Sinopsis Jodha Akbar episode 391 by Sally Diandra. Malam itu Jodha sedang tidur dikamarnya, dia teringat pada ramalan Shagnui Bai : “Kamu akan terpecah antara cinta pada anakmu atau kewajibanmu sendiri” …. Jodhapun bangun dari tidurnya, dirinya semakin gelisah memikirkan Salim, apalagi akhir akhir kelakuan Salim semakin diluar kendalinya. “Aku harus menceritakan ini pada, Yang Mulia …. harus !” ujar Jodha sambil bergeser dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar. Sesampainya di kamar Jalal, dilihatnya suaminya sedang tertidur pulas, rasanya tidaklah pantas membangunkannya pada tengah malam seperti ini, tapi apalah daya … perasaan didadanya terasa sesak menyiksanya, ketika Jodha sudah semakin dekat dengan Jalal, perlahan lahan disentuhnya dada suaminya yang bidang itu, tiba tiba saja Jalal bangun dengan belati ditangannya yang siap dihunuskan kapan saja, tapi begitu dilihatnya Jodha ada didepannya, diurungkan niatnya itu, “Ratu Jodha, ada apa kamu malam malam kesini ?” tanya Jalal penasaran, “Tidak ada apa apa …. tidurlah” kata Jodha sambil hendak berlalu dari hadapan Jalal, namun sebelum Jodha pergi, Jalal mampu menghentikannya, disambarnya lengan Jodha, “Berhenti ! aku tahu kita sedang ada masalah diantara kita tentang cara mendidik Salim, tapi kita adalah sepasang suami istri yang saling mencintai satu sama lain, apakah kamu baru saja bermimpi buruk ?” tanya Jalal penasaran, “Yaaa … Yang Mulia, aku sangat khawatir kalau nantinya akan ada jarak antara kamu dan Salim, aku merasa diriku ini terpecah terbagi dua diantara kamu dan Salim” kata Jodha sedih, “Semuanya akan baik baik saja dengan berlalunya waktu, Ratu Jodha” ujar Jalal sambil menenangkan Jodha, “Kita akan melihat Salim menjadi seorang Raja yang besar, kamu akan melihat bagaimana anak kita akan menjadi seorang yang bijaksana” ujar Jalal lagi, “Yaaa … semuanya akan baik baik saja tapi kamu tahu kan bagaimana Salim sangat marah pada kita berdua, sejak dia kembali ke istana dia tidak mau mendengarkan dongengku lagi, dia tidak mau mendengarkan nyanyian pengantar tidurku lagi, bahkan dia tidak mau makan dari suapanku” kata Jodha sedih, Jalalpun ikut sedih mendengar cerita Jodha, kemudian dipeluknya istrinya itu lembut, Jalal berusaha untuk menghibur Jodha, sementara Jodha menangis dipelukan Jalal, “Jangan khawatir, Ratu Jodha … aku janji aku akan mengatur segalanya” ujar Jalal, “Sekarang tidurlah …. “ pinta Jalal, “Kamu juga, Yang Mulia …. Istirahatlah” kata Jodha sambil merenggangkan tubuhnya keluar dari pelukan Jalal, kemudian Jodha berlalu meninggalkan Jalal. Dalam perjalanannya menuju ke kamarnya sendiri, Jodha mampir memasuki kamar Salim, dilihatnya anaknya sedang tidur sambil meringis kesakitan, Jodha mendekatinya dan duduk di sebelah Salim, “Salim, apa yang terjadi sayang ??? ibu ada disini untukmu” bisik Jodha sambil mencium kening Salim, tiba tiba dalam tidurnya Salim memegang tangan Jodha, Jodha tak kuasa menahan emosinya, Jodha berusaha menahan tangisnya, dadanya terasa sesak tapi ditahannya sekuat tenaga, dalam hatinya berkata : “Jika kamu bangun, kamu tidak akan membiarkan ibu dekat denganmu, nak … bahkan duduk disebelahmu saja ibu tidak boleh, kamu sangat marah padaku, ibu berharap kamu mau memaafkan ibu dan memeluk ibu seperti dulu … ibu tidak tahu siapa yang telah berbuat jahat yang ingin memisahkan kita” bathin Jodha sedih.
