Sinopsis Jodha Akbar episode 404 by Sally Diandra. Salim meminta Jodha untuk pergi meninggalkannya, “Tinggalkan aku Mariam Uz Zamani ! tinggalkan aku seperti yang kamu lakukan 7 tahun yang lalu !” bentak Salim tanpa melihat kearah Jodha, Jodha yang berdiri dibelakang Salim merasa terluka dan menangis kemudian dia pergi meninggalkan Salim, tepat pada saat itu Rukayah melintasi kamar Salim dan melihat apa yang dilakukan Salim ke Jodha, Rukayah menyeringai senang sambil menguping pembicaraan mereka. Sepeninggal Jodha, Salim segera mengambil kotak opiumnya yang dia sembunyikan dari tadi dan mulai menjilatnya, Rukayah melihat semua ini, tubuh Salim menggigil tapi sesaat kemudian kembali membaik setelah mengkonsumsi opium, dari balik tirai Rukayah menyengir senang melihat Salim kecanduan opium dan tak lama kemudian Salim keluar dari kamarnya. Tanpa pikir panjang lagi, Rukayah segera masuk ke kamar Salim dan mengecek kotak yang disembunyikan Salim dibawah lampu duduk, dia menemukan sebuah kotak opium didalamnya dan dirasakannya opium tersebut, “Aku telah membuatmu terbiasa akan benda ini dan sekarang kamu masih kecanduan, itulah harapanku” ujar Rukayah sambil tersenyum senang.
Sementara itu Jodha mencoba mencari solusi bagaimana caranya agar Salim mau ikut dengannya ke Amer, Jodha meminta saran pada Birbal, “Tuan Birbal, bagaimana caranya agar kita dapat membuat ayah dan anak bersatu, aku ingin mengakhiri perseteruan diantara mereka” Birbal langsung tertawa begitu mendengar ucapan Jodha, “Kenapa kamu malah tertawa ? ini adalah sebuah masalah yang besar, mereka tumbuh ditempat yang berbeda” ujar Jodha ketus, “Saya telah melihat kasus seperti ini sama seperti kasus antara ibu mertua dengan menantu perempuan” kata Birbal, “Jangan bercanda, tuan Birbal .. aku kesini untuk mendiskusikan masalah ini” , “Apakah anda akan terus marah sepanjang waktu ? solusi permasalahan anda adalah gaya bicara anda, Yang Mulia Ratu” , “Apa maksudmu ???” tanya Jodha penasaran, “Yang Mulia Raja itu tidak takut pada siapapun akan tetapi dia hanya takut pada anda, beliau selalu diam kalau didepan anda, apakah anda sering berteriak seperti itu hanya padanya ?” jelas Birbal, “Yaaa .. kadang kadang” , “Sekarang aku dapat solusinya, solusi anda untuk mengatasi permasalahan ini, ketika seorang perempuan bisa membuat laki laki berkelahi, maka dia juga bisa menyatukan mereka” , “Anda bisa lihat nanti, kita kan mengambil kesempatan untuk mengatasi permasalahan mereka di Amer” ujar Birbal, Jodhapun tersenyum.
