Rendezvous bag 34 by Sally Diandra. Keesokan harinya Jodha bangun pagi pagi sekali, saat itu Jodha masih terbaring diam, sepenuhnya dirinya sadar akan tubuh Jalal yang memeluk tubuhnya dengan lengan jantannya yang kuat menahannya, bahkan dalam tidurpun Jodha bisa merasakan dominasi Jalal terhadap dirinya untuk memastikan bahwa Jodha tetap diranjang bersamanya. Dilihatnya laki laki itu yang baru beberapa hari menjadi suaminya masih tertidur pulas disampingnya bagaikan seorang bayi yang tidak bersalah namun dengan kumis yang tertata rapi diatas bibirnya tetap memperlihatkan karakter wajahnya yang jantan, Jodha tersenyum memandangi suaminya, Jodha teringat ketika dulu dirinya sangat jengah bila melihat Jalal berdiri didepannya tapi kali ini bila Jalal tidak terlihat didepannya, Jodha bisa kelimpungan setengah mati. Dengan perlahan dan berhati hati Jodha mengangkat lengan Jalal sedikit sehingga menyisakan cukup ruang untuk menyelip turun dari bawah lengan Jalal, dan tak lama kemudian Jodha sudah berhasil terlepas dari pelukkan Jalal, Jalal hanya menggeliat kecil kemudian membalikkan tubuhnya membelakangi Jodha, sehingga terlihat punggungnya yang putih bak pualam terpapar didepannya.
Jodha segera menyambar kimono sutra hitamnya yang motif bunga bunga kecil kemudian dililitkannya tali kimono itu ditubuhnya dan bergegas masuk ke kamar mandi. Semalam dirinya tidak sempat membersihkan make up, matanya jadi seperti mata badut karena belepotan maskara, rambut panjangnyapun berantakan, sambil menyisir rambut dan menjepitnya di atas kepalanya Jodha kembali teringat apa yang terjadi semalam bersama Jalal, sebuah pengalaman yang sungguh indah yang tidak akan dilupakannya sampai kapanpun, walaupun memang pada awalnya sakit seperti yang dikatakan Moti tapi setelah itu semuanya tidak perlu dikhawatirkannya lagi, sambil mengusap sisa make up diwajahnya Jodha tersenyum geli ketika teringat saat dirinya mengaduh kesakitan sementara Jalal bingung dan merasa amat sangat bersalah. Setelah urusan wajah selesai, Jodha segera mandi dibawah kucuran air dingin yang membasahi sekujur tubuhnya sambil membayangkan betapa liarnya mereka berdua semalam setelah mencoba untuk yang kedua kalinya.
Selesai mandi, Jodha kembali mengenakan kimono sutra hitamnya, yang merupakan hadiah pernikahan dari tetangga depan rumahnya Himawari yang kabarnya dipesannya langsung dari Jepang. Dilihatnya Jalal masih tertidur pulas sambil menelungkupkan tubuhnya diranjang, Jodha sengaja tidak membangunkan suaminya itu, perlahan Jodha berjingkat keluar kamar dan segera menuju ke dapur, pagi ini Jodha ingin membuatkan sarapan spesial untuk Jalal, namun dirinya tidak tahu mau masak apa pagi ini karena semalam belum sempat ngecek ada apa isi didalam kulkas. Sesampainya didapur, didalam kulkas dilihatnya ada kornet sapi, jagung manis, telur, susu, wortel, buncis yang hanya tersisa sebagian, Jodha baru ingat kalau dirinya belum pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan. Sambil memanfaatkan sisa bahan makanan yang ada dan sekalian menghabiskannya, Jodha berencana membuat scramble egg kornet yang dicampur dengan jagung manis, wortel dan buncis. Pagi itu Jodha langsung asyik sendiri didapur hingga tak menyadari kalau ponsel yang dibawanya sedari tadi menjerit memanggil namanya, dilirik sekilas ada nama Moti tertera disana, Jodha segera menyambarnya sambil terus menyiapkan sarapan untuk Jalal.
