Rendezvous bag 12 by Sally Diandra. “Jodha ! Aku berangkat dulu yaa” tiba tiba Jalal sudah muncul dihadapannya dengan pakaian kebesarannya yaitu kemeja biru laut dipadu dengan setelan jas dan celana warna biru dongker plus dasi garis garis vertikal warna biru dan putih “Fashionable banget ni cowok, semua baju yang dipakainya selalu terlihat perfect” tidak dipungkiri sejak pertama kali bertemu Jodha memang telah terpukau oleh penampilan fisik Jalal yang memang selalu bisa menonjolkan efek maskulin dalam dirinya yang kuat, saat itu Jodha sedang membersihkan dapur dan membereskan sisa sarapan mereka berdua “Oh iya, ini kuncinya, ini pintu garasi dan ini pintu utama, jadi kalau kamu pulang pastikan semuanya sudah terkunci, para tukang biasanya pulang jam 4 atau setengah 5 sore” Jalal menyerahkan segepok kunci ke Jodha “Apakah aku harus menyiapkan makan siang atau kudapan ringan untuk mereka ?”, “Tidak usah, Raavi sudah menyiapkan semuanya untuk mereka” sesaat Jodha tertegun “Siapa Raavi ?”, “Dia itu arsitekku, biasanya dia datang agak siang”, “Mengapa arsitekmu tidak mengawasi renovasi rumahmu ini ?”, “Dia mempunyai beberapa proyek lain yang harus dia kerjakan, jadi begitu dia datang, tanyalah sebanyak mungkin apa yang ingin kamu tanyakan dan oh iya biasanya keluargaku seperti ibu dan saudara saudaraku yang lain sering juga datang kesini untuk mengecek, kamu nggak usah canggung dengan mereka” Jodha terus mendengarkan penjelasan Jalal “Dan ini …” Jalal mengambil sejumlah uang dari dalam dompetnya “Ini buat jaga jaga kalau para tukang itu butuh sesuatu yang harus dibeli, aku pergi dulu yaaa” Jalal memberikan uang tersebut ke Jodha kemudian segera berlalu dari hadapannya menuju ke mobilnya namun baru beberapa langkah, Jodha segera mengejarnya dibelakang “Tunggu !” teriak Jodha, Jalal hanya menoleh sambil terus berjalan menyusuri taman samping menuju ke mobilnya “Tuan … eh Ja – lal, ini aku bawakan roti scramble egg mu untuk bekalmu ke kantor, kebetulan tadi masih sisa, sayang sekali kalau nggak dimakan” Jodha memberikan kotak bekal ke Jalal, Jalal tersenyum nakal sambil melirik kearah Jodha “Terima kasih, begini rasanya ya kalau sudah punya istri, ada seseorang yang memperhatikan” Jodha membelalakkan matanya dari balik kaca mata minusnya sementara Jalal sudah berbalik menuju ke mobilnya sambil membawa bekal tersebut, kemudian mendorong pintu garasinya kesamping “Oh iya, pastikan hari ini mereka selesai membuat kolam ikan yang didepan itu dan teras depan, aku mau hari ini selesai” Jodha menganggukkan kepalanya mantap “Kenapa kamu mempercayakan tanggung jawab yang besar ke aku ? padahal kamu belum mengenalku dengan baik”, “Kamu tipe orang yang bertanggung jawab, aku tidak ragu akan hal itu” tatapan Jodha berubah menjadi tatapan menyelidik “Apa yang membuatmu mengira aku ini tipe orang yang bertanggung jawab ?”, “Yaa, aku amati bagaimana kamu bekerja dengan Benazir, selain itu kamu juga mengambil tanggung jawab besar untuk membantu orang tuamu” ujar Jalal sambil masuk kedalam mobilnya kemudian memundurkannya ke jalan, Jodha terus mengikutinya hingga Jalal memarkirkan mobilnya diluar, kemudian turun kembali dan menggeret pintu garasi mobil “Biar aku saja yang melakukannya” Jodha berusaha membantu Jalal namun Jalal hanya tersenyum sambil terus menggeret pintu itu “Jangan lupa, pastikan semuanya terkunci kalau kamu pulang nanti” ujar Jalal sambil berjalan kearah mobilnya yang telah berada disamping jalan “Bolehkah aku membelikan makanan ringan untuk mereka ?”, “Terserah kamu, yang penting pekerjaan hari ini selesai, aku pergi dulu ya” ujar Jalal setelah duduk dikursi kemudi sambil mengenakan kacamata hitamnya, Jodha hanya melambaikan tangan, tak lama kemudian BMW hitam itupun melaju meninggalkan Jodha.