Keesokan harinya Jodha sedang berdandan dibantu oleh Zakira, “Hari ini aku akan merubah semua jarak antara aku dan anakku, Zakira … aku akan memasakkan makanan buat Salim hari ini dan aku akan membuat ayah dan anak makan bersama sama” kata Jodha, “Itu ide yang bagus, Ratu Jodha” ujar Zakira sambil terus asyik mengepang rambut Jodha, “Kami memang harus bersama sama layaknya sebuah keluarga, Zakira … ada Raja, Mariam Uz Zamani dan Pewaris tahta Kerajaan” kata Jodha lagi, tiba tiba seorang tukang masak Kerajaan datang tergopoh gopoh menemui Jodha setelah mendapatkan ijin untuk masuk ke kamar Jodha, tukang masak itu langsung bersimpuh dikaki Jodha sambil menangis, Jodha dan Zakira kaget melihatnya, “Yang Mulia Ratu, toloooong … selamatkan anak hamba, dia juga tukang masak istana” ujar tukang masak tadi, Jodha langsung menyuruhnya berdiri dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, “Hari ini dia telah membuat kesalahan, dia menambahkan sedikit bumbu kedalam makanan, kemudian Ratu Rukayah mencicipinya dan sekarang Ratu Rukayah sedang menghukumnya …. Tolong selamatkan dia, Yang Mulia Ratu” pinta tukang masak dengan mengiba, Jodha langsung beranjak keluar setelah mendengar cerita tukang masak tersebut.
Dihalaman istana, Jodha yang diikuti oleh Zakira dan tukang masak tadi menemui Rukayah yang sedang mencambuk seorang pelayan dengan cambuknya ditemani oleh Hoshiyar pelayan setianya. Melihat kedatangan Jodha, Rukayah menyengir sinis, “Aku tahu mengapa kamu kesini ? tapi jangan campuri urusanku ! aku akan mengurus tukang masak ini !!” kata Rukayah dengan nada kurang senang sambil mengayunkan cambuk yang dipegangnya tadi, belum sampai cambuk itu mengenai si anak tukang masak, Jodha langsung memegang cambuk itu dengan tangannya erat, “Apakah dengan cara ini kamu mengatasinya ?” tanya Jodha kemudian Jodha meminta Zakira untuk membawa anak tukang masak itu ke tabib, “Hukumannya belum selesai, Ratu Jodha ! dia telah berbuat kesalahan !” bentak Rukayah, “Apa kesalahannya ? apakah karena memberikan bumbu yang kurang ?” tanya Jodha tegas, “Aku yang memutuskan hukumannya, Ratu Jodha !” hardik Rukayah, kemudian Rukayah menyuruh Hoshiyar untuk melanjutkan memukuli anak tukang masak itu sampai dia tidak sadarkan diri. “Tidak ada seorangpun yang boleh melukainya !” bentak Jodha, “Apa kamu lupa, Ratu Jodha … bahwa Hareem ini dibawah kekuasaanku !” bentak Rukayah lagi, dengan sedikit mendongakkan kepala Jodha membalas ucapan Rukayah barusan “Lalu … apakah kamu juga lupa, Ratu Rukayah … bahwa aku adalah Mariam Uz Zamani, seluruh Negeri India ini ada dibawah kekuasaanku termasuk kamu juga, jika aku meminta untuk menghentikan semua hukuman maka itu harus dihentikan ! aku memerintahkan hal itu mulai hari ini ! dan sebelum memberikan hukuman apapun, kamu harus meminta persetujuanku terlebih dahulu, Ratu Rukayah” tegas Jodha, kemudian Jodha menyuruh Zakira untuk membawa anak tukang masak itu ke tabib, Zakirapun segera menuruti perintah Jodha dan membawa anak tukang masak itu ke tabib, diikuti oleh ibu si tukang masak. “Apa yang kamu lakukan ini tidak benar, Ratu Jodha !” ujar Rukayah kemudian berlalu dari hadapan Jodha dengan muka masam.
