Sinopsis Jodha Akbar episode 192 by Meysha Lestari . Setelah berbicara dengan Babu, Jalal menemui Jodha dan berkata, “aku sangat terkejut setelah berbicara dengan anak itu. Aku tidak tahu kejadian yang mengerikan itu bisa terjadi di istana..” Jodha menjawab, “itu karena kebenaran itu di sembunyikan darimu. Kau memenangkan perang tapi tidak melihat apa yang terjadi pada orang-orang yang kau menangkan. Beberapa di bawa kesini dan beberapa lagi di jual. Aku pernah bertemu dengan mereka saat pergi ke mandir. Mereka di perlakukan lebih buruk daripada binatang.” Jalal dengan heran bertanya, “darimana kau tahu semua itu?” Jodha menjawab, “Aku melihat semua itu dipasar. Aku bertemu babu di sana. Aku melihat orang-orang di jual di pasar. Mereka kelaparan dan tidak berdaya. Mereka terus menerus mengeluh dan menyalahkan nasib mereka. Anak itu berhasil kabur. Kita tidak bisa merubah apa yang terjadi di luar, tapi kita bisa mengendalikan apa yang terjadi di harem. Dan kitalah yang harus membawa perubahan itu pada orang lain. Itulah sebabya kenapa aku mau para pelayan di harem bekerja dengan niat yang tulus. Mereka harus bekerja dengan bahagia. Hanya dengan cara itu mereka bisa melakukan pekerjaan dengan benar.” Jalal menyahut, “kau benar, Ratu Jodha. Aku seharusnya tahu, selain memberikan perintah langsung untuk menghentikan perbudakan, aku tidak tahu kalau perbudakan ternyata masih ada di kerajaanku.” Jodha dengan prihatin berkata, “ini karena hukumnya tidak di jalankan dengan benar. Atau rakyat tidak akan tahu tentang bagaimana hukum itu seharusnya. Tidak ada hukuman yang jelas bagi orang yang memiliki budak. Itulah kenapa orang tidak takut memiliki budak. Yang Mulia, niat yang buruk itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Tapi sudah menjadi tugas kita untuk menghentikan kejahatan seperti itu. Kita harus membela orang-orang yang lemah seperi itu” Jalal menghampiri Jodha dan berdiri di depannya, “aku setuju denganmu, Ratu Jodha. Aku berjanji padamu, aku akan menyelesaikan semua permasalahn ini. Aku akan membuat hukum baru untuk para pembantu dan pelayan. Aku memberimu kebebasan untuk mengambil semua keputusan yang berhubungan dengan harem. Aku minta padamu untuk datang padaku saat kau membutuhkan bantuanku di harem. Tidak perduli seberapa berat atau gentingnya situasi, aku berjanji padamu, Ratu Jodha. Aku akan mendukung semua usaha baikmu dalam situasi ini. Kau selalu memberikan harapan kepada semua anggota kerajaan di mana aku tidak menyadarinya. Ratu Jodha, aku mohon akhiri semua hal yang buruk di harem, aku akan menghapuskan semua itu. Terima kasih.” jalal kemudian pergi meninggalkan Jodha yang masih terkejut atas kepercayaan Jalal padanya.
Sujamal sedang berjalan di pasar, keamanan sangat ketat. Setiap yang mencurigakan akan di periksa. Beberapa prajurit menyuruh Sujamal minggir. Sujamal berpikir, “patrolinya sangat ketat. Aku harus waspada. Aku harus bertemu Jodha. Aku harus memberitahu dia jika abu mali bekerjasama dengan komadan Mughal dan berencana membunuh Raja. Aku harap, Jodha mengunjungi kuil hari ini. Kuil satu-satunya tempat di mana aku bisa bertemu dengan dia. Jodha satu-satunya orang yang bisa mengenali komandan yang ingin membunuh Raja Jalal.”
