Sinopsis Jodha Akbar episode 406 by Sally Diandra. Siang itu Jalal sedang menikmati minumannya dikamarnya, tak berapa lama kemudian Ratu Amer datang ke kamarnya bersama beberapa pelayan, “Kami mempunyai ritual untuk saudara ipar kami yaitu memberikan tilak dan hadiah” , “Saya menghargai semua tradisi anda” ujar Jalal, semua pelayan menutup mukanya dengan dupatta mereka dan Jodha ada disalah satu diantara mereka. Kemudian Ratu Amer melakukan ritualnya, setelah semuanya selesai, Ratu Amer berpamitan ke Jalal dan berlalu meninggalkan Jalal, ketika mereka sedang menuju pintu kamar, Ratu Amer bilang ke Jodha “Apa aku bilang dia tidak bisa mengenalimu” tapi kemudian Jalal menghentikan salah satu pelayan tersebut dan dia adalah Jodha, kakak ipar Jodha tersenyum dan meninggalkan mereka berdua. Sesaat kemudian Jalal memegang tangannya “Tangan kamu sangat indah dan kamu kelihatannya juga sangat baik” dari balik dupattanya Jodha tersenyum, “Untungnya istriku sedang tidak ada disini, karena kalau begitu aku tidak bisa ngobrol sama kamu” Jodha mulai kesal dengan Jalal, “Kamu tahu istriku itu cerewet, bla bla bla bla …. dia selalu ngoceh sepanjang waktu dan membuat kepalaku pusing tapi ketika aku curhat sama kamu, kamu diam mendengarkan, aku merasa telah menggenggam tanganmu selama hidupku” goda Jalal, Jodha sangat kesal sekali seketika itu juga membuka dupattanya dan menatap Jalal dengan kesal. “Kamu jadi sering berbuat seperti ini yaa kalau aku nggak ada ?” ujar Jodha dengan nada marah,sementara Jalal diam saja seperti tidak ada rasa bersalah sedikitpun, “Dan tadi apa kamu bilang ? aku cerewet ? kamu suka main mata yaa ama pelayan ?” , “Tapi itu kan kamu” bela Jalal, “Tapi kamu kan nggak tau !” Jalal tertawa melihat Jodha cemburu seperti itu, “Memalukan ! kamu malah tertawa, aku pergi saja” ketika Jodha mau pergi Jalal langsung menyambar tangan Jodha dan menggegamnya erat sambil berkata menggunakan aksen seperti orang Gujrati “Bagaimana kamu bisa pergi begitu saja istriku sayang” , “Aku ini adalah suamimu, aku bisa merasakanmu dari jauh” , “Itu artinya kamu sudah mengenali aku, bagaimana caranya ?” , “Ketika aku cuci tangan, aku melihat wajahmu yang tertutup dupatta itu di dalam air”, “Jadi kamu bercanda dengan ku tadi ?”, “Kamu yang bisa bercanda, kalau aku nggak bisa, Ratu Jodha” goda Jalal, “Aku sudah bilang sama kakak ipar bahwa kamu pasti bisa mengenali aku”, “Lihat … aku bisa mengenali kamu, kamu terlihat cantik dengan pakaian Gujrati seperti ini, sekarang berikan aku hadiah karena aku bisa mengetahui penyamaranmu” ujar Jalal sambil berupaya untuk memeluk dan mencium Jodha tapi Jodha langsung menghentikannya “Yang Mulia, jangan … malu … nanti dilihat orang lain” , “Tapi kamu harus tetap memberikan aku hadiah karena bercanda dengan aku” , “Biarkan aku pergi dulu, kakakku sepertinya memanggilku” Jalalpun mengijinkan Jodha pergi, Jodha segera berlalu dari sana sambil tersenyum.
Digurun yang tandus, Salim masih terus memperhatikan Anarkali yang pergi meninggalkannya, sesaat kemudian Farhan datang lalu mereka pergi meninggalkan tempat itu.
