Sinopsis Jodha AKbar episode 433 by Sally Diandra. Malam itu Anarkali dilempar kedalam sebuah kamar dan dikunci didalamnya dengan tangan dan mulut dibekap, Anarkali menangis sedih. Tepat pada saat itu Salim juga mendatangi tempat prostitusi tersebut, Salim menemui gadis gadis tersebut, semua yang hadir disana memberikan salam ke Salim “Kalian para penari yang meminta untuk datang ke istana, saya ijinkan, kalian boleh menari dan akan mendapatkan hadiah pula akan tetapi hanya ada tiga penari yang akan mendapatkan kesempatan untuk menari dipesta nanti, besok akan ditentukan siapa dari tiga diantara kalian yang akan menari” semuanya langsung mengelu elu kan nama Salim “Hidup Pangeran Salim ! Hidup Pangeran Salim ! Hidup Pangeran Salim !” Anarkali yang mendengar nama Salim disebut langsung mendekati jendela untuk melihat apa yang terjadi diluar, dilihatnya Salim sedang duduk diatas kudanya dari jendela kamar dimana dia disekap “Jadi ini semua jebakan kamu untuk membawa aku ke sini, aku tidak pernah berfikir bahwa kamu akan menghentikan semuanya” bathin Anarkali
Sementara itu di Kerajaan Mughal, Jalal sedang befikir keras mengenai adik tirinya Mirza Hakim “Ya Khudaa buatlah Mirza Hakim mengerti bahwa aku tidak membunuh Mahachuchak, ibunya” tepat pada saat itu Jodha datang menemuinya “Apa yang sedang kamu pikirkan,Yang Mulia ? apakah kamu sedang memikirkan bagaimana memenuhi keinginanku ?” goda Jodha, “Tidak usah khawatir tentang aku, Ratu Jodha … tapi ngomong ngomong hadiah apa yang akan kamu berikan ke aku ? hanya dengan menikahi aku saja ? kamu mempunyai hutang ke aku juga sebagai seorang istri” Jodha mulai berfikir tentang hadiah apa yang akan dia berikan untuk Jalal “Ya ! aku akan memberikan kamu hadiah, Yang Mulia tapi hadiah itu masih rahasia”, “Aku ingin melihat hadiah apa yang akan kamu berikan aku karena kamu selalu memberikan hadiah yang unik buat aku” Jodha kembali berfikir kira kira apa hadiah yang dia berikan untuk suaminya ini “Yang Mulia, Bhagwandas akan segera datang bersama seluruh keluarga besar dipesta pernikahan kita nanti, mereka akan tiba disini besok” , “Itu berita yang bagus, Ratu Jodha”, “Baiklah kalau begitu aku pergi karena masih banyak pekerjaan” kemudian Jodha berlalu dari hadapan Jalal.
Keesokan harinya, ditempat Anarkali disekap “Aku tidak tahu mengapa aku diculik dan disekap disini, aku tidak tahu bagaimana keadaan ayah, ibu pasti sangat khawatir memikirkan aku” tak lama kemudian dia mendengar percakapan antara seorang germo yang lain dengan para penari diluar bahwa hari ini mereka akan pergi ke istana dan akan dipilih tiga diantara mereka yang akan menari di depan Yang Mulia Raja dan Mariam Uz Zamani, itu akan membuat mereka bangga dan mereka akan mendapat hadiah juga, Anarkali langsung menjatuhkan bejana yang ada dikamar tersebut agar orang orang diluar mendengar kalau ada orang didalam kamar itu, sang germopun dan para penarinya mendengar dan langsung mendatangi Anarkali yang sedang disekap dikamar “Ya Khudaa… siapa yang menyekap kamu disini ?” sang germopun langsung menyuruh salah satu penarinya untuk mengambilkan air putih untuk Anarkali, kemudian diberikannya gelas yang berisi air putih tersebut ke Anarkali, “Aku tidak tahu siapa yang melakukan hal ini ke kamu” tepat pada saat itu Zohra (germo yang biasanya bersama Haidar) menghampiri mereka “Aku yang melakukan ini padanya”, “Kita kan punya peraturan, Zohra … kita tidak akan memaksa setiap gadis yang datang ke tempat ini”, “Tapi peraturan kita itu tidak berlaku didepan Pangeran Salim calon pewaris tahta Kerajaan Mughal, ini adalah permintaannya agar gadis itu menari dan aku tidak bisa menentang perintahnya” Anarkali benar benar terkejut “Toloong, aku mohon biarkan aku pergi, ayahku sedang sakit” Anarkali memohon pada Zohra “Ya, kamu boleh pergi sekarang, kami cuma diminta menahanmu hanya selama satu hari tapi mulai hari ini martabatmu telah hilang, tidak ada seorangpun didunia ini yang akan menerima kamu, kamu sudah dikenal berasal dari tempat kotor ini, sekarang pergilah !” Anarkali langsung meninggalkan tempat tersebut. Namun tiba tiba dalam perjalanannya ketempat ayah dan ibunya, ada salah seorang laki laki yang memegang tangannya dan mengira dirinya adalah penari, beberapa orang juga mulai mengikutinya di belakang dan memintanya untuk menemaninya malam itu, mereka mempermainkan Anarkali “Aku bukan gadis semacam itu !”, “Tapi kamu tinggal disini, menari ditempat ini, gadis seperti kamu itu dibeli dengan harga murah lalu kenapa kamu menunjukkan sikap kamu seperti itu, ayooolah temani kami” mereka mencoba memaksa Anarkali untuk menemaninya malam itu, Anarkali langsung mendorong mereka dan berlari sekencang mungkin meninggalkan mereka.
