Bila Saatnya Tiba bag 28 by Sally Diandra. Matahari sudah meninggi ketika Jodha terbangun dari tidur panjangnya, ketika semua simpul otaknya telah terkoneksi dengan baik, dirinya baru menyadari bahwa tidak ada sehelai benangpun yang membungkus tubuhnya dan Jalal kecuali selimut yang yang menutupi mereka berdua sementara tangan Jalal masih memeluk pinggangnya, Jodha segera menyingkirkan tangan Jalal dan diletakkannya dipaha Jalal lalu diambilnya kimono transparant yang tergeletak di atas tempat tidur, yang satu set dengan lingerie warna peach yang dibelikan Jalal di Victoria’s Secret “Kamu terlihat sexy dengan lingerie ini” ujar Jalal semalam sebelum mereka berdua memadu kasih. Jodha tersenyum mengingatnya sambil mengenakan kimono transparantnya tersebut, sebenarnya Jodha enggan mengenakannya tapi demi Jalal apapun dia lakukan . Kejadian semalam benar benar membuat Jodha semakin mencintai suaminya, Jalal sangat tau sekali bagaimana memperlakukan seorang wanita sebagai istrinya. Jodha bergegas menuju ke kamar mandi, dipenuhinya bath up yang ukurannya lumayan besar itu dengan air hangat, sementara menunggu air penuh, dibersihkannya mukanya dengan peralatan pembersih wajah kemudian dibasahinya rambutnya yang tergerai panjang hingga sepinggang, setelah selesai membersihkan tubuhnya, Jodha bergegas masuk kedalam bath up dan berendam cukup lama disana sambil mendengarkan music kesayangannya melalui walk man yang sudah disiapkan dipinggir bath up, Jodha benar benar menikmati rendamannya pagi ini namun tiba tiba tanpa Jodha sadari, dari arah belakang tiba tiba tubuhnya terdorong kearah depan, Jodha kaget karena tanpa bertanya Jalal sudah menyusulnya masuk kedalam bath up dan ikut berendam disana. “Jalal, kamu ini … kenapa nggak nunggu aku selesai dulu ?” Jodha langsung cemberut begitu tau Jalal menyusulnya berendam di dalam bath up “Kenapa ? nggak boleh ? aku kan suamimu jadi kamu harus berbagi semuanya denganku” ujar Jalal sambil kembali melingkarkan lengannya dipinggang Jodha, Jodha langsung salah tingkah dibuatnya, dan kembali Jodha terbuai oleh sentuhan Jalal yang membuatnya tidak berdaya untuk menolaknya, “Jalal memang perkasa persis seperti yang dikatakan oleh Rukayah” bathin Jodha dalam hati.
Siang harinya sebelum mereka check out dari hotel, Jalal dan Jodha menikmati makan siang direstaurant yang terletak dihotel tersebut, sambil menikmati menu makan siang, semua tamu hotel yang hadir disana disuguhi sebuah hiburan yang cukup menarik yaitu hiburan music akustik dengan lagu lagu yang ngetrend saat ini, Jodha benar benar menikmatinya, kaki dan tubuhnya bergoyang goyang, sementara Jalal yang saat itu sudah selesai menikmati makan siangnya langsung membuka laptopnya dan mulai sibuk mengecek beberapa laporan anak buahnya yang sudah dia tinggalkan selama kurang lebih tujuh hari di London. Tiba tiba dari atas panggung sang penyanyi menawarkan pada pengunjung yang sedang makan di hotel yang ingin request sebuah lagu, tiba tiba Jodha bergeser dari tempat duduknya dan mendekati salah satu pelayan restaurant kemudian duduk kembali disebelah Jalal, dilihatnya suaminya masih asyik dengan angka angka dan tulisan tulisan dilaptopnya.
