Sinopsis Jodha Akbar episode 126 by Jonathan Bay. Lama Jalal memeluk Ruqaiya dengan penuh kasih sayang dan kesedihan. Air mata Jalal mengalir deras di pipi. Begitu pula Ruqaiya. Setelah cukup lama, Jalal melepas pelukannya. Ruq menatap jalal dan mengucapkan terimakasih, “perjalanan hidup bersamamu sangat luar biasa. ~Ruq menyentuh pipi Jalal~ Kau selalu bersamaku. Saat aku minta cahaya, kau berikan aku matahari. Kau berikan aku posisi sebagi istri kepala dan teman baikmu. Terima kasih. Tapi bagaimana dengan hidupku kalau tanpa dirimu? Aku sangat berterima kasih untuk semua kenangan ini. Tapi Jalal, aku akan mati tanpa dirimu. Aku tak bisa berpisah darimu. Jodha pasti akan mendekatimu. jalal, berjanjilah kau tidak akan melupakan aku. Walaupun Jodha mendekatimu, aku akan tetap mencintaimu. Aku akan mati tanpa dirimu, Jalal. Selama ini aku selalu bersamamu. Kau selalu ada saat aku membutuhkanmu, dan juga sebaliknya. Aku akan mati….” Jalal menutup bibir Ruqaiya agar tida mengatakan apap-apa lagi. Dengan air mata kembali berderai, Jalal meraih tubuh Ruq dan memeluknya lagi.
Salima sedang berbincang-bincang dengan Jodha. Dia memberitahu Jodha kalau baru saja membacakan surat Ruq untuk Jalal. Masih larut dalam kesedihan, Salima berkata, “airmataku tak bisa berhenti, Ratu Jodha, saat membaca surat Ratu Ruqaiya.” Jodha dengan kesedihan yang nampak jelas di wajahnya berkata dengan nada prihatin, “dia pasti sangat sedih.” Salima berkata, “aku bisa mengerti perasaan dia, Ratu Jodha. Ratu Ruqaiya ingin bertemu dengan kita sekarang.” Baru selesai salima ngomong begitu, Ruq muncul. Dengan langkah gontai dia menghampiri Jodha dan Salima. Jodha dan salima segera berdiri menyambutnya. Ruq tersenyum tipis pada Salima. Lalu dia menatap Jodha dan berkata, “Ratu Jodha, apa kau ingat peristiwa saat seekor macan menyerang Jalal? Kita semua mendoakan dia agar dia selamat. Dan aku pikir, doakulah yang paling tulus. Tapi sepertinya tidak ada yang mendoakan aku. Itu sebabnya besok aku akan pergi dari sini.” Jodha dan Salima meneteskan air mata mendengarnya. Ruq menepuk tangannya dua kali. Dua orang pelayan masuk sambil menggotong sebentuk peti yang indah dan meletakkanya di sofa. Ruq berkata, “ini adalah cap istri kepala milikku, dan aku memberikan ini padamu ratu salima.” Salima tidak menyahut, dia menangis. Ruq kemudian berkata, “Ratu salima, aku ingin bicara berdua dengan ratu Jodha.” Jodha sedikit kaget mendengarnya. Ruq menatap Jodha dengan tajam. Salima tanpa bertanya segera meninggalkan Ruq dan Jodha.
Ruq melangkah mendekati Jodha, keduanya berhadapan. Ruq berkata denga ketus, “jangan sedih, ratu Jodha. Posisi salima dan usia dia lebih tua darimu. Sebelum aku pergi dari harem, aku inginkan sesuatu darimu.” Jodha bertanya, “apa itu, Ratu Ruqaiya?” Ruq mengatakan kalau Jodha sangat pandai merias, “aku ingin kau meriasku. Kupikir Jalal akan menyukainya. Selama ini aku belum mencobanya. Karena aku pikir Jalal terkesan dengan pemikiranku. Tapi kau membuktikan kalau aku salah. Jalal tidak punya hati. Karena itu dia menceraikan aku. Kau pasti bertanya-tanya kenapa aku ingin kau meriasku. Karena kau adalah penyebab kepergianku. karena ingin menguasai harem, kau membuat Jalal menceraikan aku. Kau menggunakan tasneem dan adham sebagai alasan untuk bisa mengusirku dari sini.” Jodha sambil menangis berkata, “itu tidak benar, ratu Ruqaiya. Aku tidak pernah berpikir untuk merebut kaisar darimu.” Ruq dengan tatapan sinis berkata, “jangan pura-pura menangis! aku tidak percaya padamu. Semua ini adalah karena dirimu. jadi kau tidak perlu pura-pura di depanku. Kau siap-siap saja meriasku. karena malam ini adalah malam terakhirku bersama suamiku.” Dengan tatapan kesal dan marah, Ruq meninggalkan Jodha yang seperti tak percaya dengan segala tuduhan yang di dengarnya dari Ruqaiya.
