Sinopsis Jodha Akbar episode 203 by Nanliza. Maham keluar dari kamar Bakshi dan berpapasan dengan Sharifudin. Maham tersenyum dan memberi salam pada Sharif. Sharif membalasnya. Lalu sambil menghampiri Bakshi, Sharif tertawa dan bertanya, “bagaimana perasaan istriku tercinta hari ini?” Mendengar suara Sharif, Sujamal menjadi gugup. DI asegera memberi Jamal salam dan minggir. Sharif tidak memperhatikan SUjamal dan angsung melangkah menghampiri Bakshi yang duduk di tengah ranjang. Sharif mengelus pipi bakshi sambil berkata kalau dia mendengar bakshi mendapat kasim baru. Tanpa melihat kasim, Sharif memintanya agar merawat bakshi dengan baik. Sujamal memastikan kalau dia tak akan memberi kesempatan pada sharif untuk mengeluh. Sharif menatap Sujamal, di aterkejut campur heran. Lalu dengan penasaran dia mendekati Sujamal, menatapnya dan mengamtinya secara telilit. DI tatap seperti itu, Sujamal pura-pura malu dan bertanya, “kenapa menatapku seperti itu tuan, apakah celak di mataku melebar?” Sharif tertawa sambil bertepuk tangan. Bakshi bertanya, “ada apa? Kenapa kau tertawa?” Sharif bertanya naman Sujamal, jamal megatakan kalau namanya Dilawar khan. Sharif sambil tertawa berkata, “oh Dilawar Khan, wajahmu mengingatkan aku pada seorang pejuang Rajvanshi. Itu sebabnya aku tertawa, tubuhmu wajahmu. Jika dia melihatmu, dia akan seegra memenggal kepalamu. karena dia melihat rupanya snediri. ~Sujamal melengor~ apa kau tidak merasa aneh? wajah seorang pejuang Rajvanshi sama dengan wajah hamba.” Sharof kemudian mulai merayu bakshi. SUjamal berdoa dalam hati semoga Sharif tidak mengenalinya.
Phuphi Jaan, Gulbadan Begum berkat akalau ayah Ruq adalah orang kepercayaan Humayun, “Ayahmu mempercayai kakakku dengan tanggung jawab untuk mengasuhmu. Ketika ayahmu meninggal, kami sangat khawatir. Tapi sekarang lihatlah, kau telah menjadiseorang wanita yang kuat. Saat kau di bawa kesini, Jalal sangat senang karena memiliki teman. Saat itu Humayun berkata kalau kau akan menjadi Ratu Mughal. AKu memanggilmu kesini karena aku akan menulis tentang mu dalam buku Humayun.” Hoshiyar datang, Ruq dengan ketus bertanya, “kenap akau kesini?” Hoshiyar menjawab, “yang mulia mengirim pesan untukmu. ~ruq kaget~ malam ini dia akan kekamarmu.” Ruq dengan ketus menjawab, “baiklah. Kenapa kau masih berdiri di sini? Pergilah!” Setelah Hoshiyar pergi, Ruq dengan gembira berkata, “kita membicarakan jalal dan hishiyar datang menyampaikan pesannya.” Gulbadan dengans enang hati berkata kalau ruq adalah teman dan pendamping jalal. Dan dia sangat senang melihat Ruq dan jalal bersama-sama. Ruq mengucapkan terima kasoh dan pergi meninggalkan Gulbadan.