Dirumah Anarkali, Anarkali sedang tersenyum senyum sendiri membayangkan pertemuannya dengan Salim barusan, “Siapa namanya ?” tanya Zil Bahar ibu Anarkali sambil memberikan minyak rambut ke rambut Anarkali, “Kenapa kamu tidak menghukumnya karena bagaimanapun juga dia sudah melempar kamu ke dalam kubangan lumpur” , “Itu bukan salahnya ibu, kudanya ketakutan ketika melihat ular, tapi pada kenyataannya dia menolong aku” , “Siapa dia ya ?” tanya Zil Bahar penasaran, “Dia sepertinya orang Mughal” , “Apakah dia dari keluarga kerajaan ?”, “Kalalu dia dari keluarga kerajaan, aku akan menghajarnya, kamu tahu kan , bu … aku sangat membeni mereka, megapa kamu membicarakan tentang mereka ?” , “Kamu benar benar telah marah pada hal yang sepele” , “Jika dia dari keluarga kerajaan, dia tidak mungkin akan menolongku, malah mungkin dia akan menertawakan aku, dia selalu puas menghinaku tapi kalau yang ini sepertinya dia orang yang baik, bu … “ kata Anarkali, “Mengapa kamu tidak bisa melupakan masalah lalu ?” , “Bagaimana bisa aku lupa pada semua yang telah kita lalui, bu … itu semua karena mereka dan kita harus meninggalkan Agra, aku harus meninggalkan bangku sekolah, ayah harus meninggalkan pekerjaannya, kita hidup seperti orang asing disana, itu semua karena mereka, buu ,,,” , “Lupakanlah masa lalu, nak … lagian ibu telah memperbaiki gelang kakimu, kenapa kamu tidak konsentrasi pada tarianmu saja ?” bujuk ibunya, “Ibu tau kan ? aku menari karena aku menyukainya tapi aku tidak ingin membuatnya menjadi mata pencaharian, bu” , “Lalu apa yang akan kamu lakukan ? kita tidak begitu kaya makanya kita tidak bisa memberikanmu pendidikan layaknya anak anak anggota keluarga kerajaan” , “Ibu .. kamu tahu kan kalau aku pandai dalam hal merias wajah, tata rambut, aku jadi ingat … aku harus merias putri Maan Bai untuk perayaan pesta ini, dia sangat senang denganku, aku akan melakukan pekerjaan itu, bu” , “Aku harus menemui putri Bela” kata Anarkali sambil merias dirinya, “Kamu memanggilnya putri Bela ?” tanya ibunya penasaran, “Dia itu temanku, ibu” , “Iya … tapi dia tetap keluarga kerajaan, jadi jangan lupa pada batasanmu dengan mereka” pinta ibunya, lalu Anarkali pamitan dan pergi meninggalkan ibunya.