Jalal dan Atgah dengan menyamar datang ke pasar. Jalal berkata, “Atgah Shahab, aku telah di beritahu jika praktik perbudakan masih ada di Agra dan di seluruh kerajaan Mughal. Kenapa praktik perbudakan ini masih ada setelah aku membuat hukum untuk menghapuskan ini? Untuk itu, aku ingin menyelidikinya sendiri.” Atgah menyahut, “yang Yang Mulia, itu bertentangan dengan kemanusiaan dengan menjadikan mereka budak. Tapi yang mulia, memang perbudakan masih ada di masyarakat. Dan aku tahu kau akan segera mengambil keputusan untuk menghapuskan itu.” Saat tiba di pasar, Jalal dan Atgah berhenti untuk menyaksikan praktek penjualan budak. Seorang pedagang budak menjual budak wanita yang memiliki anak. Si budak wanita di jual dengna harga 20n koin sedangkan budak anak-anak hanya 10 koin. Seorang pria membeli budak wanita itu dengan harga 17 koin. Pedagang memberikannya. Begitu jual beli sah, si budak wanita menarik tangan seorang anak kecil dan berkata pada tuan barunya, “tuan, aku mohon bolehkah aku membawa anakku?” Si tuan menolak, “aku ingin pelayan yang melayaniku. Jika kau membawa dia, kau akan sibuk mengurusinya.” Jalal menatap kejadian itu dengan wajah menahan geram. Si budak wanita memohon, “tidak, tuan. Dia tidak akan mengganggu pekerjaanku.” Si majikan menjawab, “bukankah kau harus memberi dia makan dan memakaikannya baju? Pelayan itu hanya melayani tuannya saja.” Setelah berkata begitu, si majikan menarik tangan wanita budak yang di belinya dan meninggalkan anaknya. Jalal hendak campur tangan, tapi Atgah Shahab mencegahnya, “ini bukanlah saat yang tepat untuk menghentikan praktik ini.” Jalal dengan heran berkata, “aku sangat terkejut dengan kenyataanya. Jika perbudakan itu masih ada maka sangat bertentangan dengan hukum.” Atgah menjawab, “tapi, jelas ini tidak ada hukumannya. Itulah kenapa orang-orang ini memanfaakannya. Hukuman reformasi tidak bisa membantu merubah sistemnya. Kita harus memberikan revolusi pada rakyat.” Jalal berkata, “kita harus menghapuskan praktik ini tidak perduli apapun yang terjadi. Dan kita harus menentukan hukuman bagi pelanggarnya.” Atgah setuju, keduanya kemudian pergi dari pasar.
Sinopsis Jodha Akbar episode 192. Di harem, dua orang ratu mendatangi Jodha untuk mengadu. Ratu nafisa mengadu kalau cincinya yang akan di pakainya dalam perayaan hilang, saat dia mencarinya, dia melihat cincin itu di pakai Ratu Nazima. Ratu Nazima membantah dengan mengatakan Ratu Nafisa berbohong, cincin itu adalah miliknya dan Nafisa hanya mengaku-aku saja. Jodha dengan bingung bertanya, “bagaimana mungkin cincin itu milik kalian berdua?” nafisa dan Nazima secara bersamaan meminta Jodha percaya padanya. Melihat suasana tegang begitu, Jodha meminta cincin itu dan berkata, “baiklah, yang aku tahu setiap perhiasan akan meninggalkan bekas dari pemiliknya. Aku akan memberikan cincin ini kepada pemilik yang sesungguhnya setelah aku menemukan siapa pemiliknya. Baiklah, Kalian boleh pergi.” Sebelum kedua ratu yang bersengketa itu pergi, Hamida bano dan ratu salima datang. Jodha memberi salam. Hamdia bano mengangguk dan berkata, “hari ini adalah hari perayaan untukmu. Dan kau masih saja sibuk mengurusi harem. Jika kau tidak istirahat, kau tidak akan bisa menikmati perayaan malam ini.” lalu Hamida berkata pada Nazima dan Nafisa, “apa kalian berdua bisa melupakan keluhannya dan berisap-siap untuk