Tak berapa lama kemudian “Ladies n gentlemen we got a request from the one who stay in this room that would like to give a song for the most special person in her life, please welcome Mrs. Jalalludin Muhammad Akbar” ujar penyanyi. Jodha tersenyum kemudian kembali berdiri dan berjalan ke atas panggung, Jalal yang saat itu masih sibuk dengan laptopnya tiba tiba terusik dengan tingkah Jodha “Mau kemana Jodha ?” bathinnya dalam hati. Dilihatnya Jodha melangkah kearah panggung dimana disana ada dua orang musisi yang satu duduk didepan keyboardnya sedangkan satunya berdiri dengan gitar ditangannya, sesaat Jodha ngobrol dengan musisi tersebut, Jalal semakin penasaran dibuatnya, “Mau apa Jodha disana ?” tanya Jalal dalam hati. Tak berapa lama kemudian musisi tersebut memberikan gitar akustiknya ke Jodha, Jodha tersenyum, sesaat Jodha duduk diatas kursi tinggi yang tersedia disana, “Good afternoon everybody” Jodha mulai membuka suaranya didepan mike sambil mengalungkan gitar akustik “Today I would like to sing a song for the most special person in my life, that is my husband Mr. Jalalludin Muhammad Akbar who sit over there, this song is you Jalal” Jalal terperangah mendengar namanya disebut, Jalal langsung berdiri dan memandang kearah Jodha, Jodha tersenyum “This song is special for you Jalal, the title is Sempurna it means perfect because he is so perfect to me” ujar Jodha sambil mulai memetikkan dawai dawai gitarnya, Jalal yang masih berdiri saat itu langsung bertepuk tangan dengan semangatnya “That’s my girl !” teriaknya “I love you, Jodha !” kemudian suara merdu Jodha bersama alunan gitar akustik mulai terdengar …
Kau begitu sempurna
Di mataku kau begitu indah
Kau membuat diriku akan slalu memujimu
Di setiap langkahku
Ku kan slalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu
Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh sayangku, kau begitu
Sempurna..
Sempurna..
Kau genggam tanganku
Saat diriku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku
Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh sayangku, kau begitu
Sempurna..
Suara tepuk tangan terdengar bergemuruh diseluruh ruangan, semua yang hadir disana bertepuk tangan memberikan applause yang tinggi untuk Jodha, Jodha berdiri dari tempat duduknya sambil membungkuk dan tepat pada saat itu Jalal sudah ada didepannya dan memeluk Jodha erat, Jodha pun membalas pelukkan Jalal “Aku tidak tahu kalau kamu ternyata pintar bermain gitar istriku” Jodha tersenyum sambil melonggarkan pelukan Jalal “Aku juga tidak tahu kalau ternyata suamiku ini pintar membuat seorang wanita bertekuk lutut:” Jalal melancar senyuman mautnya kemudian ketika hendak didekatkan wajahnya ke wajah Jodha, Jodha langsung mengelak “Jalaaalll …. malu” Jalal hanya tersenyum nakal dan langsung menggandeng lengan Jodha dan berlalu dari atas panggung.
Keesokan harinya akhirnya mereka sudah mendarat di tanah air, bu Hamida sangat senang begitu melihat anak dan menantunya telah sampai dirumah, dari gesture tubuh mereka, bu Hamidah bisa membaca kalau hubungan mereka semakin membaik, apalagi ketika Jodha memutuskan untuk memindahkan sebagian barang barangnya ke kamar Jalal dan mengubah tata letak kamar Jalal juga tata letak ruang kantor Jalal, semuanya Jodha sulap semenarik dan seindah mungkin agar Jalal merasa nyaman berada disana.
