Sinopsis Jodha Akbar episode 399 by Sally Diandra. Malam itu di kamar Jalal, Jodha dan Jalal masih terus berdebat soal perilaku Salim, “Kamu tidak mengerti, Ratu Jodha” kata Jalal, “Kamu yang tidak mengerti mental seorang anak kecil, dia memang seorang pewaris tahta kerajaan, tapi sebelumnya dia hanyalah seorang anak kecil” ujar Jodha, ketika mereka berdua masih bersitegang soal Salim tiba tiba seorang pelayan masuk ke kamar Jalal dan meminta Jalal untuk keluar ke teras samping untuk melihat apa yang telah Salim lakukan. Ketika mereka semua keluar menuju ke teras samping, dilihatnya timbangan besar yang ada disana terbakar habis, tinggal puing puing yang tersisa dan Salim sedang berdiri didepannya sambil membawa obor dengan muka penuh kebencian. Semua keluarga yang lain keluar menuju teras dan menyaksikan apa yang terjadi disana, termasuk Rukayah yang nampak tersenyum puas pada apa yang telah dilakukan oleh Salim, sementara Jodha sangat kaget dengan ulah Salim, sedangkan Jalal sangat marah melihat perbuatan anaknya dan segera berlalu meninggalkan tempat tersebut tanpa berkata sepatah kata. Hamida dan Jodha langsung menghampiri Salim dan diambilnya obor dari tangan anaknya dan menyuruh para pelayan untuk segera memadamkan api yang berkobar kobar tersebut. “Sepertinya akan ada badai yang datang, Jalal pergi begitu saja tanpa mengatakan apa apa, diamnya menandakan akan adanya badai yang akan datang, ini pertanda buruk” kata Hamida sedih sementara Jodha terlihat tegang.
Di ruang pengadilan Dewan – I – Khaas, semuanya sudah berkumpul disana kecuali Jalal, Jodha merasa khawatir pada Jalal, “Semalam Yang Mulia tidak kembali ke kamarnya, aku khawatir ibu … aku tidak tahu apa yang sedang dia fikirkan saat ini, sepertinya sesuatu yang buruk yang akan terjadi” kata Jodha, “Berfikirlah secara positif, bagaimanapun juga Jalal adalah ayahnya Salim, dia tidak akan membuat keputusan yang salah yang menentangnya” ujar Hamida, tak berapa lama kemudian Jalal memasuki ruang sidang, semua yang hadir disana langsung berdiri begitu melihat Jalal memasuki ruangan dan memberikan salam ke Jalal. “Panggil Salim untuk memasuki ruang sidang” perintah Jalal pada Rahim, kemudian Rahim membawa Salim memasuki ruang sidang, Jalal menatap Salim tajam “Aku telah memutuskan bahwa Salim akan pergi berperang melawan Patton !” kata Jalal lantang, semua yang hadir disana terkejut termasuk Jodha dan Rukayah, “Dia akan belajar berperang dari Rahim dan Maan Sigh !” kata Jalal lagi, “Apa yang kamu lakukan, Yang Mulia !” hardik Rukayah, “Kamu akan mengirimkan seorang anak kecil ke medan pertempuran, ini adalah keputusan yang salah, Yang Mulia !” ujar Rukayah dengan nada tinggi, “Jangan katakan bahwa ini benar atau salah ! aku telah membuat keputusan dan aku tetap akan melakukan hal itu dan akan lebih baik bila tidak seorangpun yang menentang keputusanku !” kata Jalal dengan nada tinggi, kemudian Jalal mengatakan pada Rahim dan Maan Sigh, “Ingatlah bahwa yang bersamamu kali ini bukanlah seorang pewaris tahta kerajaan akan tetapi seorang anak biasa yang akan belajar sesuatu dari kalian, jadi jangan berikan padanya perlindungan apapun !” kata Jalal, “Biarkan Salim melihat medan pertempuran, dia tidak akan menjadi anak dari Jalalludin Muhammad Akbar sehingga dia tidak akan bisa mengambil keuntungan apapun dari itu” kata Jalal lantang, “Tapiiii ….” ujar Jodha, “Ikuti perintahku !” bentak Jalal dengan nada tinggi, kemudian dia meminta Rahim dan Maan Sigh untuk menyiapkan Salim mengenakan baju perangnya, “Dia akan pergi hari ini juga bersama kalian !” perintah Jalal, Rahim menganggukkan kepala tanda mengerti, semua para istri Jalal terkejut mendengarnya, sementara Salim memandang Jalal dengan penuh kebencian.