perayaannya?” nafisa dan nazima segera memberi salam dan pergi. Hamida kembali berkata pada Jodha, “Jodha, Jalal sudah mempersiapkan perayaan untukmu.” Jodha tersenyum, “ibu, aku merasa terhormat mengetahui Raja sudah membuat perayaan untukku. Tapi dia juga memberikan aku tanggung jawab untuk mengurus harem ini. Itulah kenapa aku harus melaksanakan tugasku. Aku akan bersiap-siap untuk perayaan sebentar lagi.” Hamida bano memuji, “aku senang melihat dedikasimu pada pekerjaan. Ratu salima telah memberitahuku tentang keputusanmu yang membantu para pelayan itu. Dan aku senang Jalal mendukung itu juga.” Salima menimpali, “itulah kenapa ibu punya hadiah atas kebaikanmu.” Jodha tersenyum, “ibu, kenapa kau membawakan hadiah untukku?” Hamida menjawab, “Jodha, kau itu sudah menganggapku sebagai ibumu dan menganggap salima sebagai kakakmu. Kau tidak boleh menolak hadiah yang di berikan ibu dan kakakmu. Nak, saat kau datang ke Agra, situasinya sangat tidak biasa bagimu. Banyak orang yang keberatan dengan pernikahamu dengan Jalal. Tapi aku senang melihat bagaimana caramu memenangkan hati mereka, dengan perbuatanmu yang mulia itu. Dan aku juga senang melihat kepercayaan yang Jalal berikan padamu. Aku selalu bepikir jika Jalal itu selalu kesepian walaupun banyak ratu yang ada di sekitarnya. Tapi sekarang aku merasa dia punya rekan hidup di dalam dirimu. Aku punya perasaan jika Jalal selalu senang jika dia berada di sampingmu. Aku bisa melihat kebahagiaan di matanya. Aku juga berharap kau bahagia menemani Jalal. Apakah ada sesuatu tentang dia yang mengganggumu?” Jodha menggeleng, “tidak ibu, dia tidak pernah lagi membuatku marah.” Ratu salima berkata, “Ratu Jodha, ibu telah membuatkan baju untukmu semuanya sesuai warna kesukaanmu. Dan dia akan merasa senang jika kau mau memakainya di perayaannya malam ini.” Jodha mengangguk. Hamida tersenyum bahagia, dia mengelus pipi Jodha dengan penuh kasih sayang. Lalu berpamitan. Salima pun mengikutinya.
Atgah sedang mengecek persiapan pesta nanti malam. Atgah bertanya pada anak buahnya, “bagaimana persiapan untuk malam ini?” Anak buahnya memberitahu kalau semua persiapan sudah siap, makan untuk rakyat juga sudah di siapkan. Banyak seniman akan tampil untuk menghibur rakyat. Atgah terlihat senang dan lega, “bagus, aku ingin persiapannya luar biasa.” Atgah kemudian melangkah pergi.
Sujamal bersembunyi di balik tiang sambil mengawasi Atgah. Sujamal berpikir, “dia sepertinya menteri yang sangat penting. Aku akan memberitahu dia tentang penyerangan kepada kaisar malam ini.” Suja kemudian menulis surat di selembar kain dan menyuruh anak kecil memberikannya pada Atgah. Saat itu Atgah sedang bertanya pada Shahabuddin, “apa yang kau lakukan kepada orang-orang yang menjual budak di sana?” Shahabuddin menjawab kalau dirinya sudah menangkap mereka semua, “tapi mereka itu sepertinya hanya perantara saja.” Atgah memberitahu Shahabudin kalau Jalal telah memerintahkan untuk menyelidiki masalah ini. Shahabuddin setuju. Anak kecil utusan Sujamal memdekati Atgah dan menyerahkan pesannya. Atgah membaca pesan itu. Sujamal mengawasinya dari kejauhan sambil berpikir, “siapa yang bersekutu dengan Abu Mali? Siapa pengkhianat yang ingin membunuh raja? Siapa yang ingin menghancurkan kehidupan Jodha? Aku tidak akan membiarkan raja di serang. Aku tidak akan membiarkan kehidupan Jodha hancur.”
