Sinopsis Jodha Akbar episode 439 by Sally Diandra. Siang itu Jodha sedang berada dikamarnya, sedari tadi kerjanya hanya melamun saja, Rukayah mencoba menemui Jodha “Jangan khawatir Ratu Jodha meskipun jika ada seorang gadis dalam kehidupan Salim, bagaimanapun juga itu bukanlah hal yang buruk kan untuk seorang Raja mempunyai banyak istri, sama seperti Yang Mulia Raja … Dia dulu pertama kali menikahi aku, kemudian Ratu Salima dan kamu dan dia juga mempunyai banyak istri yang lain” Rukayah mencoba menghibur Jodha, “Aku hanya ingin Salim menikah dengan persetujuannya bukan karena terpaksa, Ratu Rukayah”, “Mungkin itu karena mereka sedang saling kesal satu sama lain, itu biasa terjadi pada setiap pasangan” Jodha mencoba untuk tersenyum “Kamu benar, Ratu Rukayah” tiba tiba pelayan menemui mereka dan memberitahukan pada mereka bahwa Jalal sudah kembali ke istana, Jodha dan Rukayah saling tersenyum satu sama lain.
Siang itu Jalal sudah kembali ke istana disambut oleh Maan Sigh “Aku sudah mencoba berbicara dengan Mirza akan tetapi dia pergi, jangan biarkan Ratu Jodha tahu tentang hal ini, dia pasti akan terluka” Maan Sigh menuruti perintah Jalal. Ketika Jalal sedang mencopot jubah kebesaran dan segala macam aksesoris yang dikenakannya dibantu oleh para pelayannya, tak lama kemudian Hamida, Rukayah dan Jodha menemuinya, mereka menyambut kedatangan Jalal pulang kerumah, Hamida segera mencium kening Jalal “Kamu pulang tepat waktu, Jalal, semua orang sudah menanti pertunangan Salim”, “Sekarang aku telah kembali, ibu dan aku akan melihat pesta pertunangannya, pasti akan sangat meriah sekali sehingga banyak orang yang akan mengingatnya bertahun tahun”, “Mengapa tidak ? Salim kan tinggal di Agra”, “Maan Bai juga tinggal Amer” kali ini Jodha ikut angkat bicara “Ya … Karena dia memiliki kecantikan dan daya tarik yang sama seperti bibinya Ratu Jodha” Rukayah pura pura memuji Jodha, Jalal tersenyum mendengarnya tiba tiba Aram Bano datang menemui Jalal “Ayah, aku lagi kesal !” Jalal langsung berlutut menyambut putri bungsu kesayangannya “Ada apa sayang ?”, “Aku marah dengan ibu, ayah … Selama nggak ada ayah disini, ibu memakaikan aku baju yang tidak sesuai dengan keinginanku” Jodha kaget ketika Aram mengadu pada Jalal “Tapi ibu memakaikan baju yang hanya sesuai dengan pilihanmu sayang” Jodha mencoba membela diri, saat itu Jalal mengajak Aram duduk dan memangkunya “Tapi ibu lupa sama warna kesukaanku, tanpa ayah ibu tidak bisa mengingat apapun, ayah harus menegur ibu” pinta Aram “Ketika anak perempuanku menginginkan hal itu maka aku akan memenuhinya, Ratu Jodha kamu telah melakukan kesalahan dan kamu harus meminta maaf” Jodha langsung memegang telinganya dengan kedua tangannya dengan mimik yang lucu “Ibu minta maaf sayang, hal itu tidak akan terjadi lagi” Hamidah dan Rukayah tersenyum melihat kelucuan Aram Bano “Ibu harus mendapat hukuman, ibu harus sit up sebanyak 10 kali” Jodha benar benar kaget dengan hukuman anaknya “Apa ?”, “Sayang, kamu harus memaafkan ibu untuk kali ini, karena ini kan kesalahannya yang pertama, jika ibu melakukan hal itu lagi maka kamu bisa menghukum ibu”, kembali Jodha menjewer telinganya meminta maaf pada Aram, Aram akhirnya menuruti permintaan ayahnya untuk mengampuni ibunya, Jodha segera menghampiri Aram dan mencium keningnya.