Jodha terhenyak sedih dengan air mata menetes di pipinya. tatapannya menerawang jauh seolah ingin melihat duduk persoalan sebenarnya. Tiba-tiba dia seperti menyadari sesuatu. Jodha cepat-cepat menghapus air matanya sambil berkata, “kalau menurutmu aku penyebab semua ini, maka aku tidak akan biarkan ini terjadi. Aku pasti akan cari jalan.
Sinopsis Jodha Akbar episode 126. Jodha berjalan pelan sambil berpikir. Dia teringat bagaimana dia melakukan sesuatu yang membuat rakyat datang ke istana di hari ulang tahun Jalal untuk mendoakannya. Sepertinya ide Jodha untuk menyelamatkan perkawinan Ruqaiya juga akan menyertakan rakyat Agra. Jodha berhenti di depan kamar senjata dan bertanya pada pengawal, “Yang Mulia kemana?” Pengawal menjawab, kalau kaisar tidak tidak ingin bertemu siapapun. Jodha tidak memperdulikannya. Pengawal memberitahunya lagi kalau Jalal tidak mau bertemu siapapun. Jodha tidak perduli. Dia tetap menerobos masuk dan menemui Jalal yang saat itu sedang duduk mengasah pisau dengan wajah muram. Jalal tidak mengangkat kepalanya, dari gaun yang di kenakannya, Jalal bisa tahu kalau itu Jodha. Kata Jalal, “seharusnya kau tidak berada di sini, Jodha.” Jodha menyahut, “begitu juga dirimu. Kau seharusnya tidak berada di sini.” Dengan gusar Jalal berkata kalau dia sedang tidak ingin berbicara, “sebaiknya kau pergi saja.” Jodha mengingatkan Jalal tentang peristiwa yang terjadi di ulang tahunnya, “kau ingat hadiah dan doa dari rakyatmu?” Medengar itu, Jalal segera berdiri didepan Jodha dengan tangan terlipat di belakang punggung, “tentu aku ingat, Jodha. Tapi doa mereka sedang tidak bersamaku saat ini. Sekarang mereka membenciku atas posisiku dan keputusanku. Mereka membenciku, Ratu Jodha.” Jodha menyahut, “yang mereka benci Adham, Yang Mulia. Bukan dirimu.” Jalal berkata, “aku tahu, ratu Jodha. Kalau adham yang bersalah, bukan aku. Itulah yang sebenarnya terjadi sekarang. Tapi jmereka menyalahkan aku” Jodha dengan cepat menyahut, “kalau begitu katakan yang sebenarnya. Beritahu mereka kalau Adham Khan yang salah bukan dirimu.” Jalal menyahut kalau dia tidak bisa melakukan itu. Jodha berkata, mungkin Jalal tidak bisa, tapi Ruqaiya bisa. Jalal menatap Jodha tak mengerti, “aku tak mengerti apa maksudmu, Ratu Jodha” Jodha menjelaskan, “yang mulia, kita harus melakukan sesuatu agar pelaku sebenarnya tertangkap dan kau tidak disalahkan. Rakyatmu bahagia melihatmu dan Ruqaiya bersama. Jadi kalau Ruqaiya yang mengatakan pendapatnya dihadapan mereka, mereka akan mendengarkan dia. Dengan cara ini, suaramu akan sampai pada rakyat tanpa kau perlu berdiri didepan mereka.” Jalal menatap Jodha dan mengangguk setuju dengan idenya. Jodha tersenyum.