Sinopsis Jodha Akbar episode 192. Setelah membaca pesan itu, Atgah bertanya pada sianak siapa yang mengirim pesan. Si anak menunjuk kearah Sujamal tapi sujamal sudah tidak ada. Atgah kemudian menyuruh pengawal memeriksa tempat yang di tunjuk sianak. Dan menyuruh mereka menemukan pengirim pesan itu. Shabuddin penasaran, tapi Atgah tidak mengatakan apa isi pesannya hanya meminta pengawal agar memperketat keamanan dan menangkap semua orang yang terlihat mencurigakan. Para prajurit pergi menjalankan perintah atgah. Sharifudin datang kesana dan tertegun melihat ketatnya penjagaan. Sharifudin menghampiri Atgah. Atgah menyapanya dan bertanya kenapa Sharif ada di sini? Sharif dengan sedikit kikuk menjawab, “aku dengar di sinilah tempat perayaan. Jadi aku pikir aku akan datang untuk membantumu dengan persiapannya.” Atgah berkata, “ada satu hal yang ingin aku diskusikan denganmu.” Sharif mengangguk. Atgah mengajak Sharif mencari tempat yang aman. Atagah memberitahu Sharif kalau dia menerima pesan kalau Abu mali akan menyerang raja saat perayaan.” Sharif terkejut, “apa itu benar?” Atgah menegaskan, “ya, itu benar.” Sharif bertanya darimana atgah mendapat kabar itu? Atgah mengatakan kalau dirinya mendapat kabar itu dari orang yang tidak di kenal. Sharif dengan panik menghunus pedangnya sambil bertanya, “apa dia memberitahumu siapa yang terlibat penyerangan ini?” Atgah menggeleng, “tidak. Aku hanya mendapatkan berita itu tentang abu mali saja. Tapi aku curiga sekutunya akan datang ke tempat ini.” Sharif terlihat lega dan menyarungkan kembalipedangnya. Atgah berkata, “aku senang kau menawarkan bantuan, aku rasa aku butuh bantuanmu. Aku ingin menugaskanmu untuk menjaga Raja.” Sharif tersenyum, “aku senang bisa menjaga keselamtan Raja.” Atgah kemudian meninggalkan Sharif yang tersneyum dan berpikir, “kau sudah membuat kesalahan Atgah Khan. Kau sudah menugaskan pencuri untuk menjaga emasnya.” Sambil tertawa gembira Sharif mengucap syukur pada tuhan. Tapi sharif penasaran siapa orang yang mengirim pesan itu.
Maham sedang berbincang-bincang dengan Resham. Resham bertanya, “nyonya, kalau ratu Ruqaiya sudah rela melihat Ratu Jodha menjadi kapala harem, kenapa kau cemas?” Maham menjawab, “Resham, kau masih saja bodoh! Aku tidak mengkhawatirkan tentang Ruqaiya. Aku mengkhawatirkan diriku. Itu karena ratu Jodha sudah mulai menentang aku. Apa kau tidak melihat ratu Jodha menolak saranku saat aku memberikan saran padanya? lalu dia mengajak jalal pergi saat Jalal sedang bersamaku. AKu tidak tahu apa yang dia tunjukan kepada Jalal di harem. Resham, jika Ratu Jodha menolak pendapatku, aku kan kehilangan martabat jabatanku. Aku pikir Ratu Ruqaiya akan membantuku melawan Ratu Jodha. Tapi ternyata dia tidak membantuku sama sekali. Bahkan perayaan untuk ratu Jodha itu tidak mempengaruhinya. Dia bahkan bersiap-siap untuk hadir di perayaan Ratu Jodha. lalu bagaimana dia akan membantuku? ratu Ruqaiya sepertinya tidak berguna untukku.” Tiba-tiba Javeda muncul dan berkata, “aku butuh bantuanmu, ibu.” Sambil berguman Maham menyentuh keningnya pura-pura pusing, “oh tidak, kenapa dia selalu datang padaku saat aku sedang marah?” lalu pad Javeda, Maham tersenyum dan bertanya, “kenapa kau berpikir kalau aku bisa membantuku?” Javeda menajwab, “aku belum merias diriku sendiri. AKu belum siap untuk perayaan itu, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Dan aku harus terlihat yang terbaik untuk perayaannya malam ini. Bukankah begitu ibu?” Maham dengan wajah tak suka mengangkat tanganya, “cukup..cukup! Aku akan membantumu.” javeda tersenyum senang. Maham berkata pada Resham, “Resham, suruh pelayan untuk membantunya.” Maham kemudianberkat apad aJaveda, “pelayan akan membantumu untuk bersiap-siap untuk perayaan malam ini. Tentu saja Javeda, kau akan terlihat sangat cantik malam ini.” javeda tertawa, “apakah aku boleh mengatakan sesuatu, ibu? Kau itu selalu iri kepada orang lain. Tapi terkadang kau itu sangat baik padaku.” Maham membentak Javeda dengan marah, “berani-beraninya kau! Berkata begitu padaku? Apa kau tidak tahu aku ini perdana menteri dari kerajaan Mughal?” Resham memanggil Maham, “nyonya..” Maham menoleh karah Resham sambil membentak, “apa?” Resham memberi isyarat denga matanya meminta Maham untuk tenang. Maham kemudian tertawa di buat-buat. Javeda terlihat ketakutan dan menatap Maham. Maham sambil tertawa berkata, “kau tahu Javeda, itu hanya lelucon. Kau tidak boleh mempermainkan orang lain. AKu akan bicara denganmu lagi nanti, kau boleh pergi.” Javeda membantah, “kenapa ibu? Aku tidak bermaksud begitu.” Dengan tegas Maham berkata, “sebaiknya kau jangan ulangi itu lagi, kau harus menjaga sikapmu. Sekarang pergilah, siapkan dirimu agar terlihat cantik.” Javeda tertawa, “tentu saja. Orang-orang akan berpikir jika menantunya Maham Anga itu cantik sekali. AKu akan bersiap-siap.” Setelah Javeda pergi, Resham menertawakan javeda. Maham melotot marah pada Resham. Tawa Resham langsung terhenti.
