Bila Saatnya Tiba bag 37 by Sally Diandra. Jalal benar benar terkejut ketika secara tiba tiba Atifa memeluk tubuhnya erat “Kenapa kamu menghindari aku, Jalal ? apa salahku ? kenapa kamu begitu tega seperti ini ? kenapa Jalal ?” dengan sigap Jalal langsung mendorong bahu Atifa “Apa apaan kamu ini, Atifa ! aku memang sengaja menghindari kamu, ya itu memang aku lakukan ! agar kamu bisa mengerti bagaimana posisi kita selama ini !”, “Jalal…. Kamu…” Atifa memandang Jalal dengan tatapan yang nanar, “Cukup, Atifa ! hentikan semua sandiwaramu ini !” Jalal langsung menuding Atifa sambil membentak cukup keras, sesaat Atifa terhenyak dengan sikap Jalal, “Apa maksudmu, Jalal ? aku tidak mengerti ?”, “Tidak usah berpura pura Atifa, selama ini aku diam karena aku ingin melihat kejujuranmu tapi ternyata kamu terus menutupi kebohonganmu” Atifa langsung salah tingkah didepan Jalal, dirinya tidak menduga kalau Jalal akan mengetahui semua kebohongannya selama ini “Kamu pikir selama ini aku hanya diam saja, mempercayai kata katamu begitu saja, Atifa … sebelum aku ungkap semuanya, aku minta tunjukkan padaku sekarang juga dibagian mana luka lebam yang dibuat oleh suamimu itu ?” Atifa semakin kebingungan ketika Jalal memintanya untuk menunjukkan luka lebam yang memang sebenarnya tidak ada “See ? kamu tidak bisa menunjukkannya bukan ? karena sebenarnya memang tidak ada kan luka lebam itu, iya kan ?” Jalal menatap sinis kearah Atifa “Kenapa kamu bisa berfikiran seperti itu, Jalal ? aku mengatakan yang sebenarnya, aku tidak pernah bohong sama kamu” Atifa menatap Jalal dengan muka memelas yang dibuat semelas mungkin agar Jalal iba padanya “Sudahlah, Atifa … aku sudah tidak lagi percaya padamu, kamu telah mengkhianati kepercayaanku selama ini”, “Apa maksudmu ?” Jalal hanya tertawa kecil memandang Atifa yang salah tingkah didepannya “Kamu tahu, aku sudah bertemu dengan suamimu tuan Ibrahim Pasha, kami sudah ngobrol panjang lebar dan aku lihat rasanya tidak ada tanda tanda dia itu pemarah atau suka bertindak kasar, malah yang aku lihat dia itu sangat merindukanmu, dia terlihat sangat bingung kehilangan dirimu, Atifa … kenapa kamu tidak pulang padanya ?” , “Jadi selama ini kamu memata matai, Jalal ?”, “Terus terang sebenarnya aku tidak suka memata matai orang lain tapi ketika orang itu datang dan sepertinya ingin menghancurkan keluargaku, aku harus bertindak, apakah dugaanku ini benar, Atifa ?”
