First Kiss bag 10 by Tatah Bunda Qirania. Jalal dan Jodha sudah bersiap untuk take off. Ami Ja’an mengantar mereka dengan wajah yang bahagia begitupun juga Jodha. Kota yang dulu dia tinggali akan dia kunjungi kembali. Sepanjang perjalanan hanya di isi oleh kebisuan. Baik Jalal ataupun Jodha tidak terlihat akrab di pesawat. Mereka hanya duduk diam dan tidur.
Perjalanan yang panjang membawa mereka ke tujuan mereka. Paris, banyak yang bilang jika kota ini adalah kota cinta hampir separuh hidupnya Jodha lalui di kota ini. Jalal tak tau apapun tentang Paris, kota itu sangat asing baginya.
“ Kita naik taksi saja, itu ada taksi” Ujar Jodha sambil menujuk taksi yang terparkir di depan Bandara
“ Tidak, kita akan menggunakan jasa travel bandara. Aku rasa itu lebih aman dari pada naik taksi” Jalal tidak yakin dengan ide Jodha yang ingin naik taksi. Jodha tahu kekhawatiran Jalal karena Jalal belum berpengalaman di sana.
“ Tenang saja aku akan jadi Tour Guide buat mu. Cukup turuti aku saja dan percayalah aku tidak akan menyesatkanmu” Jodha meyakinkan Jalal kalau dia sudah sangat mengenal Paris. Pada akhirnya Jalal menuruti Jodha untuk naik taksi.
Perjalanan mereka telah di mulai. Kali ini mereka langsung ke penginapan. Banyak penginapan mewah di sana tapi Jodha memilih menginap di apartemen kecilnya dulu. Jalal sangat frustasi dengan ide Jodha ini. Apartemen itu sangat kecil hanya ada satu ranjang susun, meja kursi, dan satu almari.
“ masih banyak Hotel mewah di sana tapi kau malah membawa ku kesini. Akan aku komplain pemilik apartemen ini. Ini rumah tidak layak huni” oceh Jalal yang merasa gerah di sana karena AC ruangan tidak menyala.
“ belum satu jam kau tinggal di sini sudah mengoceh, aku yang sudah puluhan tahun di sini biasa saja” jawab Jodha enteng sambil tersenyum melihat muka masam Jalal.
“ aku tidak tahu kenapa ada komisaris seperti mu. Pantas saja kau kaya. Uang mu Cuma kamu simpan saja, ckckck kau sangat pelit” ejek Jalal
“ Kau ini bisanya Cuma mengomel saja. Harusnya kamu ambil hikmah dari kehidupan ku. Makanya jadi orang jangan Cuma bisa berfoya-foya” kali ini Jodha membuat Jalal terdiam. Perkataan Jodha seakan sebuah panah yang menancap di otaknya.
Mirza bertemu dengan Moti di halaman kampus. Moti hampir saja lari setelah melihat Mirza. Tapi Mirza mengejarnya.
“ Tunggu, sepertinya kau salah memberiku nomor tidak mungkin Jodha teman mu sudah menikah” cecar Mirza
Moti hanya terdiam dia tidak bisa menceritakan semuanya dan melukai orang itu.
“ Tolong jawab aku Moti”
“ Ehmm sebenarnya Jodha memang sudah menikah” jawab Moti dengan ragu – ragu tapi masih bisa di tangkap oleh telinga Mirza.
Mirza hanya terdiam. Harapannya sudah suram. Dia lantas langsung pergi meninggalkan Moti yang dengan perasaan bersalah.
Malam itu menjadi malam yang sangat menyusahkan untuk Jalal. Paris sedang mengalami musim panas dan Ac masih belum di betulkan walaupun sudah di kompalain berulang kali oleh Jalal. Jodha masuk ke kamar dengan membawa beberapa makanan.
“ Hanya ini?” Tanya Jalal yang kaget melihat dua mangkuk Mie instant yang di sodorkan Jodha.
“ Iya” Jawab Jodha tak bersalah.
Jalal memejamkan mata dan menghembuskan nafasnya dengan keras.
