Sinopsis Jodha Akbar episode 428 by Sally Diandra. Malam itu, Anarkali mendatangi ibunya, Zil Bahar yang sedang berada didalam gerobak bersama Rashid, ayahnya yang sedang sakit “Bagaimana keadaan ayah, ibu ?”, “Kondisinya semakin memburuk, Nadira”, “Seharusnya kita tidak datang kesini, ibu”, “Yang penting pertama kali kamu harus menemui Qutub” Anarkali langsung terlihat sedih “Kita akan meninggalkan tempat ini setelah kondisi ayah membaik”, “Lalu bagaimana dengan Qutub ?”, “Ibu, percayalah … jika Tuhan menginginkan maka aku akan bertemu dengannya” Anarkali kemudian duduk didekat api unggun untuk membuat makanan sambil menyembunyikan kesedihannya didepan ibunya, Anarkali teringat ketika Salim mengatakan bahwa dia sangat membenci dirinya, Anarkali pun menitikkan air mata.
Sementara itu diistana kerajaan Mughal, Jalal sedang berdiskusi mengenai politik dengan beberapa menteri kepercayaannya termasuk Salim yang saat itu hanya melamun saja, Salim teringat dengan ucapan Anarkali yang mengatakan bahwa dia membenci Salim juga “Lalu bagaimana pendapatmu tentang permasalahan ini, Sekhu Baba ?” Jalal mencoba membuka pembicaraan dengan Salim yang sedari tadi diam saja “Kamu adalah Raja, apapun yang kamu putuskan semuanya akan baik, apa yang bisa aku katakan ?” ujar Salim kemudian berlalu meninggalkan ruang sidang, melihat ulah anaknya seperti itu dalam hati Jalal berkata “Rupanya dia masih marah denganku, dia masih berfikir bahwa akulah yang bertanggung jawab atas kematian Farhan” bathin Jalal
Siang itu Salim sedang berlatih memanah, kebetulan saat itu Jodha dan Salima sedang melintas didekatnya “Kamu ini kenapa, Salim ? sepertinya kamu sering sekali melamun akhir akhir ini, apa yang mengganggu pikiranmu ?”, “Tidak ada apa apa Mariam Uz Zamani, aku hanya ingin sendirian tapi tidak ada seorangpun yang membiarkannya” ujar Salim sambil berlalu dari hadapan Jodha, sementara Jodha dan Salima hanya bisa saling berpandang pandangan dan heran dengan sikap Salim “Apa yang terjadi padanya ?” Jodha sangat sedih memikirkannya.
Dihalaman istana, Jalal sedang bersama Rahim dan Maan Sigh, Jalal sedang memperhatikan sebilah pedang yang dihadiahkan untuk kado ulang tahun pernikahannya bersama Jodha, tak lama kemudian Jodha datang menemui mereka “Aku ingin bicara denganmu, Yang Mulia” Rahim dan Maan Sigh pun tau diri dan berlalu dari hadapan mereka, “Ada apa, Ratu Jodha ?” , “Aku pikir seharusnya kita tidak mengadakan pesta ulang tahun pernikahan kita, Yang Mulia” , “Mengapa ?” , “Salim kelihatannya masih marah, dia kelihatan sedih, dia masih berfikir bahwa kamu yang bertanggung jawab atas kematian Farhan, dia sering sekali melamun”, “Aku juga merasakan hal yang sama Ratu Jodha, aku telah mencoba untuk bicara dengannya beberapa kali tapi dia selalu menghindar dariku” , “Kamu benar, Yang Mulia … kita harus memberikan sedikit waktu untuknya jadi kita tunda saja pesta ulang tahun pernikahan kita, karena bagaimanapun juga jika anak kita sedih bagaimana bisa kita merayakannya ?” pinta Jodha, “Baiklah kalau begitu, aku akan menunda saja dulu pestanya” ujar Jalal
Malam itu Jalal baru saja memasuki kamarnya sendiri ketika didapatinya disana Rukayah yang sedang menanti kehadirannya “Kamu sudah tidak ingat lagi padaku, Jalal … oleh sebab itu akulah yang mendatangimu” Rukayah langsung duduk didekat Jalal dan memberikannya segelas minuman anggur, Jalal meminumnya perlahan “Apa yang terjadi ? kenapa kamu diam saja ? apakah kamu tidak suka aku temani ?” , “Aku minta maaf kalau aku telah menyakitimu” , “Tidak usah meminta maaf, Jalal …”, “Kamu adalah temanku, istri pertamaku dan aku tidak bisa memberimu anak” ujar Jalal sedih, “Seharusnya akulah yang meminta maaf sama kamu karena aku tidak bisa memberimu anak” , “Bukan, itu bukan salah kamu tapi itu adalah takdir, kita tidak bisa melawannya, aku selalu sayang sama kamu, aku selalu memikirkan kebahagiaanmu, aku tidak akan membiarkan bahaya apapun yang datang padamu dan aku selalu berterimakasih pada Tuhan kalau kamu tidak merasakan penderitaan seperti yang aku rasakan ketika anakku membenci aku, jika seorang anak membenci orang tuanya akan lebih baik jika tidak mempunyai anak, aku bahagia bahwa kamu tidak merasakan penderitaan ini, penderitaan dimana ketika seorang anak yang telah salah paham padamu, tidak masalah jika kamu adalah seorang raja atau orang miskin” ujar Jalal sambil menangis “Aku tidak punya solusi untuk masalah ini” , “Kenapa kamu bersedih, Jalal ?” , “Apa ada yang salah yang telah aku lakukan ? Salim bahkan tidak ingin mendengarkan aku, anak yang aku dapatkan dengan