Atifa geram dengan ucapan Jalal, “Ya ! Memang aku akui kalau aku ingin memisahkan kamu dengan Jodha ! Ya aku akui kalau aku benci dengan Jodhamu itu tapi semua ini aku lakukan karena aku mencintai kamu, Jalal !” suara Atifa mulai meninggi “Sudah aku katakan padamu, Atifa … Aku tidak pernah bahkan tidak akan mencintaimu, Atifa … Sadarlah ! Aku sudah berulang kali mengatakan hal ini padamu, apakah masih belum jelas ?”, “Tapi aku mencintaimu, Jalal …. Jangan biarkan aku menderita karena cintaku ini padamu, aku selalu membayangkan dirimu dalam pelukanku, aku selalu merindukan semua yang ada pada dirimu, aku …” Jalal segera menghentikan ucapan Atifa “Cukup, Atifa … Lebih baik kita akhiri saja hubungan bisnis kita karena kamu ternyata tidak bisa membedakan antara hubungan bisnis dengan hubungan yang perasaan, hubungan kita selama ini hanya hubungan bisnis semata, Atifa … dan aku pikir bila kamu mulai mencampur adukkan antara hubungan bisnis dengan perasaan, lebih baik kita akhiri saja hubungan bisnis kita sampai disini saja, kamu bisa memilih siapa yang akan keluar dari proyek ini ? Aku atau kamu ?” Atifa jadi semakin salah tingkah didepan Jalal karena sebenarnya bukan ini yang dia inginkan “Kalau kamu tidak bisa memutuskan, lebih baik aku saja yang keluar dari proyek ini dan kamu tidak usah khawatir, aku tidak akan menarik semua investku selama ini di proyek ini, kamu bisa menikmatinya” bergegas Jalal berjalan menuju ke pintu kamarnya kemudian dibukanya lebar lebar pintu tersebut
“Maaf, Atifa … Bukannya aku mau mengusir kamu tapi hari sudah malam dan aku juga mau tidur, jadi aku harap kamu bisa mengerti, silahkan keluar” sesaat Atifa terdiam mematung sambil memandang Jalal dengan pandangan tidak percaya kemudian secepat kilat Atifa meninggalkan kamar Jalal dengan tatapan marah, begitu Atifa berlalu dari hadapannya, Jalal segera menutup pintu kamarnya dan tak lama kemudian Jalal segera menelfon Todar Mal “Ada apa, boss ?” terdengar suara Todar Mal di ujung sana “Besok kita check out dari hotel, kita out dari proyek ini !”, “Tapi boss … bukannya … “, Todar Mal terdengar penasaran dengan keputusan Jalal karena dulu Jalal yang sangat ngotot mendapatkan tender proyek ini tapi kali ini dilepas begitu saja tanpa alasan yang jelas “Ceritanya panjang, Todar … Ini ada hubungannya dengan Atifa dan suaminya” , “
Ibrahim Pasha ? Kenapa dia ?” , “Dia baik baik saja, aku malah sangat berterima kasih padamu, Todar … berkat investigasimu mengenai dia, aku bisa membuka semua kedok Atifa”, “Oh I see … Kalau begitu kita fokus saja dengan proyek baru kita boss, properti yang di Aussie, boss belum lihat lahannya kan ?”, “Oke, next jadwalkan aku ke Aussie, oh ya jadwal ke pertambangan kita percepat saja, besok kita kesana”, “Oke, beres, boss !” Jalal segera memencet tombol off diponselnya, malam ini rasanya Jalal bisa tidur nyenyak dan tenang karena Atifa tidak akan mengganggunya lagi khususnya mengganggu hubungannnya dengan Jodha.
Sementara malam itu dirumah Jodha, diruang tamu Jodha melihat Sukaniya sedang ngobrol dengan Mirza teman Jalal, begitu melihat Mirza ada dirumahnya, Jodha segera menghampiri mereka berdua “Mirza, apakah aku bisa minta bantuan ?”, “Bantuan apa Jodha ?”, “Kamu tau kan Atifa rekan bisnis Jalal ?” Mirza langsung menganggukkan kepalanya “Memangnya ada apa sih, kak ?” Sukaniya mulai penasaran dengan ucapan Jodha, tak lama kemudian Jodha duduk disebelah Mirza sambil berbisik kearah mereka berdua “Aku ingin minta tolong ke kamu, tolong kamu cari tahu soal suami Atifa, aku ingin tahu bagaimana orangnya ? Apakah dia temperamental, suka marah, suka mukul atau mungkin ada kelainan kelainan lain yang orang lain tidak tahu, begitu kamu dapat kabar segera hubungi aku yaa” Mirza mengangguk anggukkan kepalanya “Jadi ceritanya aku harus jadi detektif nii ?” Jodha langsung tertawa terbahak bahak sementara Sukaniya dan Mirza hanya tersenyum sambil saling memandang “Beres Jodha, aku akan coba mencari tau tentang dia” ternyata tidak membutuhkan waktu lama untuk mengetahui siapa itu suami Atifa yang bernama Ibrahim Pasha. Seorang pengusaha kayu yang sederhana dan lugu, yang bila dilihat dari penampilannya saja rasanya tidak mungkin kalau dia adalah seorang yang pemarah apalagi suka memukuli istrinya.
