Sinopsis Jodha Akbar episode 423 by Sally Diandra. Siang itu Jodha dan Rukayah masih berada didalam kamar Salim “Salim menyukai seorang gadis waktu berada di Amer dan gadis itu adalah Maan Bai, dia juga sangat menyukai Salim, kami akan mengumumkan pertunangan mereka pada hari perayaan ulang tahun pernikahan kami” ujar Jodha dengan senyumnya yang mengembang, “Aku juga suka Maan Bai, selamat yaa …” “Tapi tolong ya Ratu Rukayah jangan beritahu Salim dulu” , “Jangan khawatir aku tidak akan mengatakannya” kemudian Jodha berlalu meninggalkan Rukayah, “Aku tidak akan mengatakan ke Salim bahwa kamu mengira dia menyukai Maan Bai sebagaimana aku juga tidak akan mengatakan ke kamu bahwa Salim sebenarnya mencintai seorang gadis dari rakyat biasa, pasti akan ada pertempuran antara pikiranmu dan perasaan Salim, seseorang yang mengatakan bahwa kamu membutuhkan posisi sebagai Mariam Uz Zamani untuk memerintah, semua yang kamu butuhkan adalah mempunyai jiwa politik yang tinggi dan sebuah pemikiran yang berfikir lebih dari Jalal dan Jodha” ujar Rukayah tersenyum senang
Disidang Dewan – E – Khaas, Salim memasuki ruang sidang “Yang Mulia, dulu aku memang telah menolak untuk menjadi seorang calon pewaris tahta Kerajaan, namun sekarang aku akan mengambilnya kembali” semua yang hadir disana tersenyum senang mendengarnya. Jalal langsung turun dari tahtanya dan mendekati Salim “Itu adalah hakmu dan ayah sangat bahagia memberikannya ke kamu” ujar Jalal, kemudian Jalal menyuruh Maan Sigh untuk membawa stempel calon pewaris tahta kerajaan dan pedangnya, Salim didudukkan disinggasana calon pewaris tahta kerajaan kemudian pendeta melakukan ritual aarti ke Salim, ulama memberikan mahkota calon pewaris tahta kerajaan, Jalal tersenyum melihatnya dan memberikan pedang calon pewaris tahta kerajaan pada Salim, Salimpun menerimanya. Sesaat kemudian Jalal memeluk Salim, semuanya memberikan selamat kemudian Salim diberi stempel calon pewaris tahta kerajaan “Sekarang kamu bisa menggunakan stempel itu dan dapat memberikan perintah apapun untuk kepentingan orang banyak” Salim mengangguk. Sementara di tenda para ratu, dalam hati Rukayah berkata : “Salim telah mendapatkan jabatannya kembali akan tetapi haknya adalah milikku, aku akan menggunakan stempel Salim dan menulis sebuah pernyataan”
Siang itu ditaman istana Salim menstampel surat pernyataan perekrutan prajurit baru, Salim mengundang Qadir ke istana “Mulai dari sekarang kamu menjadi seorang prajurit bala tentara Kerajaan Mughal” kata Salim sambil menyerahkan surat tersebut ke Qadir, “Aku tidak tahu bagaimana caranya aku mengucapkan terima kasih terima kasih, pangeran” , “Mudah, yaitu dengan cara memeluk saya” Salim langsung memeluk Qadir, kemudian Salim mengucapkan selamat kepada seluruh bala tentaranya yang lain yang juga baru direkrut “Kalian semua telah melakukan pekerjaan yang mulia oleh karena itu aku mengangkat kalian semua menjadi seorang prajurit !” semua prajurit mengelu elukan nama Salim.
Sementara itu dikejauhan dibalkon istana, Haidar melihat apa yang dilakukan Salim bersama dengan pamannya. “Akhirnya, Salim mengambil posisinya, Haidar” kata paman Haidar, “Yaa … kamu hanya melihat Salim sebagai seorang calon pewaris tahta kerajaan akan tetapi tidak bisa melihat bagaimana masa depannya nanti, pasti akan ada peperangan antara Jalal dan Salim karena cara kerja mereka itu berbeda, segera nanti akan ada pasukan prajurit kerajaan Mughal yang dipimpin Salim yang akan melawan Jalal” ujar Haidar, “Kalau begitu kamu bisa melakukannya duluan, kira kira kamu akan berada pada pasukan yang mana, Salim atau Jalal ?” tanya pamannya penasaran “Aku akan berada dikedua sisi, paman … aku akan menjadi seekor ular untuk mereka berdua dan kemudian aku akan menancapkan bisa ku ke mereka, aku yakin aku akan mendapatkan kesempatan segera mungkin” ujar Haidar.
