Sinopsis Jodha Akbar episode 194 by Meysha Lestari. Atgah bertanya, “siapa orang itu?” Sharif melirik Jalal dan menjawab, “Sujamal. Mata-mataku mengenalinya. Itulah sebabnya Sujamal membunuhnya.” Jalal bertanya, “mengapa dia ada di sini?” Sharif menyahut, “hanya ada satu alasan. Dia ingin membunuh anda.” Jalal berkata pada Atgah, “atgah Khan, Jangan sampai Sujamal lolos dari Agra. Aku ingin dia di tangkap.” Atgah mengangguk, “aku mendapat informasi kalau Abu Mali akan menyerang anda bersama sekutunya. Tapi aku tidak tahu kalau Sujamal bekerja sama dengan Abul Mali.” Jalal marah, “cari keseluruh tempat, aku ingin dia mati. Dia datang untuk membunuhku.” Atgah menjawab, “baik, Yang Mulia. ~Atgah berteriak pada prajurit~ Ayo ikuti aku!” Kemudian Atgah dan beberapa pengawal berlari pergi untuk mengejar Sujamal, meninggalkan Sharif dan Jalal bersama beberapa pengawal.
Di kamarnya, Jodha berkata pada Moti, “aku tidak percaya Sujamal berusaha membunuh Yang Mulia. Aku tidak percaya dia ingin melukai suamiku.” Moti bertanya, “Jodha kenapa kau tak percaya kalau Sujamal ingin membunuh yang mulia?” Jodha dengan prihatin menjawab, “tidak, aku tidak percaya itu. Sujamal bukan hanya saudaraku, tapi dia juga bangsa Rajput. Bangsa Rajput takkan mengkhianati seseorang dan dia tak pernah berbohong. Sujamal berjanji, dia akan selalu melindungi suamiku. Dia tak kan biarkan sesuatu terjadi pada Yang Mulia. Tak ada yang mengenal Sujamal lebih baik daripada aku. Dia memiliki semangat sejati sebagai seorang Rajput. Dia rela mengorbankan nyawanya, tapi dia takkan ingkar janji.” Moti menyela, “tapi Jodha, Sharifuddin mengatakan kalau Sujamal mencoba untuk membunuh Yang Mulia.” Jodha menyahut, “itu yang tidak aku mengerti alasannya kenapa Sharifuddin berbohong. Dia yang membantuku menyelamatkan Yang Mulia. Sujamal mengatakan paaku, dia akan meninggalkan Agra setelah menemuiku. Lalu mengapa Sujamal menghadiri perayaan?” Moti terkejut, “berarti, kau telah bertemu dengannya?” Jodha mengangguk, “ya, Moti. Dia datang menyamar dan menemuiku di kuil. Dia ingin tahu keadaanku, aku belum beritahu siapapun soal ini aku tak ingin membahayakan nyawanya.” Moti ikut-ikutan Heran, Jika Sujamal ingin pergi, mengapa dia masih berada di sini.” Jodha menggeleng, “aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu. Tapi aku tahu ada seseroang yang mencoba memperkeruh keadaan. Dan Sujamal akan menanggung akibat dari kesalahpahaman ini. Dan yang mulia tidak akan memaafkannya. Moti aku harus bertemu Yang Mulia. Aku harus menjelaskan padanya, aku harus beritahu yang sebenarnya kalau Sujamal tidak akan melukai dia. Aku haru smenemuinya. Aku pergi..” Moti meraih tangan Jodha, “tidak, Jodha. Kau membuat kesalahan.” Jodha menatap moti heran, “apa yang kau katakan?” Moti menjelaskan, “cobalah untuk mengerti, betapa seriusnya keadaan ini. Sujamal adalah saudaramu, tapi kau adalah Ratu Mughal. Bukankah Yang Mulia akan marah jika kau katakan itu padanya? Bahwa kau telah bertemu dengan Sujamal. Bukankah dia bertanya padamu mengapa kau tak beritahu mengenai musuhnya? kau akan jawab apa Jodha? Sekarang hubunganmu dengan Yang Mulia sudah membaik. Dia sudah mulai memahamimu. Aku tidak ingin ada sesuatu yang mengancam hubunganmu dengan yang mulia. Yang Mulia sudah mulai mempercayaimu. Dan kau akan merusak kepercayaannya, jika kau beritahu dia soal Sujamal. Itu takkan menguntungkan siapapun.” Jodha bingung, “lalu apa yang harus aku lakukan, Moti?” Moti meyahut, “mintalah petunjuk pada dewa agar keadaannya bisa berubah lebih baik dan agar hubunganmu terlindungi.” Jodha memikirkan kata-kata Moti.