berjalan kaki puluhan kilo meter, dimana aku berdoa di kuil Mandir dan Dargah, bagaimana bisa aku berfikiran buruk tentang dia ? aku sangat mencintainya, aku menikahi Bella untuk melindungi anakku” ujar Jalal sambil menangis sedih, Rukayah langsung merengkuhnya dalam pelukannya “Kamu tidak boleh terpuruk seperti ini, Jalal … kamu adalah seorang Raja dan kamu tidak boleh lemah seperti ini, waktu akan menyembuhkannya semua dan biarkan waktu berlalu, apalagi sebentar lagi kamu akan merayakan pesta ulang tahun pernikahanmu, disana ada banyak kebahagiaan jadi Salim akan melupakan semuanya” bujuk Rukayah, “Tidak akan ada perayaan pesta ketika anak kita tidak bahagia karena kita maka tidak ada yang bisa membuat orang tua bahagia, aku dan Ratu Jodha sudah memutuskan bahwa kami tidak akan merayakan apapun” sesaat kemudian Jalal bangkit dari pelukan Rukayah dan mencium keningnya kemudian meninggalkan Rukayah disana. Sepeninggal Jalal, Rukayah berkata pada dirinya sendiri “Tidak Jalal ! aku tidak bisa melihat kamu sedih, kamu tetap akan merayakan pesta pernikahanmu dan akan ada Salim disana yang akan mempersiapkan pesta tersebut, itu adalah janjiku sebagai sahabat terbaikmu, Jalal” kata Rukayah
Malam itu Rukayah langsung menghampiri Salim yang sedang tertidur, Rukayah segera membangunkannya “Ada apa ibu ?” Salim kaget ketika dibangunkan oleh Rukayah “Kamu menganggap aku sebagai ibumu ?” , “Ya, tentu !”, “Apapun yang aku katakan akan kamu kerjakan ?” Salim langsung mengangguk “Aku ingin kamu mengawasi setiap detail persiapan pesta pernikahan Yang Mulia”, “Ibu kan tahu kalau aku tidak suka dengan Yang Mulia Raja dan Mariam Uz Zamani dan ibu masih menginginkan aku untuk melakukannya ?” Salim langsung menggerutu, “Ya ! karena kamu akan melakukannya untuk aku, aku tahu kalau kamu membenci mereka tapi kamu harus melakukannya untuk aku ibumu dan jika kamu tidak mengerjakannya maka aku akan menganggap kamu tidak ada gunanya buat aku” , “Buat ibu aku akan menyerahkan nyawaku juga, aku akan melakukannya” , “Sekarang pergilah ke Yang Mulia dan katakan padanya bahwa kamu akan mengurusi pesta pernikahan mereka” Salim mengangguk dan meninggalkan Rukayah, Sepeninggal Salim, kembali Rukayah bicara pada dirinya sendiri “Aku bisa melakukan apapun untuk membuat Jalalku bahagia” kata Rukayah sambil berlalu dari kamar Salim.
Begitu memasuki kamarnya sendiri, Hoshiyar menghentikan langkah Rukayah “Aku tidak mengerti kamu hari ini, Yang Mulia Ratu … kamu selalu membuat Salim agar menjauh dari Yang Mulia Raja dan Ratu Jodha, dan sekarang kamu malah menyuruhnya untuk mendekatinya, kenapa kamu lupa bahwa kamulah yang memberikan semua penderitaan ini ke Yang Mulia Raja ? kamu seharusnya bahagia karena Yang Mulia Raja menemuimu untuk berbagi kebahagiaan, itu semua tergantung kamu itulah mengapa kamu merubah dinamika keadaannya sekarang” , “Aku ingin Jodha tersakiti oleh anaknya sendiri, aku ingin Jalal mengerti bahwa Jodha itu bukanlah ibu yang baik, segera nanti ketika Salim menjadi Raja maka dia akan membuat aku sebagai ibunya dimana aku akan mempunyai kekuasaan Mariam Uz Zamani dan aku akan meminta Salim ke Jalal seperti menginginkan respect dari Jalal sebagaimana yang dia lakukan ke Jodha, Jalal akan datang padaku untuk menangis bukan ke Jodha, cuma aku yang bisa menghapus air matanya, cinta itu memang aneh, Jalal bisa melihat airmata di mata Jodha dan aku bisa melihat airmata dimatanya, aku akan membuat Jodha menangis sejadi jadinya tapi aku ingin Jalal selalu tersenyum bahagia, aku ingin Salim membenci Jodha dan mencintai aku dan aku ingin Jalal mengatakan bahwa aku adalah ibu yang terbaik daripada Jodha !” kata Rukayah sengit, Hoshiyar langsung memberikan applause dengan tepukan tangannya “Aku bahagia akhirnya Tuhan tidak membuat aku mencintai siapapun, meskipun dia tidak menjadikan aku seorang laki laki ataupun seorang perempuan, jika aku menjadi seorang perempuan aku akan bertengkar sepanjang hidupku untuk posisi tersebut termasuk cinta atau rencana jahat dan jika aku seorang laki laki maka aku akan berperang dengan diriku sendiri, pertarungan cinta ini tidak akan berakhir, lihat dirimu sendiri, kamu mempunyai kedudukan yang tinggi, kamu menguasai semua orang, kamu ingin menguasai hatinya Yang Mulia Raja, peperangan ini bukan hanya antara kamu dan Ratu Jodha tapi antara pikiran dan perasaaan kamu, kamu tidak tahu siapa nanti yang akan memenangkan ini semua dan aku sangat berterima kasih bahwa aku tidak harus terlibat dengan perang ini karena aku adalah seorang kasim…. Sinopsis Jodha Akbar episode 429 by Sally Diandra.