Sinopsis Jodha Akbar episode 414 by Sally Diandra. Malam itu Danial sedang ngobrol ngobrol dengan Murad dan Salim “Sebentar lagi akan ada pesta !” kata Danial, “Pesta apa ?” tanya Salim penasaran, “Yang Mulia Raja akan menikah lagi, ini adalah pernikahan politik dan Mughal akan mendapatkan daerah kekuasaan baru” sela Murad, “Apakah daerah kekuasaan itu sangat penting artinya ?” , “Daerah kekuasaan ini sangat penting !” ujar Danial, “Apakah Yang Mulia Raja meminta ijin terlebih dulu ?” , Mungkin iya, tapi yang aku dengar gadis yang akan dinikahi Yang Mulia Raja umurnya masih sangat muda sekali” kata Danial, “Betapa menyenangkan kalau kita mempunyai seluruh daerah kekuasaan” sela Murad, “Seorang manusia hanya membutuhkan tanah hanya selebar dua kaki saja, ini semua namanya serakah, aku akan pergi kesana kalau tidak ada nafsu keserakahan” ujar Salim sambil berlalu dari hadapan mereka “Dia kelihatannya sedang jatuh cinta” kata Murad.
Malam itu Salim memasuki hutan, ketika dia turun dari kudanya dan berjalan kaki masuk ke hutan tiba tiba Anarkali menarik tangannya dan menunjukkan kalau para bala tentara sedang melihat lihat didalam hutan, tak lama kemudian mereka meninggalkan tempat tersebut. Salim memperhatikan Anarkali yang memegangi tangannya terus, kemudian Anarkali melepaskan genggamannya “Aku sangat panic, Qutub … mungkin saja Yang Mulia Raja telah memberikan kamu pelajaran” , “Apakah kamu rindu padaku ?” goda Salim, “Ya, aku memang merindukanmu karena kamu orang yang baik” , “Setelah aku bertemu denganmu, aku terus memikirkanmu juga” Anarkali memandangi Salim “Kenapa ?” Salim hanya tersenyum “Aku telah menjadi pengagummu, aku adalah seorang prajurit akan tetapi caramu melibatkan aku dalam bahaya untuk cinta seseorang sangat aku hargai” , “Cinta itu dapat membuat kita melakukan segalanya, aku selalu berfikir tentang tugas seorang prajurit yang hanya berperang saja tapi ini sungguh aneh padahal aku belum pernah ketemu sama kamu, aku merasa bahwa kamu itu adalah seseorang yang hanya berfikir melalui perasaan saja” ujar Anarkali.
Anarkali dan Salim menemui Farhan, “Aku merasa seperti mau mati saja kalau aku kehilangan Bela, dia mungkin telah menikah sekarang” kata Farhan, “Tidak, dia tidak jadi menikah, pangeran yang mau menikahinya itu tewas” kata Anarkali, “Apakah dia terbunuh karena seranganku kemarin ?” tanya Salim penasaran, “Tidak, dia terbunuh pada saat bersama rombongannya, itulah mengapa mereka tidak bisa menangkap kamu” kata Anarkali, “Farhan, aku akan membawa kekasihmu padamu” ujar Salim, lalu sementara waktu mereka beristirahat ditempat tersebut setelah keadaan aman, mereka pergi meninggalkan tempat itu.
