sweety … ternyata ye masih di sindang wecee, cucoook daah, pucuk dicinta ulam pun tiba, hhmmm sutra deeh” suara Reesham langsung merepet begitu sudah dekat dengan mereka, “Aku cabut dulu ya, Jo !” kata Zakira sambil ngeloyor pergi ”Za ! aku belum selesai !!!” teriak Jodha “Gampang ! next time masih banyak waktu !”teriak Zakira dari kejauhan. “Ada apa sih ?” nada suara Jodha terdengar ketus ditelinga Reesham begitu Reesham sudah ada didekatnya “Iiii wece suaranya sadiss kayak mak lampir, tinta deeh” ujar Reesham dengan nada manja, “Iyaa deeh … sorry dori mori Reesham sayang, ada apakah gerangan ?” , “Noh ada lekong wecee … dia pengin ketemu ama ye, doi di …” ujar Reesham sambil menunjukkan kearah pintu tepat pada saat itu Jalal sudah memasuki sanggar tari Jodha sambil berjalan kearah Jodha, “Yeee … udah nongol juga niiih sih mister” teriak Reesham, Jalal hanya tersenyum kecil sementara beberapa penari yang masih tersisa disana langsung hanyut pada pandangan pertama begitu melihat Jalal, meskipun tubuhnya hanya dibalut oleh kemeja putih yang lengan panjangnya ditekuk hingga kesiku plus celana kain warna hitam, ketampanan wajahnya tidaklah berkurang, sambil membuka kacamata hitamnya, garis wajah keturunan Eropa jelas tersirat disana dengan hidungnya yang mancung, alis tebal, rambut gondrong warna coklat kemerah merahan dan berkumis, “Jallad” gumam Jodha begitu melihat Jalal berjalan kearahnya, tanpa berkata apa apa lagi Jodha langsung bergegas menuju tasnya yang ditinggalkannya didekat jendela, Jalal yang sudah hampir sampai ketempat Jodha berdiri tadi langsung berbalik arah dan mengikuti langkah Jodha, secepat kilat Jodha langsung berkemas kemas, merapikan semua barang bawaannya “Jodhaa … “terdengar suara Jalal memanggil namanya dari arah belakang, namun Jodha tidak bergeming, Jodha masih asyik dengan barang bawaannya “Aku … aku … aku mau minta maaf soal semalam” Jalal akhirnya angkat bicara, “Maafmu sudah aku terima, permisi !” kata Jodha ketus sambil berlalu meninggalkan Jalal, namun Jalal segera mengejarnya “Kalau maafku sudah kamu terima, tidak bisakah kita ngobrol sebentar … sekedar kenalan” pinta Jalal sambil terus mengikuti langkah Jodha yang sengaja dipercepat oleh Jodha tepat pada saat itu Suryaban sudah muncul dari balik pintu sambil memperhatikan mereka, Jodha dan Jalal “Jodhaa … !” panggil Suryaban, Jodha langsung tersenyum begitu dilihatnya Suryaban ada disana sambil berlari kecil menuju kearahnya, sementara Jalal langsung menghentikan langkahnya begitu dilihatnya Jodha mendekati seorang laki laki yang memanggil namanya, Reeshampun segera mendekati Jalal “Siapa dia ?” Jalal langsung bertanya ke Reesham ketika Reesham sudah berada disampingnya, rasanya ada desiran aneh dihatinya ketika Jodha mendekati pria tersebut, “Doi itu hubby nya mister” ujar Reesham, “Husband ? suami maksudmu ?” tanya Jalal penuh selidik,”Bukan … ney ney ney mereka masih pacaran kok wecee, aturan tadi mister tunggu dulu diluar sampai aqiqa kasih kode ke mister, kalau udah begindang eeeuuuhhh agak susyeeeeh ngedeketinnya” repet Reesham seperti mercon bantingan. Sementara itu ketika Jodha mendekati Suryaban, “Siapa dia Jodha ?” tanya Suryaban penasaran ketika tanpa sengaja dirinya sempat melihat Jalal mengikuti Jodha barusan “Bukan siapa siapa ! ayo pulang !” jawab Jodha sekenanya sambil melangkah keluar kearah motor Tiger Suryaban yang bertengger di halaman parkir, “Kamu belum jawab pertanyaanku Jodha” , “Dia bukan siapa siapa !” bentak Jodha dengan nada marah, sesaat keduanya saling diam, Jodha merasa menyesal sekali telah membentak Suryaban didepan orang banyak “Maaf … aku capek, lebih baik aku pulang sendiri …” ujar Jodha sambil segera berlalu dari hadapan Suryaban sambil menunduk, hingga tak disadarinya nyaris hampir menabrak Todar dan Mirza yang sedang bersandar di mobil Jaguar hitam milik Jalal, “Maaf” hanya itu kata yang terlontar dari mulutnya kemudian ngeloyor pergi menuju angkot yang kebetulan lewat disana. Dari kejauhan Suryaban hanya bisa menatap Jodha dengan pandangan nanar, tidak biasanya Jodha bersikap seperti ini, biasanya dia selalu menceritakan dengan riangnya apa saja yang dilaluinya hari itu ketika tidak bersama dengan dirinya. Suryaban merasa ada yang aneh dalam diri Jodha, kekasihnya itu. … Bila Saatnya Tiba bag 4