“Selamat pagi nyonya Jalalludin Muhammad Akbar, bagaimana pertempuran semalam ? Berjalan lancar ? Sukseskan ?” suara Moti terdengar riang diujung sana, Jodha hanya menghela nafasnya dan berkata “Kamu ini yaa, mau tau banget urusan orang” Moti tertawa terbahak bahak “Lho ? Wajar kan kalau aku bertanya, aku kan ingin menguji sejauh mana pelajaran kama sutera yang aku berikan itu bisa diserap oleh muridku ini, itu penting ! Kamu masih baca bukunya kan ?” sekilas Jodha melirik kearah buku Kama Sutera yang dibawanya tadi yang diberikan Moti dimalam midodareni atau tepatnya sehari sebelum Jalal mengucapkan ijab kabul “Aku masih membacanya tapi masih ada beberapa bagian yang menurutku masih geli untuk melakukannya” Moti kembali tertawa terpingkal pingkal “Aku juga dulu gitu, tapi tenang saja, say … selama kita melakukannya dengan pasangan kita yang sah dan yang sangat kita cintai, dengan sendirinya kamu akan bisa melakukan hal itu, percaya deh !” Jodha hanya mengangguk angguk “Eh, Jo … sorry, Aira anakku nangis niii, biasa … nanti aku telfon lagi yaa” belum sempat Jodha berkata kata, Moti telah memutuskan sambungan telfonnya. Jodha kembali tenggelam dalam kesibukkannya didapur, gerakkan tangan Jodha membuat lengan kimononya yang panjang menjuntai bergerak kesana kemari dan tanpa Jodha sadari Jalal yang tiba tiba muncul ditangga tertarik dengan kimono Jepang Jodha yang panjang menjuntai.
Jalal segera menghampiri Jodha dan mengangkat tubuh Jodha tinggi tinggi, “Jalal, apa apaan ini ?” Jalal hanya tertawa kemudian memutar memutar tubuh Jodha penuh semangat, awalnya Jodha keheranan dengan tingkah Jalal, namun tak lama kemudian Jodha mulai menikmatinya, dirinya merasa seperti pesawat terbang dengan kedua lengan yang mengepak ngepak diudara, Jalal masih tersenyum lebar ketika menurunkan Jodha kelantai “Ini kimono hadiah tetangga depan ?” Jodha menganggukkan kepalanya “Kamu belum mandi ?” Jalal yang saat itu hanya mengenakan celana pendek bermuda dengan dada terbuka menyeringai sambil menggelengkan kepalanya “Belum … karena pagi ini aku mau berenang dulu, setelah menikmati malam liar kita semalam, ternyata aku tidak perlu membutuhkan minuman anggur untuk membuatmu liar” Jodha tersipu malu sambil melirik Jalal dengan bola matanya yang bulat membuat Jalal merasa gemas “Apa yang tidak bisa aku lakukan untuk suamiku ? Aku bisa menjadi sangat liar hanya untuk suamiku saja” Jalal mencoba mendekat kearah Jodha, hendak menciumnya, namun Jodha segera mendorong bahu Jalal agar menjauh darinya “Mandi dulu ! Bau !” Jalal tertawa terbahak bahak kemudian ngeloyor pergi dan menceburkan dirinya dikolam renang.
