Sinopsis Jodha Akbar episode 193 by Meysha Lestari. Jalal dan Jodha pergi menemui Raja Bharmal yang menunggu di aula kerajaan. Mereka saling memberi salam. Jalal berkata, “kau datang di waktu yang sangat tepat. Hari ini aku membuat perayaan atas kesembuhan ratu Jodha.” Jodha tersenyum dan memberi salam pada ayah dan kakak-kakaknya yang dengan tersenyum bangga dan bahagia membalas salam Jodha. Bharmal bertanya, “bagaimana keadaanmu Jodha?” Jodha menjawab, “aku baik-baik saja. Dan bagaimana keadaan ibu dan nenek?” Bharmal menjawab kalau semua baik-baik saja, “kami sangat khawatir saat mendengar kau minum racun. Dan baru lega setelah aku memberitahu mereka kau baik-baik saja. Kau sudah membuat aku bangga sekali lagi. kau sudah menunjukkan keberanianmu dengan mempertaruhkan nyawamu untuk menyelamatkan nyawa kaisar.” Jalal menimpali, “tentu saja. Aku bisa hidup akibat keberanian dari ratu Jodha. Aku selalu berhutang nyawa kepadanya sepanjang hidupku.” Bharmal menyela, “aku mohon, jangan berkata seperti itu. Jodha telah melakukan tugasnya itu sebagai seorang Rajputs.” Jalal mengangguk setuju, “dan aku tahu dia akan melakukan apapun untuk melaksanakan tugasnya. Ratu Jodha, aku minta kau bersiap-siap untuk perayaan. Aku ingin bicara dengan raja Bharmal secara pribadi.” Jodha mengangguk, “ya. Baiklah. ~kata Jodha pada keluarganya~ Aku akan bertemu lagi dengan kalian semua saat perayaannya nanti.”
Sepeninggal Jodha Jalal bertanya pada Raja Bharmal. “aku harap kau tahu jika wilayah Mewat telah di serang. ~Bharmal mengangguk~ Dan aku harap kau juga tahu jika ada keluargaku yang terbunuh dalam penyerangan itu.” Barmal dengan wajah tegang berkata, “ya Yang Mulia, aku turut berduka atas kehilanganmu. Dan aku datang menemuimu untuk membahas masalah ini. Yang Mulia, aku ingin mengingatkanmu jika aku sudah memutuskan tali persaudaraan dengan Sujamal Singh. Dia pergi dari Amer sudah sejak lama, semenjak dia memberontak padaku. Dan aku sangat malu padamu karena tindakannya itu. Itu karena dia adalah bagian dari keluargaku.” Jalal menenangkan, “Aku tidak marah padamu aku bisa mengerti keadaanmu. Sujamal Singh menyerang Mewat. Tidak lama lagi, aku akan bertarung dengannya. Sekarang silahkan istirahat. Aku ingin dia di layani. Aku akan bertemu denganmu lagi saat perayaan nanti malam.” Jalal kemudian berpamitan.
Mali dan Sharif bertemu di dalam sebuah gubuk di tengah hutan. Mali bertanya, “siapa orang yang tahu tentang konspirasi kita melawan raja?” Sharif menjawab, “aku tidak tahu. Apa langkahmu berikutnya?” Mali berkata, “kita akan menyerang Raja malam ini. Sharifuddin, katakan padaku secara detail tentang tempat perayaannya.” Sharifudin membuka lembaran peta yang di bawa nya dan menjelaskan detailnya pada Mali. Mali memuji Sahrif dan menjelaskan rencananya. Penyerangan hanya akan di lakukan setelah acara di mulai, karena pada awal acara, pasti pengawalan sangat ketat. Tapi setelah acara berlangsung, maka penjagaan pasti akan sedikit longgar. Itulah saat yang tepat untuk menyerang. Saat perayaan pada puncaknya.” Mali dan Sharif berdiri menatap anak buahnya yang akan menjalankan rencana mereka. Pada anak buah itu, Mali berkata, “aku harap kau tahu apa yang harus kau lakukan ..” Si anak buah menjawab, “tentu.” Mali menegaskan kembali, “aku ingin kau ingat, kalau kau hanya punya satu kesempatan untuk menyerang jalal. Kau harus membunuh Jalal dengan satu serangan saja. Malam ini, jalal akan tidur dengan tenang selamanya. Besok pagi, aku akan merebut Agra.” Mali tersenyum penuh harap. Begitu juga Sharif.