Dikamar Jodha, Jodha sedang melakukan ritual pemujaan ke Dewa Khrisna ketika Jalal memasuki kamarnya, “Yang Mulia, apa kamu lupa kalau kamu tidak boleh datang ke dalam kamarku dengan sepatumu itu karena ada kuil Dewa Khrisna ?” Jalal baru menyadari kalau dia belum melepas sepatunya seperti yang biasa dia lakukan kalau masuk kedalam kamar Jodha, Jalalpun langsung berbalik kearah pintu kamar dan melepas sepatunya disana “Maafkan aku Kahnaa … aku lupa karena aku sangat senang hari ini, kamu tahu Ratu Jodha … beberapa prajurit baru mengelu elukan nama Salim tadi” kata Jalal, “Yaaa … dia telah mengambil tanggung jawabnya secara serius”, “Namanya pasti akan segera ditulis dalam sejarah sebagai seorang calon pewaris tahta kerajaan yang agung kemudian raja yang agung” kata Jalal, “Aku percaya padamu Yang Mulia, bahwa kamu akan membimbingnya dengan baik dan permainan apa yang kamu mainkan sehingga Salim mau mengambil posisinya kembali ? pertama aku tidak tahu apa tujuanmu tapi kemudian aku terkesan dengan apa yang kamu lakukan” ujar Jodha “Terima kasih Ratu Jodha, tapi itu adalah idenya Birbal” jelas Jalal, “Tapi kamu harus tetap diberi pujian, Yang Mulia … karena kamu telah memberikan pekerjaan ke Birbal di pengadilan” ujar Jodha sambil meletakkan kepalanya didada Jalal “Yang Mulia, ini adalah hadiah terbaik untukku di ulang tahun pernikahan kita karena Salim sekarang menjadi seorang pewaris tahta Kerajaan Mughal” , “Tapi ada hadiah yang lain buatmu, Ratu Jodha … tapi beri saya makanan dulu” pinta Jalal
Malam itu Salim sedang berada di teras balkon istana, semua saudara saudaranya pangeran dan putri raja datang menemuinya seperti Murad, Danial, Qutub, Shakrun Nissa, Khannum, Mehtab dan Aram si bungsu. Mereka memberikan selamat ke Salim karena akhirnya Salim mau menjadi calon pewaris tahta kerajaan, Salim tersenyum melihat saudara saudaranya, khususnya ke Aram si adik bungsu lalu digendongnya Aram “Aku ini cuma kakak kalian bukan calon pewaris tahta kerajaan” kata Salim, “Kami bahagia saudara kami menjadi calon pewaris tahta kerajaan” ujar Murad, “Aku mengambil posisi ini untuk kepentingan orang orang miskin, aku pikir aku bisa membantu mereka dengan menerima posisi ini” jelas Salim, “Sekarang kamu mempunyai kekuasaan, Salim … kamu bisa memerintahkan apa saja” kata Danial, “Sebuah kekuasaan seharusnya hanya digunakan untuk kepentingan orang miskin saja, disamping itu kekuasan dan penghormatan keduanya bisa memudar”, “Tapi kamu tidak boleh menggunakan kekuasaanmu ke aku kakak” pinta Aram, “Kamulah yang memerintah aku” jawab Salim sambil menggendong Aram, “Aku ini adik calon pewaris tahta kerajaan jadi aku bisa menghukum siapa saja yang mengganggu” kata Aram lagi, “Baiklah, katakan padaku siapa yang sudah mengganggu kamu ?” , “Ibuku yang selalu mengganggu aku, dia selalu menyuruhku untuk melakukan ini melakukan itu”, “Yaaa … sekarang kamu telah menjadi Ratu buat semuanya” sela Shakrun Nissa, “Aku benci sama kalian semua” ujar Aram sambil meminta turun dari gendongan Salim dan berlari menjauh “Dia akan baik baik saja nanti, dia memang selalu seperti itu” kata Khannum kemudian para putri raja tersebut pamit dan berlalu dari hadapan Salim, “Salim, lebih baik sekarang kamu istirahat karena sepertinya sudah hampir hujan” pinta Murad, “Aku mau disini saja dulu, kalian pergilah” , “Kamu