Sementara Jalal asyik merenggangkan tubuhnya dengan bolak balik melakukan beberapa lap dikolam renang, Jodha kembali sibuk dengan kegiatannya didapur tak lama kemudian, Jalal keluar dari kolam renang dengan kimono handuknya dan ikut bergabung dengan Jodha dimeja makan tanpa mandi terlebih dahulu “Kalau mau sarapan, mandi dulu dong”, “Aaah aku sudah lapar, aku mau makan makanan buatan istriku tercinta” mendengar kata kata gombal Jalal, Jodha langsung memasang muka jeleknya mengejek ke Jalal, Jalal tertawa terpingkal pingkal “Kamu itu yaa, kalau suami lagi memuji istrinya itu harus diterima dengan tulus karena suami itu memuji dengan tulus”, “Gombal !” ujar Jodha sambil melengos menuju ke dapur kembali “Mau kopi apa teh ?” tanya Jodha dari arah dapur yang bersebrangan dengan meja makan “Kopi susu tapi susunya yang dibotol didalam kulkas itu ya, sayang” Jalal menyeringai senang “Oh iya, Jo … ibu tadi telfon, kalau dia mau ngirim pembantunya untuk kita” ujar Jalal sambil mencicipi biskuit coklat yang disedikan Jodha dimeja “Kapan ibu telfon ?”, “Tadi waktu aku masih tidur dikamar, aku terbangun juga gara gara telfon ibu” ujar Jalal dengan mulut yang penuh “Kalau ngomong jangan sambil makan, nanti tersedak, nih kopinya”, “Terima kasih, sayang” Jalal segera meniup niup kopi buatan Jodha.
“Sarapan yuuk, aku sudah lapar” Jodha segera mengambilkan nasi mentega dan scramble egg buatannya untuk Jalal, Jalal menyeringai senang sambil terus memandangi Jodha yang pagi itu tampil apa adanya tanpa make up “Aku memang nggak salah pilih, istriku ini selain jago masak, ternyata juga cantik luar dalam dan pintar merawat suami” Jodha kembali memasang muka jelek “Iiisssh jelek banget !” Jodha terkekeh melihat Jalal yang tiba tiba cemberut “Sudah aah, nggak usah gombal gombalan, sekarang ayoo makan dulu !” Jalal sangat menikmati sarapan buatan Jodha “Lalu siapa yang mau ibu kirim buat kita ?”, “Dia juga sepasang suami istri, sama seperti kita, pengantin baru tapi mereka baru 1 bulan, kebetulan yang cowok itu anak pembantu ibu yang sudah ikut ibu tahunan lamanya, nah anaknya itu sopir ibu”, “Siapa namanya ?” Jodha mulai tertarik dengan pembicaraan Jalal sambil terus menikmati sarapan mereka “Namanya Shivani dan Tejwan, mereka akan jadi pembantu dan sopir kita mulai sekarang” Jodha mengernyitkan dahinya “Sopir ? Aku kan nggak butuh sopir” Jalal menghentikan suapan yang sudah sampai diujung mulutnya “Mulai hari ini, aku rasa kamu butuh sopir, Jo … maksudku biar kamu nggak capek dijalan saat mau kerja, kerjaanmu kan selalu pindah pindah tempat, pagi disini, siang disana, sore dimana jadi aku putuskan kamu butuh seorang sopir” ujar Jalal lalu menyuapkan makanan disendoknya tadi “Lalu rencana beli mobil baru jadi ?” sesaat Jodha tertegun “Kamu kan bilang sendiri kalau mobil lamamu itu, mau kamu berikan ke adikmu, Sukaniya pas dia ultah nanti” Jodha menepuk dahinya sendiri “Oh iya, aku lupa ! Sebentar lagi kan Sukaniya ulang tahun tapi sebenarnya kasihan juga yaa ngasih dia mobil bekas”, “Tapi belum setahun juga kan kamu pakai mobil Chevrolet minimu itu”
“Iya juga sih, tapi mungkin aku mau kasih bonus ke dia, kamu mau bantu aku kan ?” Jalal menatap Jodha keheranan “Bantu apa ?” Jodha meringis menunjukkan barisan giginya yang putih “Bantu aku nambahin duit buat beli tas untuk kado Sukaniya, yaaa buat jaga jaga saja, siapa tahu nanti kalau sisa uangku yang buat beli mobil nggak cukup, jadi kita patungan gitu” Jalal menggeleng gelengkan kepalanya merasa keheranan “Bukannya semua uangku sudah kamu pegang ?”, “Iya sih tapi kan harus ada laporan pertanggungjawabannya buat apa uang itu aku pakai, karena tasnya ini harganya bisa dikatakan cukup merogoh kantong, kamu nggak masalah kan ?” Jalal hanya menganggukkan kepalanya “Maksudku begini, kado dari kita ini selain sebagai kado ulang tahun juga sekalian sebagai kado kelulusannya, kamu setuju ?”, “Aku setuju” tiba tiba ponsel Jalal berbunyi cukup nyaring, Jodha segera mengambil ponsel Jalal yang terletak dimeja dapur, dilihatnya disana nama Rukayah memanggil “Dari Rukayah” Jodha segera memberikan ponsel tersebut ke Jalal “Hallo, ada apa Rukayah ?”, “Jalal, aku sudah ada didepan, pintu rumah masih kamu kunci ya ? Aku bel dari tadi kok nggak keluar keluar sih ?” suara Rukayah terdengar melengking diujung sana “Oh iya, sorry …. aku lupa mau betulin bel pintu depan, emang agak korslet jadi nggak bunyi, sebentar aku buka ya” Jalal segera melangkah kedepan rumah untuk membukakan pintu untuk Rukayah, entah mengapa Jodha jadi merasa ilfil begitu mendengar kalau Rukayah berkunjung kerumah mereka pagi itu.