Tanpa Jodha sadari Jodha terus memperhatikan mobil BMW hitam Jalal hingga menghilang dibalik tikungan dan ketika Jodha hendak berbalik kedalam rumah, tiba tiba dari arah depan tepat disebrang rumah Jalal, ada seorang perempuan sedang tersenyum senyum kearahnya, dilihat dari penampilan fisik dan dandanan bajunya sepertinya perempuan ini adalah orang Jepang, Jodha mencoba membalas senyumannya, kemudian perempuan tadi membungkukkan badannya, Jodha ikut ikutan membalas dengan membungkukkan badannya hingga beberapa kali, kemudian perempuan itu berkata dengan logat Jepangnya “Se – la – mat – da – tang !”, “Terima kasih, maaf saya harus masuk kedalam dulu” perempuan tadi kembali membungkukkan badannya, Jodha hanya tersenyum kemudian masuk kedalam rumah. Setelah menyapa dan berkenalan dengan para tukang juga mengintruksikan permintaan Jalal tentang kolam dan teras depan, Jodha mencoba untuk melihat lihat ruangan yang ada diatas, perlahan Jodha menaiki anak tangga yang terdapat dipojok ruangan paling belakang. Kamar kamar tidur dilantai atas ukurannya diatas rata rata jika dibandingkan dengan standar kamar modern saat ini, semuanya besar besar dan kosong, hanya satu kamar tidur yang sudah terisi dan ruangannya sangat luas dengan balkon yang menghadap keluar.
“Pasti ini kamar Jalal” bathin Jodha, hanya kamar ini yang terisi oleh tempat tidur yang telah ditata rapi seperti kamar hotel berbintang, Jodha mencoba mengecek seluruh isi kamar, selain tempat tidur baru ada lemari pakaian yang terdapat disana dan didalamnya tidak begitu banyak pakaian yang Jalal simpan didalamnya, hanya beberapa T-shirt dan celana pendek “Mungkin karena rumah ini baru sementara dia tinggali jadi rasanya tidak perlu membawa semua pakaian dan perabotan kesini” Jodha terus mengecek kedalam kamar mandi pribadi yang benar benar membuat Jodha takjub, selain sebuah jacuzzi atau sebuah bath up yang berbentuk bundar, disana juga terdapat tempat mandi yang hanya dilapisi kaca buram yang cukup untuk mandi berdua dengan shower diatasnya plus ruang ganti yang sangat luas dengan kaca rias yang sangat lebar yang dihiasi beberapa lemari dan laci kecil dikanan kirinya.