Diistana Amer, Maan Bai kesal sama Maan Sigh karena dia tidak membawakan Maan Bai kalung, “Aku tidak mau bicara dengan kamu !” , “Kalau aku tidak membawanya lalu kenapa ?” kata Maan Sigh sambil mengusili adiknya,sesaat kemudian Raja dan Ratu Amer datang menemui mereka, “Kamu sebentar lagi akan menjadi raja, kenapa bertingkah laku seperti anak kecil ?” ,”Ini ayah, Maan Bai mengganggu aku, nikahkan saja dia” , “Tidak ayah, Maan Sigh lah yang mengganggu aku dan aku tidak akan meninggalkanmu, ayah … aku tidak akan menikah dan meninggalkan ayah” kata Maan Bai sambil memeluk ayahnya, “Seorang anak perempuan harus meninggalkan rumahnya suatu saat nanti dan apa yang dikatakan Maan Sigh benar, sudah waktunya buatmu untuk menikah” ujar Raja Amer, “Tapi sama siapa, ayah ?” goda Maan Sigh, Maan Bai langsung merajuk ke ibunya “Ibuuu .. Maan Sigh selalu menggoda aku, ”Maan Sigh, jangan goda adikmu terus, kami akan menemukan pengantin pria yang terbaik untuknya” , “Ini tidak akan berakhir sampai sini saja, aku akan meminta Salim untuk menggoda kamu juga, seperti dulu waktu kecil” kemudian mereka pergi meninggalkan tempat tersebut. Raja Bhagwandhas dan istrinya hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah laku anak anaknya, ”Salim dan Maan Bai memang pasangan yang serasi” , “Ini pasti akan lebih menyenangkan jika Jodha jadi mertua Maan Bai, masa depannya pasti akan lebih terjamin” kata Ratu Amer, “Aku akan bicarakan hal ini dengan raja Jalal” ujar raja Amer
Di tenda Salim, Salim mengenakan baju biasa, “Kenapa kamu mengenakan pakaian yang biasa, Salim ?” tanya Farhan, “Aku tidak dalam posisi keluarga kerajaan” , “Kalian berdua yang selalu memposisikan aku diposisi tersebut” ujar Salim, “Bagaimana aku bisa, Salim ,,,aku hanyalah prajurit biasa” , “Sudah jangan beradu pendapat, Qutub kamu menemaniku kan ?” ujar Salim, tepat pada saat itu Jodha datang menemui mereka “Salim, kenapa kamu tidak mengenakan baju kebesaran kerajaan yang telah ibu siapkan secara khusus buat kamu” , “Aku tidak suka” ujar Salim,”Kamu selalu beradu pendapat tentang semua hal tapi jangan bawa Farhan dan Qutub dalam posisi ini”, ”Aku adalah prajurit biasa juga, ibu jadi seharusnya tidak kesana juga” ujar Salim tepat pada saat itu Jalal datang menghampiri mereka, “Salim ingin membawa teman temannya, dia adalah calon pewaris tahta kerajaan, dia nantinya yang akan menjadi raja, seharusnya dia tidak berkeliaran bersama mereka” ujar Jodha, “Baiklah, aku tidak akan kemana mana juga” , “Lihat … keras kepala sekali kan anakmu ini” kata Jodha kesal, “Keras kepala apanya, kalau dia mau sama teman temannya biarkan dia pergi dengan mereka” ujar Jalal, “Tapi dia kan harus bertemu dengan beberapa raja disini” kata Jodha, “Itulah mengapa aku tidak ingin pergi kesana, ibu pasti meminta aku bertemu dengan para putri putri tersebut, aku tidak tertarik, bu … mereka datang untuk bertemu dengan calon pewaris tahta kerajaan yang nantinya akan menjadi raja, aku ingin bertemu dengan seseorang yang ingin menemui Salim yang sederhana bukan pangeran Salim” kata Salim, “Ibu … apakah ibu menikahi ayah karena dia seorang raja ?” tanya Salim, “Tidak … dulu ibu membenci ayahmu tapi ibu tidak bisa mengijinkan kamu untuk kesana bersama teman temanmu, Salim” , “Tapi kamu juga membawa Moti sebagai temanmu kan Ratu Jodha, jadi bawalah teman temanmu, ayah mengijinkanmu” ujar Jalal, “Kalian berdua memang keras kepala !” kata Jodha kesal, kemudian berlalu meninggalkan mereka. “Jangan khawatir, ayah nanti yang akan mengurus ibumu, datanglah bersama teman temanmu, ayah pikir mungkin ibumu telah terbiasa memberikan perintah, pertama hanya sama ayah saja dia sering memberikan perintahnya tapi sekarang dia memberikan perintahnya ke kamu juga” Salim dan Jalal sama tersenyum, “Tapi ayah suka ucapanmu tadi bahwa kamu seharusnya mencintai seseorang yang mencintaimu sebagai Salim bukan sebagai seorang raja, itu adalah pemikiran yang bagus” kata Jalal kemudian berlalu meninggalkan Salim, Salim memandangnya dengan tersenyum.