Di kamar Maan Bai, Maan Bai sedang berdandan, saudara iparnya (adik adik Salim) sedang menemaninya “Kamu ingin menghabiskan waktumu kan dengan Salim makanya kamu mau pergi bersamanya”, “Tidak bukan begitu, aku telah berjanji pada Dewa ketika aku akan menikah” tepat pada saat itu Rukayah datang “Kamu memang cantik sama seperti Ratu Jodha” Rukayah pura pura memuji Maan Bai, ketika dilihatnya ada perhiasan kepala berbentuk bulu burung merak di meja rias Maan Bai, Rukayah langsung tersenyum sinis“Perhiasan kepala bulu burung merak itu memang benar benar bekerja, Maan Bai mungkin kamu memang mirip dengan Jodha akan tetapi kebersamaanmu dengan Salim tidak akan seperti pasangan Jalal dan Jodha” bathin Rukayah dalam hati sambil tersenyum sinis.
Siang itu Jalal sedang melewati taman istana, dilihatnya Jodha sedang ngobrol dengan Rukayah diteras tengah taman tersebut, Jalal tersenyum memandangnya apalagi dilihatnya ada Aram Bano yang juga menemani Jodha saat itu, Jalal langsung melambaikan tangannya kearah Aram Bano, Aram Bano tersenyum ketika tahu ayahnya memanggil, sementara Jodha tidak begitu memperhatikannya karena Jodha tampak asyik ngobrol dengan Rukayah. Ketika Aram Bano sudah menghampiri Jalal, Jalal segera berlutut agar bisa ngobrol dengan Aram Bano lebih dekat “Aram, kamu harus memberikan sebuah pesan ke seseorang” Jalal meminta Aram Bano untuk menulis sebuah pesan yang isinya “Kamu terlihat sangat cantik, aku sangat bingung jika bulan yang lebih indah atau kamu yang lebih indah” Aram Bano menuruti keinginan ayahnya menulis surat tersebut dalam bahasa Urdu (bahasa Arab) “Untuk siapa surat ini, Ayah ?”, “Berikan surat itu untuk ibumu, Ratu Jodha” Aram kemudian berlari sambil membawa surat tersebut kearah Jodha, ketika Aram akan memberikannya ke Jodha, tiba tiba Rukayah memintanya dulu “Berikan padaku dulu, Aram … Kita akan lihat juga apa Yang Mulia Raja ingin katakan” Rukayah mengambil surat itu dari Aram dan mulai membacanya kemudian tertawa terpingkal pingkal “Ada apa Ratu Rukayah ?” Rukayah segera memberikan surat itu ke Jodha, Jodha bergegas membacanya “Kamu sangat pintar, aku sangat bingung apakah kamu lebih pintar dari monyet dikebun binatang” Jodha langsung kesal, dilihatnya Jalal disebrang sana yang memandang kearahnya sambil senyam senyum, Jodha langsung menghampirinya “Bagaimana kamu mengetahui kalau itu pesanku, Ratu Jodha ?”, “Oooh jadi sekarang kamu berfikir aku ini monyet yaa ?” Jodha sangat kesal ke Jalal “Aku tidak memanggilmu monyet, yaa Tuhan … Ini pasti Aram, aku tadi memintanya untuk menulis bahwa kamu itu terlihat lebih indah daripada bulan dan dia menulisnya untuk bercanda”, “Jangan salahkan anak anak” Jalal bingung “Demi Tuhan, Ratu Jodha … Aku hanya ingin memujimu dan Aram telah mempermainkan aku, aku serius … Kamu adalah kehidupanku, kamu memang sangat cantik, meskipun bulan akan cemburu padamu, Ratu Jodha” Jodha tersipu malu begitu Jalal memujinya.