Tanpa membuang waktu, jalal segera menemui Ruqaiya. Ruqaiya sedang duduk sambil bersedih. Melihat Jalal dia tidak berdiri menyambutnya, dia tetap duduk di tempatnya. Jalal berdiri jongkok di depan Ruq dan berkata, “aku punya solusi untuk masalah kita ini. kau akan bicara pada rakyat dan buat mereka emosi.” Ruq dengan heran bertanya, “kenapa bukan kau saja?” jalal menyahut, “aku merasa mereka akan senang mendengar dari Ratu mereka. jadi kau yang harus bicara pada mereka semua.” Ruq denganbingung bertanya, “tapi apa alasannya?” Jalal memotivasi Ruq, “karena mereka sayang pada Ratunya.” Ruq masih tiak paham, “tapi aku tidak mengerti, kenapa harus aku?” Jalal tidak menjawab, dia hanya tersenyum.
Jalal menyuruh pengawal memanggil Atgah. Atgah datang menemui Jalal dan bertanya, “yang Mulia, anda memanggilku?” Jalal menjawab, benar, Atgah Shahab. Aku ingin kau mengumpulkan rakyat dan beritahu mereka kalau Ratu Ruqaiya ingin bicara pada mereka semua.” Atgah menyahut, “perintahmu akan kulaksanakan, yang mulia.” Sepeninggal Atga, Jalal berpikir, “aku ingin tahu apakah rencana ini akan berhasil.”
Berita tentang Ruqaiya yang akan berbicara di hadapan rakyat tersebar secepat angin. Para ratu dan pelayan membicarakannya. Seorang pelayan berkata, “katanya Ratu Rudqiya ingin berbicara dengan Rakyat.” Seorang pengawal juga memberitahu pengawal yang lain, “kau sudah dengar? Kabarnya Ratu Ruqaiya ingin bicara di depan rakyat.” Resham menemui maham dengan cemas dan berkata, “bahaya, Nyonya. Ratu Ruqaiya ingin bicara di depan rakyat.” Maham terlihat kaget dan berpikir, “apa maksudnya ini?”
Ruqaiya sedang menuju ke Balkon Istana untuk berbicara pada rakyatnya. Di jalan dia berpapasan dengan Jodha. Keduanya saling berhadapan. Jodha tersenyum pada Ruq, tapi Ruq malah menatapnya dengan tatapan Tajam dan geram. Pada Jodha Ruq berkata, “kau bahagia melihatku seperti ini? Hubunganku terancam gara-gara kau. Aku tidak terima. Tunggu saja nanti! Aku akan membuatmu jauh lebih menderita. Daripada yang kau lakukan padaku sekarang ini.” Setelah mengancam Jodha, Ruq melanjutkan langkahnya begitu saja. Jodha hanya diam mendengar ancaman Ruqaiya.
Sinopsis Jodha Akbar episode 126. Ruq berdiri di atas balkon di hadapan rakyat dengan di dampigi oleh para ratu, termasuk Hamida, salima, Gulbadan, dan Jiji anga. Tapi Jodha tidak ada di sana. Rakyat bersorak sorai mengelu-elukan Ruqaiya dengan berteriak, “panjang umur bagi Ratu Ruqaiya! Panjang umur bagi Ratu Ruqaiya!” Untuk menenangkan rakyat, Ruqaiya mengangkat tangannya dan berkata, “aku senang sekali kalian semua menyayangi aku. Aku selama ini selalu memikirkan kesejahteraan kalian semua. Beberapa tradisi ada yang menghambat kesuksesan negara. Salah satunya adalah pernikahan di bawah umur. Dan itulah yang sedang kita alami saat ini.” Maham dan Jodha mengintip dari balik kisi-kisi jendela yang berbeda. Mata maham terbuka lebar penuh kekhawatiran dan kecemasan. Sedangkan Jodha menatap dengan penuh harap, kalau idenya ini akan berjalan lancar. Selain jodha dan Maham, Ada jalal juga yang di dampingi Atgah sedang mendengarkan pidato Ruqaiya dari balik jendela. Ruq melanjutkan, “tradisi menikah di bawah umur adalah budaya kita. Dan sampai sekarang masih tetap berlaku di seluruh kerajaan. Tapi kaisar harus menjadi contoh tauladan. Itu sebabnya kaisar membuat peraturan ini. Dan ini bukan untuk menghancurkan kalian. kaisar melakukan ini untuk kebaikan kalian semua. Agar anak-anak kalian bisa menikah di saat yang tepat. Agar anak-anak kalian memiliki masa kecil yang bahagia. Tapi Komandan Adham Khan menghina pernikahan kami berdua yang kami lakukan saat kaisar dan aku masih kecil. karena itu, besok kaisar akan menceraikan aku.” Maham terbelalak tak percaya, kalau Ruq di hadapan rakyatnya menyalahakan Adham khan. Ruq melanjutkan, “dan semua ini terjadi karena perbuatan Adham Khan. Dan karena Adham Khan, hubungan kami akan segera berakhir.” Begitu Ruq berhenti bicara, Rakyat berteriak-teriak dengan marah menyuruh Adham khan keluar dan menghukumnya. Ruq kembali berkata, “kaisar sudah melakukan yang terbaik. Dan aku berterima kasih pada kalian semua. Atas dukungan kalian pada kaisar. Aku sangat berterima kasih atas kasih sayang kalian padaku. Salam.” Selesai Ruq berpidato terdengarr teriakan, “Adham Khan telah bersalah! Hukum Adham khan!” Ruq menatap rakyatnya. Maham terperanjat ketakutan.