Siang itu Jalal sedang ngobrol bersama Maan Sigh dan Rahim diteras samping istana, “Ada masalah di Negara bagian, Yang Mulia … aku akan pergi kesana” ujar Maan Sigh, “Aku akan menemaninya juga, Yang Mulia” kata Rahim, “Baiklah … “ kata Jalal , tepat pada saat itu Rukayah datang menghampiri mereka dengan wajah yang sedang meredam kemarahan, “Aku ingin bicara denganmu, Jalal” kata Rukayah, menyadari ada hal yang sangat pribadi yang hendak dikatakan oleh Rukayah, Jalal menyuruh Maan Sigh dan Rahim pergi meninggalkan mereka berdua, kemudian merekapun berlalu. “Ada apa Rukayah ?” tanya Jalal penasaran, “Katakan padaku Jalal, apa fungsiku di Kesultanan Mughal ?” Rukayah balik bertanya, “Siapa yang mengatakan padamu ?” tanya Jalal lagi, “Apa posisiku disini, Jalal ?” tanya Rukayah dengan nada tinggi, “Kamu adalah Ratu Mughal, kamu adalah istri pertamaku dan juga temanku, ada masalah apa Rukayah ?” tanya Jalal lagi, “Banyak hal yang terjadi, Jalal … mereka menunjukkan aku kedudukan yang rendah, mereka pikir aku tidak mempunyai fungsi disini karena aku tidak mempunyai anak, Jalal” kata Rukayah, “Siapa yang mengatakan seperti itu, Rukayah ?” tanya Jalal penasaran, “Mariam Uz Zamani, dia menggunakan kekuatannya dan menghina aku, Jalal … sebenarnya aku tidak terpengaruh pada penghinaanya ini sebagaimana orang lain bisa saja berfikir bahwa aku tidak mempunyai fungsi didalam istana, aku akan berada disini bersama dengan para pelayan yang tinggal diistana ini dibawah perintahmu dan perintah Mariam Uz Zamani” jelas Rukayah, “Tidak seperti itu, Rukayah” ujar Jalal, “Baiklah, kalau begitu … tulisalah sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa perintah Mariam Uz Zamani tidak akan berlaku untukku, atau aku akan meninggalkan istana ini karena aku tidak dihargai disini, Jalal” kata Rukayah sambil menangis kemudian berlalu dari hadapan Jalal.
Dikamar Rukayah, Rukayah sedang asyik menikmati hookahnya ditemani oleh Hoshiyar pelayan setianya, “Ratu Rukayah, aku akan selalu menemanimu kemanapun kamu pergi” ujar Hoshiyar, “Aku tidak akan pergi kemana mana, Hoshiyar …. Jodha bisa saja menjadi Mariam Uz Zamani tapi Jalal pasti akan mendukungku untuk permasalahan ini” kata Rukayah, “Tapi tadi kamu mengatakan ke Yang Mulia bahwa kamu akan meninggalkan istana ?” tanya Hoshsiyar, “Aku kenal Jalal, Hoshiyar … dia tidak akan membiarkanku pergi kemanapun, itulah mengapa aku memperingatinya, sekarang Jodha harus menarik kembali semua keputusannya dan mulai dari sekarang semua keputusannya tidak akan berlaku untukku !” kata Rukayah sinis.
Keesokan harinya diruang keluarga, Jalal sedang berkumpul dengan para istrinya, semua ratu hadir disana kecuali Jodha, “Aku harap kalian mengerti bahwa apa yang diputuskan Ratu Jodha kemarin itu adalah benar” kata Jalal kepada para istrinya, semuanya bisa menerima keputusan Jalal kecuali Rukayah yang sangat terkejut mendengarnya, “Kita tidak bisa menghukum para pelayan untuk semua kesalahan, kita bisa saja mengabaikan kesalahan kesalahan kecil yang mereka perbuat, dia juga seorang manusia yang bisa saja memberikan bumbu yang kurang pada sebuah makanan” kata Jalal lagi sambil memandang para ratunya satu persatu, “Ratu Jodha telah mengampuninya dalam posisinya sebagai Mariam Uz Zamani” kata Jalal lagi, “Jadi maksudmu … aku harus meninggalkan istana ini ?” tanya Rukayah dengan nada tinggi, “Bukan begitu maksudku, Ratu Rukayah … tapi kamu sendiri yang memberikan kondisi itu dan jika kamu tidak mengikutinya, itu adalah keputusanmu sendiri” kata Jalal tenang sambil berlalu dari sana, Rukayah benar benar sangat terkejut mendengarnya. Salima yang memperhatikan Rukayah sedari tadi langsung menghampiri Rukayah, “Ratu Rukayah, jangan buat masalah kecil menjadi besar, dan jangan pernah berfikiran akan pergi dari sini, Yang Mulia dan Ratu Jodha benar” kata Salima, “Jika dia seorang Raja Mughal, maka aku juga seorang Mughal ! aku akan tetap pada pendirianku, aku tidak akan tinggal disini dimana aku tidak dihargai ! aku akan meninggalkan tempat ini !” ujar Rukayah dengan mata yang berkaca kaca.
