Rendezvous bag 26 by Sally Diandra.Rukayah menatap kearah Jalal sambil menudingkan tangannya ke Jodha “Rukayah, kami …” Jalal segera mengangkat tangannya kearah Jodha untuk menghentikan ucapannya kemudian Jalal menghampiri Rukayah yang masih diam termangu disana, menatap Jalal dengan perasaan was was, Rukayah ingin sekali mendengar dari mulut Jalal kalau semua itu tidaklah benar, kalau mereka tidak sedang berpacaran “Rukayah …” Jalal menatap kedua bola mata Rukayah sambil memegang bahunya “Sebenarnya sudah lama aku ingin mengatakan hal ini ke kamu” saraf diseluruh tubuh Rukayah semakin ruwet dan menegang “Mengatakan apa, Jalal ?” Rukayah berusaha setenang mungkin mendengar apapun yang nanti akan Jalal katakan, Jalal mengumpulkan semua tenaganya sambil menghela nafas panjang “Rukayah, Jodha memang adalah pacarku dan kami akan segera menikah” tiba tiba saja tubuh Rukayah bagaikan tersengat listrik begitu mendengar pengakuan Jalal yang begitu menyakitkan baginya, kedua bola mata Rukayah berkaca kaca, Rukayah tidak berkata apa apa hanya menutupi mulutnya dengan tangannya sebagai tanda bahwa dirinya sedih menerima kenyataan ini “Aku minta maaf, Rukayah … aku harap kamu bisa menerima kenyataan yang sebenarnya” Jalal merengkuh Rukayah dalam pelukkannya dengan maksud untuk memberikan kekuatan ke Rukayah agar tidak begitu shock mendengar berita rencana pernikahannya dengan Jodha, sementara Jodha hanya bisa diam dan menatap mereka dengan sedih, Jodha bisa mengerti bagaimana perasaan Rukayah saat ini, Jodha sangat kalau apa yang Jalal katakan ini sungguh sangat menyakitkan buat Rukayah. Rukayah melepaskan pelukkan Jalal dan menatap Jalal dengan matanya yang mulai basah “Apakah itu benar, Jalal ?” Jalal hanya mengangguk, sementara Jodha merasa iba dan salah tingkah didepan Rukayah, Rukayah menatap kedua pasangan itu secara bergantian kemudian pergi berlari meninggalkan mereka berdua “Rukayah !” Jodha berusaha menghentikan Rukayah namun Rukayah tidak menggubrisnya, Rukayah terus berlari keluar “Biarkan, Jodha ! Sudah waktunya dia mengetahui hubungan kita” Jalal dan Jodha kembali memandang satu sama lain.
Jalal mendekati Jodha perlahan, tidak ada raut wajah sangar seperti yang Jodha lihat tadi, mata mereka saling berbicara, Jalal langsung merengkuh Jodha dalam pelukkannya, Jodha membalas pelukkan Jalal hangat, rasanya semua beban dipundak terangkat sudah ketika melihat senyum yang menghias diwajah kekasihnya ini, Jalal mengendurkan pelukkannya kemudian mendekatkan dahinya didahi Jodha, Jodha hanya diam menikmati setiap sentuhan Jalal “Jodha, maafkan aku, maafkan aku yang telah berbuat kasar padamu tadi”, “Aku bisa memahami perasaanmu, aku mungkin juga akan berfikiran yang sama seperti kamu, tapi bagaimanapun juga seharusnya kamu ingat ada aksi selalu ada reaksi, selalu ada alasan dibalik setiap perbuatan” Jalal mengganggukkan kepalanya “Aku memang terlalu cemburu, itu semua karena aku tidak ingin kehilangan dirimu, Jodha … aku sangat mencintai kamu, aku bisa gila kalau kamu pergi dariku” Jodha segera menutup mulut Jalal dengan jemarinya yang lentik sambil menggelengkan kepala “Jangan berkata serperti itu, aku tidak suka dan lagi aku tidak akan meninggalkanmu, sayang … aku juga sangat mencintaimu” Jalal memegang tangan Jodha kemudian diciumnya perlahan jemari Jodha dengan lembut “Bagaimana kalau sekarang kita masak lagi ?” Jalal mengangguk menyetujui permintaan Jodha. Tak lama kemudian Jalal dan Jodha mulai sibuk memasak berdua sesuai dengan menu yang sudah disiapkan Jodha, sesekali mereka saling menggoda satu sama lain tak jarang pula Jalal selalu memeluk Jodha dari belakang sambil memasak bersama dan tertawa senang menikmati kebersamaan mereka berdua. Jodha dan Jalal tidak peduli dengan perasaan Rukayah yang saat itu mengendarai mobilnya sambil menangis.
