Takdir bag 42 by Tahniat.

Takdir bag 42 by Tahniat. Jalal melihat kartu gesek untuk membuka pintu tergeletak di meja. Alarm tanda bahaya berdering di telinganya. Jalal cepat-cepat keluar kamar. Manager hotel masih menunggu di depan pintu. Jalal menatap sekeliling, dia terlihat pintu tangga darurat yang sedikit mengangah. Jalal seperti mendapat firasat. Sebelum berlari pergi, Jalal meminta Manager pergi keruang CCTV dan melihat kejadian yang terjadi 10 manit yang lalu di depan kamarnya dan di tangga darurat. Jalal juga menyuruh Manager agar mengirim penjaga di setiap pintu keluar hotel. Sekarang juga! Si manager seperti tahu apa yang terjadi bergegas melaksanakan perintah Jalal.

Jalal bergegas menuruni tangga darurat secepat kilat. Dia bahkan tidak perduli dengan keselamatannya sendiri. Si Manager pun begitu, dengan menggunakan lift dia pergi ke ruang security. Di tengah Jalal dia berpapasan dengan Adham Khan. Pada Adham Khan si manager mengatakan kalau istri boss, Jodha di culik. Dan Jalal meminta seluruh pasukan keamanan berjaga di pintu keluar. Adham Khan berkata pada si Manager agar menyerahkan masalah pasukan keamanan padanya. Dia yang akan mengkoordinasi mereka. Tanpa banyak komentar si manager setuju dan segera masuk ke ruang security meminta petugas piket memutar cctv di lantai 10 kamar 171. Saat di rewiew dengan kecepatan sedang, manager melihat sesuatu yang mencurigakan, di 6 menit yang lalu. Dia melihat apa yang terjadi di depan kamar Jalal, juga melihat kearah mana dua pria yang membopong tubuh Jodha pergi. Secepat kilat si manager berlari dan meminta bantuan pada anak buahnya yang kebetulan terjumpa untuk pergi bersamanya ke ruang tangga darurat.

FF Jodha akbar Destiny2Jalal berlari menuruni tangga darurat dengan cepat. Ketika dia menengok kebawah, tepatnya 4 putaran anak tangga lagi, dia melihat ada orang yang sedang menuruni tangga dengan gerak lambat sambil membawa beban berat. Jalal menambah kecepatan geraknya. Setelah tinggal 2 putaran lagi terpisah, Jalal dapat memastikan kalau dugaannya tepat. Beban yang di panggul salah satu orang yang sedang menuruni tangga itu adalah tubuh Jodha. Jalal hapal dengan pakaian yang di kenakannya. Pintu keluar sudah dekat, tanpa pikir panjang lagi, Jalal meloncati satu putaran tangga untuk bisa sampai ke posisi para penculik itu. Untung dia jatuh tepat di atas salah satu tubuh penculik itu yang segera teler tertimpa tubuh gempal Jalal. Sementara penculik yang lain berusaha melarikan diri sambil tetap membopong tubuh Jodha. Jalal sambil mengerang menahan sakit berusaha mengejar. Si penculik terlihat panik. Ketika Jaraknya cukup dekat dengan Jalal, agar tidak tertangkap, si penculik melemparkan tubuh Jodha kearah Jalal. Mau tak mau Jalal menangkap tubuh Jodha meski itu menyebabkan tubuhnya terpental kebelakang dan jatuh ke tanah. Jalal meringis kesakitan, pertama karena punggungya terantuk batu, yang kedua impak dari tubuh Jodha yang menghantam dadanya. Hebatnya, meski kesakitan begitu dia sama sekali tidak melepas tubuh Jodha, bahkan mendekap erat tubuh tak sadar itu di dadanya agar tidak terluka dan kenapa-kenapa. Melihat Jalal terkapar di tanah, penculik segera menghidupkan mesin mobilnya, dan temannya, yang pernah tertimpa tubuh Jalal, berlari sempoyongan masuk kedalam mobil. Keduanya langsung melarikan diri.

Kejadian itu berlangsung sangat cepat. Ketika petugas keamanan dan Adham Khan tiba, mobil si penculik sudah lenyap di tikungan. Melihat Jalal yang terkapar dan tubuh pingsan Jodha diatasnya, para pria itu berniat hendak membantu, tapi Jalal melarang. Jalal menyuruh mereka mengambil tandu dan ahli medis. Seorang dokter wanita yang kebetulan menginap di hotel datang memeriksa. Dokter mengatakan kalau Jodha terbius kloroform, jika tidak ada komplikasi, maka dia akan sadar beberapa saat lagi. Mendengar kata Komplikasi, Jalal bertanya apa maksudnya. Dokter menjelaskan bahwa dalam beberapa kasus, seorang pasien yang dibius dengan kloroform tidak akan sadar lagi atau meninggal. Mendengar apa kata dokter, Jalal menjadi sangat panik. Dengan takut bercampur sedih dia memeluk tubuh Jodha.