Sementara itu dikamar Rukayah, Rukayah sangat frustasi sambil membuang semua barang barang yang ada dikamarnya, namun sesaat kemudian dia tertawa terbahak bahak, “Ratu Jodha, sekarang pekerjaanku hampir selesai dan segera mungkin aku akan mencapai keinginanku, ini adalah serangan terakhirku dan semua itu dilakukan oleh anakmu saja, minuman anggur yang Salim minum akan menyalakan api dalam kehidupanmu ! aku telah merencanakan semuanya, aku telah menggunakan setiap kesempatan untuk membuat kehidupanmu bertambah buruk dan pion dalam permainan ini adalah Salim. Rukayah teringat ketika Haidar meminta orange jus pada pelayan, dia mengatakan kalo Salim juga akan berada dengannya nanti. “Aku telah mengirimkan anggur itu untuk anak anak, dalam keadaan mabuk Salim menjadi tidak terkendali dan Jalalpun menamparnya, hal ini tentu saja semakin menyulutkan kebencian di hati Salim lagi ! Ratu Jodha kamu mencoba untuk mengatur aku, sekarang aku akan melihat bagaimana kamu akan menghentikan anakmu sendiri, bahkan setelah menjadi Mariam Uz Zamani kamu tetap tidak bisa menghentikan aku untuk semua yang telah aku lakukan !” ujar Rukayah sambil tersenyum menang.
Sementara itu dikamar Jalal, “Bagaimana kamu melakukan ini semua, Yang Mulia … bagaimana kamu bisa begitu keras, bagaimana kamu bisa mengirimkan seorang anak kecil ke dalam medan pertempuran ?” tanya Jodha sedih, “Aku telah mengambil keputusanku, Ratu Jodha … dan aku tidak suka pada siapapun yang menunjuk pada keputusanku ! jadi jangan bicarakan hal ini lagi” kata Jalal tegas, “Toloooong …. Yang Mulia, hentikan keputusan ini, jangan biarkan Salim pergi menjauh dari kita” pinta Jodha, “Aku lakukan semua ini demi kebaikannya !” bentak Jalal, “Tidak ! kamu telah membuat seorang anak menjauh dari ibunya, diusianya sekarang ini dia membutuhkan kita, sisi seorang rajamu bisa mengalahkan sisi kebapakan dalam dirimu tapi aku tidak akan membiarkan sisi keibuanku mati dalam diriku, aku tidak akan membiarkan Salim pergi !” ujar Jodha ketus, “Kamu ingin anakmu nantinya takut pada sebilah pedang ? dia sangat menikmati tarian para gadis gadis dan jika hal ini terjadi pada diri seorang raja, dia bisa menghancurkan bangsanya !” bentak Jalal dengan nada marah, “Tapi dia masih anak anak, Yang Mulia … bagaimana dia bisa menghadapi semuanya ini ?” tanya Jodha, “Aku dulu juga bisa menghadapi semua ini di masa anak anakku, untuk menjadi seorang raja yang agung, dia harus bisa menghadapi semua ini !” kata Jalal.
Saat itu dikamar Salim, Salim sedang mengenakan baju perangnya dibantu oleh Maan Sigh dan Rahim.
Kembali ke kamar Jalal, “Dengan cara ini, Salim akan kembali menjauh darimu dan mengapa kamu katakan dia tidak bisa menggunakan namamu dan akan diperlakukan sebagai prajurit biasa ?” tanya Jodha sedih, “Karena itu untuk menjadi seorang yang special ! dulu kamu juga telah melewati tahap umum terlebih dahulu, aku telah membuat keputusan dan aku tidak akan mencabutnya kembali” kata Jalal, Jodha menangis sekeras mungkin sementara Jalal tidak bergeming sedikitpun, “Hanya untuk kekeraskepalaan seorang Raja, jangan uji seorang ibu” ujar Jodha sedih, “Aku hanya mengajarkan padanya tentang kewajibannya sebagai seorang raja !” kata Jalal
Sementara itu Salim sudah siap untuk berperang, baju perisai besi, topi baja dan pedang sudah ada ditangannya, dalam hatinya Salim berkata : “Aku tahu kenapa ayah tidak mencintai aku ! aku bersumpah aku tidak akan pernah menggunakan namanya mulai dari sekarang !” bathin Salim.