Diistana Amer, setelah Jalal pulang ke istana, Jodha segera menghampiri Jalal, sambil mengambil pedang, turban dan jubahnya Jodha menceritakan tentang Maan Bai ke Jalal “Aku baru tau kalau Maan Bai ternyata sangat menyukai Salim, ini adalah saat yang tepat untuk kita membicarakan hal ini ke Bhagwandas “ ujar Jodha, tepat pada saat itu Rukayah datang menghampiri mereka “Apa kamu bilang ? ini adalah saat yang tepat untuk memberikan selamat ke Jalal” kata Rukayah, Jodha kaget melihat kedatangan Rukayah “Kapan kamu datang ?” tanya Jodha penasaran, “Aku telah mendapatkan sebuah berita gembira jadi aku dan ibu Hamida segera kesini” , “Berita apa ?” tanya Jodha semakin penasaran, sementara Jalal hanya diam membisu bahkan merasa khawatir kalau sampai Jodha sedih mendengar hal ini. “Jangan katakan kalau kamu tidak tahu apa apa, Ratu Jodha. Jalal … apakah kamu tidak mengatakan apapun pada Ratu Jodha ?” Jalal langsung kaget dan memejamkan matanya, sedangkan Jodha semakin penasaran dengan ucapan Rukayah “Baiklah kalau begitu, aku yang akan mengatakan padanya, Jalal itu akan menikah lagi, Ratu Jodha” Jodha langsung terkejut mendengar ucapan Rukayah kemudian dia memandang Jalal dengan sedih dan kecewa, Jalalpun memandang Jodha dengan perasaan sedih lalu Rukayah menghampiri Jalal “Setelah menikahi putri itu, kita akan mendapatkan daerah kekuasaan lagi, apa yang kamu lihat Ratu Jodha ? ayooo beri selamat pada Yang Mulia Raja sebab Mughal akan mendapatkan daerah kekuasaan baru, putri itu sungguh beruntung bisa menikahi Raja India, dia pasti akan menjadi putri raja kesayangan Jalal sekarang” ujar Rukayah sambil memegangi bahu Jalal dan bercerita dengan riangnya sementara Jodha dan Jalal hanya saling diam “Selamat Yang Mulia Raja !” ujar Jodha sambil segera berlalu dari sana namun Jalal langsung mengejarnya dibelakangnya, sedangkan Rukayah semakin tersenyum senang “Sepertinya Ratu Jodha tidak begitu menyukai mendengar berita ini”
Jalal langsung mengejar Jodha dan menyuruhnya untuk mendengarkan penjelasannya “Ratu Jodha ! dengarkan dulu !” , “Aku mau pergi dan mempersiapkan pernikahanmu !” , “Dengarkan aku dulu, Ratu Jodha” pinta Jalal, “Kenapa ?? kamu ingin memberikan penjelasan padaku tapi kenapa ? kamu adalah seorang raja dan kamu bisa melakukan semua yang kamu inginkan” kata Jodha, “Ratu Jodha, aku hanya ingin melihat kamu bahagia, kamu telah memberikan aku seorang mutiara, anak kita setelah beberapa tahun lamanya aku tidak mendapatkannya, aku tidak ingin meninggalkanmu” ujar Jalal, “Kamu membicarakan tentang aku ? supaya aku bahagia ? aku tenang ? tindakanmu seperti inilah yang telah merenggut kebahagiaanku, aku merasa seperti ditusuk sebilah belati tepat dijantungku !” , “Aku juga merasakan hal yang sama, Ratu Jodha ! ini semua akan dicatat dalam sejarah bahwa aku menikah tapi aku tahu permasalahanku, aku ini seorang Raja dan aku telah menikah demi rakyatku, aku telah menikahi banyak istri di Hareem akan tetapi cuma kamu ratu di hatiku, kamu adalah kehidupanku, tidak ada seorangpun yang akan mengambil tempatmu dan aku tidak ingin memberikannya pada siapapun” Jodha memandang suaminya itu dengan penuh haru dan matanya yang berkaca kaca, kemudian Jalal merengkuh Jodha dalam pelukannya, Jodha menaruh kepalanya didada Jalal, Jalal mencoba untuk menghiburnya.