Bakshi peri ke Aula di temani Dilawar Khan. Bakshi memberi salam pada Hamida dan mengenalkan DIlawar padanya. Hamida tersenyum senang. Bakshi kemudian duduk di tempatnya dan Sujamal berdiri tak jauh darinya. Jodh adatang dan menyapa Bakshi, bakshi berdiri memberi salam dan menjawab semua kata-kata Jodha dengan anggukan. Sujamal sangat senang melihat Maan SIngh dan Jodha. Maham menatap Sujamal dan Jodha secara bergantian dengan tatapan yang sulit di artikan. Jalal datang ke aula, semua berdiri memberi salam. Wajah Jalal sama sekali tidak sedap di pandang. Jalal bertanya, “apa kalian punya kabar mengenai Malwa?” Maan Singh yang menajwab, “Yang Mulia, mata-mata kita sudah menginformasikan bahwa pasukan kita berhasil mengalahkan pasukan baaj bahadur. Semoga dia segera dapat di tangkap, dalam keadaan hidup ataupun mati.” Jalal berkata, “bagus! Atgah Khan sejauh yang aku tahu, Pratap singh membantu Baaj Bahadur, awasi dia.” Jalal juga bertanya tentang kabar SUjamal. Mendengar itu Sujamal, Maan dan Jodha terlihat tegang. ATgah memberitahu Jalal kalau Sujamal terakhir kali terlihat di Badawar. Sharif memastikan kalau mereka akan segera menemukan SUjamal. Mendengar itu Sujamal tersenyum simpul.Maham mengawasinya. jalal memberi perintah pada Atgah agar secepatnya menangkap SUjamal, hidup atau mati. Jodha terlihat semakin tegang apalagi melihat tatapan mata Jalal yang penuh kebencian pada SUjamal.
Sinopsis Jodha Akbar episode 203. Maham datang ke kamar Javeda yang penuh. Maham mencoba mematikan sofa yang terbakar yang menjadi penyebab asa. Javead berkata kalau dia sedang mengasapi Hookah lalu terbakar. langsung muncul ide cemerlang dalam pikiran Maham. Maham berteriak, “tunggu, beraninya seorang pria masuk ke kamara menantuku. Pergi dan cari pria itu..” Maham menyibukkan pelayan dengan menyuruh mereka mencari pria yang masuk ke kamar Javeda dan sebagian di suruhnya mematikan api. Javeda menyapa Maham dengan suara serak. Maham bertanya, kenapa dengan suaramu. Javeda menjawab kalau dia mengisap hookah dari sejak pagi. Maham bertanya kenapa Javeda melakukan itu? javeda menjawab kalau dia ingin mencari ketenangan, karena maham tidak mau mendengarkan dia, sehinga dia tak jadi ketua harem. Maham dengan suara lembut menghibur Javeda, tapi setelah itu seperti biasa, bujukan itu akan berakhir dengan ancamam. maham mengancam javeda kalau dia tetepa bersikap dan berbicara hal-hala bodoh, dia akan di hukum mati, dan maham sendiri yang akan menghukumnya. Javeda menangis karena di marahi Maham.
Sujamal membantu Bakshi bangkit dari berbaringnya dan membantunya duduk menyandar di dipan. Bakshi memuji DIlawar dengan mengatakan kalau DIlawar sangat kuat. Sujamal sambil mengerling menyahut, “itu tidak benar. Kaulah yang ringan Nyonya.” Jalal datang menengok bakshi. Sesaat jamal menajdi gugup. Tapi setelah tahu kalau Jalal tak mengenalinya, Sujamal menjadi tenang. bakshi memberi salam pada Jalal denganmenyebutnya yang mulia. Jalal melarang bakshi memanggilnya yang Mulia, karena dia datang sebagai kakaknya. Jalal bertanya, “kenapa kau duduk? kenapa tidak berbaring saja?” Bakshi menjawab kalau dia baru saja duduk setelah cukup lama berbaring dan meminta Dilawar memberitahu itu pada Jalal. Sujamal melakukan apa yang di minta bakshi. Jalal tersenyum dan bertanya apakah bakshi sangat rewel? apakah dia melemparkan obat pahit padanya? Sujamal berkata kalau itu hanya masalah kecil. Sujamal teringat masa lalunya ketika Jodha menolak untuk minum obat dan dia membujuknya. Jalal bertanya apakah dia hamba yang baru? Bakshi menjawab, “ya. Ratu Ruqaiya mengirimnya untuk merawatku.” jalal memuji Ruq dengan mengatakan kalau Ruq selalu melakukan segalanya dengan baik. pada DIlawar Jalal berkata, “rawat adikku denganbaik, jangan memberinya kesempatan untuk mengeluh.