Diluar halaman Jodha bertemu dengan Birbal, ”Idemu sungguh luar biasa tuan Birbal, aku khawatir dengan gaya bicaraku ini karena aku tidak mempercayai semua ini dan aku juga khawatir jika Yang Mulia tahu kalau aku cuma bersandiwara tapi terima kasih banyak untuk semua ini” ujar Jodha, “Mereka telah memutarbalikkan masalah jadi kita harus memutarbalikkan ide, Yang Mulia Ratu …saat ini Salim mulai percaya pada Yang Mulia Raja, sekarang dia akan mendiskusikan semua masalahnya hanya dengan Yang Mulia saja, anda harus ketat dengan hal ini” ujar Birbal sambil mencoba meyakinkan Jodha.
Di kamar Maan Baisa. Maan Bai sedang berdandan tak lama kemudian Jagat Gosain memasuki kamarnya “Kenapa kamu belum siap juga sampai sekarang ?” , “Aku akan ketemu Salim setelah beberapa tahun lamanya, aku khawatir kalau nanti dia akan mengejek aku” ujar Maan sambil matanya berkaca kaca,”Maan Sigh juga telah menggodaku, dia telah memperingati aku bahwa dia akan membuat Salim menggodanya seperti yang dilakukan pada kanak kanak dulu” ujar Maan Bai. “Kalau begitu kita akan balik menggodanya juga, kita ini perempuan, kita jangan kalah dengan mereka, kita akan memberikan pelajaran ke Maan Sigh dan Salim !” kata Jagat Gosain, “Jangan ,,, nanti kalau Salim marah bagaimana ?” ,”Jangan khawatir, aku akan melakukan sesuatu sehingga perhatian Salim hanya padaku saja tidak ke kamu, aku adalah Jagat Gosain …Salim mungkin telah bertemu dengan banyak putri kerajaan tapi aku akan menunjukkan pada semua orang bahwa mata Salim akan tertuju hanya pada diriku” tepat pada saat itu Anarkali menemui mereka. Maan Bai langsung memeluk Anarkali begitu melihat kedatangannya, kemudian Anarkali memeluk Jagat Gosain “Kenapa kamu sangat terlambat hari ini ? aku kira kamu akan datang pada pesta ini secepat mungkin” ujar Maan Bai, “Maaf … tadi temanku memanggilku jadi aku harus kesana menemuinya” kata Anarkali, “Aku telah membuat sebuah baju buat kamu, yaaa bajunya bukan baju baru tapi baju bekas pakai , gak papa kan ?” ujar Jagat Gosain, “Aku malah sangat bahagia mendapat hadiah dari kamu” , kemudian Maan Bai meminta Anarkali untuk mendadaninya, Maan Bai sangat bahagia sekali “Kamu ingat ketika dulu kamu menata rambutku, semua orang memuji aku, jadi bisakah aku meminta sesuatu, kamu juga berharap untuk bertemu dengan pangeran Salim kan ? mengapa tidak ? setiap gadis menjadi gila karenanya” ujar Maan Bai senang, sementara raut muka Anarkali langsung berubah masam “Tidak ! aku tidak suka dengannya!” kata Anarkali, “Yaaa kamu benar, impian yang tidak bisa terpenuhi seharusnya tidak diperlihatkan, juga posisi ini hanya untuk anggota keluarga kerajaan saja jadi buat apa Anarkali datang kesini ?” ucapan Jagat Gosain yang sedikit menyinggung dirinya tidak digubrisnya sama sekali, karena Anarkali malah sedang berfikir keras “Bagaimana caranya menceritakan pada mereka bahwa aku datang kesini bukan karena ingin mendatangi pesta atau melihat Salim, aku kesini untuk memberikan sebuah pesan pada seseorang” bathinnya dalam hati…” Sinopsis Jodha Akbar episode 407