Sinopsis Jodha Akbar episode 449 by Sally Diandra. Malam itu Jodha tidak bisa tidur, Jodha duduk bersimpuh dilantai sambil berzikir agar tidak mengantuk tapi tetap saja matanya berat hingga mengantuk namun kembali dia terjaga “Aku tidak boleh tidur, aku harus berzikir” tak berapa lama kemudian Jalal menemuinya “Ratu Jodha, apa yang sedang kamu lakukan ? Moti bilang ke aku kalau kamu tidak tidur selama dua hari ?” Jalal khawatir keadaan Jodha “Aku harus berzikir, Yang Mulia … Aku tidak boleh tidur” Jodha gelisah dengan mimpi buruknya “Iyaa, baiklah kamu tidak tidur, duduklah disini saja bersamaku” Jalal mengajak Jodha duduk diatas tempat tidurnya, sedangkan Jalal duduk disebelahnya lalu Jalal membaringkan Jodha diatas tangannya “Aku tidak boleh tidur, Yang Mulia” Jodha bersikeras tidak mau tidur karena dirinya takut bila tertidur, Jodha akan bermimpi buruk “Tidak, aku tidak meminta kamu untuk tidur” kemudian Jalal menyanyikan lagu nina bobok (Soojaa Soojaa) untuk Jodha sambil menepuk nepuk bahu Jodha, akhirnya Jodha terkantuk kantuk kemudian tertidur, melihat istrinya sudah tertidur, Jalal lalu mencium keningnya tak lama kemudian Jalal bangun dari tempat tidur menuju kearah jendela, Jalal teringat pada wajah anak kecil yang mengenakan baju serba putih juga teringat akan badai yang menghantam istana dan rakyatnya “Mengapa semua ini terjadi ?” tiba tiba Jodha mengigau dan meracau tidak karuan dalam tidurnya, Jodha nampak ketakutan, Jalal segera membangunkannya, akhirnya Jodha terbangun dari mimpi buruknya, Jalal mencoba menenangkan Jodha “Apa yang kamu lihat dalam mimpimu, Ratu Jodha ?”, “Yang Mulia, aku melihat banyak sekali serangga yang keluar dari dalam tanah dan mereka mengelilingi kamu, ada sebuah masalah besar yang akan datang, Yang Mulia” Jodha berlindung dalam pelukan Jalal, dirinya merasa ketakutan dengan mimpinya kali ini “Yang dikatakan Guru Ji itu benar, kamu harus bisa menghentikan semua ini, Yang Mulia” Jalal tidak percaya dengan mimpi Jodha “Hal semacam ini tidak akan terjadi, Ratu Jodha … Hal ini hanya dalam pikiranmu saja dan itu pasti sudah ditanamkan dalam pikiranmu oleh guru spiritualmu itu, aku tahu apa yang aku lakukan, Ratu Jodha ! Hal semacam ini tidak akan terjadi” Jalal kemudian pergi meninggalkan Jodha, Jodha hanya pasrah melihat kepergian suaminya.
Maan Sigh sedang berada di sebuah tempat rahasia dengan anak buahnya “Aku khawatir terhadap nyawa Yang Mulia Raja, sebuah kesalahan bisa membuat aku jauh dari tujuanku” Maan Sigh menunjukkan peta istana dan menunjukkan pada mereka jalan rahasia masuk ke istana.
Ditempat Guru Ji Badrinath, Guru Ji sedang melihat ramalan tentang Jodha “Kasiha Ratu Jodha, Ratu Jodha pasti akan menderita berat” tak lama kemudian Jalal datang menemuinya dengan amarahnya “Semua ini terjadi karena kamu ! Saat ini Ratu Jodha mulai ketakutan, dia selalu berfikir tentang sesuatu yang buruk dan mulai sering bermimpi buruk !” Jalal menuduh Guru Ji sambil menuding kearahnya “Itu semua bukan karena aku, Yang Mulia … Akan tetapi itu semua karena kamu, keluargamu sendiri menderita karena kamu” Guru Ji mencoba mengingatkan Jalal “Aku bisa berbuat apapun ! Aku bisa memasukkan kamu ke dalam penjara ! Aku bisa memotong jemarimu ! Aku bisa memotong lidahmu yang meramalkan masa depan ! Yang pasti aku bisa melakukan apapun ! Jika aku mau aku bisa membuat hidupmu seperti di neraka !” Jalal sangat marah ke Guru Ji “Apakah kamu bisa mengubah takdirmu sendiri, Yang Mulia ? Dapatkah kamu merubah perputaran bintang bintang di langit ? Dapatkah kamu mengubah cuaca ? Dapatkah kamu mengontrol matahari atau bulan ? Kamu tidak bisa kan karena kamu tidak bisa mengatur mereka semua, ada Raja yang menguasai seluruh alam semesta ini !” Jalal murka mendengar ucapan Guru Ji “Tidak ditanah ini ! Di India, akulah yang menguasainya dan semuanya menuruti perintahku ! Ini adalah perintahku ! Tinggalkan Agra secepatnya atau aku akan menghancurkan kehidupanmu !” ujar Jalal kemudian berlalu meninggalkan Guru Ji, tanpa Jalal ketahui tanah pijakan bekas kakinya dirumah Guru Ji retak dan mengeluarkan serangga serangga berwarna hitam.