Tak henti hentinya Rukayah menyeka airmatanya, Rukayah tidak percaya kalau ternyata Jalal jatuh cinta pada Jodha, perempuan yang cuma seorang mandor dirumah Jalal. Rukayah melarikan mobilnya ditengah terik matahari kota Jakarta yang begitu panas sepanas hatinya “Aku harus mengatakan hal ini pada tante Hamidah, tapi apakah tante Hamidah sudah tahu hubungan mereka ? Aku rasa pasti tante Hamidah belum tau semua ini, selama ini tante Hamidah mendukungku 100%, dia ingin sekali menikahkan aku dengan Jalal, aku harus bilang padanya, aku tidak terima diperlakukan seperti ini, Jalaaaaaaaaalllllll ….. aku benci kamuuuuuu ! Tapi aku cinta kamu Jalal” Rukayah berbicara seorang diri didalam mobilnya sambil berteriak teriak memanggil nama Jalal “Kenapa kamu lakukan semua ini ke aku Jalal ? Aku yakin sekali kalau perempuan itu telah berbuat curang, mungkin saja dia menggunakan ilmu hitam hingga Jalal mau bertekuk lutut didepannya, aku yakin sekali ! Aku harus bilang ke tante Hamida, harus !” Rukayah segera melarikan mobil Lamborghini merahnya ke rumah nyonya Hamida.
Sesampainya dirumah nyonya Hamida, Rukayah disambut oleh seorang security yang langsung membukakan pintu gerbang untuknya, Rukayah membanting pintu mobilnya dengan kesal dan berjalan menuju pintu utama rumah nyonya Hamida, seorang pembantu rumah tangga sudah menyambutnya dipintu dan mengabarkan kalau nyonya Hamida sedang ada di kebun anggreknya dibelakang rumah, tanpa basa basi Rukayah langsung menyeruak masuk kedalam rumah nyonya Hamidah menuju ke kebun anggrek, sesampainya disana dilihatnya nyonya Hamida sedang menyemprot bunga anggrek koleksinya sambil sesekali mengecek kondisi pot nya “Tante !” nyonya Hamidah langsung menoleh begitu mendengar suara Rukayah yang lantang menggelegar yang mengusik keasyikannya berkebun “Rukayah … apa kabar sayang, ayooo sini … tante mau kasih lihat koleksi bunga anggrek tante yang baru, namanya anggrek anguloa atau anggrek tulip, lihat indah kan ? Ini om mu yang membelikan, dia baru pulang dari Venezuela kemarin, cantik kan ?” nyonya Hamida terlihat senang ketika menunjukkan koleksi anggrek terbarunya “Tante, aku mau nanya dan tante harus jawab jujur” nyonya Hamida mengerutkan keningnya sambil memandang kearah Rukayah “Ada apa, Rukayah ? Ada masalah apa ?”, “Tante … apakah tante tahu kalau Jalal saat ini menjalin hubungan dengan Jodha ? Perempuan yang jadi mandor dirumahnya itu ?”, “Memangnya ada apa ?” nyonya Hamida terlihat bingung dengan pertanyaan Rukayah “Jadi tante tahu tentang hubungan mereka ?” nyonya Hamida menganggukkan kepalanya “Yaaa tante tahu … tante tahu saat ini mereka sedang berhubungan lebih dekat satu sama lain” Rukayah terperangah tidak percaya “Jadi tante tahu ? Dan tante merestuinya ?” belum sempat nyonya Hamida memberikan pendapatnya, Rukayah sudah memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan.