Ruq sedang bersama Maham. Maham berkata, “ini tak pernah berakhir. Yang Mulia selalu di serang setiap beliau keluar dari istana. Ini berarti petugas keamanan yang melindungi raja telah gagal. Itu artinya kepala keamanan tidak becus bekerja.” Ruq menyela, “kalau kau mengatakan kalau Atgah Khan tidak becus bekerja, maka kau salah Maham anga. Menurutku atgah mampu mencegah bahaya yang mengancam Yang Mulia. Itulah sebabnya serangan terhadap Yang Mulia tidak berhasil.” Maham tidak terima, “mengapa kau katakan ini? Tidak Ratu Ruqaiya, aku tidak menyangka kau menjadi sesombong ini. Kau tidak mengerti keadaan ini.” Ruq menyahut, “tentu saja aku mengerti. Keselamatan yang Mulia sangat penting. dan Atgah sudah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Semua raja pasti menghadapi hal seperti ini. Tapi para penjaga dan perdana menteri harus mencegah serangan ini. Atgah Khan berhasil melindungi Yang Mulia bersama Sharifuddin.” Maham kesal, “pertanyaanya adalah..mengapa pelakunya bisa mendekati Yang Mulia?” Ruq mengatakan, “yang perlu di ingat adalah pelakunya tidak berhasil menyerang Yang Mulia meski dia berada di dekatnya. Aku lebih senang mendengar kabar kalau Jalal baik-baik saja. Orang yang harus di salahkan adalah saudaranya Jodha, Sujamal. Mengapa Jalal masih mempercayai Jodha? Sujamal telah menyerang Mewat dan mencoba membunuhnya. Tapi jalal mengatakan itu bukan salah Jodha. Maham anga, kau perdana menteri. Kirim pasukan untuk menangkap Sujamal.” Maham setuju, “kau benar aku akan patuhi perintahmu. Aku akan menangkap Sujamal, dan aku akan memberinya hukuman yang berat.” Ruq senang, “terima kasih. Aku senang kau dapat memahami kekuatiranku. Aku harus istirahat. Banyak yang harus aku lakukan esok. Selamat malam.” Maham membalas, “selamat malam.” Keduanya lalu berbalik dan pergi ke arah yang berlawanan.
Sinopsis Jodha Akbar episode 194. Pagi harinya, beberapa pelayan menemui Jodha. Jodha menemui mereka dan menyapa, “terima kasih sudah datang kesini.” Seorang pelayan yang sudah berumur berkata, “kami ingin berterima kasih, karena anda sudah membebaskan kami. Kalau tidak ini tidak akan terjadi. Kami ingin mengucapkan terima kasih pada anda.” Jodha mnegatakan kalau rasa terima kasih mereka hanya untuk Jalal, semua terjadi karena Jalal, sebab Jalal telah memberinya izin untuk mengambil keputusan. Para pelayan menjawab, kalau Jalal juga berada di sana, dulu, tapi tidak melakukan apa-apa. Tapi setelah ada Jodha, ada orang yang mau mendengarkan keluhan mereka. Karena itu mereka berterima kasih pada Jodha. Jodha menyahut, “aku hanya menjalankan kewajibanku saja.” Tiba-tiba terdengar pengumuman kalau Jalal datang. Jalal masuk ke kamar Jodha dan tertegun melihat para pelayan. Para pelayan mengucapkan terima kasih pada Jalal lalu beranjak pergi.
