Sinopsis Jodha Akbar episode 405 by Sally Diandra. Setibanya Salim di kerajaan Amer, beberapa putri dari kerajaan Amer memperhatikan Salim secara diam diam ketika Salim sedang berada ditendanya bersama dengan saudara saudaranya.Tepat pada saat itu Aram Bano (adik Salim) mendatangi mereka, “Aku akan bilang pada Yang Mulia Raja, kalau kalian suka mengintip pangeran Salim” kata Aram Bano kesal, “Memangnya kamu ini siapa ?” tanya salah satu putri tersebut, “Aku adalah Aram Bano kesayangan Raja Jalalludin Muhammad Akbar ! jadi apakah aku harus melaporkan hal ini padanya ?” , “Jangan, kami akan pergi sekarang” lalu para putri kerajaan itu pergi meninggalkan Aram Bano, Aram Bano terlihat puas bisa mengerjai para putri tersebut.
Beberapa jam kemudian Salim menemui Farhan yang sedang duduk duduk diluar tenda sambil membaca sebuah surat dan tersenyum senang, “Kalau aku lihat senyum seperti ini pada wajah seorang ksatria, itu pasti karena ketika dia menang perang atau ketika dia mendapatkan sebuah kabar berita tentang kekasihnya” goda Salim, “Bukan seperti itu, Salim … lalu kenapa kamu pakai pakaian orang biasa” tanya Farhan, “Aku sudah bilang sama kamu ribuan kali kalau aku adalah prajurit biasa, jangan mengalihkan pembicaraan, ayoo ceritakan tentang kekasihmu” pinta Salim, “Kamu tau, kalau dia tinggal didekat daerah ini” , “Kalau begitu jangan sampai kekasihmu menunggu, pergilah …” perintah Salim, “Tidak, aku tidak bisa Salim … kamu tau kan aku adalah pengawalmu, aku tidak bisa meninggalkanmu” , “Sudah aku katakan padamu kan barusan, pergilah …” tepat pada saat itu salah satu prajurit Jalal menghampiri mereka, “Pangeran, Mariam Uz Zamani memanggilmu untuk makan siang” , “Katakan pada beliau bahwa aku akan bersama dengan teman temanku” kata Salim.
Sementara pada saat itu semua raja dan pangeran sedang berkumpul untuk menikmati makan siang mereka bersama Raja Amer, ketika Jalal mau makan, Jodha segera menghentikannya, “Yang Mulia, tunggulah Salim, aku telah memanggilnya untuk bergabung juga” tepat pada saat itu salah seorang pelayanan datang menemui mereka, “Maaf Yang Mulia Ratu … pangeran Salim menolak untu datang, dia ingin makan siang bersama dengan teman temannya” semua yang hadir disana langsung terdiam, “Aku akan mengajaknya untuk bergabung” kata Jodha sambil berlalu dari sana, Jalal cuma hanya diam saja sambil memandang Jodha.