“ Dengar ya Nona Jodha. Kalau kau memang punya Ide untuk BACKPACKER jangan mengajak aku. Kau pergi saja sendiri” Ucap Jalal geram.
Jodha hanya tertawa “ Haha iya aku tahu. Hari ini saja tolong makan lah. Aku sedang ingin sekali makan ini. Besok kau boleh makan di restoran yang paling mahal sekalipun”
“ kau kan bisa makan ini di rumah setiap hari” Jawab Jalal yang tak mau kalah.
“ tapi aku ingin makan ini untuk terakhir kalinya di kamar ini. Ini bisa mengobati rasa rinduku dengan tempat ini” Jawab Jodha yang menunjukkan raut muka sedih. Jalal kembali menghembuskan nafas berat mendengar jawaban Jodha. Jalal akhirnya memakan mie itu diikuti oleh Jodha yang juga memakannya dengan lahap.
“ Aku sudah menelpon Mr. Khan. Dia akan menyewakan mobil untuk kita. Besok akan di antarkan ke sini” ujar Jalal sambil terus menyantap makanannya.
“ ehm baiklah. Antarkan aku ke suatu tempat besok” jawab Jodha
“ kemana?”
“ Sudahlah kau akan tau besok”
Ruqaiyah tengah sibuk mengurus JSTC begitu pula Mr. Bharmal yang mengambil alih jabatan Jodha untuk sementara. Jodha tidak mempercayai Ruqaiyah untuk sepenuhnya mengurus pekerjaannya. Ruqaiyah juga tengah sibuk dengan urusan pribadinya.
“ Kita atur waktu yang tepat untuk membereskannya. Jangan sekarang karena mereka sedang keluar negeri” ujar Ruqaiyah yang sedang berbicara dengan seseorang di telepon.
Keesokan paginya Jodha dan Jalal sudah siap untuk berkeliling Paris. Jodha yang hanya menggunakan jeans dan kaos itu terlihat sangat Fresh begitu juga Jalal yang untuk kali ini dia harus meninggalkan Jas nya.
“ Kita mau kemana?” Ujar Jalal
“ Ke sini, ini antar aku ke sana” Jodha menunjukkan sebuah kartu nama kepada Jalal. Jalal langsung mensetting GPS nya untuk menunjukkan arah ke tempat itu. 1 jam perjalanan yang mereka tempuh akhirnya membawa mereka sebuah tempat mirip dengan gudang yang sangat besar. Gudang yang hanya khusus untuk menyimpan dokumen dan berkas-berkas berharga.
“ Kenapa Kita di sini?” tanya Jalal
“ Ada dokumen yang harus aku ambil” Jawab Jodha singkat dan langsung masuk ke gudang itu. Tidak mudah untuk masuk ke sana. Jodha harus mencocokkan sidik jarinya dan juga harus menunjukkan beberapa dokumen pribadi. Sekitar 30 menit akhirnya Jodha keluar dan masuk kedalam mobil. Jalal melajukan mobilnya menuju ke sebuah restoran Paris. Mereka duduk dan memesan beberapa makanan untuk sarapan.
“ apa ini?” Tanya Jalal Ketika Jodha menyodorkan Dokumen itu.
“ kau baca saja” Jawab Jodha
Jalal menurutinya dan membacanya. Sesekali terlihat alisnya yang berkerut membaca itu.
“ ini surat wasiat? Atau surat perjanjian” tanya Jalal.
“ Ini adalah surat yang di tinggalkan ibu ku dan Ini yang membuat ku menjadi Komisaris. Banyak cerita yang tersembunyi di balik pembuatan surat ini salah satunya adalah melibatkan ayah ku dan ibu dari Ruqaiyah.” Ujar Jodha
“ Ibu Ruqaiyah?” Jalal semakin bingung dengan omongan Jodha.
Di ceritakan 12 tahun silam ketika Jodha masih berusia 8 tahun. Dia menjadi anak yang sangat manja kepada ayah dan juga ibunya. Segala macam keinginannya selalu terpenuhi sampai pada akhirnya sang ayah membuat semuanya berubah.