Sejenak Jodha mematutkan dirinya didepan kaca, bau wangi parfum Jalal yang menyebar diruangan itu membuat Jodha berimaginasi membayangkan dirinya berdua bersama Jalal dikamar mandi tersebut “Jodha, sadar Jodha sadar ! kamu ini cuma karyawannya semata sama seperti yang lain, nggak usah mengkhayal setinggi langit !” tiba tiba hati kecil Jodha menjerit memperingatkan dirinya pada posisinya saat ini, Jodha jadi malu sendiri bergegas dia meninggalkan kamar Jalal. Setelah puas menjelajah semua ruangan dirumah Jalal, termasuk sebuah ruangan dilantai bawah yang letaknya dekat dengan ruang tamu yang mencuri perhatian Jodha karena letaknya menjorok kebawah, sehingga harus menuruni beberapa anak tangga kalau mau keruangan tersebut, membuat Jodha kembali berkhayal kalau ruangan itu pasti akan digunakan Jalal untuk ruang keluarga, dimana Jalal dan dirinya sedang menonton tekevisi berdua disana sambil berpelukan mesra “Sinting aku ini ! Kenapa pikiranku jadi kacau begini ?” Jodha sadar kalau pikirannya kali ini benar benar campur aduk, tidak hanya karena Jalal itu memang sexy nya setengah mati tapi Jodha mulai merasa menyukai Jalal “Huuffttttt ! Tidak boleh Jodha, kamu tidak boleh mencintai boss mu sendiri ! Kamu harus tau diri ! Jangan ke GR-an !” Jodha mencoba mentralisir perasaannya sendiri, rasanya jauh lebih mudah kalau dirinya tetap mempertahankan prasangka lamanya tentang Jalal, Jalal yang egois, manja, keras kepala, egomaniak, yang tidak peduli dengan kehidupan rakyat jelata, tapi anehnya Jodha kembali tidak bisa berfikir realistis setelah tahu kalau Jalal itu lebih dekat dengan neneknya, pintar memasak, suka alam dan mau membantu finansial keluarga Jodha “Huufffttt ! Bisa gila aku ini !”
Sesaat untuk menenangkan pikirannya, Jodha mencoba berbaur dengan para tukang yang mengerjakan teras depan dan kolam “Heii … kamu pasti Jodha ya ? Aku Raavi, tadi Jalal sudah menelfon aku dan mengabarkan tentang kamu” Jodha hanya tersenyum sambil membalas uluran tangan arsitek Jalal ini, seorang pemuda tampan penuh energik, ramah, suka ngomong tapi tidak mempunyai karakter yang kuat seperti Jalal “Kenapa semua laki laki selalu aku bandingkan dengan Jalal ? Bener bener sudah gila otak warasku” jerit Jodha dalam hati “Kamu tahu, aku senang kalau akhirnya Jalal mendapatkan orang yang akan selalu ada disini sepanjang waktu, karena asal kamu tahu saja, rumah ini sering bongkar pasang perbaikan gara gara tidak sesuai dengan apa yang diinginkan Jalal, dia itu orangnya detail dan perfeksionis” ujar Raavi antusias, Jodha sebenarnya ingin menanyakan lebih jauh lagi tentang kepribadian Jalal pada Raavi, tapi Jodha takut nanti dikira dirinya dianggap terlalu ingin tahu tentang kehidupan pribadi majikannya ini.
“Hari ini dia minta teras dan kolam ikan ini selesai kan ?” Jodha menganggukkan kepalanya “Apakah teras dan kolam ini juga hasil desainnya sendiri ?” Jodha mulai angkat bicara “Ya, semuanya ini Jalal yang mendesain, aku hanya menambahkannya sedikit, cuma nanti ruangan atas itu ada yang murni hasil desainku sendiri, dia ingin aku membuatkan sebuah desain home theatre untuknya”, “Home theatre ?” Raavi segera mengangguk “Jalal itu pecinta film, semua film dia libas bahkan drama percintaan yang mengharu biru sekalipun, kalau dia suka, langsung dia tonton, dia itu bener bener maniak film, kamu belum lihat koleksinya kan ?” sesaat Jodha tertawa karena ternyata orang sekharismatik Jalal bisa juga suka sama film drama percintaan sama seperti dirinya, akhirnya Jodha bisa menemukan adanya kesamaan antara dirinya dan Jalal yaitu sama sama menyukai drama percintaan yang mengharu biru “Seru kali ya kalau kami nonton bersama ?” bathin Jodha dalam hati. Rendezvous bag 13 by Sally Diandra.