Jodha datang ke kemar bakshi banu dengan wajah gembira. Tapi begitu melihat jalal dia tertegun, Jalalpun begitu. Jodha memberi salam pada jalal. Jalal tidak menghiraukannya. Bakshi dan SUjamal melihat ketegangan diantara mereka berdua. Jodha berkata dia tidak tahu kalau Jalal aa di situ, dia akan kembali nanti. Tapi Jalal mencegah, dia menyuruh Jodha tinggal karena dia yang akan pergi. tanpa pamitan, jalal pun meninggalkan kamar bakshi banu.
Setelah Jalal pergi, Jodha menghammpiri Bakshi dan memberikan salep yang akan menyembuhkan segala macam rasa sakit di sendi dan kaki selama kehamilan, “kau pun akan dapat tidur degan nyenyak.” Bakshi dengan dingin mengucapkan terima kasih. Bakshi menyuruh Dilawar mengambil obat itu. Sujamal menghampiri Jodha dan mengambil obat dari tanganya. Keduanya saling bertatapan. Sujamal menanti reaksi Jodha, tapi ternyata Jodha tidak mengenalnya. Sujamal terlihat lega.
Sinopsis Jodha Akbar episode 203. Malam tiba. Ruq menyuruh pelayan bekerja lebih cepat. DIa ingin kamarnya dihias dengan indah dan aroma wangi menyebar kemana-mana karena setelah sekian lama akhirnya Jalal datang ke kamarnya. Sambil menatap seisi kamarnya Ruq berpikir, “malam ini tampaknya menjanjikan setelah sekian lama. Segalanya tampak berjalan sebagaimana mestinya. Harem dan Jalal berada di bawah kendaliku. Ratu Jodha akan menjadi seperti ratu Jalal yang lainnya..” Maham datang ke kamar Ruw. Ruq menyapa, “jadi kau sudah datang? AKu sedang memikirkanmu.” Maham tersenyum, “aku tak tahu aku membuat kesan mendalam terhadapmu.” Ruq tertengun, dia tak percaya kalau itu Maham, di sangkanya Jalal. Maham nenggoda Ruq, “kau terlihat sangat bahagia. Aku tahu alasannya. Jalal akan menghabiskan malam di sini.” Ruq sarkatis berkata, “harem iniadalah tempat yang menakjubkan. Di sini rahasia menyebar lebih cepat dari air yang tumpah.” Maham setuju, “..smua orang bis amenebak setelah melihat persiapan ini…” Ruq mneyahut kalau dirinya tak perlu membuat persiapan untuk menyambut yang mulia, “jalal akan bahagia bersamaku dalam kondisi apapun.” Maham menyahut, “amin. Tapi ratu Ruqaiya, kau tidak sadar akan penderitaan Jalal. Walaupun kaumengaku dia bahagia bersamamu.” Ruq dengan rasa ingin tahu mencecar maham dengan berbagai perntanyaan, “apa maksudmu? apa yang kau tahu? Apakah ada masalah dalam pilitik?” Maham tesenyujm, kau adalah teman kecil jalal, ratu khasnya. Kau mengenalnya sangat lama, tapi tampaknya kau tak mengerti dirinya. Apakah kau pikir Jalal kesal karena masalah politik? Apakah jalal pernah kesal karena masalah seperti itu? Tidak ratu Ruqaiya. Dia kesal karena hal lain. Ada sesuatu yang menggangunya. Dia tak berterus terang penyebabnya..” Ruq menyahut, “mungkin dia akan memberitahukan itu padaku malam ini.” Maham memberi saran agar Ruq tidak menunggu Jalal memberitahunya, kenapa dia tidak datang dan bertanya sendiri pada Jalal langsung? Karena sebagai teman kecilnya, Ruq seharusnya lebih mengerti Jalal daripada ratu Jodha, “karena sepertinya keresahan Jalal berhubungan dengan ratu Jodha. Ruq tertawa dan bertanya, “kenapa begitu?” Maham menyarankan agar Ruq tidak melepaskan kesempatan karena Jalal sudah memutuskan datang padanya. Ruq menjawab kalau dirinya sangat mengenal jalal luar dalam. Maham meragukan itu, tapi maham tetap berharap jalal dan Ruq bahagia.