Diistana Agra, dikamar Jodha, Jodha sedang tertidur tiba tiba Jodha terbangun dengan wajah ketakutan, Jodha sangat khawatir, Moti berusaha menenangkan Jodha “Moti, aku melihat banyak serangga dalam mimpiku, aku harus bicara dengan Guru Ji, aku harus mengatakan hal ini kepada Yang Mulia untuk pergi ke Guru Ji”
Dikamar Jalal, Jalal sedang bersama Shah Abdullah “Pembangunan benteng saat ini sedang dimulai, Yang Mulia” Jalal senang mendengarnya, tepat pada saat itu Jodha datang menemuinya, Shah Abdullah pun meninggalkan mereka berdua. “Yang Mulia, aku ingin bicara denganmu”, “Tenang, tenang Ratu Jodha … Kamu minum dulu ya” Jalal mengambilkan segelas air putih lalu diberikannya ke Jodha, Jodha segera meminumnya hingga habis “Yang Mulia, aku melihat dalam mimpiku lagi banyak serangga serangga hitam yang keluar dari dalam tanah” Jalal tidak suka mendengar ucapan Jodha “Mengapa tidak kamu lupakan saja mimpi mimpi itu, Ratu Jodha … Mimpimu itu mengganggu dirimu sendiri dan aku juga”, “Kamu tahu kan bahwa mimpiku selalu menjadi kenyataan, Yang Mulia dan Guru Ji juga mengatakan hal itu, aku ingin kamu bertemu dengannya dan menanyakan apa yang sedang terjadi saat ini”, “Aku tidak tertarik untuk bertemu dengan dia, Ratu Jodha”, “Aku tahu kalau kamu tidak suka dengan dia akan tetapi demi aku, aku mohon … Temui dia sekali lagi, ayoo kita pergi” Jodha menggeret tangan Jalal, namun Jalal tak bergeming, Jalal tetap duduk ditempatnya “Aku tidak mau, Ratu Jodha”, “Tolonglah, temui dia lagi”, “Kamu tidak akan kemana mana, kamu tidak akan menemukan dia disana, aku sudah menyuruhnya untuk pergi meninggalkan Agra” Jodha sangat terkejut, kemudian melepaskan genggaman tangannya di tangan Jalal, Jalal hanya memandang sekilas “Kamu telah melakukan kesalahan lagi, Yang Mulia … Mengapa kamu tidak bisa mengerti bahwa ada sebuah bahaya besar yang akan datang ? Guru Ji mengatakan bahwa kamu akan membuat orang orang yang baik menjauh dari kamu dan dengan membuat Guru Ji pergi dari sini, kamu telah membuktikannya bahwa itu benar, hentikan dirimu sendiri dari kesombongan, kamu telah mulai membandingkan dirimu sendiri dengan Tuhan, bagaimana kamu bisa menyamakan pribadimu sama seperti Dia ?” Jodha mencoba menyadarkan Jalal “Apakah kamu ingin mengatakan bahwa badai itu datang karena aku ? Orang orang menderita karena aku ? Itu yang dikatakan oleh Guru Ji mu itu ! jadi aku mengeluarkannya dari kota ini, ucapannya cuma omong kosong belaka, Ratu Jodha”, “Ucapannya selalu benar, Yang Mulia … Ketika seseorang buta akan kekuasaannya maka dia tidak akan bisa melihat apapun”, “Aku tidak tahu apa apa, Ratu Jodha … aku hanya tahu bagaimana memerintah kerajaan dan apa yang benar untuk rakyatku” ujar Jalal kemudian berlalu meninggalkan Jodha, Jodha sedih melihat kepergiannya.