Jodha menghampiri Salim yang sedang berada diluar, “Ibu telah memanggilmu untuk makan siang, kenapa kamu tidak datang ?” tanya Jodha, “Aku hanya ingin bersama dengan teman teman sesama prajuritku” , “Tapi semuanya sudah menunggu kamu dalam sana, ibu telah mengatur semua agar kamu bisa bertemu dengan Raja Amer dan para pangeran juga putrinya, kamu sudah tujuh tahun tidak bertemu dengan mereka, kamu seharusnya menemui mereka” bujuk Jodha, “Tidak ammijan (ibu), ibu ingin aku makan siang dengan orang orang yang tidak aku tahu akan tetapi aku ingin makan siang dengan orang orang yang telah bersamaku selama tujuh tahun ini, yang sangat mengenal aku dengan baik” ujar Salim, “Tidak ! kamu tetap harus ikut sama ibu” tepat pada saat itu Danial menghampiri mereka, “Aku ingin makan siang bersamamu saja Salim, soalnya aku nggak bisa makan banyak banyak kalau didepan Yang Mulia Raja” Jodha tersenyum mendengarnya , “Lihat … Danial juga meninggalkan ruang makan kan gara gara kamu”, “Tidak ibu, aku tetap akan makan siang hanya dengan teman temanku saja” Salim tetap pada pendiriannya, “Ibu sudah bilang tadi bahwa kamu akan datang kesana bersama ibu, Salim” tepat pada saat itu Jalal datang menghampiri mereka “Aku sudah menunggu kamu, kenapa lama sekali ?” , “Nah, beritahu anakmu ini … dia ingin makan siang bersama teman temannya, sementara didalam banyak sekali raja dan pangeran beserta putri kerajaan menunggunya sedangkan dia ingin menghabiskan waktunya dengan teman teman prajuritnya, aku tidak bisa mentoleransi ini Yang Mulia” gerutu Jodha, “Aku pikir dia tidak salah, kamu ingat aku juga punya seorang teman, aku biasa makan dengannya akan tetapi Bhairam Khan tidak pernah melarang aku jadi dia tidak salah, Ratu Jodha” Salim sangat terkejut dan melihat kearah Jalal karena Jalal malah justru mendukungnya, “Kamu ini aneh Yang Mulia, disatu sisi kamu telah mengirimnya ke medan perang dan sekarang kamu ingin dia bersenang senang, kalau kamu ingin membuatnya menjadi seorang raja, seharusnya pertemukan dia dengan para raja, pangeran dan putri, Salim harus mengenal siapa mereka” tegas Jodha, “Pada waktunya nanti Sekhu Baba juga akan kenal dengan mereka” ujar Jalal yang kemudian menyuruh Salim untuk pergi bersama teman temannya, “Ayah mengijinkan aku untuk pergi ?” tanya Salim tidak percaya, “Yaa pergilah … jangan khawatir tetang ibumu, pergilah sana … “ Salim langsung tersenyum senang mendengarnya kemudian dia berlalu meninggalkan Jodha dan Jalal, ketika baru beberapa langkah Salim menengok kebelakang kearah kedua orangtuanya “Terima kasih” ujar Salim dari kejauhan, Salim tidak menyangka kalau ayahnya malah membelanya bukan memarahinya seperti biasa, Jodhapun tersenyum melihat ayah dan anak itu saling ngobrol dengan santainya, “Yang Mulia, apakah kamu benar benar setuju dengan permintaannya ?” , “Dia hanya ingin bersenang senang, Ratu Jodha” , “Sekarang kamu harus melakukan apa yang seharusnya Salim lakukan, kamu harus memakan jatah makanannya” goda Jodha, “Aku juga akan makan dengan temanku, Ratu Jodha” Jalal balik menggoda, “Tidak ! kamu harus makan bersamaku sekarang” kata Jodha, “Baiklah .. aku tidak bisa melawan karena bisa jadi mungkin aku akan dibunuh, kalo begitu mari kita makan” Jalalpun menyerah, Jodha tersenyum senang kemudian mereka berdua berlalu dari sana, sesaat kemudian Jodha menoleh kebelakang dan dilihatnya Birbal sedang berdiri disana sambil tersenyum.
Salim sedang menikmati makan siang dengan teman temannya, “Bagaimana kalau kita berkuda ?” ajak Salim sambil memperhatikan Danial yang sudah tertidur, “Istirahatlah Salim” kata Farhan, “Tidak , jika aku tinggal disini aku yakin ibu ingin mengenalkan aku dengan putri putri itu dan aku tidak ingin bertemu dengan siapapun, aku ingin sendirian saja” , “Lalu sampai kapan ?” tanya Qutub, “Sampai aku tidak menemukan seseorang yang mencintai aku sebagai prajurit biasa, para putri yang ada disini hanya ingin bertemu dengan anak laki laki raja Jalalludin Muhammad Akbar, sang pewaris tahta kerajaan, mereka tidak ingin bertemu dengan Salim, aku ingin bertemu dengan seseorang yang hanya ingin bertemu dengan Salim saja makanya aku ingin pergi dari sini” jelas Salim, “Baiklah kalau begitu .. “ kata Farhan, “Qutub kamu mau kan menemani aku ?” pinta Salim, “Tidak aku akan tinggal disini saja !” jawab Qutub.