Para pelayan mendatangi kamar Salim sambil membawakan pakaiannya, Salim menyuruhnya untuk meletakkan dimeja tapi para pelayan itu ragu ragu, namun setelah Salim mengambil salah satu nampan yang berisi pakaian tersebut, barulah para pelayan mengikutinya dengan menaruh nampan nampan tersebut di meja dan pergi berlalu meninggalkan Salim, kemudian Salim mengenakan jubahnya sambil bercermin, sesaat kemudian dari pantulan kaca cerminnya, Salim bisa melihat adik kecilnya Aram Bano datang bersama Mehtab (anak Bhaksi Bano) Salim tersenyum melihat kedatangan mereka, “Assalamualaikum kakak” sapa Aram Bano, “Waalaikumsalam” jawab Salim, “Apa yang bisa aku lakukan untuk putri putri cantikku ini ?” tanya Salim, Mehtab dengan bahasa isyarat mengatakan kalau dia marah sama Salim dan Mehtab menyuruh Aram Bano untuk menyampaikannya ke Salim, “Kami marah sama kamu” kata Aram Bano, “Apa yang aku lakukan ?” tanya Salim, “Karena kamu tidak mau pergi bersama kami ke Amer” kata Aram Bano, “Aku sudah mengatakan sama Mariam Uz Zamani kalau aku tidak akan ikut pergi ke Amer” , “Kalau begitu kami juga tidak akan ikut !” kata Aram Bano kesal, “Kamu itu yaa keras kepala” , “Kami ini adalah saudara perempuanmu, kami akan keras kepala” katanya lagi, “Baiklah, aku terima aku menyerah kalau didepan kalian berdua, aku akan pergi ke Amer buat kamu Aram Bano dan buat kamu Mehtab, sekarang katakan pada Yang Mulia” bujuk Salim, akhirnya mereka bertiga tersenyum bersama, kemudian Aram Bano langsung menggeret lengan Mehtab untuk meninggalkan kamar Salim. Dari kejauhan Birbal dan Jodha melihat hal ini, “Lihat … apa yang orangtua tidak bisa lakukan, tapi bisa dilakukan oleh anak anak” , “Jadi kamu ingin mengatakan bahwa saya sudah tua ?” tanya Jodha penasaran, “Bukan … bukan Yang Mulia Ratu, yang saya katakan bahwa anak anak itu masih sangat kecil, sekarang kita bisa menggunakan mereka untuk membuat hubungan antara Yang Mulia Raja dan pangeran Salim kembali membaik” , “Kalau begitu bersiaplah di Amer” kata Jodha, “Sekarang giliran anda yang melakukannya Yang Mulia Ratu” ujar Birbal.
Narator : “Setelah Raja Bharmal mangkat, Bhagwandas lah yang menjadi Raja Amer dan sekarang giliran Maan Sigh yang akan diangkat menjadi Raja. Rombongan Jalal memulai perjalanannya menuju ke Amer, Salim setuju pergi ke Amer karena desakan saudara saudara perempuannya tapi sebenarnya dia tidak tahu bahwa masa depannya akan berubah sejak dari sana, dia akan bertemu dengan seseorang yang akan mengubah hidupnya. Sementara itu di Amer, Raja Amer meminta para menterinya untuk meningkatkan keamanan untuk penyambutan Jalal dengan baik, para menteripun menggangguk. Tamu tamu mulai pada berdatangan, yang pertama Raja Uday Sigh datang bersama dengan keluarganya
Dikerajaan Amer, “Raja Jalalludin juga akan datang, pada penyambutan yang besar nanti, kamu akan ada disini sebagai temanku, aku tidak ingin adanya pertarungan nanti, oleh karena itu aku meminta agar kamu menjaga kedamaian selama disini” kata Raja Amer, “Maan Sigh itu seperti anakku sendiri, dari pihak kami bisa dipastikan bahwa tidak akan ada pertarungan”, tiba tiba putri (anak Uday) bertanya : “Dimana putri Maan Baisa ?” kemudian Ratu Amer menyuruh pelayanannya untuk mengantarnya menemui Maan Baisa.
Salim sedang dalam perjalanan ke Amer ditemani oleh Qutub dan Farhan, “Aku suka sekali tempat ini, aku merasa seperti aku sudah mengetahui tempat ini tahunan lamanya, semua perasaan tidak berdaya hilang seketika.
Sementara itu dirumah Anarkali, tiba tiba saja Anarkali memecahkan tempayan air yang terbuat dari tanah liat, “Hari ini sepertinya hari terburuk buatku, semuanya hancur berantakan dan aku merasa aku tidak bisa melakukan sesuatu apapun” kata Anarkali, “Kamu tau … rombongan Raja Jalal sudah datang kesini” ujar Zainab (ibu Anarkali) “Apakah ibu tidak ingat, apa yang sudah kita lalui selama ini karena mereka semua ?” kata Anarkali, “Lupakanlah masa lalu, nak … kamu tahu pangeran Salim juga ikut datang ke Amer” ujar ibunya, “Sekarang aku tahu mengapa hari ini semuanya terasa salah, ini semua karena pengaruh buruknya” , “Jangan katakan sepeti itu, nak … ayoolaah dan lihat dia sekali saja” pinta ibunya, “Tidak !!!” , “Tapi semua teman temanmu datang kesana untuk melihatnya dari dekat, termasuk juga temanmu putri Maan Baisa, kamu ingatkan ketika dulu dia meminta kamu untuk menemaninya, juga ayahmu yang bekerja di istana, Ratu telah mengundang kita semua, apakah kamu akan menghina mereka ?” tanya ibunya, “Baiklah … aku akan datang kesana” akhirnya Anarkali menyerah.