Jalal menatap kepergian para pelayan dengan heran, “kenapa mereka berterima kasih padaku?” Jodha tersenyum dan berkata, “aku juga ingin berterima kasih padamu. AKu tidak tahu kau akan mendukungku sampai sejauh ini.” Jalal balas tersenyum, “mengapa kau perlu berterima kasih padaku? Aku menjadi paham dengan kenyataan yang ada. Kaulah yang memberitahuku soa keluhan para pelayan. Berkatmu aku bisa mengakhiri perbudakan. Aku sangat bangga padamu, Ratu Jodha.” Jodha dengan rasa tak percaya bertanya, “mengapa kau bangga padaku?” jalal menjawab, ‘kau telah menyelamatkan aku dari hukuman tuhan. Setelah kau beritahu, aku menyamar di antara rakyat dan aku mengetahui kalau perbudakan masih ada dan itu merupakan hal yang memalukan bagi kerajaan Mughal.” Jodha heran, “apakah kau menyamar diantara rakyat?” Jalal mengangguk, “ya. Aku melakukan itu karenamu. Kau membutaku sadar akan kenyataan, itulah sebabnya aku mengakhiri perbudakan. Menurutku kau adalah manusia mulia. kau bisa menjadi penasihat hebat, aku tidak salah memilihmu sebagai ratu Kepala. ~Jalal menatap Jodha dengan rasa ingin tahu~ Apakah aku boleh tahu mengapa kau terlihat gelisah? Mengapa kau tak senang setelah aku memujimu?” Jodha dengan sedikit gugup menjawab, “aku sedang memikirkan Sujamal. Yang Mulia aku tidak percaya dia mencoba menyerangmu. Aku tahu dia melakukan pemberontakan di Amer. Tapi ada alasan politik di balik serangan itu. Dia ingin membebaskan daerah itu dari penguasa. Aku tidak percaya Sujamal berusaha melukaimu.” Jalal berkata, “kau sangat mempercayai Sujamal.” Jodha dengan tegas menjawab, “ya. Karena dia adalah saudaraku. Tak ada yang mengenal dirinya lebih baik dari aku. Dia mempunyai semangat rajput dan selalu melaksanakan tugasnya. Dia berjanji padaku kalau dia akan selalu melindungi suamiku. Sujamal tak mungkin menyakitimu.” Jalal mengangguk, “aku tau dia saudaramu, tapi kau tahu kalau dia juga seorang pejuang. Semua pria yang ada di medan perang adalah pejuang. Yang di inginkan seorang pejuang adalah mengalahkan musuhnya. Dan dia bisa melakukan apapun untuk itu. Jodha, kau takkan percaya padaku. Ibu menyayangiku dan menganggapku orang yang baik. Dia lebih mengenal diriku dari siapapun. Tapi saat dia melihatku di medan pertempuran, dia menolak mengakuiku sebagai anaknya. Karena dia tak bisa melihat amarahku, kekejamanku. Di medan pertempuran sangat penting agar seorang prajurit menjadi kejam. Menurutku Sujamal adalah seorang pejuang sejati. Seorang anak rela membunuh ayahnya demi kekuasaan. Dan sujamal bukan hanya saudaramu dia juga seorang pejuang. Akan lebih baik kalau kau tidak membelanya. Maaf, aku tak bisa lari dari kenyataan yang ada. Aku permisi dulu.” jalal meninggalkan Jodha. Jodha terlihat sangat gelisah.
Ruq sedang melakukan sesuatu di bantu para pelayan. Maham datang dan tertawa geli menatap Ruq. Ruq jadi heran sendiri, sambil melirik maham Ruq berkata, “mengapa aku merasa kalau pikiran Maham Anga sedang tidak beres?” Maham tertawa terbahak-bahak. Ruq berdiri dari duduknya dan menyuruh pelayan pergi. Maham masih tertawa. Ruq bertanya, “Maham anga, boleh aku tahu mengapa kau tertawa? Apa kau sudah gila?” Maham sambil tertawa menjawab, “tidak, ratu Ruqaiya. Aku baik-baik saja. Aku tertawa karena betapa ironisnya keadaan ini.” Ruq menjadi tidak sabar, “bisakah kau berkata lebih jelas lagi?” Masih dengan tertawa, Maham berkata, “ya. Akan ku katakan. Masalahnya adalah para pelayan dulu takut saat kau masih memimpin. Menatapmu saja sudah takut. Sekarang mereka sudah bebas. Sekarang mereka berhadapan dan bicara denganmu tanpa rasa takut. Apa yang kau alami saat itu terjadi? Apa yang akan kita alami? ~Maham berubah kesal~ Kita selalu menganggap pelayan sebagai budak kita. Jodha melakukan tindakan luar biasa untuk mempermalukan kita. Sungguh permainan yang luar biasa! maaf, meski kau ratu kepala, tapi Ratu Jodha yang mendapat perhatian dari semua orang. Dia mengubah peraturan di Harem hanya dalam waktu 3 hari. Dia mengakhiri perbudakan di harem dan di seluruh kerajaan Mughal. Dengan tindakan ini, dia tak hanya mendapatkan tempat istimewa di hati Jalal tapi juga di hati rakyat.” Ruq tersenyum sinis, “sudah? Ada lagi yang ingin kau katakan, Maham anga? Ratu Jodha takkan bisa menggantikan tempatku. Karena sekarang saatnya aku bertindak. Aku akan bermain caughan dengan Jalal besok. Lalu aku dan Jalal akan pergi berburu di hutan. jalal akan terpisah dari Jodha. Kau tak perlu risau. Tenanglah, biar aku yang mengurus Jalal. Sampai jumpa!” Maham masih belum mau pergi, “kurasa hanya Allah yang bisa membantuku. Karena Jalal akan semakin jauh dari jangkauanmu, Ratu Ruqaiya! Sampai Jumpa.”