Salim dan Farhan memasuki hutan dengan menunggangi kuda mereka, “Kamu bisa dalam bahaya, Salim” kata Farhan, “Aku bukanlah seorang prajurit yang takut dengan bahaya, Farhan !” ujar Salim sambil memacu kudanya dengan kencang.
Diistana Amer … kakak ipar Jodha sedang mendadani Jodha “Yang Mulia pasti bisa mengenali aku, nanti dia marah sama aku, kak” kata Jodha was was, “Yang Mulia tidak akan marah sama kamu” ujar kakak ipar Jodha, “Aku sudah bilang sama kamu yaa kalau Yang Mulia bisa mengenali aku” , “Kamu nanti ngomongnya menggunakan aksen Rajvanshie, kita akan lihat apakah dia akan mengenal kamu atau tidak” kata kakak ipar Jodha, “Kita lihat nanti yaa … “ ujar Jodha
Sementara itu Salim sedang mengendarai kudanya sendirian, Farhan tertinggal dibelakang, tiba tiba ada seekor ular yang datang menghampiri mereka, Badal kuda Salim langsung ketakutan dan mulai tidak terkendali, dari arah belakang kebetulan Anarkali sedang melewati tempat tersebut. Salim tidak tahu kalau dibelakangnya ada Anarkali, Badal semakin tidak terkendali hingga mengenai Anarkali, Anarkali pun terjatuh ke kubangan lumpur, wajahnya penuh dengan lumpur, “Apa yang kamu lakukan Badal ? kamu mendorong seorang wanita dan gara gara kamu dia terjatuh” hardik Salim ke kudanya, Salim lalu turun dari kudanya dan mencoba menolong Anarkali “Maafkan aku, berikan tanganmu .. biar aku tarik” kata Salim, Anarkali melihat kearah Salim tapi wajahnya penuh dengan lumpur, Salim lalu mengulurkan tangannya, Anarkali menatapnya, lagu hai tera mera ik rasta.. dunya se kia mujhe ab wasta pun mulai berkumandang , sesaat kemudian Anarkali mengulurkan tangannya ke tangan Salim, Salim membantunya untuk berdiri lagu ye vaada raha hum na hongy Judah kembali berkumandang. “Maafkan aku … sebenarnya banyak hewan buas yang membuat kudaku jadi gelisah ketakutan, dia adalah hewan yang tidak bersalah, jadi tolong maafkan kami” Anarkali hanya diam saja sambil menatapnya, “Baiklah, kamu sudah meminta maaf” kemudian Salim memberikan tempayannya pada Anarkali, lalu Anarkali mau pergi meninggalkan Salim, “Mukamu masih penuh dengan lumpur, aku akan bantu kamu untuk menghilangkannya” kemudian Salim menyuruh Anarkali duduk diatas batu dan dia mulai menyiramkan wajah Anarkali dengan air yang ada didalam tempayan. Salim tersenyum melihat wajah Anarkali yang cantik, mereka berdua saling tersenyum satu sama lain, dan kedua mata mereka saling beradu, ketika mereka menyadarinya, mereka berdua memandang ke arah yang lain. Anarkali menyeka wajahnya dari air “Maafkan kelakuan kudaku tadi, jika kamu ingin menghukum kami, silahkan aku terima” , “Itu bukan salahmu, tadi itu tidak disengaja, seharusnya malah aku yang berterima kasih sama kamu karena kamu sudah menolong aku untuk membersihkan lumpur yang menempel pada wajahku, aku harus pergi sekarang” kata Anarkali sambil terus memandangi Salim kemudian berlalu dari sana, Salim masih terus memperhatikan Anarkali dari kejauhan, sesaat kemudian Anarkali menengok kearah Salim dan kembali tersenyum padanya sambil tersipu malu lagu do dil ek jaan kembali berkumandang … Anarkali lalu meninggalkan Salim , Salim tersenyum lebar melihat kepergian Anarkali. … Sinopsis Jodha Akbar episode 406