Sinopsis Jodha Akbar episode 416 by Sally Diandra. Jalal menyuruh salah satu prajuritnya untuk menyerang Salim, kemudian dia memanah bahu Salim, Salimpun langsung jatuh ketanah, semua yang hadir disana terkejut namun ternyata Rukayah berusaha melindungi Salim dan anak panah itu mengenai lengan Rukayah,darahpun mengucur dengan deras dari lengan Rukayah, Salim benar benar terkejut, sementara Jalal dan anggota keluarga yang lain langsung menghampiri kearah mereka “Ratu Rukayah !!!”
Dikamar Rukayah, lengan Rukayah sudah diobati “Ibu Rukayah kenapa kamu ikut campur dalam urusanku ?” tanya Salim sambil memegangi lengan Rukayah yang saat itu sedang terbaring ditempat tidur “Aku tidak bisa melihat nyawaku (maksudnya Salim) terluka jadi aku harus melindungimu, maka dari itu ibu merasa harus ikut campur, ibu tidak ingin melihat kamu terluka” , “Aku juga tidak ingin melihat ibu terluka” ujar Salim, sementara Jodha dan anggota keluarga lainnya sedih melihat keadaan Rukayah. “Bagaimana kesehatan Ratu Rukayah, tabib ?” tanya Jodha, “Ratu Rukayah baik baik saja” ujar tabib, “Apa yang kamu lakukan disini, Mariam Uz Zamani ? apakah kamu melihat bagaimana ibu Rukayah, dia adalah seorang ibu, dia melibatkan nyawanya dalam bahaya untuk aku dan kamu malah membantu Yang Mulia Raja dalam melakukan tindakannya yang salah” kata Salim dengan nada tinggi, “Jangan bicara seperti itu, Salim … dia adalah ibumu” bujuk Hamida, “Tidak ! dia hanya Mariam Uz Zamani yang telah mendukung tindakan yang salah yang dilakukan Yang Mulia Raja” kata Salim lagi, “Jangan bilang seperti itu Salim” bujuk Rukayah, tepat pada saat itu Jalal masuk ke kamar Rukayah, Salim langsung bangun dari tempat tidur dan hendak pergi keluar begitu melihat kedatangan Jalal “Aku kira kamu akan merubah keinginanmu tapi kamu masih sama seperti yang dulu, kamu egois !” kata Salim marah “Kamu tidak menghargai bagaimana perasaan seseorang, seorang Raja yang mencoba untuk membunuh anaknya hanya karena ingin menikahi gadis muda, ibu Rukayah terluka juga karena kamu !” kata Salim dengan nada tinggi, sementara Jalal yang duduk didekat Rukayah hanya diam saja mendengarkan ucapan Salim dengan seksama “Aku tidak akan membiarkan pernikahan ini terjadi, aku akan pergi ke setiap batas untuk menghentikan pernikahan ini, jika kamu mempunyai darah bangsawan maka aku juga punya, cucu Humayun berjanji padamu bahwa dia tidak akan membiarkan pernikahan ini terjadi bahkan jika sampai nyawanya melayang” kata Salim lalu berlalu dari tempat tersebut. Sepeninggal Salim, Jalal bertanya pada Rukayah “Kenapa kamu ikut campur dalam urusan ini, Ratu Rukayah ?” , “Luka Salim mencabut nyawaku, aku sangat mencintai dia dan setiap masalah yang berkaitan dengan Salim harus berhadapan denganku dulu meskipun itu adalah panah dari Yang Mulia Raja, seorang ibu bisa melakukan hal diluar batasannya untuk melindungi anaknya” ujar Rukayah, kemudian Jalal menyuruh Rukayah untuk istirahat, Rukayah langsung memegang tangan Jalal dan Jodha melihatnya dengan tatapan sedikit cemburu. “Jalal, berjanjilah padaku bahwa kamu akan menyudahi pertarungan antara ayah dan anak ini, bahwa kamu akan menghentikan pertikaian ini” pinta Rukayah, “Aku ingin kamu tidak ikut campur pada keputusan Raja, aku telah berjanji bahwa aku akan menikahinya dan sekarang aku akan tetap menikahinya, aku telah mengambil keputusan ini dan aku tidak akan mengubahnya” kata Jalal, Jodha menatap Jalal dengan tatapan marahnya, Jalalpun memandangnya lalu dia berlalu dari sana. Dalam hati Jodha berkata : “Setelah semua yang terjadi, kenapa Yang Mulia Raja tetap akan menikahi gadis itu ?”