Salim dan Maan Bai mengunjungi kuil “Ya ampun, aku lupa membawa bunga yang berwarna merah untuk ditaruh di kuil”, “Tidak usah khawatir Maan Bai, kamu bisa pergi dulu untuk melakukan ritualnya, aku akan mengatasinya” Salim pergi meninggalkan Maan Bai. Ketika Maan Bai sedang menunggu Salim, secara tidak sengaja dia bertemu dengan Anarkali disana “Anarkali, kamu disini ?” Anarkali sangat terkejut ketika betemu dengan Maan Bai “Aku mau ke mesjid, bertemu dengan beberapa putri raja”, “Kamu itu temanku kenapa kamu bicara seperti itu ? Aku melihat kamu menari kemarin, bagaimana kamu bisa menjadi seorang penari ?”, “Waktulah yang memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu” ujar Anarkali sambil berfikir dalam hati “Bagaimana menceritakannya padamu, Maan Bai … Maan Bai adalah seseorang yang akan menghancurkan kehidupanku” bathin Anarkali dalam hati “Selamat yaa akhirnya kamu akan menikah dengan Salim” Anarkali memberikan ucapan selamat ke Maan Bai “Iyaa … Terima kasih, Salim itu sangat baik, dia sangat mencintai aku, aku selalu menginginkan untuk menikah dengannya dan sekarang impianku terwujud”, “Kamu pasti sangat bahagia sepanjang hidupmu” saat itu Salim sudah kembali ke kuil, Salim merasa kesal melihat Anarkali ada disana, mereka berdua saling berpandang pandangan, lagu Rabba is pyar mein mulai terdengar. Salim menghampiri mereka “Salim, kenalkan ini Anarkali, temanku”, “Penari ini temanmu ?”, “Dia bukan seorang penari, dia biasanya merias wajahku di Amer, aku tidak tahu apa yang membuatnya menjadi seorang penari, kamu telah berjanji bahwa kamu akan menolong temanku”, “Mengapa tidak ? Dia adalah temanmu dan dia adalah … Rakyatku juga, aku akan menolongnya” Maan Bai sangat senang mendengar ucapan Salim yang mau membantu Anarkali “Anarkali kamu jangan khawatir, Salim akan menolong kamu” Anarkali langsung memeluk Maan Bai erat kemudian Maan Bai meninggalkannya untuk melakukan ritual, saat itu Salim juga hendak mengikuti Maan Bai masuk kedalam kuil, Salim memandang Anarkali tajam, Anarkalipun membalas tatapannya, mereka saling memandang satu sama lain begitu dekat dan mengingat moment moment indah mereka berdua, Anarkali menangis, Salim hanya diam saja lalu pergi meninggalkan Anarkali. Anarkali melihat Salim yang telah pergi menjauh dengan pandangan yang nanar “Aku berharap bisa mengatakan yang sebenarnya pada Maan Bai tentang siapa sesungguhnya Salim, seseorang yang telah kamu berikan hatinya yang hanya tahu bagaimana menghancurkan hati orang lain, dia adalah orang yang paling kejam didunia”
Di istana kerajaan Mughal, malam itu Haidar nampak gelisah, pamannya yang datang menemuinya merasa heran “Ada apa, Haidar ?”, “Paman, gadis itu yang bernama Anarkali mendapatkan dua kesempatan dimana dia sebenarnya bisa mengeluh ke Jalal soal Salim akan tetapi dia diam saja”, “Bagaimana bila salah satu rencana kita gagal, Haidar kamu tetap akan menang !” paman Haidar berusaha membujuk keponakannya “Aku mempunyai sebuah ide bagus, paman … Ini adalah takdir yang memainkan peranannya, kekasih Salim yang bernama Anarkali sekarang menjadi penari yang sangat special buat Jalal, Jalal telah memerintahkannya untuk memberinya posisi, sekarang dia akan semakin sering mengunjungi istana, Salim akan tertarik lagi padanya dan aku akan mengatakan hal ini pada Jalal” Haidar langsung tersenyum senang.
Sementara itu dikamar Salim, Jalal menemui Salim yang sedang termenung dikamarnya “Kamu belum bersiap siap rupanya, Sekhu Baba”, Tuhan telah melakukan semuanya dengan baik, sekarang aku akan membantumu berdandan”, “Kenapa kamu ingin membantu ?”, “Seorang ibu biasanya mendapatkan kesempatan untuk menyiapkan anaknya berdandan akan tetapi sering kali seorang ayah tidak mendapatkan kesempatan itu jadi jangan ambil kesempatan ini dari aku” Salim menganggukkan kepalanya, kemudian Jalal membantunya mengenakan jubahnya “Ayah bangga padamu, Sekhu Baba … Aku dengar bahwa kamu telah menyelamatkan seorang perempuan”, “Aku melakukan yang menjadi tanggung jawabku”, “Kelak aku akan mengenakan mahkota Kerajaan Mughal dikepalamu” ujar Jalal sambil mengenakan turban ke kepala Salim “Ayah harap kamu menyukai hadiahnya, kekasihmu Maan Bai, dia adalah hadiah kami untukmu, kamu sangat mengharapkannya jadi kami berdua berupaya untuk memenuhinya, kamu menyukai hadiah kami ?” Jalal memeluk Salim, sementara Salim hanya memandangi ayahnya tanpa berkata sepatah kata…. Sinopsis Jodha Akbar episode 440 by Sally Diandra.