Hari sudah beranjak gelap, dengan kedua tanganya dia membopong tubuh Jodha kadalam loby Hotel sambil menunggu ambulans. Tapi belum juga sampai ke loby, Jodha sudah tersadar. Melihat itu Jalal sangat bahagia sampai menitikan airmata. Jalal mendudukkan Jodha di sofa yang ada di loby. Pengaruh obat bius belum lenyap seluruhnya. Dokter wanita menyarankan Jalal agar memberi minum Jodha air putih sebanyak-banyaknya untuk menghilangkan efek obat bius. Ketika ambulans datang, Jalal memaksa Jodha pergi kerumah sakit untuk diperiksa. Tapi Jodha menolak. Dia ingin pergi ke kamarnya dan beristirahat di sana. Jalal meminta pendapat dokter wanita, dokter wanita berkata tidak apa-apa. Jalal hendak membopong Jodha, tapi Jodha dengan wajah tersipu minta di tuntun saja. Sebelum pergi, Jalal berpesan pada para manager hotel untuk melapor pada polisi dan memberikan bukti-bukti yang ada pada mereka. Apapun yang terjadi, Jalal sangat ingin pelakunya tertangkap. Semua manager mengangguk setuju, termasuk Adham Khan.

Jalal menuntun Jodha memasuki lift, tapi setelah sampai di lantai 10 saat akan keluar lift dengan tidak sabar, Jalal membopong tubuh Jodha dengan paksa. Jodha berontak meminta Jalal menurunkannya, tapi Jalal menolak dengan mengatakan, “slow turtle seperti itu kapan sampainya? Dan lagi tidak ada orang di sini… kenapa harus malu?” Jodha tidak menjawab, dia menyembunyikan wajahnya di dada Jalal. Di depan pintu kamar, saat akan mengesek kartu baru Jalal menurunkan Jodha.

Malam hari ini, Jalal dan Jodha tidur di ranjang berdampingan. Saat Jalal hendak memeluk dan menciumnya, Jodha menolaknya. Jalal heran dan bertanya, “kenapa?” Jodha memiringkan tubuhnya dan menatap Jalal tepat di matanya, “aku tidak tahu apa yang di lalukan orang-orang itu padaku. Aku sudah mencoba untuk mengingat tapi aku tidak sanggup.” Jalal menghela nafas, seperti mengerti apa yang menjadi kekhawatiran Jodha. Kata Jalal, “tidak terjadi apa-apa. Mereka hanya membopongmu menuruni tangga, aku melihat dan mengejar mereka. ~Jodha menatap tak percaya~ kalau kau tak percaya, kita bisa lihat rekaman CCTV besok.” Jodha dengan sedih berkata, “aku tidak tahu. Seumur hidupku, baru kali ini aku tidak ingat apa yang terjadi. Aku takut! Aku tidak tahu.. kenapa mereka melakukan itu padaku. Aku bahkan tidak mengenal mereka atau pernah bertemu dengannya.” Jalal meraih tubuh Jodha dan mendekapnya, “tidak terjadi apa-apa padamu. Sekarang kau tahu kenapa aku protektif padamu? Itu karena aku tidak ingin hal seperti ini terjadi lagi. Musuh-musuhku selalu berusaha menyakiti aku melalui orang-orang terdekatku…” Jodha mendongak menatap Jalal, “apakah hal seperti ini pernah terjadi?” Jalal dengan berat hati menggangguk, “ya. Tapi aku tak ingin membicarakannya sekarang. Apa yang menimpamu hari ini sudah lebih dari cukup untuk menyakitiku dan membuatku merasa tak berdaya. Mungkin nanti jika situasinya memungkinan aku akan menceritakanya padamu. Sekarang tidurlah. Jangan kuatirkan apapun. Aku akan menjagamu.”

Jodha menyembunyikan wajahnya di dada jalal dan mencoba untuk memejamkan mata. Tapi matanya tidak mau terpejam. Pikirannya melayang kemana. Ada satu pikiran yang menganggunya. Jalal tidak pernah suka kalau dirinya di sentuh oleh pria lain. Jodha ingin tahu apa pendapat Jalal tentangnya kini. Jodha mengangkat wajahnya menatap Jalal dan bertanya, “kau tidak pernah suka kalau ada pria yang menatapku apalagi menyentuhku. Apakah….apakah… kau marah dan merasa jijik padaku karena pria-pria itu telah..” Jalal memotong ucapan Jodha, “jangan berpikir yang tidak-tidak. Itu bukan salahmu. Itu salahku yang ceroboh. Ya.. aku memang marah, bukan padamu..tapi mereka. Aku akan membuat perhitungan dengan mereka. Kalau mereka tertangkap, aku tidak akan melepaskannya. Aku akan membuat hidup mereka menderita.” Ada amarah yang amat sangat dalam kata-kata Jalal. Matanya yang semulah lembut berubah kelam. Melihat itu Jodha merasa bersalah.

Jodha masih mendongak menatap Jalal. Perlahan dia menarik wajah Jalal agar menunduk, lalu dengan lembut dia mengecup bibir Jalal. Semula Jalal tak menanggapinya. Jodha penasaran. Dia mengecup lagi, kali ini lebih lama dan di sertai sedikit kuluman. Jalal tidak lagi bisa menahan dirinya. Semula dia tidak ingin mengganggu Jodha, karena dia pikir, Jodha pasti ingin menenangkan diri setelah apa yang terjadi. Tapi Jodha telah memulainya lebih dulu dan Jalal tidak punya pilihan lain. Dia membalas cumbuan Jodha sepenuh hati sehingga segala keresahan, ketakutan dan ketengangan yang sore tadi mencekamnya tersalurkan dan lenyap bersama kenikmatan yang direngguknya kemudian… Takdir bag 43

NEXT