First Kiss bag 3 by Tatah Bunda Qirania. “ Tambahkan aku satu minuman lagi” ujar Jodha dengan nada yang berat.badannya sudah ambruk di meja bar itu. Tapi dia tetap mengangkat gelasnya dan meminta minuman lagi. “ Tidak nona anda sudah mabuk, apa anda ada supir? Akan saya panggilkan” bartender itu mencegah Jodha meminum gelas ke 9 nya. “ aku masih punya uang buat bayar tenang saja. Tambahkan aku satu lagi” Jodha masih tetap meminta tambah minuman lagi. “ Maaf nona tapi anda sudah benar-benar mabuk dan anda juga tidak membawa supir” bartender itu masih tidak mau menuangkan minuman untuk Jodha. “ ahhhh mana manager mu, bagaimana bisa pelayanan club ini tidak profesional, CEPAT PANGGILKAN MANAGERMU !” jodha menjadi emosi karena ulah bartender itu. Dia akhirnya beranjak dari sana, dia juga sudah tak menghiraukan bartender itu berteriak karena Jodha belum membayar tagihannya. Jodha berjalan sempoyongan yang akhirnya dia pening dan ambruk ditempat.
Sinar matahari pagi persis memancarkan sinarnya ke wajah jodha yang tertidur pulas dan berhasil membuat Jodha menggeliat ditempat tidurnya, dia merasakan sakit disekujur tubuhnya. Kepalanya begitu berat, dengan sekuat tenaga dia bangun dan mengambil segelas air di meja samping tempat tidurnya. Dia meminum air mineral itu dengan perlahan sambil merasakan pusing yang hebat. “ oh tuan putri sudah bangun” Suara itu membuat Jodha menyemburkan airnya. Matanya langsung terbelalak melihat orang itu “ apa yang kamu lakukan disini?” tanya Jodha dengan nada tinggi. “ tidak ada yang salah kalau aku masuk ke kamar ku sendiri” Jalal dengan tersenyum dan melipatkan kedua tangannya di dada bersandar di daun pintu kamar itu. “ Bagaimana aku bisa ada di kamarmu? “ Jodha dengan bingung melihat sekelilingnya. Dan baru sadar kalau bajunya berganti dengan baju piayama besar. “APA YANG KAMU SUDAH LAKUKAN ?” Jodha berteriak diatas tempat tidurnya.
Jalal mendekati Jodha . mencondongkan badannya sehingga Bibir Jalal tepat di sebelah telinga Jodha. “ Menurutmu apa yang sudah aku lakukan?” Goda Jalal dengan tersenyum jahil membuat jodha merinding di tempat. “ Aku peringatkan jangan main – main dengan ku tuan Jalaludin” Jodha mengancam tepat di depan wajah jalal. Dia beranjak turun dan keluar dari rumah itu. “ bukannya kamu sudah bermain-main dengan ku nona Jodha? Sekarang ayo kita bermain – main. Diluar ada puluhan wartawan yang siap menjepretmu. Ada ratusan bodyguard juga diluar yang siap aku suruh kapanpun. Kamu tidak akan bisa keluar dari sini nona Jodha. Kecuali satu hal” jalal berucap dengan bangga dan sombongnya. “ apa satu hal itu ?” tanya jodha dengan tatapan menusuk. “ Menikahlah dengan ku” jawab Jalal enteng. Jodha sepintas langsung tertawa terbahak- bahak sampai dia tidak bisa bicara. Sungguh lucu menurutnya. Seorang Jalaludin sungguh frustasi berat. Pikir Jodha. “ Kau sudah frustasi dan gila pingin nikah ya? Hahaha” jodha masih terus tertawa. “ aku serius,” Jalal menatap Jodha tajam, yang sukses membuat jodha terdiam. Mereka beradu tatapan sesaat seakan menebak pikiran masing – masing. “ apa tujuan mu? Kau sudah bangkrut karena proyek mu gagal dan ingin menguatkan kembali dengan menikahi ku?” bukan Jodha namanya kalau tidak dipenuhi pikiran curiga seperti itu. Ya masalah yang dia hadapi membuat dia tidak percaya terhadap seorangpun yang berhubungan dengan perusahaannya. “ kau akan tau besok malam, datanglah di Restoran Hotel Calton” Ucap Jalal dengan suara dan raut wajah yang serius.