Jodha sedang bersiap-siap untuk menghadiri perayaan di bantu Moti. Jodha berkata, “aku senang ayah bisa menemuiku. Itu akan menambah kan kebahagiaan semua orang.” Moti menyahut, “ya. Kedatangan dia telah mengejutkan kita. Aku rasa, Tuhan ingin memberikanmu kebahagiaan di dunia ini, Jodha.” Moti lalu memasangkan dupatta Jodha ke kepalanya.
Di kamarnya, Ruq juga sedang berdandan dan bersiap-siap di bantu oleh Hoshiyar. Hoshiyar berkata, “aku akan menemuimu sesegara mungkin saat aku mendapatkan kesempatan. ~Ruq tertawa~ AKu hanya punya satu permintaan. Aku harap kaulah yang tercantik di perayaan ini.” Ruq tersenyum dan menyahut, “aku senang kau bisa datang kesini. Aku tidak ingin Jalal melihat orang lain di perayaan itu selain aku. Dandani aku sebaik mungkin. Walaupun perayaannya untuk Jodha, aku ingin ke perayaan itu bersama Jalal.”
Semua pelayan sedang berarak menuju ke tempat perayaan. Mereka terlihat gembira karena mereka semua di undang ke pesta dan itu karena Jodha. Sebab itu mereka semua memuji Jodha.
Ruqaiya datang ke kamar Jalal. Tapi pelayan Jalal mengatakan kalau Jalal pergi ke perayaan bersama Jodha, Ruq menjadi kesal dan geram, dia berpikir,”Dia pergi ke perayaan itu bersama Ratu Jodha? Sekali lagi Ratu Jodha telah mengganggu waktuku bersama Jalal. Aku tidak akan menyerah dengan mudah. Aku akan menghentikan Ratu Jodha mendapatkan apa yang dia inginkan.
Sinopsis Jodha Akbar episode 193. Iring-iringan Jodha dan jalal tiba ditempat perayaan. Jalal mengendarai kuda sedangkan Jodha duduk dalam tandu. Semua orang memberi salam dan mengelu-ngelukan Jodha dan Jalal. Saat Pengawal mengumumkan kedatangan Jalal dan Jodha, Sujamal terlihat di antara para kerumuman sedang mengamati sekeliling mencari-cari orang yang akan membunuh Jalal. Diantara kerumunan juga ternampak Sharifudin. Jalal turun dari kudanya dan Jodha keluar dari tandunya. Sujamal memgamati Jodha dengan rasa banga bercampur khawatir. Jodha dan Jalal duduk berdua diatas tahta yang tersedia di sana. Para ratu pun berdatangan, Hamida, Salima, Ruqaiya dan lain-lain. Ruq menatap Jodha dan Jalal yang duduk berdampingan dengan tatapan iri dan cemburu. Maham anga juga hadir. Javeda yang melihat maham menyapa, “ibu, kenapa kau tidak pergi bersamaku?” Maham tersenyum di paksakan, “memangnya kenapa Javeda?” Javeda menjawab, “aku sudah memakai pakaian yang sangat bagus.” Maham tertawa, “bagus kalau begitu, kenapa kau tidak datang ke perayaan itu?” Javeda tersenyum dan pergi meninggalkan maham.
Atgah menanyakan kondisi keamanan pada anak buahnya. Atgah berkata, “aku ingin kalian semua tetap waspada di sini.” Sementara itu, Sharifudin terlihat gelisah, dalam hati dia berkata, “kenapa utusannya Abu mali belum datang juga? Dia harus menyerang Jalal, kenapa dia belum datang juga?” Sujamal juga berada dalam kerumunan mencari-cari utusan mali yang akan membunuh Jalal. Dia menatap Jodha yang terlihat bahagia duduk disamping Jalal. Sujamal berkata dalam hati, “aku sudah berjanji kepada Ratu Jodha, jika aku akan menjaga suaminya. Dan kaisar akan di serang hari ini. Aku harus melindungi dia apapun resikonya. Ini adalah kesempatanan emas untuk musuh. Untuk menyerang raja saat dia bersama rakyatnya. Musuh pasti akan memanfaatkan kesempatan ini. Dan aku harus menghentikan serangan mereka kepada kaisar.”
