Sinopsis Jodha Akbar episode 438 by Sally Diandra. Pagi itu Jodha dan Moti mendatangi Salim di sebuah tempat protitusi dengan baju dan cadar serba hitam hingga menutupi seluruh tubuhnya, saat itu Jodha dan Moti sudah memasuki kamar dimana Salim menginap, tak lama kemudian Moti meninggalkan mereka berdua. “Kamu seharusnya malu, Salim … Kamu adalah calon pewaris tahta kerajaan Mughal dan kamu menghabiskan malammu disini di kamar seorang penari ? Apalagi ketika pernikahanmu telah ditentukan, ayoo pergi dari sini !” Jodha tampak marah pada apa yang diperbuat anaknya yang sungguh memalukan “Anda seharusnya tidak datang kesini, Mariam Uz Zamani … Ini bukan tempat yang baik”, “Tapi kamu juga kesini ! Persiapan pernikahanmu sedang berlangsung saat ini di istana, ayo ikut aku !” Jodha langsung menggeret lengan Salim, namun Salim segera menampiknya “Mariam Uz Zamani, aku tidak tertarik untuk menikah, aku sudah katakan hal itu padamu bukan”, “Apakah kamu tahu apa yang akan terjadi jika kamu menolak pernikahan ini, kehidupan Maan Bai akan hancur, dia tidak akan mau menikah dengan siapapun, aku disini bukan hanya sebagai ibumu, Salim … tapi aku berdiri disini sebagai seorang perempuan, aku selalu bertarung demi perempuan lain, aku selalu berdiri dihadapan para perempuan dan hari ini aku akan berdiri untuk Maan Bai juga” Jodha sangat kesal dengan Salim “Salim, jika kamu punya darah Mughal dalam tubuhmu, kamu seharusnya menghormati seorang perempuan sebagai seorang Rajvanshie dan datanglah pada pesta pertunangan kalian atau ibu tidak akan memaafkan kamu dan akan mengatakan yang sebenarnya tentang kamu kepada setiap orang” Jodha benar benar sangat kesal dan marah terhadap Salim, anaknya dan langsung pergi meninggalkan Salim yang sangat terkejut mendengarnya.
Bhagwandas sedang berjalan bersama istrinya menuju keruang keluarga dimana ibu Hamida sudah menantinya disana, istri Bhagwandas berkata “Hari ini akan diumumkan bahwa Maan Bai akan menjadi istrinya Salim”, “Aku sangat berharap Yang Mulia Raja ada disini”, “Jangan khawatir, pada pesta pertunangan nanti dia akan datang” kemudian mereka menemui Hamida yang sudah menanti mereka, mereka berdua langsung menyalami Hamida, Rukayah juga datang ketempat tersebut, Rukayah memberikan sebuah cincin ke Hamida “Saya sudah memesan cincin ini untuk Maan Bai, Salim akan memakaikan cincin ini ditangannya Maan Bai” Hamida menunjukkan cincin tersebut ke Ratu Amer, tak berapa lama kemudian Jodha datang menghampiri mereka “Dari mana saja kamu, Jodha ?” Jodha sedikit kikuk ketika ibu mertuanya bertanya padanya “Aku … aku mengecek persiapan pertunangan Salim, ibu”, “Lihat Jodha, cincin yang ibu bawa untuk Maan Bai” Jodha segera melihatnya dan sedikit terkejut ketika dia teringat bagaimana Salim menolak pernikahannya itu “Kak Bhagwandas bisakah keluar sebentar ? Ada sesuatu yang akan aku sampaikan” Jodha bergegas keluar ruangan, diikuti oleh Bhagwandas.
Diluar ruangan, “Ada apa Jodha ? Ada masalah apa ?” Jodha bingung bagaimana mau mengatakan pada Bhagwandas kakaknya “Sebagai seorang perempuan, aku pikir anakku Salim tidak pantas untuk Maan Bai, aku tidak akan membiarkan kehidupan Maan Bai hancur”, “Kesalahan apa yang telah dibuat oleh Salim, Jodha ?”, “Aku baru tau kalau Salim sering mengunjungi tempat para penari (tempat prostitusi), Salim tidak seperti seseorang yang telah aku ajari selama ini, seseorang yang telah aku lahirkan, perpisahan selama 9 tahun benar benar telah merubah anakku” Jodha menahan tangisnya didepan kakaknya, dadanya terasa sesak “Meskipun dia itu orang lain, aku tetap akan mengatakan hal yang sama, karena bagaimanapun juga Maan Bai adalah keponakanku, batalkan pernikahan ini, kak”, “Saat ini sedang berlangsung, Jodha … Kita tidak bisa begitu saja menggagalkan pernikahan ini, meskipun Salim sering pergi ke tempat para penari itu, lalu kenapa ? Bukankan raja dan pangeran juga sering melakukan kebiasaan tersebut, aku tidak bisa menggagalkan pernikahan ini sekarang, Jodha… Hal ini akan menodai keluarga kita, Maan Bai mungkin tidak akan mau menikah dengan siapapun, Salim adalah anakmu, bimbinglah dia ke jalan yang benar, aku bisa tahan melihat kehidupan anak perempuanku yang sulit daripada melihat nama keluargaku hancur karena kegagalan pernikahan ini, wagdan akan segera berlangsung hari ini” Bhagwandas bersikeras tetap melangsungkan pernikahan Salim dan Maan Bai, dan tanpa mereka sadari Danial mendengarkan semua pembicaran Jodha dan Bhagwandas “Aku telah berjanji pada Maan Bai, bahwa aku akan selalu melindunginya, aku harus berbicara pada Salim, dia tidak boleh menghancurkan hati Maan Bai dengan cara seperti ini” bathin Danial dalam hati.
