Sinopsis Jodha Akbar episode 294 by Meysha Lestari. Para pelayan berlarian masuk ke harem sambil berteriak minta tolong. Di belakangnya Khaibar dengan ikut merangsek. Di depan pintu harem, Khaibar mengaum keras. Jodha dan para ratu terkejut, para pelayan berlarian menyelamtakan diri. Khaibar mencium dupatta Jodha sekali lagi kemudian mengendus udara. Lalu melangkah ke arah Jodha yang sedang berdiri dengan moti di belakang para ratu. Merasa di datangi Khaibar, para ratu dan pelayan lari lintang pukang tak karuan. Hoshiar dengan keberanian yang dimilikinya coba menghadang Khaibar, tapi khaibar dengan sebelah tangan berhasil melemparkan tubuh Hosy. lalu datang Resha, tapi nasibnyapun tak beda jauh dengan Hoshiyar. Di luar harem, Jalal masih berusaha membebaskan diri dari balok kayu yang di lemparkan Khaibar kearahnya. Khaibar terus melangkah ke arah Jodha dan saama sekali tidak menggangu para ratu yang menyingkir dari hadapannya sambil berteriak ketakutan. Melihat khaibar melangkah kearah dirinya dan Johda, moti berteriak, “Jodha, cepat sembunyi! Dia menuju kesini!” Moti bertriak lagi, tapi Jodha malal melotot menatap Khaibar yang juga sedang berdiri menatapnya. Khaibar mengeram dan melangkah cepat kearah Jodha. Melihat itu Moti kabur, dan Jodha mundur menjauhi Khaibar. Setelah berdiri sesaat di depan Jodha, Khaibar segera mencengkeram pergelangan tangan Jodha dan menariknya peri. Jodha coba memberontak, tapi tak mampu beruat apa selain mengikuti langkah Khaibar. Melihat Jodha di seret Khaibar, para wanita tidak tinggal diam. Jiji anga dengan cepat menyambar tangan Jodha dan menariknya ke arah yang berlawanan sambil berteriak, “Lepaskan! Lepaskan! Tolong Lepaskan!” Para ratu kemudian saling bahu-membahu menarik tangan Jodha. Tapi khaibar lebih kuat. Tak mau menyakiti Jodha, para ratu akhirnya melepaskan pegangan tanganya. Khaibar dengan tidak sabar kemudian membopong Jodha dan membawanya pergi. Jodha berteriak-teriak minta di lepaskan, tapi Khaibar tak memperdulikannya.
Jalal sudah terbebas dari balok yang menimpahnya dan sedang termangu keletihan ketika Jodha berteriak memanggil jalal dan meminta tolong. Semua orang terutama Jalal terkejut. Dia sampai terpaku dalam kepanikan, tak tahu harus berbuat apa. Khaibar berjalan cepat sambil membopong tubuh Jodha. Jodha memukul-mukul punggung Khaibar sambil berteriak minta di turunkan. Tapi Khaibar tak mengubrisnya. Keika Jalal dan yang lain tersadat dari keterpukauannya, Khaibar sudah pergi jauh. Jalal kemudian meminta pengawal untuk mengambilkan kuda. Ketika kuda putih Jalal datang, jalal memberi perintah pada Atgah khan, “Atgah Khan, kau tetap di sini untuk melindungi harem. Aku dan Maan Singh akan mencari Jodha.” Atgah menyahut, “ya Yang mulia.” Lalu Jalan bersama mann Singh dan di iringi beberapa prajurit memburu Khaibar.
Sementara itu, Khaibar semakin jauh pergi. Menerobos semak-semak dan pepohonan dengan membopong tubuh Jodha. Jodha terus memukuli punggung Khaibar sambil berteriak minta di turunkan, “lepaskan aku! Kumohon, lepaskan aku! Dasar iblis, lepaskan aku!” Sambil mengendarai kuda, jalal dan pasukannya mengejar Khaibar dan mulai kehilangan jejak. Seorang prajurit memberi tahu jalal, “yang mulia, sepertinya dia masuk kedalam hutan.” Prajurot lain menimpali, “sangat sulit menemukannya di malam hari.” Jalal berkata, “kita harus mencari ratu Jodha dan tidak akan berhenti sebelum menemukannya..”