“Kenapa tante merestuinya ? Bukankah tante akan menikahkan aku dengan Jalal ? Kenapa sekarang tante malah menyetujui hubungan mereka ? Apakah tante nggak malu punya menantu macam dia ? Dia itu nggak selevel dengan tante, Kenapa tante ? Kenapa ?” Rukayah terus memberondong beribu pertanyaan ke nyonya Hamida hingga membuat nyonya Hamida tidak bisa memberikan pendapatnya “Rukayah, dengarkan dulu …”, “Apa yang harus aku dengarkan, tante ?”, “Rukayah, jujur aku ingin bahkan ingin sekali menikahkan kamu dengan Jalal, aku sudah menganggap kamu sebagai anakku sendiri, tapi sayangnya Jalal telah menentukan pilihannya, sayang … kalau Jalalnya tidak mau dan tidak bahagia, tante juga tidak bisa berbuat banyak, sayang” Rukayah masih terus menangis, nyonya Hamida mulai memeluk Rukayah mencoba untuk menenangkannya “Rukayah, sampai kapanpun kamu tetap akan menjadi anak gadisku meskipun kamu tidak menjadi istri Jalal tapi kamu tetap anakku, sayang”, “Tapi aku ingin menjadi istri Jalal, tante !” nada suara Rukayah mulai meninggi, nyonya Hamida hanya menggelengkan kepalanya “Kamu sudah dewasa, seharusnya kamu bisa mengerti kalau cinta itu tidak bisa dipaksakan, Rukayah … tante sendiri juga tidak suka dan tidak pernah memaksa anak anak tante untuk menikah dengan pilihan tante, tante hanya bisa melihat siapa calon yang mereka pilih, tante mencoba memberikan saran, agar semuanya selaras, jadi …” cukup lama nyonya Hamida terdiam sambil memandang kearah Rukayah dengan perasaan haru “Maafkan tante, sayang … tante tidak bisa membantu”, “Tante menerima pilihan Jalal yang seperti itu ? Seorang mandor yang cuma mendompleng ketenaran dan kekayaan Jalal saja” Rukayah mencoba menghina Jodha didepan nyonya Hamida.
“Jodha tidak seperti yang kamu bayangkan, Rukayah … sekarang dia sudah tidak mengasawi renovasi rumah Jalal karena toh rumah Jalal sudah selesai renovasinya, sekarang dia sudah berubah…”, “Sudah berubah ? Berubah apa tante ?” Rukayah langsung memotong ucapan nyonya Hamida “Jujur pada awalnya tante juga sempat shock begitu mengetahui Jalal suka dengan gadis itu, tapi tante mencoba untuk berbicara dengannya dari hati ke hati, tante ingin tahu gadis seperti apa yang dipilih Jalal dan tante memberikan dia sedikit tantangan, rupanya dia menjawab tantangan tante” Rukayah semakin bingung dengan ucapan nyonya Hamida “Kamu tahu, Rukayah … dia sekarang sedang merintis karirnya yang baru menjadi seorang model cat walk” Rukayah tercengang mendengarnya “Model cat walk ? Seperti Salima ?” nyonya Hamida menganggukkan kepalanya sambil tersenyum “Sudah berapa lama ? Kok aku nggak pernah denger ?”, “Sayang, selama ini kamu kemana saja ? Kamu syuting diluar negeri terus kan untuk film barumu, mana sempat kamu tahu” Rukayah tersenyum masam “Rukayah, sudahlah … bukalah hatimu, laki laki bukan cuma Jalal saja, masih banyak laki laki yang lain, sayang … tante yakin suatu saat nanti kamu pasti akan mendapatkannya, kamu ini masih muda, sayang … perjalananmu masih panjang, mulai sekarang lebih baik kamu melupakan Jalal, berusahalah untuk ikhlas, sayang” nyonya Hamida membelai rambut Rukayah lembut sementara Rukayah hanya tersenyum masam.
Sementara itu dirumah Jalal, Jodha sudah selesai memasak untuk makan siang mereka, saat itu mereka sedang menikmati makanan Jodha diruang makan “Bagaimana ? Enak ?” Jalal mengangguk anggukkan kepalanya sambil terus menikmati makanan buat Jodha “Oh iya, ada yang ingin aku sampaikan”, “Apa ?” Jalal masih menikmati makanannya sambil sesekali menyuapkannya ke Jodha “Minggu depan ayah mengundang kamu untuk makan siang dirumah” sesaat mereka terdiam “Bagus ! Aku akan datang !” Jalal nampak bersemangat begitu Jodha menyampaikan undangan ayahnya “Eiittsss ! Tapi bentar dulu, kamu boleh datang ke undangan makan siang ayahku sebagai tuan Jalal ya bukan sebagai Jalal, kamu mengerti ?” Jodha menatap Jalal dengan pandangan memohon “Tidak ! Aku akan datang sebagai kedua duanya, aku adalah tuan Jalal dan Jalal pacar Jodha, itu kan maksudmu ?”, “Sayang, pleaseee … jangan katakan dulu tentang hubungan kita pada orangtuaku”, “Kenapa ? Daripada mereka tau dari orang lain, lebih baik kita mengatakannya, Jo ! Ya aku setuju kita tetep keep silent tentang hubungan ini pada semua orang tapi tidak untuk kedua orangtuamu, mereka berhak tahu siapa pacar anak gadisnya selama ini dan lagi jujur aku sudah capek, Jo … aku capek menutupi hubungan kita, aku ingin segera menikahimu !” Jodha hanya bisa diam begitu Jalal mengeluarkan taringnya, Jodha tahu kalau Jalal sangat ingin menikahinya tapi Jodha merasa belum siap karena Jodha masih ingin menunjukkan ke ibu Hamida, calon mertuanya kalau dia pantas masuk kedalam keluarga Humayun melalui karier yang dibangunnya saat ini.