Malam itu malam bulan purnama, Salim dan Anarkali duduk ditepi sungai, “Kamu telah berjanji ke Farhan tapi apakah kamu bisa menepatinya ?” tanya Anarkali penasaran, “Aku tidak akan berjanji sesuatu yang tidak bisa aku lakukan !” , “Bagaimana jika kamu sampai kehilangan nyawamu ?” , “Memberikan nyawaku ini untuk sebuah cinta itu lebih baik daripada memiliki ribuan nyawa, kita sering mendengar bahwa banyak orang memberikan nyawa mereka atas nama cinta, kisah ini akan dicatat dalam sejarah” Anarkali tersenyum memandang Salim “Kenapa kamu melihat aku seperti itu ?” tanya Salim penasaran, “Aku tidak pernah mempunyai seseorang yang begitu bersemangat untuk memberikan kehidupannya atas nama cinta” , “Aku tidak tahu, aku akan mengambil kesempatan ini untuk menyerahkan kehidupan cintaku atau tidak tapi aku akan melakukannya untuk temanku” , “Kamu sangat mempercayai Farhan” , “Ya aku sangat percaya padanya, ibuku sering menceritakan padaku bahwa aku lahir dari perasaan cinta mereka yang begitu kuat, kedua orang tuaku saling mencintai satu sama lain, mereka bilang bahwa aku adalah bukti cinta mereka berdua dan ketika sorang manusia dapat hidup dalam cinta maka mengapa tidak kalau diapun bisa mati karena cinta” ujar Salim, “Banyak orang mengatakan bahwa mereka akan memberikan kehidupan mereka atas nama cinta tapi tidak ada seorangpun yang menyerahkan kehidupan mereka untuk orang lain” kata Anarkali, “Tapi ngomong ngomong kita tidak tahu apa yang tertulis untuk masa depan kita jadi jangan pernah menantang hal itu” , “Aku harus pergi sekarang karena mungkin ibuku sudah menungguku” kata Anarkali, kemudian mereka saling tersenyum, sekilas Salim melirik kearah Anarkali yang sedang duduk disebelahnya, Anarkali pun membalas tatapannya “Lebih baik kita pergi dari sini” ujar Salim lalu mereka berdua meninggalkan tempat itu.
Di halaman istana Amer, Rukayah mencari cari Salim “Hoshiyar dimana Salim ?” , “Pangeran Salim belum kembali dari tadi Ratu Rukayah” tepat pada saat itu Salim datang dengan kudanya, Salim melihat Rukayah lalu menghampirinya, Rukayah segera mencium keningnya, Salim senang melihat Rukayah datang ke Amer “Bagaimana keadaaan kamu ?” tanya Rukayah, “Aku baik baik saja tapi ibu kelihatan gelisah” , “Inilah masanya untuk gelisah, apalagi ketika seorang suami mulai lupa memperhatikan istri istrinya” , “Ada apa, ibu ?” tanya Salim penasaran, Rukayah langsung pura pura menangis “Hatiku menangis, Salim … aku sangat mencintai ayahmu tapi cintaku ini masih kurang buat ayahmu” ujar Rukayah sambil menangis, “Apa maksudnya ibu ?” , “Ayahmu akan menikah lagi dengan seorang gadis yang usianya setengah dari usia ayahmu” , “Ya, aku juga mendengar berita itu” , “Jika dia seorang putri raja, aku bisa mengerti tapi gadis ini adalah seorang gadis dari suku Tribal, namanya Bela” Salim sangat terkejut mendengarnya.
Didalam istana Amer, Hamida, Salima dan Jodha dan keluarga kerajaan lainnya sedang berkumpul sambil menyiapkan segala sesuatunya untuk pernikahan Jalal “Jodha, kita harus mengirimkan semua barang barang ini ke suku Tribal” tepat pada saat itu Jalal bersama Rahim dan Bhagwandas juga masuk keruangan tersebut, tanpa sengaja kedua mata mereka antara Jalal dan Jodha saling bertemu, mereka saling memandang satu sama lain, Jodha menatap Jalal dengan sedikit kekecewaan diwajahnya, Jodha berusaha mengontrol emosinya, sambil berbincang dengan Bhagwandas dan Rahim, Jalal terus memandangi Jodha karena Jodha layaknya seperti sebuah perhiasan bagi Jalal. Sinopsis Jodha Akbar episode 415