“ Tidak ! cukup hari ini saja kita bertemu, aku tidak ingin bernasib sial lagi ketika bertemu dengan mu” Jodha melangkahkan kaki keluar dari kamar itu, dia masih menggunakan piyama yang berantakan berjalan menuju pintu depan dan akhirnya segerombolan penjaga mengelilinginya. Jodha menghembusakan nafas berat “kalian ini memang mencari masalah” ucap Jodha Kesal. Dia akhirnya mengambil ponselnya di dalam tas. Dan menyalahkannya. Bukannya menelepon bantuan tapi dia malah duduk di sofa depan tv. Dan menonton acara film kartun di sana. Jalal bingung dengan sikap Tawanan nya ini. “ Hei… kau tidak telepon meminta bantuan? Apa kau mulai nyaman dengan ku?” ucap Jalal yang mengira Jodha sudah bisa dia kendalikan. Jodha hanya menanggapi dengan senyuman tak berdosa. Jalal menjadi bingung dengan sikap gadis itu. 15 menit kemudian terdengar suara gaduh di luar. Jalal menyuruh anak buahnya melihat suara apa itu. Tapi belum sempat mereka pergi, mereka sudah dihadang oleh segerombolan wanita berpakaian serba hitam. Terjadi pertarungan sengit disana antara bodyguard Jalal dan dan wanita berseragam itu yang tak lain adalah Agen Intelejen Jodha. Bodyguard Jalal berhasil dilumpuhkan begitu juga dengan Jalal, salah satu dari wanita berseragam itu menghadapkan wajah Jalal ke Tembok dan memelintir tangannya.
“ HEI. Awas kalian semua , Nona Jodha Kau akan membayar semua ini” Ucap jalal sambil meringis menahan sakit di tangan nya. Miss Phoja menghampiri Jodha yang masih duduk santai di sofa . “ Maaf kami datang terlambat dan maaf kami tidak memantau anda. Apa anda ada yang terluka ?” tanya miss Phoja khawatir, suatu kesalahan buat dia yang tidak memantau majikannya ini karena dia harus mengawal hal yang lebih penting kemarin. “ aku sudah tau kau sangat sibuk kemarin miss phoja. Kau terikat oleh Ayah ku karena dia yang memperkerjakanmu. Keluarlah dari sana selanjutnya temui aku. Aku ada pekerjaan Khusus buat mu. Tapi jika kamu memilih melayani wanita itu juga terserah kamu” setelah menyelesaikan perkataannya itu. Dia berdiri dan menghampiri Jalal “ Seberapa besar kekuatanmu tuan Jalaludin? Bodyguardmu saja kalah dengan seorang wanita. Hahahaha aku tidak perlu menelpon untuk meminta bantuan ketika ada yang janggal dengan ku Mereka akan datang hanya dengan bantuan GPS di Handphone ku. Apa Bodyguardmu tidak menggunakan GPS? Ckckckck kasihan sekali” ejek Jodha. Wanita yang memelintir Jalal akhirnya melepaskannya setelah mendapat intruksi dari Jodha. “HEIII Nona Jodha…aku yakin kau akan menelpon ku nanti dan ketika itu terjadi aku tidak akan mengangkat nya” teriakan Jalal mengiringi kepergian Jodha saat itu. Jodha yang mendengar hanya tersenyum geli menganggap Jalal hanya omong kosong.
Jodha melangkahkan kakinya keluar dari rumah Jalal. Dia memasuki mobil dan pergi jauh meninggalkan kesialan yang terjadi. “ Kita mau kemana Nona?” Tanya Miss Phoja “ Kita pulang dulu. Aku ingin mengambil barang-barang ku” jawab Jodha. Miss Pojha melajukan mobilnya menuju ke Rumah. Sepanjang perjalanan Jodha hanya menyandarkan kepalanya yang berat dan memejamkan mata. 30 menit berlalu kini mobil itu sudah memasuki pekarangan rumah yang luas bak istana. Dimana pagar yang tinggi mengelilingi rumah itu, belum juga taman bunga dan air mancur yang indah. “ Nona Kita sudah sampai” tegur miss Phoja. Jodha membuka mata dan turun dari mobil, dengan langkah yang berat dia memasuki rumah nya. Keadaan sekitar rumah hening tanpa seorang pun tapi langkah Jodha berhenti setelah mendengar seseorang memanggilnya. “ ehm kau sudah pulang?” Suara wanita itu sangat ramah tapi tidak buat Jodha. Tanpa menoleh jodha menjawab dengan dingin “ Kenapa kau ada di rumah ku?”