Adham dengan marah menendang piring buah. Maham menenangkannya. Adham dengan emosi berkata, “adham tidak takut siapapun!” Setelah berkata begitu, adham hendak berlari keluar. Tapi Maham mencegahnya sambil berteriak khawatir, “adham! Hentikan! Kau tidak sadar apa yang sedang terjadi? Mereka semua membencimu. Kau harus sembunyi dulu untuk sementara waktu. Kau tidak boleh keluar dari kamarmu!” Adham balas berteriak, “ibu! Aku tidak takut pada mereka! Aku akan hadapi mereka!” Adham berusaha untuk keluar, Maham memegang lengannya menahannya agar tidak pergi, “Adham, hentikan! kau jangan keluar. Kau akan mati kalau keluar. Dengarkan kata-kataku! Kau harus tetap di kamarmu dan jangan keluar! Ikuti perintahku. Kumohon dengarkan perkataanku! Tenanglah.” Adham duduk di kursi, Maham mengelus-elus pundaknya. Tatapan Adham menerawang jauh. Dia membayangkan dirinya keluar dari pintu gerbang, berjalan gagah dan lengkap bersenjata. Tiba-tiba Rakyat mengerubuti dan menyerangnya. Adham berhasil membunuh beberapa dari mereka. tapi kekuatan yang sangat banyak telah membuat dia kalah dan jatuh tersungkur. Membayangkan itu, Adham mau tak mau panik juga. Sementara di luar teriakan rakyat semakin keras. Mereka ingin adham khan di hukum mati.
Sinopsis Jodha Akbar episode 126. Kemarahan rakyat sudah sampai pada puncaknya. Mereka menuntut Adham Khan di serahkan pada mereka untuk di hukum mati. Atgah terpaksa mengerahkan pasukan sebanyak-banyaknya untuk memperketan keamanan di gerbang istana. Sehingga rakyat tidak dapat masuk istana. Resham dengan berlari-lari menemui Mahan, “nyonya! Semua orang minta Adham Khan keluar. Mereka semua ingin menghukum adham khan! Tuan Adham khan dalam masalah besar!” Mendengar informasi Resham, Adham berteriak, “diam!” Maham dan Resham berjingkat kaget mendengarnya. Sambil menghunus belati, Adham mendekati Resham. Resham dengan ketakutan sembunyi di belakang Maham. Adham berkata, “biar aku temui mereka kalau mereka ingin bertemu aku!” Gerak cepat, Adham beranjak keluar dari kamatr, Maham segera menarik tanganya, “Adham! Jangan! Apa kau tidak mendegarkan perkataanku?
~Adham masih memaksa untuk keluar, Maham menagis dan memohon~ Adham, kumohon dengarkan ibumu. Cepat ikutlah denganku.” Maham menarik tangan Adham agar mengikutinya. Maham membuka pintu bilik rahasianya dan menyuruh adham masuk kesana.” Adham menolak, ibu! Aku tidak akan kabur! Adham khan bukan pengecut! Aku tidak takut apapun.” Maham balas berteriak, “Adham khan! Aku ingin kau berpikir sebentar saja dan dengarkan perintahku! Aku melakukan ini semua demi keselamatan nyawamu. Percayalah padaku. Dengarkan perintahku. Ayo masuklah!” Maham memaksa Adham masuk kedalam bilik rahasia dan mneyuruhnya diam di sana sampai Maham menyuruhnya keluar. Maham terduduk didepan cermin dengan panik, “aku harus bagaimana sekarang?” Maham menyuruh Resham menjaga Adham agar tidak keluar dari kamar rahasia itu. Kemudian maham menghapus air matanya dan bergegas pergi.