NARATOR : “Di lain sisi Salim dan rombongan sudah memasuki Amer, semua raja di India diundang dan semua mata hanya menunggu kedatangan Salim, banyak putri putri yang datang kesana hanya untuk melihat Salim, itu seperti Salim adalah nafas mereka, dia telah menjadi hati bangsa tapi pertanyaannya adalah siapa yang akan mengisi hati Salim ?”
Putri Maan Baisa sedang mengenakan ‘mehendi’ ditangannya, putri putri yang lain mengatakan : ”Setelah Jodha, sekarang giliran Maan Baisa yang menjadi sangat terkenal” tak berapa lama kemudian pelayan memberitahu bahwa anak perempuan Uday yang bernama Jagat datang mau menemuinya, Maan Baisa langsung menyuruhnya masuk, saat itu Maan Baisa mau memeluknya tapi Jagat langsung mengelak karena mehendi ditangan Maan Baisa belum kering “Mehendi bisa bisa membasahi bajuku dan kamu tahu kan kalo aku tidak suka kalau itu terjadi” kata Jagat, “Tapi kamu tahu kan aku nggak akan berhenti sebelum melihat kamu” balas Maan Baisa. Kemudian Maan Baisa menyuruh pelayannya untuk menghiasi tangan Jagat dengan mehendi, “Aku kira kamu tidak akan datang karena raja Jalal dan raja Uday kan musuh bebuyutan tapi aku senang kamu ada disini” ujar Maan Baisa tulus, kemudian Jagat melihat duppata Maan Baisa yang sedang dijahit, “Kamu akan mengenakan duppata itu untuk penyambutan raja Jalal ?” Maan Baisa langsung mengangguk, “Indah sekali, apakah kamu mengenakan ini untuk pangeran Salim?”, “Ya tentu saja ! dia pemberani, baik, ksatria yang tangguh dan seorang pangeran, siapa yang tidak ingin untuk hidup selamanya dengannya sebagai istrinya, kamu tahu banyak para putri yang akan datang hanya untuk melihat Salim” kata Maan Baisa, “Iyaa aku tau tapi matanya tidak akan berhenti memandangku” ujar Jagat, “Kamu memang sangat cantik, Jagat … lalu kalau Salim hanya melihat kamu, berarti dia tidak melihat aku ?” kata Maan Baisa lugu, Jagat Gosain hanya tersenyum.
Rombongan Jalal akhirnya memasuki kerajaan Amer, Salim mengenakan mahkota yang Jalal buat untuknya untuk dikenakan sebagai anggota ruang sidang Dewan – I – Khaas, diamengenakannya sebagai penghormatan tapi dari dalam hatinya yang paling dalam Salim masih meragukannya. Ritual penyambutan Jalal dan Jodha dengan aarti sudah selesai,mereka disambut dengan gembira, juga putri putri mereka, Raja Amerpun segera memeluk Salim setelah ritual penyambutannya dan para pangeran yang lain selesai. Para putri kerajaan langsung menggosip tentang Salim.
Sesampainya dikamar, para pangeran langsung merebahkan tubuh mereka untuk beristirahat sambil bersendagurau ”Rupanya semua putri diistana ini hanya melihat kearah Salim saja” kata Qutub, “Tapi ada salah satu putri yang melihat kearahku” Muradpun nggak mau ketinggalan, “Iyaaa … yang agak tua, hahahaha “ ejek Haidar dan semuanya tertawa terbahak bahak, “Apakah kamu tidak suka dengan putri putri itu, Salim ?” tanya Qutub, “Tidak !” jawab Salim, “Yaaa… buat Salim mungkin seorang tuan putri dari surga yang akan datang padanya” ujar Qutub, Salim hanya tersenyum sambil memikirkan seorang gadis dimasa lalunya. …Sinopsis Jodha Akbar episode 405