Sementara itu Bhagwandas dan keluarganya sudah mencapai Agra, Jodha dan Rukayah menyambut mereka, Jodha melakukan ritual aarti, Jalal juga menyambut mereka dan memberikan salam pada seluruh keluarga yang datang, Maan Bai menyentuh kaki Jodha, Jalal memeluk Bhagwandas. Sementara Salim, Danial dan Murad juga menyambut mereka semua, Maan Bai terlihat malu malu ketika bertemu dengan Salim “Terima kasih kalian telah datang ke Agra” Salim memberikan sambutan untuk keluarga ibunya, “Apa kabar Danial ? biasanya kamu selalu mengikuti bibi ketika kamu kecil dulu dan kemaren selama kamu di Amer, bibi sampai nggak sempat bertemu dengan kamu” tiba tiba Maan Bai juga menyela “Dia juga tidak menemui aku, ibu … hanya memberikan salam saja”, “Maafkan aku tapi aku akan memenuhinya di Agra” ujar Danial sambil memegang telinganya tanda meminta maaf, “Yaa … dan Salimlah yang mengurusi semua persiapan pestanya nanti, pasti akan sangat menyenangkan” ujar Jalal, Jodha kemudian memeluk Maan Bai sambil berbisik “Saat ini bibi melakukan ritual aarti untuk kamu sendiri tapi tak lama lagi bibi akan melakukan ritual aarti ini untuk kalian berdua kamu dan Salim” Maan Bai tampak tersipu malu, “Ratu Jodha, kamu pikir kamu akan memberikan hadiah untuk Salim tapi kamu tidak tahu siapa yang sebenarnya ada dihati Salim, aku akan memainkan permainan ini dan ini akan menjadi menyenangkan” bathin Rukayah sambil tersenyum sinis
Sementara itu Anarkali berhasil pulang ketempat ibu dan ayahnya berada, pada saat itu tabib ada juga disana mengecek kondisi Rashid “Rashid membutuhkan obat obatan akan tetapi kamu tidak mempunyai uang” Zil Bahar sangat sedih memikirkan nasib suaminya “Kamu dari mana saja ? ibu sudah menunggu kamu sepanjang malam”, “Aku mencoba mencari uang, ibu”, “Lalu apa kamu sudah dapat uangnya ?”, “Tidak, ibu tapi sekarang aku harus melakukan sesuatu, kita harus membeli obat untuk ayah” Anarkali lalu pergi lagi meninggalkan kedua orangtuanya “Aku harus mendapatkan banyak uang !” bathinnya sedih
Di istana Mughal, Aram Bano sedang ngobrol bersama ibunya, Jodha. “Ibu, kamu kelihatan sangat bahagia sekali ketika keluarga dari Amer itu datang”,”Setiap perempuan akan sangat bahagia ketika keluarganya menemuinya, kelak nanti ketika kamu sudah menikah dan ibu datang kerumahmu maka kamu akan merasakan seperti yang ibu rasakan ini, nak”, “Aku tidak ingin menikah ! aku lebih suka seperti ini, ibu suka warna apa ? merah atau hijau ?” Jodha terlihat heran dengan pertanyaan putri bungsunya ini “Mengapa kamu tanyakan itu ?”, “Salah satu bibi di istana ini ingin memberikan ibu hadiah berupa gelang dengan warna kesukaan ibu tapi dia tidak bisa bertanya pada ibu karena itu adalah kejutan”, Oh ibu tidak tahu kalau itu kejutan” Jodha pura pura tidak tahu “Lalu apa yang akan ibu berikan ke ayah ?”, “Sampai saat ini ibu belum memikirkannya”Aram Bano tampak kesal “Yaaa Allah … ibu belum memikirkannya sampai sekarang ?”, “Ibu tidak mengerti hadiah apa yang akan berikan untuk ayahmu”, “Ibu, ayah itu sudah belajar menyanyi siang dan malam hanya untuk kamu”, “Baiklah, ibu akan berfikir kira kira hadiah apa yang akan ibu berikan untuk ayahmu” Aram Bano kesal dengan Jodha “Pikirkan itu ! dan kalau ibu tidak mendapat ide apapun lebih baik katakan secara pribadi dengan ayah, jangan bikin aku malu didepan semua orang !” Jodha langsung tertawa sambil memeluk putri bungsunya ini.