“ JAGA SOPAN SANTUN MU. DARI MANA SAJA KAU SEMALAM?” Bentakan Mr. Bharmal membuat Jodha Menoleh kebelakang. “ Ayah tidak perlu tanya aku dimana. Ayah bisa tanya ajudan ayah tentang itu” Jodha lagi-lagi menjawab dengan dingin tanpa pamit dia langsung melangkahkan kakiknya menaiki tangga. Dia menuju ke kamarnya. Mengambil koper dan memasukkan semua pakaian kedalamnya. Mr. Bahrmal kaget melihat Jodha turun dari kamar menuju ke pintu depan dengan membawa beberapa koper. “ Miss Pojha tolong masukkan ini ke mobil ku. Ah aku lupa kalau mobil ku masih di bar. Kau panggilkan taksi saja” perintah jodha yang dijawab dengan anggukan oleh miss Phoja “ kau mau kemana lagi sekarang?” tanya Mr. Bharmal “ Maaf ayah aku tidak nyaman tinggal disini lagi. Silahkan ayah tempati dengan wanita itu” Jodha berbicara sambil melirik kearah Ruqaiyah. “ Jodha dia itu juga akan menjadi ibu mu” Mr. Bharmal menahan amarahnya. Menekan egonya agar sang anak tidak pergi. “ JANGAN PERNAH AYAH MENYEBUT DIA IBU KU LAGI.. AKU HANYA PUNYA SATU IBU DIA ADALAH MENAWATI” emosi jodha tidak bisa dibendung airmatanya mulai mengalir dipipinya. Dia berlari keluar dan melesat bersama taksi yang membawanya.
Perjalanan panjang yang ditempuh Jodha membawanya ke sebuah desa yang dikelilingi bukit-bukit kecil. Cuaca yang berembun , udara yang segar , dan pemandangan padang rumput hijau itu yang sekarang dibutuhkan Jodha. Dia telah sampai di Rumah dimana ibunya dilahirkan. Tidak ada kemewahan disana hanya ada rumah kecil dan taman yang dipenuhi bunga anggrek bunga kesukaan ibunya. “ Ibu kenapa ibu bunganya anggrek semua?” celoteh gadis Kecil yang berumur 6 tahun itu. “ Karena ibu sangat suka dengan bunga ini” jawab sang ibu. Wanita tercantik yang begitu lembut hatinya. “ ehmmm kenapa sih ibu suka sama bunga ini?” Jodha kecil masih saja penasaran dengan hal itu. Dia sangat menyukai mawar tapi di taman itu tidak satupun ada bunga mawar. Sehingga dia sedikit kesal dan penasaran. “ karena anggrek walaupun menempel pada tanaman lain tapi dia tidak menyakiti tanaman itu” jawab sang ibu yang menjelaskan seadanya sesuai usia sang anak. “ Berarti sama kayak Jodha, Jodha menempel terus ke ibu tapi Jodha tidak menyakiti ibu” celoteh gadis kecil periang itu sambil memeluk sang ibu. “ hahahaha betul juga ya? Sini anggrek kecil ku” sang ibu tertawa mendengar celoteh anak gadisnya dan membalas rangkulan itu dengan sangat penuh kasih sayang. Jodha menangis terisak mengenang masa-masa itu. Dia terjatuh dilantai dan menangis, melepaskan semua emosinya didalam tangisan. “ seandainya kau disini ibu, aku akan jauh lebih kuat” suara jodha bergetar meratapi nasibnya. Umur masih belum menginjak dewasa tapi dia sudah harus di siapkan untuk segala tekanan yang ada. Bahkan keluarga satu-satunya yaitu Ayahnya tak memberikan kepuasan akan kasih sayang yang dia butuhkan
Jalal masih dengan kesibukannya menegosiasikan projectnya. Dari tujuh investor yang dia miliki sekarang hanya tersisa 3 saja. Dia tidak mau kehilangan project itu, bukan hanya kerugian tapi bahkan mungkin perusahaan nya bisa diambil alih. “ Apa kau sudah lakukan yang aku suruh?” Tanya Jalal kepada Mr. Khan yang berjalan disampingnya. “ Sudah Tuan, tapi Nona Jodha sedang keluar kota jadi saya titipkan ke sekretarisnya” Jawab Mr. Khan sambil membukakan pintu mobil. Jalal memasuki Mobil dan melanjutkan misinya ke Investor yang lain. Sepanjang perjalanan dia hanya berkutat dengan pekerjaannya. “ Mr. Khan Tolong kau cari nomor handphone Rugaiyah, aku akan mengajaknya makan malam “ Baik Tuan” Jalal tersenyum, senyuman yang mengundang sejuta misteri, apa yang sedang dia rencanakan? First Kiss bag 4 by Tatah Bunda Qirania