pasti kangen yaa sama gadis dari Amer itu ?” goda Murad, Salim langsung marah menatap Murad, Murad ketakutan dari berlari meninggalkan Salim bareng Danial. Salim memandang kearah langit saat itu hujan mulai turun dengan derasnya, Salim teringat dengan pertemuannya dengan Anarkali di Amer. “Salim … ayo kita masuk ke dalam !” ajak Qutub, “Mungkin saja hujan ini bisa meredakan api yang ada dalam diriku, hujan ini mengingatkan aku pada masa anak anakku dulu yang tidak akan aku lupakan, memarnya masih terasa sakit hingga sekarang, aku tidak tahu apakah hujan ini akan membawanya pergi” ujar Salim ditengah derasnya hujan, sementara itu ditengah derasnya hujan Anarkali dan keluarganya mulai memasuki Agra dengan menggunakan gerobak sapi. “Apakah kamu merindukan Anarkali ?” tanya Qutub, “Kita merindukan orang orang yang kita cintai tapi aku sangat membencinya, aku ingin menyingkirkan semua kenangan tentang dirinya selama lamanya” kata Salim, sementara itu Anarkali teringat pada kenangan kenangan indahnya bersama Salim, Salimpun juga teringat semuanya. “Ya Kuhdaa … berilah petunjukmu agar aku bisa bertemu dengan Qutub, sehingga aku bisa bertanya padanya kenapa dia tidak datang menemui aku, kenapa dia tidak memenuhi janjinya” bathin Anarkali dalam hati
Dikamar Jodha, Jodha memanggil Shamshad pelayannya yang juga ibunya Qutub, “Shamshad, sebentar lagi kamu akan menjadi ibu mertua, bagaimana dengan menantumu ?” tanya Jodha, “Dia adalah gadis yang baik, Yang Mulia Ratu” kemudian Jodha memperlihatkan hadiahnya yang akan dia berikan untuk pengantin perempuan “Salim adalah anak asuhmu maka Qutub sudah seperti anakku juga, jadi pengantin perempuannya harus mendapatkan hadiah dari aku, kamu tidak boleh menolaknya, Shamshad” tepat pada saat itu Jalal memasuki kamar Jodha dan mengatakan kalo dirinya sependapat dengan Jodha, “Akan ada perayaan pernikahan yang meriah dan mewah untuk Qutub nanti” kata Jalal, Shamshad sangat berterima kasih pada mereka lalu dia meninggalkan mereka. “Sekarang aku akan membawa seorang pengantin perempuan juga maka aku bisa memerintah dirinya” ujar Jodha, “Apakah aku ini masih kurang untuk kamu perintah, Ratu Jodha ?” goda Jalal, “Kamu selalu menggodaku ! aku tidak bicara sama kamu” kata Jodha ketus dengan wajah cemberut lalu beralih duduk diatas tempat tidur, Jalalpun segera menyusulnya dan duduk disebelah Jodha sambil mendekatkan wajahnya kearah wajah Jodha “Aku menggodamu supaya aku bisa dekat sama kamu untuk menghiburmu, Ratu Jodha … aku telah mengundang Bhagwandas dipernikahan Qutub nanti, maka kita akan menyatukan hubungan Salim dengan Maan Bai” kata Jalal, “Bagaimana kamu tahu isi hatiku, Yang Mulia ?” tanya Jodha, “Itu karena hatimu adalah milikku dan hatiku adalah milikmu” jelas Jalal,
“Oh tidak … aku melupakan sesuatu” kata Jodha sambil tersipu malu “Tidak usah khawatir, kita akan menemukannya bersama sama” kemudian Jalal semakin mendekat kearah Jodha berusaha mencium pipinya namun Jodha masih malu malu didepan Jalal “Yang Mulia, aku tidak punya waktu saat ini, aku harus menyiapkan pesta pernikahan” ujar Jodha sambil berdiri dan menghindar dari Jalal, Jalal hanya tersenyum melihat ulah istrinya yang masih sering malu malu bila didekati dan tak lama kemudian Jodha berbalik menoleh kearah Jalal sambil tersenyum malu. … Sinopsis Jodha Akbar episode 424