Tak lama kemudian, Jalal kembali ke ruang makan bersama Rukayah yang menggelanyut manja ditangannya “Jodha, lihat siapa yang datang” Jodha berusaha menyambut kedatangan Rukayah dengan senyumannya yang dibuat buat “Apa kabar, Jodha ? Long time no see yaa … lama banget ya kita nggak ketemu, begitu ketemu, eh kalian udah married, selamat ya” kali ini Jodha mencoba untuk tersenyum tulus “Terima kasih, Rukayah … kapan kamu pulang ?”, “Baru kemarin makanya aku nggak bisa datang kepesta pernikahan kalian, sorry banget yaa” ujar Rukayah dengan gayanya yang sok dibuat ramah terhadap Jodha “Aku dengar kamu lagi meniti karir di Amrik, bener ?”, “Yaa begitulah … doain yaa, semoga bisa tembus Hollywood”, “Itu pasti ! Oh iya, kamu belum sarapan kan ? Lebih baik kamu sarapan dulu, aku mau berenang lagi” ujar Jalal sambil melepas kimono handuknya “Berenang ? Iiih mau banget tapi bentar aku punya kado buat pernikahan kalian berdua, ini sengaja aku beli di Amrik, khusus untuk kalian berdua” Rukayah mengeluarkan sebuah botol anggur dengan bentuknya yang sangat unik dengan sebuah batang lilin yang terletak diatasnya yang masih dibungkus dalam sebuah dus mika transparant “Apa itu ?” Jodha merasa penasaran dengan kado dari Rukayah “Ini sebenarnya lilin, cuma packagingnya aja yang unik pake botol whiskey gini, aku sengaja beli ini buat kalian jadi kalau pas mati lampu, kan tinggal nyalain lilin ini aja, bagus kan ? Nii aku beli 5 biji buat kalian, bagus kan ?”, “Waaah bagus juga, idemu boleh juga” Jalal memuji Rukayah tulus.
Sementara itu dengan kehadiran botol whiskey didepannya kali ini, sedikit banyak membuat Jodha teringat kembali insiden di diskotik Cassanova, karena gara gara botol beralkohol itu namanya jadi pemberitaan dimana mana, Rukayah tersenyum sinis sambil melirik kerah Jodha yang sedikit termenung, karena memang ini yang diharapkan Rukayah, botol whiskey ini mampu membuat Jodha tidak bisa melupakan kenangan pahitnya itu. Ketika Jalal sudah kembali menceburkan dirinya kedalam kolam renang, tanpa ragu ragu Rukayah langsung mencopot celana jins dan kemeja yang dikenakannya tadi hingga tinggal tersisa celana short pendek dan kaos ketatnya yang membentuk ditubuhnya dan bergegas menyusul Jalal masuk kedalam kolam renang, dari meja makan Jodha hanya bisa menatap kebersamaan mereka dikolam renang dengan perasaan yang miris. Rendezvous bag 35 by Sally Diandra