Kembali ke kamar Jalal, Jodha melipat tangannya didepan dadanya dan memohon pada Jalal, “Jangan buat Salim pergi menjauh dariku lagi, Yang Mulia” pinta Jodha sedih sambil meletakkan kepalanya ke bahu Jalal, sementara Jalal tidak bergeming sedikitpun, “Bukankah kamu ingin membuat anakmu menjadi seorang ksatria, Ratu Jodha ! untuk membuatnya seperti itu, seorang ibu harus kuat !” kata Jalal, sesaat kemudian seorang pelayan datang dan memberitahu bahwa Salim sudah siap untuk berangkat, “Jika kamu ingin anakmu dipuji sebagai seorang raja yang hebat, kamu harus menghilangkan sisi keibuan dalam dirimu !” kata Jalal sambil berlalu dari sana dan meninggalkan Jodha sendirian dikamar, “Tidak ! Salim kamu tidak bisa meninggalkan aku, aku tidak akan membiarkan kamu pergi !” ujar Jodha sambil berlari kearah jendela kamar dan memandang jauh ke teras depan, dilihatnya Salim sudah siap hendak berangkat, semua keluarga kerajaan sudah siap mengantarkan kepergian Salim didepan pintu gerbang, tak berapa lama kemudian Jalal menghampiri kerumunan tersebut dan dilihatnya Salim yang sudah siap dengan baju perangnya. “Kami menunggu perintahmu, Yang Mulia” ujar Maan Sigh begitu dilihatnya Jalal sudah ada disana, Jalal hanya menganggukkan kepala, Maan Sigh dan Rahim lalu mengajak Salim berjalan kearah gerbang istana, tapi dari kejauhan terdengar suara Jodha yang memanggil nama Salim, “Saaalllliiiimmm !!!!” teriak Jodha dari kejauhan kemudian Jodha berlari hendak mendekati Salim tapi Jalal langsung menghentikan langkah Jodha, “Ratu Jodha berhenti !!!” bentak Jalal, para prajurit Jalal langsung menghentikan langkah Jodha dengan menyilangkan tombak mereka, sementara Jodha berusaha menghentikan langkah Salim dari tempatnya berdiri, “Salim berhenti ! Salim lihat ibu !” pinta Jodha namun sayangnya Salim tidak bergeming sedikitpun, Salim tidak menoleh kearah Jodha, Jodha memohon ke Jalal untuk menghentikan Salim.
Sementara itu ditempat Shagnui Bai, Shagnui Bai melempar kerang kerang ajaibnya yang selalu menunjukkan sesuatu dan ketika dilihatnya kerang kerang itu lalu dia berkata pada patung Dewi Kaali : “Dewi Kaali kenapa kamu selalu menguji Jodha, hatinya hancur berkeping keping”
Diteras depan, dari tempatnya berdiri Jodha memanggil Maan Sigh, “Maan Sigh !” panggil Jodha, Maan Sigh langsung menghampiri Jodha, “Maan Sigh , Salim adalah anakku, tolong jaga dia” pinta Jodha, “Bibi, aku janji aku akan selalu melindungi Salim lebih dari nyawaku sendiri” kata Maan Sigh kemudian memohon restu dari Jodha dengan menyentuh kaki Jodha dan berlalu dari sana.
Ditempat Shagnui Bai, Shagnui Bai memohon pada Dewi Kaali, “Dewi berilah Jodha kekuatan untuk menghadapi ini semua”
Di gerbang istana kerajaan Mughal, Salim sudah siap menunggang kudanya dan pergi bersama pasukannya, Jodha berusaha berlari mengejar tapi Salim telah menghilang dibalik deru derapan kuda, Hamida dan Salima langsung menyusul Jodha sampai ke depan gerbang istana, mereka semua hanya bisa pasrah melihat kepergian Salim, sementara Jodha menangis sejadi jadinya.
Jiwa Jodha berkata : “Hari itu, Yang Mulia telah menyakiti hati seorang ibu, hari itu adalah hari yang paling menyakitkan buat aku, kamu telah membuat nyawaku melayang dariku, aku tidak tahu bagaimana caranya menghentikan Salim, aku tidak akan melupakan hari itu, dimana hanya tubuhku yang ada di istana tapi nyawaku hilang entah kemana, aku tidak tahu kapan aku akan bertemu dengan anakku lagi” ….Sinopsis Jodha Akbar episode 399