Sore itu sambil ditemani oleh Sukaniya dan Mirza, Jodha bertandang kerumah Ibrahim Pasha suami Atifa “Selamat sore nyonya …. Silahkan silahkan, apa yang bisa saya bantu ?”, “Selamat sore pak Ibrahim Pasha, kenalkan nama saya Jodha, ini adik saya Sukaniya, dan itu Mirza teman saya”, “Mari silahkan duduk, ada yang bisa saya bantu ?”, “Saya ini mencari Atifa, bukankah Atifa istri anda ? Saya teman Atifa” Ibrahim Pasha langsung menggeleng gelengkan kepalanya “Iya dia itu istri saya, kami baru menikah 1 tahun yang lalu, tapi saat ini dia tidak ada dirumah” Jodha pura pura kaget “Tidak ada dirumah ? Memangnya kemana, pak ?”, “Entahlah, sudah beberapa hari ini saya mencari carinya, dia tidak pulang kerumah, dia sangat keras kepala, kadang saya tidak mengerti apa maunya”, “Anda mencintainya ?” Jodha semakin penasaran sementara Sukaniya dan Mirza mencoba mendengarkannya dengan seksama “Saya sangat mencintainya bahkan saya mau melakukan apa saja demi dia”, “Apakah anda sudah mencarinya ? Atau menghubungi ponselnya ?”, “Semuanya sudah saya lakukan tapi hasilnya nihil, saya nggak tahu lagi kemana mencarinya, ponselnya pun tidak aktif, saya sangat khawatir dengan keadaannya”, “Maaf, pak … saya menyela” tiba tiba Sukaniya ikut angkat bicara “Apakah bapak tau, kenapa tiba tiba saja istri bapak tidak pulang kerumah ?” pak Ibrahim Pasha langsung tertawa terbahak bahak “Hal ini sudah dilakukannya berulang kali, jadi saya sudah nggak heran, dia bisa begitu saja pergi tanpa alasan yang jelas lalu kembali lagi, yaaa … pada awalnya saya heran tapi lama kelaman saya membiarkannya, yang penting dia selalu kembali kesaya” , “Pasangan yang aneh” bathin Jodha dalam hati , “Apakah hubungan kalian baik baik saja, pak ?” pak Ibrahim Pasha tersenyum memandang Jodha “Hubungan kami baik baik saja bahkan sangat baik, biasanya setelah dia bepergian, dia akan mesra lagi seperti dulu, saya tahu dia itu wanita karir yang sangat ambisius, biasanya kalau dia belum mendapatkan sesuatu, dia akan terus mengejar, itulah istri saya, saya mulai bisa memahami bagaimana dia”, “Dan dia saat ini sedang mengejar suami saya, pak” bathin Jodha geram “Wanita ambisius yang aneh” bathinnya lagi, “Apakah anda tau siapa saja temannya atau rekan bisnisnya ?”, “Ya, ada satu rekan bisnis Atifa yang mencari Atifa beberapa hari yang lalu”, “Siapa namanya, pak ?” kali ini Mirza yang penasaran “Namanya kalau nggak salah Jalalludin, ya saya ingat Jalalludin”, “Jalal datang kesini mencari Atifa ?” Jodha mulai bertanya tanya … Bila Saatnya Tiba bag 38 by Sally Diandra.