Ruqaiya dengan marah menatap Jodha dan berkata dalam hati, “aku tidak akan memaafkanmu Ratu Jodha. Kau telah membuat kesalahan besar karena datang ke perayaan ini bersama Jalal.” Maham yang berada di dekat Ruqaiya berkata, “ratu Ruqaiya, aku tahu apa yang kau pikirkan. Ratu Jodha membuat kesalahan besar karena datang ke perayaan ini bersama Jalal.” Ruq tersenyum dan mengelak, “bukan itu yang kupikirkan. Lagi pula perayaan ini untuk Ratu Jodha. Jadi tidak masalah bagiku jika kaisar datang bersama ratu Jodha.” Maham tertawa, “aku berharap aku ini bukan wanita yang cerdas. Aku tahu kenapa kau marah. Tidak ada orang yang menyadari itu, tapi aku bisa melihatnya. Aku bisa mengerti situasimu. Saat kaisar datang tidak bersama istri utamanya. ” Ruq tertawa sinis, “Ratu Jodha mungkin meminta Jalal untuk menemaninya ke perayaan ini dan dia pasti sudah menyakinkannya.” Maham menggeleng tak percaya, “aku berharap jika itu benar, tapi sayangnya kau salah. Ratu Jodha tidak memaksa Jalal. Jalal yang meminta Ratu Jodha untuk menemaninya datang ke perayaan ini. Lagipula, apa yang terjadi ini selalu untuk kebaikan. Dan sangat bagus sekali jika kau tidak berkata apa-apa. Itu bisa membantumu menjaga toleransi. Dengan semua yang akan terjadi selanjutnya, kau akan terbiasa hidup seperti ini. Dan kau harus hidup seperti ini selamanya.” Ruq menyerigai licik, “berapa lama Ratu Jodha akan membuat Jalal jauh dariku? Setelah perayaannya berakhir, Jalal dan aku akan bermain carur dan kami akan pergi berburu. Dan ratu Jodha terpaksa harus sendirian.”
Jalal dan Jodha duduk berdampingan di podium. Rakyat mengelu-elukan nama keduanya. Jalal berdiri untuk berpidato. Dia memgangkat tanganya dan berkata, ” aku berterima kasih kepada semua orang yang telah datang ke perayaan ini. Aku sudah berjanji pada kalian semua untuk membuat perayaan untuk kesembuhan Ratu Jodha. Dan hari ini, aku telah memenuhi janjiku.” Rakyat bersorak-sorai mendengarnya, “Hidup raja Jalal! Hidup Ratu Jodha!’ Jalal melanjutkan, “aku ingin membuat pengumuman di acara yang membahagiakan ini. Setiap manusia berhak untuk mendapatkan kebebasannya dan orang lain tidak berhak memperbudak mereka. Maka dengan itulah aku ingin mengumumkan kalau praktik perbudakan di kerajaan Mughal di hapuskan.” Jodha terlihat terkejut dan sangat senang. Rakyat kembali bersorak, “Hidup Kaisar! Hidup Ratu Jodha!” Maham dan Ruq tertegun kaget. Keluarga Amer dan ratu Salima serta Hamida beserta ratu-ratu yang lain tersenyum bahagia. Jalal menyuruh Atgah membacakan reformasi dari hukum barunya. Sesuai perintah Jalal, Atgah pun kemudian membacakan dekrit undang-undang tentang perbudakan yang baru di sah kan Jalal. Setelah mendengar bunyi hukum itu, Rakyat kembali bersorak sorai dengan riuh.
Sinopsis Jodha Akbar episode 193. Jalal berkata lagi, “aku sudah memenuhi satu lagi janjiku pada kalian. Aku bilang akan menjadi bagian dari perayaan ini sebagai orang biasa. Jadi aku akan menghapuskan perbedaan dari seorang raja dan rakyat biasa dengan membuka mahkotaku.” Setelah berkata begitu, Jalal melepas turbannya dan menyerahkannya pada Atgah, “dan sekarang aku bukan lagi kaisar, aku meminta kalian semua untuk melaksanakan perayaan ini bersamaku dan menjadi bagian dari keluargaku.” Rakyat kembali bersorak. Sharifudin dan Sujamal keduanya menjadi tegang. Satu menanti pembunuh, satu lagi ingin menangkap pembunuh. Jalal mempersilahkan Jodha duduk. Setelah keduanya duduk berdampingan, Jodha bertanya, “yang Mulia, kenapa kau tidak memberitahuku tentang pengumuman itu? Aku sudah belajar bagaimana seninya memberikan kejutan, darimu. Ratu Jodha. Apakah kau suka hadiahnya?” Jodha melirik Jalal dan tersenyum, “sangat luar biasa.” Jalal tersenyum senang. Lalu dia berteriak, “Ayo kita mulai perayaan ini!”