Jodha segera menemui Jalal dikamarnya, lalu dia mengambil pedang Jalal dan menyodorkannya ke Jalal “Ada apa ini, Ratu Jodha ?”, “Kamu pasti akan membutuhkannya, ketika aku tahu kamu akan menikahi seseorang, aku hanya bisa pasrah saja tapi kemudian aku berfikir pasti ada satu alasan dibalik ini semua, aku selalu berada dipihakmu, meninggalkan Salim disisi yang lain tapi kamu terlalu berlebih lebihan dengan menikahinya dan menyerang anakmu sendiri” kemudian Jodha mendorong Jalal berulang kali dengan marah dan matanya yang berkaca kaca sementara Jalal hanya diam saja tidak melawan “Apa yang terjadi, Yang Mulia ?? aku merasa malu disebut sebagai istrimu !” ujar Jodha dengan nada tinggi, Jalal terluka mendengarnya “Ketika Salim menentangmu, kamu menyerangnya, sekarang aku akan menentangmu jadi ambil nyawaku sekarang juga, bunuh aku juga !” bentak Jodha sambil kembali mengguncang tubuh Jalal berulang kali “Cukup ! Ratu Jodha ! kamu tahu aku menikah ini demi Salim, hanya untuk Salim, aku pikir aku tidak akan menceritakan yang sebenarnya ke kamu, karena ini adalah kenyataan yang pahit dan sekarang aku harus menceritakannya padamu, aku telah mengambil keputusan ini untuk menyelematkan nyawa Salim” jelas Jalal.
Sementara itu dikamar Rukayah, Rukayah sedang bersama Hosyiar yang sedang menyiapkan hookah untuk Rukayah “Aku tadi melihat Jalal memberikan kode ke salah satu prajuritnya untuk tidak begitu melukai Salim jadi aku berpura pura untuk melindungi Salim, sehingga Salim akan semakin jauh dengan Jodha dan semakin dekat dengan aku, aku yang memiliki luka ini tapi Salim bisa merasakan kesakitanku” kata Rukayah , “Pekerjaan yang bagus itu Yang Mulia Ratu !” ujar Hoshiyar, “Aku harus melakukan ini semua karena sekarang hanya Salim motifasiku karena aku mencintai Salim” ujar Rukayah sambil tersenyum senang.
Sementara itu Jodha dan Jalal masih ngobrol dikamar Jalal “Apa yang kamu katakan, Yang Mulia ?” tanya Jodha penasaran, “Ketika aku menghadiri pernikahan itu, ternyata Salim juga kesana…” kemudian Jalal menceritakan semua peristiwa yang terjadi bagaimana Salim membunuh pengantin prianya dan bagaimana raja mereka meminta nyawa Salim “Apa yang harus aku lakukan ? sebagai seorang ayah aku tidak berdaya dan sebagai seorang Raja aku tidak boleh meninggalkan takdirku akan tetapi dengan menerima kondisi ini maka sebagai Raja aku harus menerima pernikahan ini, apakah aku salah ?” kata Jalal, “Tidak, kamu tidak salah akulah yang salah, aku telah meragukan kamu, aku tidak mempercayai suamiku, kekasihku, tolong maafkan aku” pinta Jodha dengan mengiba sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dada memohon maaf sambil berlinangan air mata “Kamu telah melalui perjalanan yang sulit dan aku tidak mendukungmu bahkan aku menentangmu, kamu telah mengambil keputusan yang sangat besar untuk Salim dan aku meragukanmu, aku minta maaf “ berulang kali Jodha minta maaf pada Jalal dengan matanya yang berkaca kaca, “Jangan seperti itu, Ratu Jodha … kamu tidak tahu kenyataannya” Jalal berusaha menghibur Jodha dengan membelai kepalanya, “Yang perlu diingat adalah Salim tidak boleh mengetahui tentang hal ini, kalau dia tahu semua ini , dia akan mencoba menyerang mereka kembali dan dalam kasus ini aku tidak akan bisa lagi melindungi dia” , “Tapi kamu bisa membuat Bela menikah dengan Farhan juga, Yang Mulia” , “Kalau menurut peraturan mereka itu tidak mungkin, ketika aku bertanya pada Bela, dia bilang siap untuk menikah, mungkin dia tidak begitu mencintai Farhan, yang aku pikirkan adalah nyawa Salim, kita harus memenuhi kewajiban kita” ujar Jalal “Dalam kata lain, kamu harus mengingat bahwa Salim tidak boleh tahu tentang ini semua, besok Sahgun (mahar) akan dikirim kembali” , “Tapi Salim, dia adalah anakmu, dia sama keras kepalanya seperti kamu, dia pasti akan berusaha untuk menghentikan pernikahan ini lagi” , “Aku akan menanganinya” kata Jalal, “Tapi jangan lukai dia sekarang, Yang Mulia” , “Aku berjanji aku tidak akan membiarkan semua ini terjadi lagi tapi maafkan aku, aku harus melangsungkan pernikahan ini” pinta Jalal, Jodha hanya menganggukkan kepala.