Jodha akhirnya memutuskan untuk tidak mendatangi undangan tuan Abu Mali keesokan harinya, miss Reesham Khan sendiri juga tidak bisa memberikan jawaban yang pasti tentang tuan Abu Mali karena miss Reesham Khan sendiri juga hanya mendengar gosip gosip tersebut tanpa tahu kebenarannya. Hingga akhirnya hari itu pun tiba, Jalal telah berdiri didepan rumahnya dengan pakaian santainya setelan celana jeans casual dan kaos oblong berkerah warna biru dengan rambut gondrongnya yang mirip surai singa “Tuan Jalal, apa kabar ? Senang sekali akhirnya bisa bertemu lagi dengan anda”, “Saya juga senang bertemu dengan anda, tuan Bharmal” Jalal menyambut hangat uluran tangan pak Bharmal “Ayoo, ayooo duduk … nah ini istriku, ibunya Jodha” Jalal langsung mengulurkan tangannya memberikan salam “Ayoo duduk, silahkan tuan Jalal tapi bagaimana kalau kita langsung makan siang terlebih dulu, karena kebetulan semua makanannya sudah siap dan hangat” Jalal hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, tak lama kemudian Jodha masuk kedalam ruang makan dengan semangkok sup jagung, Jalal melihatnya, mata mereka beradu pandang, Jalal langsung mengedipkan salah satu matanya kearah Jodha, Jodha membalasnya dengan tatapan ketus, Jalal malah tertawa kecil.
Suasana makan siang dikeluarga Jodha berjalan cukup menyenangkan, Jalal langsung bisa berbaur dengan kedua orangtua Jodha dan Sukaniya, Jalal juga sangat menyukai semua makanan buatan ibu Meinawati, semua makanan yang diambilnya disantapnya hingga habis, hingga akhirnya ketika mereka sedang santai ngobrol setelah selesai makan, tanpa sengaja ibu Meinawati menanyakan cincin berlian Jodha yang dikenakannya saat ini, selama ini Jodha memang tidak pernah memakai cincin tersebut, cincin itu dipakainya hanya bila bertemu dengan Jalal “Jodha, rasanya ibu nggak pernah lihat kamu pakai cincin ini, cincin baru ya ? Ini kan berlian” sesaat Jodha terhenyak ketika ibunya memegangi jemarinya memperhatikan cincin berlian yang melingkar dijari manis Jodha “Waah itu pasti mahal sekali harganya … kakak beli ya ?” Sukaniya juga ikut ikutan melihat cincin berlian dijari manis Jodha, Jodha jadi salah tingkah dan bingung mau bilang apa ke mereka “Cincin itu dari saya, bu” tiba tiba suara Jalal terdengar menggelegar ditelinga Jodha bagaikan petir disiang bolong, Jodha membelalakkan matanya yang bulat ke arah Jalal, Jalal hanya tersenyum nakal kearah Jodha “Tuan Bharmal …”, “Tuan Jalal …” Jodha segera memotong ucapan Jalal, memberikan sinyal untuk tidak mengatakan tentang hubungan mereka berdua “Aku harus mengatakannya, nona Jodha” Jalal tetap bersikeras dengan niatnya “Tuan Bharmal, saya bermaksud melamar putri anda menjadi istri saya” pak Bharmal, bu Meinawati, Sukaniya juga Jodha terperangah mendengar ucapan Jalal. Rendezvous bag 27 by Sally Diandra