Sang Ayah yang dulu sangat sayang terhadap ibunya menjadi sangat pendiam. Ibu jodha akhirnya menyelidiki apa yang terjadi. Dan ternyata Mr. Bharmal telah menduakannya dengan seorang wanita. Wanita yang dulu adalah cinta pertama nya. Wanita yang sudah menikah. Dia adalah ibu dari Ruqaiyah.
Di situ hati Ibu Jodha sangat hancur begitupun dengan rumah tangga nya. Sampai pada akhirnya ayah Jodha masuk kedalam perangkap wanita itu. Suami nya yaitu Mr. Pratap ternyata menyuruh istrinya untuk menggoda Mr. Bharmal dan membayar mata – mata untuk memfoto segala yang di lakukan Mr. Bharmal. Kekayaan dan Kesuksesan JSTC tidak ada yang mengalahkan dan itu membuatnya memiliki banyak musuh.
Mr. Pratap waktu itu datang ke ruangan Ibu Jodha. Jodha masih ingat betul bagaimana wajah orang licik itu dan dia juga melihat ekspresi yang sangat sedih di wajah ibunya. Mr. Pratap datang kepada ibu Jodha untuk menunjukkan foto-foto yang dia dapat dan mengancam untuk memberitakannya ke publik jika dia tidak di beri saham JSTC.
Perdebatan yang sangat sengit terjadi Jodha yang hanya menatap di balik pintu kaca hanya bisa menangis menyaksikan ibu nya berjuang sendiri. Jodha ingin masuk tapi di tahan oleh Ayahnya. Ketika melihat ayahnya, Jodha langsung mendorong ayahnya. Bahkan dia tidak mau di sentuh. Mr. Bharmal akhirnya masuk ke dalam ruangan itu.
Entah apa yang mereka bicarakan sampai pada akhirnya ibu Jodha keluar dan membawa Jodha pergi dari Kota Agra dan pergi juga meninggalkan India.
“ sekarang aku tahu ibu membagi sahamnya hanya untuk melindungi ku, karena jika mereka bisa merusak rumah tangga ibu ku berarti mereka juga bisa melakukan sesuatu terhadapku, bertahun-tahun ibu Ruqaiyah dan ayahnya ikut menikmati hasil perusahaan ku. Tapi mereka tidak tertulis di surat ini sebagai pemegang saham karena mereka bukan direktur seperti yang surat ini tulis, sekarang yang bisa dan akan menikmati posisi ini adalah Ruqaiyah tapi karena aku yang berkuasa dan juga masih ada ayahku maka dia tidak akan pernah mendapatkan 50% dari saham yang mereka minta.” Ujar Jodha dengan air mata yang menetes di pipi nya.
“ Tapi di surat ini tertulis jika kau sudah menikah sebelum usia mu 25 tahun maka kau akan kehilangan posisimu” jawab Jalal lirih
“ Aku tahu, makanya aku dulu tidak mau menikah dengan mu. Ah sekarang kau tau akibat ulah konyol mu aku menghadapi masalah bertubi-tubi” bentak Jodha dengan nada kesal.
Jalal tidak bisa berkata apa-apa. Di dalam hatinya dia sangat iba dengan Jodha dan juga sangat merasa bersalah.
“ sekarang kau tidak boleh menunjukkan dokumen ini karena kalau ada yang tahu kau akan kehilangan posisimu” ujar Jalal.
“ sekarang Ruqaiyah pasti akan mencari dokumen ini, pokoknya jika aku sampai kehilangan posisi ku, kau harus bertanggung jawab” oceh Jodha
“ kenapa harus aku” tanya Jalal tak terima dengan omongan Jodha.
“ Ya karena kau bertindak tanpa berpikir” jawab Jodha
“ Lah itu kan karena salah mu sendiri kenapa kamu tidak cerita masalahmu kepadaku dulu?” elak Jalal.
“ karena kau sangat menyebalkan” jawab Jodha enteng.