Anarkali mendatangi Sakina “Sakina tadi malam aku menolak gelang yang kamu tawarkan padaku untuk membantu aku tapi sekarang aku membutuhkannya, ayahku sedang sakit sekarang, apakah kamu bisa menolongku ?” Sakina menyetujui untuk membantu Anarkali namun pada saat itu ayah Sakina menghampiri mereka berdua “Jangan bicara dengan gadis ini, Sakina ! masuklah kedalam !”, “Ayah saya sedang sakit keras, tuan … biarkan dia membantu saya” Anarkali memohon dengan amat sangat, “Pergi kamu dari sini ! tinggalkan kami sendirian ! pergi !” ayah Sakina membentak Anarkali sambil menutup pintunya, “Apa yang harus aku lakukan sekarang ?” bathin Anarkali kemudian Anarkali teringat akan ucapan sang germo yang mengatakan bahwa penari yang terpilih akan mendapatkan uang di pesta Yang Mulia Raja.
Jalal sedang membahas soal politik dengan para menterinya, Jalal meminta Bhagwandas untuk istirahat terlebih dahulu, kemudai Maan Sigh mengantar ayahnya ke kamarnya, sepeninggal mereka Birbal langsung bertanya ke Jalal “Bagaimana dengan latihan menyanyimu, Yang Mulia ?”, “Tansen telah bekerja keras bersamaku”, “Yakinlah, anda akan menyanyi sangat baik nanti” Birbal mencoba untuk meyakinkan Jalal, “Aku cuma menyanyi”, “Ratu Jodha pasti akan memberikan hadiah terbaiknya untuk anda, Yang Mulia”, “Ya, tapi dia belum memutuskan hadiah apa yang akan dia berikan, aku tahu itu karena aku adalah suaminya, dia tidak bisa berbohong bahkan sampai sekarang”, “Beliau pasti akan memberikan hadiah yang unik seperti biasanya”, “Aku tahu tapi kamu jangan sampai membantunya ya”, “Aku sangat mencintai kehidupanku, Yang Mulia … jadi aku tidak akan membantunya” ujar Birbal sambil memegang telinganya, Jalal tersenyum mendengarnya
Anarkali mendatangi kembali tempat prostitusi itu, dia menemui germo yang baik hati yang saat itu bersiap siap hendak ke istana bersama dengan para penarinya “Assalamualaikum nyonya …”, “Waalaikumsalam …”, ”Nyonya saya ingin ikut berpartisipasi dalam pesta kerajaan” sang germo kaget “Kamu sadar akan apa yang kamu katakan ? kamu akan membuat kehidupanmu seperti dineraka dengan mendatangi tempat ini” Anarkali langsung menyentuh kaki sang germo “Tolong, bantulah saya, hidup saya sudah seperti dineraka, karena saya ayah saya sekarang sakit keras, seseorang yang telah memberikan saya kehidupan, saya telah merusak hidupnya”, “Semua ini karena uang ?”, “Saya telah mencoba semuanya tapi saya tidak mendapatkan uang, jadi tolonglah saya, nyonya … hadiah yang akan saya dapatkan di pesta nanti pasti sangat membantu saya”, “Apakah kamu tahu bahwa kamu akan dikenal sebagai seorang penari (maksudnya mungkin ‘pelacur’) sepanjang hidupmu”, “Saya tidak punya cara lain, tolong lah saya, nyonya … “ Anarkali terus memohon “Jika ini adalah keputusanmu maka kita lihat bagaimana keberuntunganmu juga, mari ikut kami” … Sinopsis Jodha AKbar episode 434 by Sally Diandra