Sinopsis Jodha Akbar episode 194. Atgah memberitahu jalal kalau semua jalal keluar dari agra telah di blokir dan di tutup. “semua pendatang kami periksa. Jika dia mencoba melarikan diri, dia pasti tertangkap.” Jodha terlihat sedih mendengarnya. Jalal melirik Jodha. Maham menimpali, “kami tahu dia takkan bisa kabur dari agra. Kami ingin tahu bagaimana dia bisa masuk ke Agra? Yang mulia sudah memerintahkan untuk menangkap Sujamal dengan cara apapun. Bukan saja dia ada di Agra, tapi dia juga menghadiri perayaan. Aku terkejut kita sama sekali tidak tahu soal ini.” Atgah mengangguk, “ini memang menjadi kekuatiran kami. Ini berarti penjagaan yang kami lakukan kurang ketat. lain kali kami akan lebih hati-hati.” Jalal menengahi, “Atgah khan, jangan berhenti mencari dirinya. Karena dia masih berada di Agra. Dia takkan bisa kabur karena penjagaan yang ketat. Kurasa dia masih ada di sini, tambah pasukan untuk mencarinya.” Atgah mengangguk, “baik, yang mulia. Aku akan berusaha mencarinya.” Tiba-tiba seorang pengawal masuk dan memberitahu Jalal kalau ada seorang anak memaksa ingin bertemu Jalal.
Semula Atgah melarang anak itu masuk, tapi Jalal mengizinkannya. Anak yang ingin bertemu Jalal itu ternyata Babu. Jodha senang melihatnya, Jalal juga. Jalal bertanya, “kau? Ada apa?” Babu berkata, “aku kesini untuk berterima kasih Yang Mulia.” Babu membawa dua tangkai bunga mawar merah dan ingin memberikannya pada Jalal. Tapi pengawal melarang. Jalal menyuruh pengawal membiarkan saja. Babu melangkah mendekati Jalal dan memberikan bunga itu padanya. Jalal menerimanya dan bertanya, “mengapa kau memberikan bunga?” babu menjawab, “ibuku yang mengirimkannya, aku telah menemukan ibuku.” Jalal bertanya, “dimana ibumu? ~babu menunjuk keluar~ Suruh ibumu masuk.” Ibu babu masuk ke aula dan segera berlutut di depan jalal sambil menyembah, “terima kasih, Yang Mulia. Aku sangat berterima kasih pada Anda. Anda telah mengembalikan hidupku dengan menyatukan kami kembali. Aku akan selalu mendoakan anda.” Jalal menjawab, “yang pertama, kau adalah bagian dari kerajaan, sudah menjadi tugasku untuk menjagamu. Kau tak perlu berterima kasih padaku, kau harus berterima kasih pada tuhan karena anakmu telah kembali. Aku senang bisa menyatukan kalian. Jika kau ingin berterima kasih..silahkan berterima kasih pada Ratu Jodha. Upayanya membuatmu menjadi bebas. Silahkan.” Ibu babu dan babu menghampiri Jodha dan berdiri di depannya dengan mata basah, “Ratu Jodha, semoga tuhan memberikanmu kebahagiaan. Anda tak hanya memberikan harapan padaku. Aku hilang harapan saat aku tidak bisa menemukan anakku. Terima kasih.” Jodha menyahut, “kita berterima kasih pada orang yang tak bisa kita balas kebaikannya. Tapi aku senang setelah melihat kebahagiaan di wajah putramu. Aku senang bisa menyatukan seorang ibu dan anaknya.” Babu menatap ibunya dan bertanya, “ibu, apakah kita akan pulang?” Jalal bertanya, “kau mau pulang kemana? Kau sudah lama meninggalkan kampung halamanmu. ~Jalal memangil Atgah~ Atgah khan, siapkan kebutuhan untuk semua orang yang baru saja bebas dari perbudakan. Buka lowongan pekerjaan agar mereka dapat memulai hidup yang baru. Beri perlengkapan bagi yang ingin kembali ke kampung halamannya. ” Atgah menjawab, “baik, yang mulia.” Jalal memandang ibu babu, “kau bisa meminta bantuan kapanpun.” Ibu babu menjawab, “anda telah menyatukan aku dan anakku. Semoga tuhan segera memberikan anda karunia seorang anak.” Jalal tersenyum. Ratu hamida dan Salima tersenyum bahagia dan mengamininya, hanya maham yang terlihat tidak senang. Jodha tertegun tak tahu harus mengucap apa. Jalal melirik Jodha sambil tersenyum, keduanya saling bertatapan.