Sementara itu berita soal rencana kepergian Rukayah sudah sampai ditelinga Hamida, “Bagaimana bisa dia akan meninggalkan tempat ini ?” tanya Hamida, “Dia bilang dia akan akan mendapatkan Farkandhi, bagaimana bisa dia meninggalkan tempat ini ?” tanya bibi Gulbadan juga, “Aku akan bicara sama Jalal, Rukayah tidak boleh meninggalkan Agra !” ujar Hamida
Saat itu Hoshiyar juga memberitahu ke Salm tentang rencana kepergian Rukayah, “Kalau begitu, aku akan pergi juga, aku akan ikut dengan dia … katakan hal ini ke Yang Mulia Raja dan Mariam Uz Zamani !” kata Salim dan dalam hati Salim berkata : “Cuma ibu Rukayah yang mencintai aku dan ayah telah menjauhkan aku, aku tidak akan membiarkan itu terjadi !” bathin Salim.
Dikamar Jodha, Zakira juga memberitahu Jodha tentang rencana kepergian Rukayah, “Hmmm … dia telah membesar besarkan masalah, aku harus segera menghentikannya !” kata Jodha sambil berlalu dari kamarnya.
Di kamar Rukayah, saat itu Hoshiyar sedang berkemas kemas, dia mengeluarkan semua baju baju Rukayah dari dalam lemari, “Hoshiyar, tidak usah membawa barang apa apa dari istana ! aku tidak akan membawa apapun, baik itu makanan atau pakaian dari istana, aku ingin menunjukkan bahwa aku tidak akan mengandalkan Jalal dan Jodha !” bentaknya kepelayan setianya itu, tiba tiba Jodha datang memasuki kamar Rukayah, “Kamu pasti datang kesini untuk memastikan apa saja yang akan aku bawa dari sini !” kata Rukayah pedas, “Jangan khawatir, aku tidak akan membawa apapun !” kata Rukayah lagi, “Hoshiyar ! tidak perlu berkemas kemas !” perintah Jodha, Hoshiyarpun langsung menghentikan aktifitasnya tersebut. “Kamu tidak akan melakukan ini, Ratu Jodha !” kata Rukayah, “Yaa … sebagai Mariam Uz Zamani aku bisa menghentikan semuanya, Ratu Rukayah” kata Jodha lagi, “Apakah kamu lupa dengan keputusanmu yang tidak akan berlaku untukku, jadi aku akan meninggalkan tempat ini !” ujar Rukayah marah, segera Jodha mendekati Rukayah dan menyuruhnya untuk duduk tapi kemudian Rukayah berdiri kembali, “Jangan sentuh aku ! aku juga istrinya Jalal !” bentak Rukayah, “Iyaa … kamu juga temannya !” kata Jodha, “Itulah mengapa dia menyuruhku pergi !” bentak Rukayah lagi, “Ratu Rukayah, kamu telah salah paham” bujuk Jodha, “Aku sudah tidak dihargai disini, jadi lebih baik aku pergi !” ujar Rukayah masih dengan nada tinggi, “Ratu Rukayah, tolong pikirkan tentang Salim, bagaimana dia bisa hidup tanpa kamu ? dia sangat mencintai kamu, aku tidak ingin Salim jauh dari bariammi nya” bujuk Jodha, mendengar nama Salim disebut, Rukayah langsung menangis kemudian Jodha merengkuhnya dalam pelukannya erat, “Aku tahu kamu juga tidak bisa hidup tanpa Salim, jadi tolong … hentikan” bujuk Jodha lagi, Rukayah yang masih dalam pelukan Jodha langsung menyeka air matanya dan tersenyum sinis kembali dibelakang Jodha….Sinopsis Jodha Akbar episode 391