Dikamar Salim, Salim kembali teringat ketika Jalal memerintahkan salah satu prajuritnya untuk menyerang dia, kemudian Salim marah sambil membalikkan baskom yang berisi air, Qutub datang mencoba menenangkan “Tenang, sabar Salim … kamu tidak bisa menentang Yang Mulia Raja” , “Dia bukan Raja ! dia bukan Tuhan ! aku akan menentangnya, ini bukan hanya tentang cinta Farhan dan Bela saja, aku pikir ayah dan ibuku sudah tidak saling mencintai satu sama lain, cinta mereka telah mati satu sama lain dan disini Yang Mulia Raja menikah untuk kepentingan politik dan Mariam Uz Zamani mengambil tempat ini untuk mempertahankan posisinya meskipun pernikahan mereka dulu juga karena kepentingan politik, aku tidak akan mengikuti Jalal untuk melakukan pernikahan ini, pergilah kamu, Qutub !” Qutub pun meninggalkan Salim, tepat pada saat itu Haidar masuk ke tenda Salim “Kamu datang kesini untuk membuat aku mengerti bahwa aku tidak seharusnya menentang Yang Mulia Raja, iya kan ?” , “Tidak, Salim ! aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa kesalahan bisa terjadi pada siapa saja, bisa pada Raja bisa pada pangeran, Yang Mulia Raja memang salah dan aku salut sama kamu sama keberanianmu, kita harus mengambil sikap pada yang salah, Yang Mulia Raja menikahi gadis itu pasti dengan paksaan, Yang Mulia Raja tidak bisa mengubah peraturan tentang menikahi seseorang gadis dengan paksaan, aku akan bersamamu dalam menuntut keadilan ini” kata Haidar, “Permasalahan ini hanya antara aku dan Yang Mulia Raja, aku tidak ingin kamu ikut campur didalamnya, Yang Mulia Raja telah menyerangku dan dia dapat melukai kamu juga, aku sangat berterimakasih bahwa kamu mau mengulurkan bantuanmu untuk membantu aku akan tetapi aku akan berjuang sendirian, besok akan ada pernikahan tapi itu pernikahan antara Bela dan Farhan, besok cinta pasti menang dan sifat ego Yang Mulia Raja akan hancur !” kemudian Salim meninggalkan tendanya “Sejak kecil aku tidak mendapatkan cinta dari seorang ayah, itu semua karena Jalal ! aku tidak akan membiarkan Jalal mendapatkan cinta dari anaknya, aku akan membuat anaknya jauh dari nya !” ujar Haidar .
Malam itu Salim mendatangi rumah Anarkali, Anarkali kaget melihat kedatangan Salim “Kamu datang kesini malam malam begini ? apakah semuanya baik baik saja ?” , “Aku ingin bertemu denganmu” lalu Anarkali mengajak Salim masuk kedalam rumahnya dan bertanya “Ada masalah apa ?”, “Besok, aku akan menculik Bela untuk membawanya menikah dengan Farhan” ,”Kamu gila ! kamu akan dalam bahaya besar jika ada sesuatu yang terjadi padamu lalu bagaimana dengan aku ?” Anarkali tiba tiba secara tak sadar mengucapkan kata kata yang membuat Salim tersenyum senang. Sinopsis Jodha Akbar episode 417