Sinopsis Jodha Akbar episode 192. Jodha bersama moti sedang memilih baju untuk di pakai ke perayaan. Jodha bertanya, “Moti, baju mana yang harus aku pakai?” Moti menjawab, “semua bajunya bagus-bagus. Kau harus memutuskan yang mana yang akan kau pakai.” Jodha menyahut, “kalau aku tahu baju yang mana yang akan ku pakai, kenapa aku harus bertanya padamu?” Tiba-tiba terdengar suara Jalal, “pakai saja baju yang berwarna hijau, ratu Jodha.” Jalal melepas sepatunya dan masuk kekamar Jodha. Jodha dan Moti segera bergegas berdiri. Jalal berkata, “kau sangat cantik saat kau memakai baju berwarna hijau.” Moti memberi salam dan pergi. Jalal menghampiri dan berdiri di depan Jodha. Jodha bertanya, “kenapa kau datang ke sini? Kau bisa memanggil aku jika kau mau bertemu denganku.” Jalal menyahut, “aku bisa saja memanggilmu tapi tidak baik mengganggu istri saat dia sedang berisap-siap. Karena perayaan ini untukmu aku pikir aku yang akan datang menemuimu.” Jodha tersenyum, “kau itu raja, kau boleh menemuiku kapan saja.” Jalal membalas, “aku butuh ijin darimu untuk bisa bertemu denganmu. Ratu Jodha, aku lupa jika aku ini selalu memaksa dan melakukan sesuatu tanpa seizinmu.” Jodha memasak wajah pura-pura kesal. Jalal tertawa, “ngomong-ngomong, aku datang kesini hanya ingin tahu apa kau mau datang ke perayaannya bersamaku?” Jodha menjawab, “aku merasa terhormat bisa menemanimu.” Wajah jalal berseri-seri, “terima kasih, ratu Jodha. kau harus tahu ratu Jodha, aku sangat takut sekali saat kau meminum racun itu. Dan aku masih belum menemukan jawabannya kenapa kau meminum racun itu?” Jodha tertagun sambil menatap Jalal, lalu dengan sedikit gugup dia menjawab, “aku ingin menyelamatkan nyawamu.” Jalal menyela, “itulah pertanyaanku, ratu Jodha. kenapa kau mempertaruhkan nyawamu untuk menyelamatkan aku?” Jodha telihat bingung, “aku selalu memberitahumu jika aku hany aingin menyelamatkan nyawamu.” Jalal mengejar, “ratu Jodha, kau tahu jawaban itu tidak benar kalau kau menyelamatkan aku hanya kerana aku ini suamimu. AKu meminta padamu, Ratu Jodha. Berikan aku jawaban yang benar.” Jodha tanpa berani menatap Jalal berkata, “aku menyelamtakan mu karena ~jalal menunggu dengan penuh harap~ Karena itu sudah tugasku.” jalal tertawa, “kau itu menghindar dari jawaban yang sebenarnya. tapi aku tidak akan pergi dari kamarmu ini sebelum kau mengatakan yang sejujurnya.” jalal dan Jodha masih saling menatap ketika tiba-tiba seorang pelayan masuk dan memberitahu kalau Raja Bharmal dari Amer ingin bertemu denganya. Jalal tertawa dan berkat apad asi pelayan, “suruh Mirza hakin dan Maan Singh untuk menyambutnya, aku akan segera kesana.”
Jalal kembali menatap Jodha sambil tertawa, “kau sunggu beruntungan, Ratu Jodha. Tapi aku akan datang menemuimu lagi untuk meminta jawaban yang sejujurnya. Dan kau tahu betapa keras kepalanya aku.” Jodha menatap Jalal, Kalal bals menatapnya. lalu keduanya saling tersneyum ….Sinopsis Jodha Akbar episode 193