Salim sedang mengunjungi pasar bersama kudanya, salah seorang menteri istana dan Qutub menghentikan langkahnya “Ada apa paman ? Apa yang terjadi ?”, “Kamu tau kan, kalau Yang Mulia Raja sedang keluar istana dan saat ini ada musuh disini”, “Aku telah membunuh salah satu musuh tersebut tapi yang satunya menyandera seorang gadis, dia menculiknya dan jika kita tidak membiarkannya pergi, mungkin dia akan menyakiti gadis tersebut makanya aku tinggalkan dia, sekarang gadis itu bersama dengan mereka” Qutub mencoba menjelaskan ke Salim “Selama aku ada disini, rakyatku tidak boleh menderita ! Aku akan mengatasi hal ini jika Yang Mulia Raja tidak ada disini, musuh musuh itu harus membayar semua ini, katakan padaku dimana gadis itu berada ?”
Para musuh sedang mencoba menyekap seorang gadis dan ternyata gadis itu tidaklah lain adalah Anarkali. Salim dan Qutub mencoba mencari cari dimana gadis yang diculik itu berada, “Aku akan menyerang dari belakang, kamu masuk kerumah lewat pintu depan !” tepat pada saat itu para musuh sedang memaksa mengikat Anarkali, mulut Anarkali dibekap dan tangannya diikat, namun Anarkali mencoba untuk berteriak “Kita harus menaruh gadis ini disini agar tidak diketahui oleh para prajurit !” namun sekali lagi Anarkali menjerit, Salim mendengar jeritan itu tak lama kemudian Salim masuk kedalam rumah menerjang jendela, Salim bertarung melawan musuh musuh tersebut, Anarkali yang tidak tahu orang yang membantunya itu Salim, langsung memeluknya dari belakang, Salim berhasil melumpuhkan semua musuh musuhnya. Ketika Anarkali menghadap ke depan Salim, Anarkali sangat terkejut karena ternyata yang menolongnya adalah Salim, Salim juga kaget ketika mengetahui ternyata Anarkali yang dia selamatkan, Salim menatapnya marah “Terima kasih untuk pertolonganmu” ujar Anarkali tulus “Kamu itu tidak ada ubahnya dengan mereka, mereka menculik seseorang secara terang terangan sama saja seperti seorang gadis yang masuk dalam kehidupan seorang pria sebagai kekasihnya kemudian mencuri semuanya dan meninggalkannya sebagai seorang penari, jangan berfikir kalau aku datang kemari untuk menyelamatkan kamu, sebagai seorang calon pewaris tahta kerajaan aku datang untuk menyelamatkan seseorang yang ada didalam kekuasaanku, aku benci sama kamu !” Salim menatapnya dengan penuh kebencian “Apa kamu pikir aku mencintai kamu ? Yaa betul aku memang seorang penari tapi aku bahagia akan tetapi kamu, kamu adalah seorang pewaris tahta kerajaan tapi kamu tidak bahagia, aku akui kalau aku telah berbohong padamu tapi bagaimana kamu sendiri ? Kamu juga menyembunyikan indentitasmu bahwa kamu adalah seorang calon pewaris tahta kerajaan, Pangeran Salim ! Lalu kenapa kamu hanya menuduh aku ? Aku tidak punya perasaan apapun padamu meskipun sampai aku mati nanti !” Anarkali juga sangat kesal dengan Salim, tiba tiba Qutub masuk kedalam rumah tersebut “Kamu tidak apa apa, Salim ?” Salim mengangguk dan mendekatinya “Aku tidak apa apa, bawa musuh musuh itu dari sini dan tanyakan padanya mengapa mereka datang kesini !” kemudian Salim menyuruh prajuritnya untuk mengantar Anarkali pulang dan berlalu meninggalkan rumah tersebut, Anarkali menatap kepergian Salim dengan tatapan nanar.