Di luar istana, rakyat masih berteriak-teriak meminta agar Adham diserahkan pada mereka. Rakyat berusaha untuk menerobos masuk kedalam istana, tapi penjagaan yang ketat dan pintu gerbang yang tertutup rapat menahannya. Atgah mengawasi pergerakan rakyat dari atas balkon. Situasi di luar istana sudah di luar kendali. tapi istana masih aman. Seorang menteri berkata, kalau situasi seperti berlangusng cukup lama, mereka tidak akan mampu menahan rakyat lagi. Atgah menyuruh pembantuny agar menambah jumlah pengawal dan mengontrol keributan masal yang ada di luar istana.
Sementara itu, di luar istana sedang berbicara antar amereka. Seorang lelaki tua berkata, “kita hidup bahagi dengan istri-istrii kita. jadi kenapa kita harus menceraikan istri kita?” Salah seorang berkata kalau semua itu adalah ulah adham khan. mereka mengatakan kalau mereka sama sekali tidak bisa menerima hal ini. karena itu mereka inginkan Adham Khan untuk di hukum.
Atgah mengatur keamanan istana, “kalian jaga di depan gerbang. Jangan ada yang bisa menerobos masuk.” Atgah sedang sibuk mengatur pasukan keamanannya ketika Maham dengan langkah cepat lewat di depannya menuju balkon istana yang tertutup tapi memiliki jendela yang terbuka. Di saat yang bersamaan, Jodha juga sedang menuju ke tempat yang sama. Maham dan Jodha mengintip keluar dari jendela yang berbeda untuk melihat rakyat yang mulai anarkis. Melihat banyaknya rakyat dan semuanya marah pada Adham, Maham sangat ketakutan dan panik. salah satu dari mereka mengambill batu dan melemparkannya ke arah Maham. Kepala maham terluka dan berdarah-darah. Jodha yang melihat lemparan batu itu terperanjat kaget. Dengan cepat dia berlari menghampiri Maham anga. Resham melihat kepala Maham berdarah, segera menarik majikannya itu menjauhi jendela yang terbuka. Jodha menuntun Maham, melihat darah yang mengucur dari luka di kepala Maham, Jodha terlihat cemas.
Di harem, para wanita berkumpul, Jalal ada di antara mereka. Hamida bano dengan cemas berkata, “Jalal, kau tidak bisa pergi keluar sekarang. kau tidak boleh menemui mereka di saat mereka seperti ini. Aku melarangmu untuk keluar menemui dan bicara dengan mereka. kau bisa terancam bahaya.” Atgah muncul dan meminta maaf karena mengganggu. Atgah memberitahu Jalal kalau situasi di luar istana di luar kendali, “kita harus melakukan sesuatu untuk menenangkan mereka.” Jalal bertanya, “bagaimana situasi di luar sana?” Atgah menjawab, “prajurit kita sudah berusaha keras menahan mereka, Yang Mulia.” Hamida dengan tegang mmenyela, “Tidak Shamsyuddin Shahab. jangan biarkan Jalal keluar menemui mereka.” Atgah menyahut kalau dia tidak akan mengizinkan hal itu terjadi.
Tiba-tiba muncul Jodha mengandeng Maham anga yang terluka. Darah Maham sangat deras, hingga sebagian baju putihnya telah belepotan darah. Melihat itu, dengan panik Jalal berlari menghampiri Maham, “ibu, kenapa denganmu?” Jalal membawa Maham masuk kedalam. Tapi Maham menolak, “aku tidak apa-apa, Jalal.” Hamida terperangah kaget, “ya Allah.” Jodha memberitahu, “dia terkena lemparan batu dari kerumunan orang-orang di luar istana.” Dengan marah, Jalal berkata, “siapa yang berani melempar batu pada Badi Ami? Aku akan tanya mereka..” jalal menarik tangan Maham agar mengikutinya. Jodha berteriak, “tapi yang mulia…” jalal memotong ucapan Jodha, “jangan cegah aku, ratu Jodha! Harus ada yang bertanggung jawab karena telah melempari dia dengan batu.” Jalal membawa maham angga pergi, di iringi oleh atgah dan para menteri. Jodha dan para ratu cemas dan mengkhawatirkan keselamatan Jalal….Sinopsis Jodha Akbar episode 12