Diruang keluarga, Hamida menemui Bhagwandas, kemudian memberikan beberapa hadiah untuk keluarganya “Kami akan meninggalkan Agra sekarang, aku harap pada pertemuan kita berikutnya, Maan Sigh ada bersama dengan anda dan anda bisa menyelesaikan kesalah pahaman anda dengannya dan jika dia benar benar bersalah maka hukumlah dia” Jalal hanya diam membisu.
Dikamar Maan Bai, Anarkali datang menemui Maan Bai atas permintaan Maan Bai “Anarkali, aku tahu kalau kamu telah menyelamatkan nyawa Salim dan tanganmu terbakar, aku sangat berterima kasih”, “Aku sangat beruntung sekali bahwa aku bisa menyelamatkan nyawa pangeran” Anarkali merasa kikuk didepan Maan Bai “Kamu memang orang yang sangat baik, kamu harus melakukan satu hal, aku akan pulang ke Amer dan meninggalkan Agra, kamu harus menjaga Salim dan juga selalu memberikan informasi tentang dia ke aku melalui sebuah surat” tiba tiba Salim datang menemui mereka “Salim, aku tahu kalau Anarkali telah menyelamatkan nyawamu” Salim hanya tersenyum “Aku melakukan hal ini untuk temanku Maan Bai dan kamu juga telah menyelamatkan nyawanya juga”, “Bagaimana bisa aku tidak menyelamatkan dia, dialah yang mempunyai nyawaku” Anarkali nampak terkejut “Maksudku dia itu kan teman kamu” Anarkali memohon diri untuk meninggalkan Maan Bai, sepeninggal Anarkali Maan Bai bertanya ke Salim “Mengapa kamu kesini ?”, “Kamu adalah orang yang sangat baik, seseorang yang sangat rendah hati, maafkan aku karena aku jarang menghabiskan waktukku bersama dengan dirimu” Salim memuji Maan Bai “Terima kasih telah menemuiku sebelum aku pergi akan tetapi aku ingin mengatakan satu hal bahwa kakak laki lakiku itu tidak bersalah”, “Aku akan mencoba untuk melihat bagaimana permasalahannya” ujar Salim sambil mengantar Maan Bai menuju ke kedua orang tuanya, tak lama kemudian keluarga Bhagwandas meninggalkan Agra menuju ke Amer.
Malam itu Maan Sigh sedang berada di hutan, tiba tibat datanglah sepasukan prajurit yang menangkapnya, mereka kemudian membawa Maan Sigh ke Raja mereka yaitu Mirza Hakim (adik tiri Jalal) “Aku akan menggunakan kamu untuk melawan kak Jalal, selama ini aku telah bersama kak Jalal, aku bahkan menentang ibu kandungku sendiri demi kak Jalal akan tetapi apa yang telah dia lakukan ? Dia telah membunuh ibuku ! Selama ini aku selalu mendukungnya dan dia telah menipu aku, dia seharusnya tidak membunuh ibuku !” Mirza Hakim sangat marah sama Jalal “Aku ini bersembunyi karena mau menyerang Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar bukan untuk menyerang kamu” Maan Sigh membela diri “Aku tidak percaya dengan kamu, kamu itu sangat dekat dengan kak Jalal, kamu tidak akan bisa melukai dia”, “Kamu sendiri juga sangat dekat dengan dia, ketika Yang Mulia Raja menipu aku, aku juga mulai melawan dia sama seperti yang kamu lakukan, ketika dia menghina aku maka aku melawannya, kamu bisa menyelidikinya” Maan Sigh berupaya mempengaruhi Mirza Hakim agar percaya padanya “Aku pasti akan menyelidikinya akan tetapi kamu harus masuk ke penjaraku dulu” Maan Sigh langsung dibawa oleh para prajurit Mirza Hakim ke dalam penjara.
Jiwa Jalal berbicara : “Waktupun terus berlalu dan semakin lama semakin buruk, orang orang kepercayaanku mulai menyimpang jauh dariku, itu adalah hari yang paling buruk”
Jiwa Jodha berbicara : “Yang Mulia Raja, kamu adalah segalanya buatku, kamu adalah garis hidupku dan kamu berada di jalan yang salah, aku tidak tahu bagaimana caranya merubah pemikiranmu, aku tidak bisa melakukan apapun untuk melihat kamu berubah, seorang Raja yang biasanya mendengarkan para menterinya, rakyatnya, dan lain sebagainya sekarang dia malah menghina mereka semua, mulai memerintah mereka, kamu benar benar telah berubah, kamu bukanlah Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar yang aku kenal, kamu bukan dirimu sendiri dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan” … Sinopsis Jodha Akbar episode 450 by Sally Diandra.