Salim telah kembali keistana, dia sedang termenung diteras istana, Salim teringat kata kata Anarkali “Apakah kamu bahagia sebagai seorang calon pewaris tahta kerajaan ?” tepat pada saat itu Danial menemuinya “Kakak, aku ingin bicara denganmu”, “Katakanlah ada apa ?”, “Kamu telah pergi ketempat para penari itu, kamu adalah panutan untuk kami semua dan kamu telah pergi ketempat murahan seperti itu ?”, “Kamu tidak tahu apa yang sedang aku alami saat ini” Salim tidak suka dengan ucapan Danial “Jadi penderitaan akan berakhir dengan pergi ketempat semacam itu ? Jika kamu punya masalah katakanlah padaku, kita bisa bersama sama mencari solusinya, apakah kamu bahagia dengan pernikahan ini ? Apakah kamu masih mencintai gadis Amer itu ?”, “Tidak ! Aku membencinya !”, “Lalu kenapa kamu pegi ketempat para penari itu, kamu telah membuat para penari itu menari di pesta kerajaan, jika kamu bisa berfikir tentang hak mereka, kebahagiaan mereka, lalu bagaimana dengan kebahagiaan Maan Bai, kenapa kamu tidak berbuat adil padanya ? Kamu hampir saja bertunangan dengannya, dia sangat mencintai kamu, jangan lukai dia, kak … Aku tahu kamu sedang patah hati, kamu bisa merasakan penderitaan ini akan tetapi jangan sakiti hati Maan Bai, jangan biarkan dia menderita karena kesalahan orang lain” tak lama kemudian Danial meninggalkan Salim sendirian, Salim gelisah dan bingung, Salim hanya bisa meminta petunjuk pada Tuhan YME “Yaaa … Khudaa”
Seluruh keluarga sudah berkumpul diruang keluarga, mereka sedang menunggu Salim, istri Bhagwandas menghampiri Jodha yang sedari tadi juga tampak gelisah “Jodha, dimana Salim ? Apakah dia belum siap ?” Jodha bingung mau menjawab apa “Kak, sebenarnya …” belum selesai Jodha bicara tiba tiba Salim sudah masuk kedalam ruangan tersebut, Jodha kaget melihat anaknya datang, Salim langsung menuju ke neneknya dan menyalaminya, Hamida tersenyum dan mencium keningnya lalu menyuruh Salim untuk duduk, Salim menatap kearah Jodha, Jodha membalas tatapannya dengan perasaan tidak percaya “Ini saatnya melakukan ritual wagdan” para pendeta agama Hindu berkata “Ini adalah ritual calon pengantin perempuan dan calon pengantin pria dimana mereka akan berjanji akan menikahinya satu sama lain, apakah kamu siap ?”, “Ya, aku siap !” Jodha dan Rukayah benar benar terkejut mendengarnya, kemudian pendeta melakukan ritual aarti untuk Salim “Pangeran Salim, pernikahanmu telah ditetapkan dengan Maan Bai, apakah kamu menerima ?” sesaat Salim menatap kearah Jodha “Yaa, aku menerima !” semua yang hadir disana mengucapkan selamat padanya, kemudian istri Bhagwandas menyodorkan nampan yang berisi pakaian pertunangan Maan Bai, meminta berkat dari Salim, kembali Salim menatap kearah Jodha, lalu Salim memberkatinya dengan menempelkan tangannya diatas baju tersebut, Jodha tersenyum melihatnya. “Sekarang giliran kamu Ratu Jodha, yang menemui Maan Bai untuk memberikan cincin pertunangan ini” Jodha mengangguk kemudian berlalu meninggalkan tempat tersebut.
Jodha sedang berada di kamarnya bersama Moti, tak lama kemudian Rukayah datang menemuinya, Jodha menyuruhnya untuk duduk dan meminta Moti dan pelayan lainnya untuk keluar meninggalkan mereka “Akhir akhir ini aku lihat kamu ini sepertinya sedikit tegang, Ratu Jodha … Apakah ada masalah ?”, “Tidak ada apa apa, Ratu Rukayah”,”Mengapa kamu tidak ingin membicarakannya dengan aku, Ratu Jodha ? Kamu sepertinya tidak menganggap aku sebagai temanmu” Jodha jadi tidak enak dengan Rukayah “Bukan begitu, Ratu Rukayah”, “Kalau begitu bagilah masalahmu dengan aku, apalagi Yang Mulia Raja juga tidak sedang ada disini sekarang, katakanlah …” Jodha akhirnya mencoba mengutarakan apa yang jadi kekhawatirannya selama ini “Aku sedang khawatir tentang Salim, awalnya dia menolak untuk menikah tapi kemudian dia mengatakan dia siap untuk menikah, aku tidak tahu apa yang ada didalam benaknya”, “Akan tetapi kamu bilang kalau dia menyukai Maan Bai”, “Iya, kami memang berfikir begitu makanya kami memutuskan pernikahan ini akan tetapi dia menolak pernikahan ini dan sekarang dia setuju” dalam hati Rukayah berkata “Aku tahu semuanya tentang Salim, Jodha … cinta pertamanya itu untuk seorang penari yang bernama Anarkali bukan Maan Bai tapi aku tidak akan mengatakannya padamu” …. Sinopsis Jodha Akbar episode 439 by Sally Diandra.