Waktupun terus berlalu, hubungan Jalal dan Jodha juga semakin dekat dan intim, termasuk hubungan mereka berdua setiap malam yang tidak pernah terlewatkan satu malampun hingga menjelang hari wisuda Jodha. Pagi itu, Jodha dan Moti sedang berada dikampus, “Jo, sampai saat ini aku masih belum mengerti kenapa Suryaban bisa dengan begitu ikhlas melepas kamu untuk Jalal” tanya Moti penasaran, “Itu namanya dewasa, Mo … Suryaban tidak memaksakan kehendaknya ke aku” , “Apakah kamu masih mencintainya ?” goda Moti, “Moooottiiii … aku sudah punya suami” Jodha langsung cemberut kearah sahabatnya “Hahahaha, kamu lucuuuu … gitu aja marah tapi kalau laki laki didepan kamu itu gimana ?” Moti langsung melirik kearah depan mereka tepat ditengah lapangan, seorang laki laki berperawakan tinggi besar sedang berjalan menuju kearahnya “Mr. Khaibar nyariin kamu terus dari kemarin” goda Moti sambil tersenyum kearah Jodha, sementara Jodha kembali memasang muka ketus ke Moti “Selamat pagi, apa kabar Jodha ?” Jodha langsung berdiri begitu pak Khaibar salah satu dosennya yang masih muda menghampirinya saat itu “Selamat pagi pak Khaibar, saya baik baik saja”, “Jodha, bolehkah saya minta tolong sama kamu ?” , “Kalau ada yang bisa saya bantu, dengan senang hati saya membantu, pak” ujar Jodha ramah, “Baiklah, saya ingin kamu menjadi asisten dosen saya bagaimana ? kamu sudah tidak begitu banyak tugas kuliah kan ? dan itung itung juga untuk melatih kemampuanmu dalam mengajar, dengar dengar kamu ingin jadi dosen kan ?” Jodha tertawa kecil “Tidak harus dosen, pak … jadi guru SMA pun saya mau, baiklah saya terima tawaran bapak, kapan kita mulai ?” , “Gimana kalau besok ?” pinta pak Khaibar, “Baiklah saya terima !” ujar Jodha mantap.
Malam harinya setelah selesai bercinta dengan Jalal, Jodha memberitahukan soal ajakan pak Khaibar untuk menjadi asdosnya, “Jalal, tadi aku dapat tawaran untuk membantu dosenku dikampus untuk menjadi asisten dosennya” ujar Jodha sambil berbaring diatas dada bidang Jalal, “Oh ya ? bagus itu ! lalu mulai kapan kamu mengajar ?” , “Mulai besok, boleh ?” pinta Jodha manja “Boleh, yang penting kamu nyaman dan tidak memforsir tenagamu, aku setuju saja” ujar Jalal sambil mencium rambut Jodha, “Makasih sayaaang …” kata Jodha sambil mencium pipi Jalal, “Oh iya, menurut kamu lebih baik kita pindah rumah atau tetap dirumah ini saja ?”, “Pindah ? mau pindah kemana ? kalau menurutku sih lebih baik dirumah ini saja, kasihan ibu sendirian dirumah sebesar ini, lagian Bhaksi juga sering ditinggal kerja sama suaminya, iya kan ?” , “Iyaaa … tapi itu artinya kita nggak …” goda Jalal, “Nggak apa ???” tanya Jodha penasaran “Nggak bebas meluk kamu kalau diluar kamar …” ujar Jalal sambil membalik tubuh Jodha dan mulai menghujaninya kembali dengan ciuman, Jodha kaget mendapat serangan dari Jalal, “Jalal memang selalu penuh dengan kejutan, pantas saja Rukayah ingin kembali ke Jalal tapi aku tidak akan memberikannya pada siapapun” bathin Jodha dalam hati
Keesokan harinya dikantor Jalal, ketika matahari sudah tinggi diatas kepala “Pak Jalal, diluar ada ibu Atifa yang ingin bertemu dengan bapak” ujar Zeeenat sekretaris Jalal, “Yaa silahkan masuk …” bergegas Atifa masuk ke kantor Jalal dengan muka yang sembab, begitu masuk ke dalam ruang kantor Jalal, lama Atifa terdiam disana sambil menahan isak tangisnya, Jalal bergegas menghampiri Atifa yang merupakan mitra kerjanya selama ini, begitu Jalal sudah sampai didepan Atifa, Atifa langsung menghambur ketubuh Jalal dan memeluk Jalal erat, Jalal benar benar kaget dibuatnya … Bila Saatnya Tiba bag 29