Perayaan pun di mulai. Atraksi sedang berlangsung, tarian dan nyanyian di tampilkan. Sharifudin sibuk mencari pembunuh yang di kirim abu mali. Sujamal yang melihat Sharif berusaha menyembunyikan diri takut di kenali. Tiba-tiba seorang pria menabrak Suja, suja minta maaf. Setelah orang itu pergi, Suja baru mengenali kalau dia adalah tangan kanan abu Mali yang temuinya di sumur tepi hutan waktu itu. Sharif yang juga mengenali pembunuh itu tertawa bahagia dan berkata dalam hati, “…sebentar lagi Kaisar akan mati..~
Jalal turun dari podium untuk bergabung dengan rakyatnya. Atgah melihat itu dan bertanya, “yang mulia, apa yang kau lakukan?” Jalal tersenyum dan menepuk pundak Atgah, “jangan khawatir, Atgah Khan. Aku akan aman bersama rakyatku juga.” Atgah menyela, “aku yang Mulia, tapi musuh bisa datang dari mana saja. Mereka mungkin sedang menyamar untuk menyerangmu. Izinkan aku melaksanakan tugasku.” Jalal menepuk bahu Atgah sambil mengangguk. Jalal hendak melangkah kembali ke tempatnya. tapi dua orang penari datang menghampiri dan mengangkat Jalal di pundak mereka dan membawanya berputar-putar. Si pembunuh merasa mendapat kesempatan, “aku harus mendekati yang mulia agar aku bisa menyerangnya. Tembakanku tidak boleh meleset.”
Sementara itu, Sujamal juga sibuk mencari kemana perginya si pembunuh. Si pembunuh sejak memasang alat yang akan di gunakan untuk membunuh Jalal. Alat itu berbentuk jarum kecil yang beracun. Sujamal melihatnya. Tanpa buang waktu lagi, Sujamal mendekati lelaki itu, menodongkan pisau di perutnya dan menyuruhnya keluar diam-diam. Sahrifudin yang melihat itu membuntutinya dari belakang. Sampai di luar, Sujamal menghajar lelaki itu habis-habisan dan berhasil membunuhnya. Sujamal dengan berang berkata, “kau ingin menghancurkan hidup Jodha ku, iyakan?” Sujamal belum sempat bangkit ketika Sharif dan beberapa pengawal datang. Sharif menyuruh para pengawal menangkap Sujamal dengan tuduhan menyerang raja. Terjadi pertarungan sengit antara Sujamal dan para pengawal serta Sharif. Akhirnya mereka berhasil menangkap Sujamal. Dengan geram Sharif mencengkeram leher suja dan bertanya, “kau siapa? Apa yang kau laukan di sini? Kau bekerja untuk siapa?” Sujamal tidak menjawab, dia melihat cambang palsunya sedikit terbuka. Sharif juga melihat itu. Dengan penasaran Sharif menarik cambang palsu Sujamal dan terkejut, “Sujamal!” Sharif teringat bagaiman Suja membiarkan dia pergi setelah berhasil menyerangnya di tepi sungai beberapa waktu yang lalu. Sharif tersenyum menyerigai. Tapi entah mengapa, dia seperti sengaja melonggarkan cengkeramannya di leher Sujamal. Peluang itu di gunakan oleh Sujamal untuk melarikan diri. Sharif berteriak-teriak. Atgah dan Jalal sambil berlari menghampiri Sharif. Atgah bertanya, “ada apa? Siapa pria itu?” Sharif menjawab, “Sujamal! Mata-mataku yang menyamar berhasil membongkar kedoknya.” Jalal dengan geram dan penasaran bertanya, “kenapa dia kesini?” Sharif menayahut, “hanya ada satu alasan kenapa dia datang kesini..dia ingin membunuhmu!” ….Sinopsis Jodha Akbar episode 194