Bakshi duduk gelisah di kamarnya menunggu Sharifudin. Dia sedang memotong kacang mette, ketika tanpa sengaja jarinya terluka. Sujamal segera berlari menolongnya dan mengobati lukanya dengan cekatan. Sujamal juga mengingatkan bakshi agar tidak memakan kacang itu karena berbahaya bagi kesehatannya sekarang. Bakshi menjawab kalau itu bisa membantunya menenangkan pikiran. Sujamal bertanya, “apa yang kau resahkan? kau punya kakak yang sangat baik dan suami yang sangat mencintaimu seperti Sharifuddin.” Bakshi dengan sinis menyahut, “ya. Dia memang sangat mencintaiku.” Sujamal heran mendengarnya tapi tidak bertanya. Dia membawa pergi mkacang yang di makan Bakshi dan meletakannya di meja. Tanpa sengaja, Sujamal menyengol kain yang menutupi sebuah lukisan. Kain itu terjatuh. Sujamal hendak memasangnya kembali ketka dia terkejut saat melihat kalau itu lukisan jodha. Sujamal heran dan bertanya pada bakshi, “kenapa lukisan ratu Jodha ada di kamar ini, Nyonya? Dia sangat cantik.” Bakshi terkejut dan binggung, “lukisan ratu Jodha? aku sudah mengembalikannya, bagaimana bisa kembali kemari?” Sujamal membawa lukisan itu ke dekat bakshi. Bakshi dengan murung berpikir kalau Sharif pasti menyuruh orang untuk melukisnya lagi. Sujamal menatap Bakshi dengan tatapan menyelidik. Balshi menjelaskan kalau Sharif menyuruh orang untuk melukis dirinya pada seorang pelukis hebat yang membuat lukisan sama seperti gambara yang kita berikan. Tapi ketika Sharif memberikan gambaranku, dia malah membuat lukisan Ratu Jodha, “bukankah itu aneh? Tabassum pasti sedang memikirkan tentang Ratu Jodha waktu itu.” Sujamal bertanya, “kenapa tuan Sharif memberikan gambaran ratu Jodha?” Mendengar pertanyaan Sujamal, Bakshi marah, “kau di pekerjakan untuk merawatku bukan menanyakan pertanyaan konyol.” Jamal menjawab, “aku hanya…” Bakshi membentak, “diam! mentingkir dari hadapanku! AKu tak mau bicara tentang Ratu Jodha.” Sujamal segera membawa pergi lukisan Jodha dan kembali lagi ke hadapan Bakshi. Bakshi menyuruh Sujamal memberikan lukisan itu pada Joaha. jamal menggangguk, walaupaun dalam hati Jamal berkata, ‘kenapa sharifuddin memberikan gambaran Jodha? Kenapa nakshi kesal ketika aku menyebut Jodha? Meskipun Jodha selalu baik padanya?”
Jodha berdiri di depan pintu kamarnya dengan gelisah dan mata berkaca-kaca, “aku tahu dia adalah kaisar. Dia akan melakukan apa yang menurutnya benar.” Jodha teringat percakapannya dengan Jalal beberapa waktu lalu ketika ada salah paham tentang berperahu dengan Ruq. Saat itu Jalal menanyakan pertanyaan yang membuat Jodha berpikir panjang tentang perang jalal sebagai kaisar. Jodha membantin, “aku merasa hubunganku dengan Yang Mulia semakin jauh. Dia tak tahu aku melakukan semua ini untuk menyelamatkan dirinya…” Sinopsis Jodha Akbar episode 204