Jodha terlihat letih dalam bopongan Khaibar. Jodha melihat sekeliling dan terpikir untuk meninggalkan jejak untuk Jalal dengan mencopoti perhiasannya satu persatu sepanjang perjalanan sebagai Breadcrumb (remah roti) agar Jalal dapat menemukannya.
Di kemah, Abu mali sangat marah ketika mendengar kabar kalau semua prajurit yang di kirim ke sitana telah mati dan Khaibar telah salah menculik orang, harusnya Jalal malah Jodha. Dengan emosi, Abu mali menoleh ke arah Mahachucak, “Lihatlah, Yang Mulia. Senjatamu telah menipumu.” Mahachucak berteriak, “diam!” Dengan bergegas, Mahachucak menghampiri informan dan berkata, ‘jika kabar ini benar, aku senang dan akan memberimu hadiah.” Mahachucak melepas gelangnya dan melemparkannya pada informan. Si informan segera berlutut di depan mahachucak sambil mengucapkan terima kasih. Dengan kasar, Mahachucak menendang orang itu dan mengusirnya pergi. Dengan penasaran abu mali bertanya apda Mahachucak, “kau senang dengar kabar ini?” Penasehat Mahachucak yang menjawab, “abul Mali, kau harus tahu cara berpikir ratu.” Mahachucak menyerigai tipis. Abu mali terlihat bingung, “aku tidak mengeri.” Mahachucak menyahutinya, “kau bodoh, justru ini yg kuinginkan. Aku inginkan kepala Jalal, tapi dia membawakan pujaan hatinya. Yaitu Ratu Jodha. Dia yang akan membawa Jalal kesini. Ini lebih dari yang kuharapkan. Dia membawa Jodha, bagus Khaibar! Kau membuat ku senang!”
Khaibar menyeret Jodha memasuki lorong goa yang becek dan di penuhi genangan air. Sesekali Khaibar menggeram. Jodha berusaha melepaskan diri, tapi cekalan khaibar sangat kuat. Tiba di pintu goanya, Khaibar menyentakkan tangan Jodha, sehingga tubuh Jodha terlempar ke lantai. Jodha segera meraba perutnya dan menahan rasa sakit. Khaibar melangkah mendekat. Jodha menyeret tubuhnya menjauhi Khaibar dengan rasa takut. Khaibar mengendus endus udara di sekitar Jodha lalu menggeram. Dia menarik tangan Jodha yang terluka dan mengendusnya. Khaibar seperyi sadar kalau dia salah membawa orang. Khaibar menggeram marah. Jodha meringkuk ketakutan. Dengan marah khaibar mengambil sebongkah batu besar dan hendak melemparkannya kearah Jodha. Jodha sambil menangis ketakutan memohon, “kumohon, jangan lakukan ini.” Mendengar suara Jodha, Khaibar tertegun. Jodha melanjutkan, “kumohon, jangan membunuhku. AKu sedang hamil. Kumohon ampuni aku, aku sedang mengandung.” Mendengar Jodha memohon-mohon, Khaibar tertegun dan bingung. Sambil menggeram Khaibar melemparkan batu melewati atas kepala Jodha. Jodha berteriak ketakutan. Khaibar hendak mendekati Jodha, tapi dia ternampak mulut gua yang menganga terbuka. Khaibar mengambil batu besar dan menutup pintu gua..
Di luar rombongan Jalal terus melakukan pencarian. Seorang prajurit memberitahu Jalal kalau mereka menemukan jejak kaki khaibar. Dengan nyala obor, jalal mengamati jejak kaki itu dan mengatakan kalau itu jejak kai Khaibar. Jalal menyuruh anak buahnya mengikuti jejak itu.