Di Agra, para prajurit di kerahkan untuk menemukan Sujamal. Sujamal yang sedang duduk di kuil mendengar teriakan kepala prajurit yang menyuruh anak buahnya mencari dirinya. Sujamal mencari informasi tentang Jodha pada pengemis yang duduk di sebelahnya. Sujamal bertanya apakah Jodha mengunjungi kuil? Si pengemis menjawab, kalau Jodha sudah tidak mengunjungi kuil tiap hari. Sujamal bertanya pada pengemis itu kira-kira kapan Jodha datang ke kuil. Si pengemis dengan ringan menjawab, “bagaimana aku tahu? Aku pengemis bukan mata-mata. Dia mengunjungi kuil kalau dia sedang ingin mengunjunginya…” pengemis yang lain bertanya, “mengapa kau menanyakannya?” Sujamal menajwab, “aku pengemis, dan dia berikan makanan yang banyak pada pengemis.” Kedua pengemis puas mendengar jawaban Sujamal. Dalam hati sujamal berkata, “sampai kapan aku harus menunggu Jodha? Apakah dia akan mengunjungi kuil hari ini? bagaimanapun juga, aku harus beritahu yang sebenarnya. Dia harus tahu kalau nyawa raja Jalal terancam.”
Di istana, Ruq menemui Jalal diiringi bebrapa pengawal yang membawa nampan berisi pakaian dan meminta Jalal memakai pakaian itu demi dia. Jalal dengan heran bertanya, “kita mau kemana?” Ruq terkejut, “kau lupa? Kau berjanji untuk main caughan dan mengajakku berburu. Jadi aku memutuskan kita akan pergi besok.” Jalal tersenyum, “sepertinya kau sudah menyiapkan untuk besok.” Ruq menyahut, “tentu saja. Akhirnya aku bisa berdua denganmu setelah sekian lama. Saking senangnya, aku sampai tidak bisa tidur memikirkan kita.” Seorang pelayan masuk dan memberitahu Jalal kalau ratu Jodha ingin bertemu. Jalal tertawa, “aneh, sepertinya para ratu ingin bertemu denganku sekarang. Suruh dia masuk.” Ruq terlihat tidak suka. Jodha masuk dengan tergesa dan berhenti seketika saat melihat Ruqaiya. Jalal menyapanya, “masuklah, ratu Jodha..” Dengan wajah tegang Jodha berkata, “yang mulia, aku dengar kau akan keluar dari istana?” Jalal tertawa, “ya. Aku juga baru mendengar itu.” Jodha dengan tegang berkata, “tapi yang mulia, kau baru saja di serang kemarin. Musuhmu pasti cari kesempatan untuk menyerang. kau tidak aman meninggalkan istana.” Ruq dengan kesal menyela, “tolong jangan menyingung soal serangan itu, Ratu Jodha. Aku sudah putuskan, aku dan Jalal akan keluar besok.” Jodha menyahut, “tapi Ratu Ruqaiya, nyawa yang mulia sedang dalam bahaya.” Ruq balas, “nyawa seorang raja selalu dalam bahaya. Tapi bukan berarti dia harus duduk di istana seharian. Jalal adalah pejuang pemberani yang bisa melindungi dirinya. Aku akan bawa prajurit yang banyak untuk melindunginya.” Jodha tidak setuju, “maaf ratu Ruqaiya, kemarin para penjaga juga ada bersama yang mulia, tapi tetap saja pelakunya dapat masuk ke tempat perayaan.” Ruq menuduh, “pelakunya adalah saudaramu, Sujamal.” Jodha menjawab, “pelakunya adalah musuh yang mulia. Ada banyak musuh yang ingin membunuh Yang Mulia. Aku tak meminta dirinya menjadi pengecut, aku meminta agar dirinya lebih berhati-hati.” Ruq dengan tatapan menuduh berkata, “mengapa kau tak bilang saja, kau tak ingin jalal keluar denganku?” Jodha terkejut, “tidak seperti itu, ratu Ruqaiya. Kau salah paham.” Jalal menatap kedua istrinya dengan bingung. Ruq dengan berapi-api menyahut, “aku mengerti maksudmu Ratu Jodha. Jalal dan aku akan keluar besok. ~Ruq menatap jalal dan meminta kepastian~ Jalal, besok kita akan keluar, bukan?” Jalal menatap Jodha, Yang saat itu sedang menatapnya dengan tatapan khawatir. ….Sinopsis Jodha Akbar episode 195