Dalam Goa, Jodha masih terlihat ketakutan meski tidak setakut sebelumnya. Khaibar duduk tak jauh dari Jodha sambil terus mengawasinya. Sambil mengelus perutnya, dalam hati Jodha berdoa, “hei ambemaa, kumohon lindungilah anakku!” Khaibar melirik kearah Jodha sesaat. lalu dengan tanah kering dia mengobati lukanya. Dari jauh, Khaibar melihat Jodha sedang mengamati tangannya yang terluka. Khaibar dengan bergegas menghampiri Jodha dan jongkok di depannya. Melihat itu, Jodha mencoba meraih batu dan hendak memukul Khaibar ketika Khaibar menyentuh tanganya. Khaibar menggeram, Jodha mengurungkan niatnya. Sambil menatap Jodha, Khaibar menaburkan tanah pada luka di tangan Jodha. Jodha dengan heran menatap Jodha. Setelah selesai, Khaibar segera meninggalkan Jodha. Jodha memngamati lukanya di obati khaibar dan dengan sedih berguman, “yang mulia, cepatlah datang. Aku sangat membutuhkanmu.”
DI luar sana, sambil mencari jejak Khaibar, jalal berkata dalam hati, “Ratu Jodha, tenanglah. AKu akan segera menemukanmu.” Jalal dan pasukannya terus mengikuti jejak khaibar, hingga di atas rerumputan jejak itu menghilang. Jalal sangat panik dan berteriak dalam hati, “dimana kau ratu Jodha? Kemana dia membawamu?”
Dalam gua, Jodha berusaha mencari jalan untuk meloloskan diri. Dia mendengar suara derap kaki kuda. Jodha berkata dengan penuh harap, “yang mulia pasti sedang mencariku, aku harus mencari jalan keluar dari sini.” Jodha berusaha membuka lubang gua yang tadi di tutup Khaibar. Dengan susah payah dia mendorong batu penutup itu hingga terbuka. Setelah terbuka, Jodha segera keluar dari gua melalui lubang itu dan melarikan diri. Dari arah hutan tamoak serombongan orang melangkah kerahnya dengan obor ditangan. Jodha menduga itu adalah rombongan Jalal dan prajuritnya. Jodha berteriak meminta tolong. Jalal merasa mendengar suara Jodha, menyuruh prajuritnya tidak berisik untuk beberapa saat. Saat itu Jalal sudah merasa tersesat, untunglah perhiasan Jodha yang sengaja di buang untuk meninggalkan jejak di temukan Jalal. Jalal kembali bersemangat dan menyuruh anak buahnya berpencar dan mencari jejak Jodha.
Jodha berlari kearah rombongan dengan obor itu, alangkah terkejutnya Jodha, kerena ternyata mereka adalah pasukan bertopeng Mahachucak. Dengan memaksa mereka hendak membawa Jodha ke Mahachucak. Jodha berteriak, teriakannya terdengar Jalal. Tapi Khaibar yang lebih dulu datang menyelamatkan Jodha. Dengan beringas Khaibar menyerang prajurit-prajurit bertopeng tersebut, tak perduli meskipun salah satu prajurit itu berteriak memberitahu Khaibar kalau mereka temannya. Melihat Khaibar menolong dirinya, Jodha terpaku tak percaya. Satu persatu prajurit yang menyerang khaibar tergeletak tak berdaya. Khaibar menggeram marah. Jalal mendengar itu dan segera berlari ke arah asal suara.
Khaibar menghampiri Jodha dan dengan suara tanpa katanya, dia memarahi Jodha sambil memegang dan mengoncang-goncangkan kedua pundaknya. Jalal tiba di tempat itu dan melihat Khaibar memegang Jodha, tanpa buang waktu, Jalal segera berlari dan mengayunkan pedangnya ke arah punggung Khaibar. Khaibar berbalik kearah jalal. Jodha terbelalak, “yang mulia….!” Sinopsis Jodha Akbar episode 295 by Meysha Lestari.